Metode Homotopi Penyelesaian masalah gelombang dispersi taklinear dengan menggunakan metode homotopi

                0.5 0.5 2 2 0.5 2 2 2 0.5 2 2 2 2 cosh sinh cosh sinh sinh k k k k                                      2.24 Karena sinh , d d     maka diperoleh sinh csch ,     dan cosh coth .    2.25 Selanjutnya dengan menggunakan persamaan 2.15, 2.23, 2.24 dan 2.25, serta , k    maka persamaan 2.23 berbentuk 2 0.5 2 2 2 0.5 2 , 2 coth[ ], , 2 csch [ ], u x t k k x x t x t k k x x t                        2.26 dan persamaan 2.24 berbentuk               0.5 0.5 2 2 0.5 2 2 2 0.5 2 2 2 2 , coth[ ] csch[ ] , coth[ ] csch[ ] csch [ ]. u x t k k x x t k k x x t x t k k x x t k x x t k k x x t                                                2.27 Persamaan 2.26 dan 2.27 merupakan penyelesaian gelombang berjalan untuk persamaan WBK. Persamaan 2.26 dan 2.27 adalah persamaan yang akan digunakan sebagai pembanding dengan penyelesaian persamaan WBK dengan menggunakan metode homotopi. Konsep dasar metode homotopi akan diberikan pada bagian berikut.

