mendiskusikan isi bacaan, dan membangun hubungan antara ide tertulis dengan pengalaman. Pakar lain, Brown 2001: 323-330 mengemukakan beberapa
aktivitas selama membaca yang antara lain mengidentifikasi ide utama bacaan, mengembangkan kosakata, memahami rencana pengarang, dan mendiskusikan
pertanyaan bacaan. Secara lebih sederhana Nuttall 1996: 161-163 mengemukakan beberapa aktivitas selama membaca yakni meliputi aktivitas
individu, aktivitas kelompok, dan aktivitas perpaduan antara individu dan kelompok. Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan aktivitas tersebut adalah
mengerjakan berbagai tugas berdasarkan isi bacaan. Melengkapi beberapa aktivitas di atas, Wilson dan Chavez, K. 2014 mengemukakan lima aktivitas
pada tahap membaca, yakni mengidentifikasi informasi yang relevan, visualisasi, membuat inferensi, mengajukan pertanyaan, dan membuat hubungan.
Berdasarkan uraian di atas, aktivitas membaca yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan dan kebiasaan membaca antara lain 1 menemukan
inti gagasan, 2 mengidentifikasi kata kunci, 3 mengutip bacaan, 4 menjaring data, 5 mengisi format isi bacaan, 5 merespons bacaan, 6 membuat peta
konsep bacaan, 7 sharing ide dan diskusi, 8 menguji prediksi, 9 menjaring kata sulit, 10 menguji fakta opini, dan lain-lain.
c. Kegiatan Pascabaca
Kegiatan pascabaca merupakan tahapan pembelajaran membaca yang bertujuan untuk menguji kemampuan membaca sekaligus memantapkan
kemampuan membaca para siswa. Tompkins dan Hoskisson 1991: 270 menjelaskan bahwa tahap ini pada dasarnya tahapan yang dilakukan untuk
mengeksplorasi respons yang dibuat selama membaca dan selanjutnya memperluas respons tersebut dalam berbagai bentuk. Selanjutnya Tompkins dan
Hoskisson 1991: 271 menjelaskan beberapa bentuk respons yang dapat dikembangkan dalam tahap pascabaca antara lain sebagai berikut.
1 Menuliskan kembali cerita. 2 Membandingkan bacaan yang telah dibaca dengan bacaan lain.
3 Mendramatisasikan cerita. 4 Menggambarkan cerita yang telah dibaca.
5 Membuat boneka tangan untuk menceritakan kembali bacaan. 6 Melakukan penelitian pengayaan topik yang dibaca.
7 Melakukan wawancara dengan nara sumber. 8 Membuat diorama cerita yang telah dibaca.
Beberapa kegiatan pascabaca juga dikemukakan Brown 2001: 315 yakni menjawab pertanyaan yang bersifat pemahaman, mengidentifikasi tujuan
pengarang, mendiskusiulangkan alasan penulis menulis bacaan dalam sudut
143
pandang tersebut, menguji kemampuan gramatika bahasa yang terdapat dalam bacaan, menulis berdasarkan isi bacaan, dan mengembangkan kosakata
berdasarkan isi bacaan. Sejalan dengan Brown, Cox 1999: 277 dan Tierney, et al. 1995: 31 mengemukakan beberapa alternatif kegiatan pascabaca sebagai
kegiatan evaluasi dan tindak lanjut yang antara lain menghidupkan kembali cerita, mempelajari kosakata, membuat berbagai respons melalui menggambar, menulis,
membuat karya seni, dramatisasi, membangun karya kreatif, dan lain-lain. Wilson dan Chavez, K. 2014 mengemukakan tiga alternatif lain yakni menyimpulkan,
mengevaluasi teks, dan mengonfirmasi kembali pemahaman bacaan.
Sejalan uraian di atas, beberapa aktivitas pada tahap pascabaca yang dikembangkan antara lain 1 menulis rangkuman, 2 membuat komik cerita
bergambar sederhana, 3 menceritakan kembali, 4 menjawab pertanyaan, 5 membuat peta cerita peta perjalanan tokoh, 6 membuat alat wacana peragaan,
7 memerankan, 8 memperluas cerita, 9 melengkapi cerita, dan 10 mengubah jenis genre. Seluruh aktivitas ini dapat dipilih guru sesuai dengan
model atau metode pembelajaran membaca yang relevan.
Berdasarkan berbagai tahapan pembelajaran membaca di atas, jelaslah pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus mencerminkan tiga
tahapan yakni prabaca yang identik dengan kegiatan awal pembelajaran, tahap membaca, dan tahap pascabaca yang identik dengan kegiatan inti dan penutup
pembelajaran. Tahapan-tahapan ini wajib sifatnya karena melalui tahapan inilah akan tergambar jelas aktivitas siswa belajar. Hal ini sejalan dengan konsep
pembelajaran bahwa pembelajaran adalah serangkaian aktivitas siswa belajar. Tanpa aktivitas siswa kegiatan yang dilakukan bukan pembelajaran membaca.