2.3 Metode Homotopi

Berikut ini diberikan ilustrasi dari konsep metode homotopi. Misalkan diberikan persamaan diferensial berikut:   0, v t t   2.28 dengan operator turunan, t variabel bebas dan   v t fungsi yang akan ditentukan. Selanjutnya didefinisikan pula suatu operator linear yang memenuhi   0, f  bila 0. f  2.29 Misalkan v t merupakan pendekatan awal dari penyelesaian persamaan 2.28 dan [0,1] q  suatu parameter. Didefinisikan fungsi real     ; : Ω 0,1 t q    R, dan suatu fungsi H sebagai berikut :         ; 1 H q q v t q            2.30 dengan suatu fungsi sebarang. Berdasarkan persamaan 2.30, untuk q  dan 1 q  masing-masing memberikan persamaan berikut:       ; 0 ; 0 [ ; 0 ] H t t v t         dan     ;1;1 ;1 . H t t        2.31 Menurut persamaan 2.28, 2.29 dan 2.30 diperoleh bahwa fungsi ; 0 t v t   dan ;1 t v t   masing-masing merupakan penyelesaian dari persamaan [ ;0;0] 0 dan [ ;1;1] 0. H t H t     Selanjutnya, misalkan fungsi , t q  penyelesaian dari persamaan [ ; ] 0 H q   atau       1 . q v t q           2.32 Selanjutnya, penurunan m kali persamaan 2.32 terhadap , q dengan q  dan dibagi m akan diperoleh bentuk persamaan orde ke-m berikut: 1 1 [ ] m m m m m x t x t R v      2.33 dimana 1 1 1 1 ; ] 1 [ m q m m m R v t q m q          2.34 dan 0, 1 . 1, 1 m m m        2.35 Dengan menggunakan deret Taylor, , t q  dapat diuraikan menjadi 1 ; , m m m t q v t v t q       2.36 dimana 1 ; . m m m q t q v t m q      2.37 Jika persamaan 2.37 dengan 1, q  maka diperoleh 1 , m m m v t v t v t q      2.38 dengan v t adalah pendekatan penyelesaian awal dan m v t diperoleh dari penyelesaian persamaan 2.33. Dengan demikian peningkatan nilai q dari 0 ke 1 menyatakan perubahan nilai [ ; ] H q  dari   [ ] v t   ke   .  Dalam topologi hal ini disebut dengan deformasi. Selanjutnya, untuk lebih memahami metode ini, misalkan diberikan suatu masalah nilai awal berikut: 4 3 4 4 0, 3 0, t t d x t y t e t dt d y t x t e dt         2.39 dengan syarat awal 0 0 x  dan 0 0. y  Penyelesaian eksak dari masalah nilai awal tersebut adalah 2 2 3 2 1, 1. t t t x t e e y t e t       2.40 Berikut ini akan dicari penyelesaian persamaan 2.39 dengan menggunakan metode homotopi. Untuk itu, misalkan operator taklinear diberikan sebagai berikut: 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 ; [ ; , ; ] 2 ; 4, ; [ ; , ; ] ; 3 , t t t q t q t q t q e t t q t q t q t q e t                    2.41 dan opertor linear diberikan sebagai berikut: 1 1 1 ; [ ; ] , t q t q t      dan 2 2 2 ; [ ; ] . t q t q t      2.42 Selanjutnya x t dan y t diperoleh dari persamaan berikut: 1 1 , , m m m m m m x t x t x t q y t y t y t q           2.43 dimana 1 2 ; 1 ; 1 . m m m q m m m q t q x t m q t q y t m q           2.44 Kemudian m x t dan m y t diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut: 1 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 ; , ; ] 1 , 1 ; , ; ] 1 [ [ . 1 m m m m m q m m m m m q t q t q x t x t dt m q t q t q y t y t dt m q                           2.45 Dengan m  diberikan pada persamaan 2.35, yang bergantung pada nilai awal m x  dan 0. m y  Misalkan penyelesaian pendekatan awal x t t  dan 2 , y t t  dan 1 2 ,   maka menurut persamaan 2.45 diperoleh 3 2 1 4 3 3 5 2 , 3 t t x t e t t              3 2 2 2 3 2 4 1 3 3 5 2 45 45 51 6 10 3 3 , t t t x t e t t e t t t                 2 1 3 3 3 2 , t t e y t            2 2 2 3 4 2 3 1 3 3 18 18 9 12 2 2 3 , t t t y t e e t t t t                demikian seterusnya hingga diperoleh serangkaian penyelesaian 1 2 3 , , , ,... x x x x dan 1 2 3 , , , ,... y y y y Jika dipilih 1   , maka penyelesaian masalah nilai awal 2.39 dengan metode homotopi adalah: 2 4 3 3 2 2 4 3 12 1 9 9 8 ... 2 2 1 3 . 8 .. 3 3 t t x t e t e t t t t t t t y              2.46 Penurunan persamaan 2.46 diberikan pada lampiran 1c. Berikut ini akan digunakan bantuan software Mathematicha untuk menggambarkan hampiran penyelesaian masalah nilai awal dengan menggunakan metode homotopi pada persamaan 3.39 hingga orde ke-10 dan dibandingkan dengan penyelesaian pada persamaan 2.33. Jika parameter tambahan yang dipilih adalah 1,   maka akan memberikan galat yang sangat kecil jika dibandingkan dengan penyelesaian pada persamaan 2.33, seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 . Pada Tabel 2.1 terlihat bahwa semakin tinggi orde yang digunakan maka akan semakin mendekati penyelesaian eksak dan daerah kekonvergenan akan semakin bertambah. Penambahan daerah kekonvergenan juga bergantung pada parameter dan nilai pendekatan penyelesaian awal x t dan . y t Tabel 2.1 Galat antara penyelesaian dengan menggunakan metode homotopi dan secara eksak t xt yt Orde 3 Orde 5 Orde 10 Orde 3 Orde 5 Orde 10 -2 3.0570×10 1.6043×10 1 7.4468×10 -2 2.7276×10 1.6778×10 0.1485×10 -1.4 1.2330×10 1 4.1915×10 6.7802×10 -3 1.2196×10 0.4759×10 1.2817×10 -4 -1.2 3.8754×10 0.7482×10 3.0505×10 -4 0.4300×10 9.2775×10 -2 5.4570×10 -4 -0.8 0.7696×10 6.6384×10 -2 3.7768×10 -6 9.6882×10 -2 9.0410×10 -3 6.3819×10 -6 -0.4 4.9122×10 -2 1.0583×10 -3 1.9617×10 -9 7.0884×10 -4 1.5911×10 -4 3.1818×10 -9 0 4.9146×10 -15 2.8066×10 -14 1.1419×10 -11 1.6653×10 - 3.5426×10 - 1.0887×10 - 0.4 5.4751×10 -2 1.1430×10 -3 2.4248×10 -9 1.0578×10 -2 2.1180×10 -4 3.3101×10 -9 0.8 0.9664×10 7.7811×10 -2 5.2760×10 -6 0.2161×10 1.6051×10 -2 6.9862×10 -6 1.2 0.5600×10 1 0.9609×10 5.0463×10 -2 0.14394×10 1 0.2205×10 6.2688×10 -4 1.6 0.2108×10 2 0.5981×10 1 1.3312×10 -2 0.6159×10 1 1.5227×10 1.5506×10 -2 2 0.6400×10 2 0.2590×10 2 0.17404×10 0.2093×10 2 0.7279×10 1 0.1901×10 III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Analisis Metode