D. Metode-Metode Pembelajaran Literasi Membaca Berbasis Konsep MID 1. Metode Pembelajaran Literasi Membaca untuk Ilmu Sains
a. Metode KWL Know–Want to Know–Learned 1 Tujuan
KWL menyajikan tiga langkah prosedur baca yang membantu guru lebih responsif dalam membantu siswa memperoleh pengetahuan ketika
membaca wacana ekspositoris. Metode KWL sangat berguna untuk membiasakan siswa menentukan tujuan membaca sebelum membaca dan
mengaktifkan siswa sebelum, saat, dan sesudah membaca.
2 Rasional KWL diciptakan atas dasar bahwa membaca akan berhasil jika diawali
dengan kepemilikan skemata atas isi bacaan. Oleh sebab itu, metode ini dikembangkan oleh Ogle untuk membantu guru menghidupkan latar belakang
pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Metode KWL melibatkan 3
144
langkah dasar yang menuntun siswa dalam memahami sebuah wacana. Tiga langkah dasar dalam KWL ini berisi berbagai kegiatan yang berguna
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa di antaranya curah pendapat, menentukan kategori dan organisasi ide, menyusun pertanyaan
secara spesifik, dan mengecek hal-hal yang ingin diketahuidipelajari siswa dari sebuah bacaan.
3 Tahapan Metode KWL
Tahap Prabaca a Tahap Know Apa yang saya ketahui
Langkah pertama ini terdiri atas dua tahap yakni curah pendapat dan menghasilkan kategori ide. Curah pendapat dilakukan guna menggali
berbagai pengetahuan yang telah siswa miliki tentang topik bacaan. Berdasarkan curah pendapat tersebut, selanjutnya guru membimbing siswa
guna dapat membuat kategori ide yang mungkin terkandung dalam wacana yang akan dibacanya.
Misalnya, wacana yang kita baca berjudul “Membuat Tempe yang Berkualitas”. Pada tahap curah pendapat guru bertanya kepada siswa
tentang pengetahuan awalnya tentang tempe dengan pertanyaan “Apa yang kalian ketahui tentang tempe?” Jawaban siswa sebaiknya ditulis di papan
tulis atau media lainnya dan selanjutnya guru mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa yang mencurahkan pendapatnya guna memperdalam
pengetahuan siswa tersebut, misalnya”Dari mana kamu tahu itu?”, “Bagaimana kamu bisa membuktikannya?” dan sebagainya.
Pada tahap selanjutnya guru, membantu siswa menyusun kategori ide yang mungkin terdapat dalam wacana. Pada saat ini guru bisa bertanya
kepada siswa misalnya ”Menurut pendapat kalian apa saja ide kunci yang terdapat dalam wacana yang akan kita baca?” Jawaban dari siswa tersebut
selanjutnya disusun secara sistematis membentuk kategori konsep, misalnya a bahan baku tempat, b kriteria bahan baku, c peralatan
membuat tempe, d lamanya waktu yang dibutuhkan, e kemasan tempe, dan sebagainya.
b Tahap What I want to learn W apa yang ingin saya ketahui Pada tahap ini, guru menuntun siswa menyusun tujuan khusus
membaca. Dari minat, rasa ingin tahu, dan ketidakjelasan, yang ditimbulkan selama langkah pertama, guru mengajak siswa untuk membuat
berbagai pertanyaan yang jawabannya ingin diketahui siswa. Selanjutnya guru memformulasikan kembali pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
siswa dan kemudian pertanyaan-pertanyaan tersebut disajikan sebagai tujuan membaca.
145
Misalnya, siswa bertanya “Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membuat tempe?”, “Bagaimana langkah-langkah membuat tempe?”,
Hal apa yang harus diperhatikan agar tempe yang dibuat berkualitas?”, “Mengapa tempe dikemas dalam plastik atau daun?” dan sebagainya.
Pertanyaan-pertanyaan siswa tersebut selanjutnya guru susun di papan tulis agar semua siswa mengetahui tujuan atas kegiatan membaca yang akan
dilakukannya.
Tahap Membaca c Tahap What I Have Learned L.
Tahap ini diawali dengan kegiatan siswa membaca dalam hati wacana ekspositoris yang diberikan guru. Kegiatan merupakan tindak
lanjut untuk menentukan, memperluas, dan menentukan seperangkat tujuan membaca. Setelah selesai membaca, siswa menuliskan semua hal
yang telah diperolehnya dari kegiatan membaca sesuai dengan pertanyaan yang diajukannya pada tahap sebelumnya. Dalam kegiatan ini, guru
membantu siswa mengembangkan perencanaan untuk menginvestigasi pertanyaan-pertanyaan yang tersisa.
Tahap Pascabaca d Tahap tindak lanjut
Pada tahap ini berbagai pertanyaan yang tidak dapat siswa jawab setelah mereka membaca dibahas guru bersama siswa dalam diskusi kelas.
Setelah semua prioritas baca tuntas, jelas, dan lengkap, guru dapat menugaskan siswa menceritakan isi bacaan baik secara lisan maupun
tulisan sebagai bentuk kegiatan tindak lanjut.
b. Metode PORPE Predict, Organize, Rehearse, Practice, Evaluate 1 Tujuan