34
berpenghasilan , maka mereka mempunyai masalah sosial yang pada akhirnya berpotensi terlantar. Oleh karena itu, perlu pemberdayaan lanjut usia agar mereka tetap melaksanakan
fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara http:repository.usu.ac.idbistream123456789228764Chapter2011.pdf
diakses pada pukul 14.00 WIB, 17 Mei 2014 .
2.6. Kesejahteraan Sosial
2.6.1 Penegertian Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan sosial berasal dari kata “ sejahtera “. Sejahtera ini mengandung pengertian dari bahasa Sansekreta “ Catera “ yang berarti Payung. Dalam konteks ini,
kesejahteraan yang terkandung dalam arti “catera “ adalah orang yang sejahtera yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan, ketakutan, atau kekhawatiran
sehingga hidupnya aman dan tentram, baik lahir maupun batin. Sedangkan sosial berasal dari kata “ Socius “ yang berarti kawan, teman, dan kerja sama. Orang yang sosial adalah orang
dapat berelasi dengan orang lain dan lingkungannya dengan baik. Jadi kesejahteraan sosial dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana orang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat
berelasi dengan lingkungannya secara baik Sedangkan menurut Undang-undang No. 6 Tahun 1974 Pasal 2 ayat 1 kesejahteraan
sosial ialah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, materil maupun spritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin, yang memungkinkan
bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia dengan Pancasila Fahruddin, 2012 : 8-9 .
Universitas Sumatera Utara
35
2.6.2. Tujuan Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan Sosial mempunyai tujuan dalam rangka membantu lasia dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya , yaitu :
1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar kehidupan
pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan dan relasi-relasi sosial yang harmonis dengan lingkungannya.
2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat dan
lingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-sumber, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Selain itu, Schneiderman 1972 mengemukakan tiga tujuan utama dari sistem kesejahteraan sosial yang samapai tingkat tertentu tercermin dalam semua program
kesejahteraan sosial, yaitu pemeliharaan sistem, pengawasan sistem, dan perubahan sistem. 1.
Pemeliharaan Sistem Pemeliharaan dan menjaga keseimbangan atau kelangsungan keberadaan nilai-nilai
dan norma sosial serata aturan-aturan kemasyarakatan dalam masyarakat, termasuk hal-hal yang bertalian denagn defenisi makna dan tujuan hidup, motivasi bagi
kelangsungan hidup seorang atau kelompok, norma-norma yang menyangkut pelaksanaan peranan anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua dan peranan pria dan
wanita, norma-norma yang berhubungan dengan produksi dan distribusi barang dan jasa, norma-norma yang berhubungan dengan penyelesaian konflik dalam masyarakat.
2. Pengawasan Sistem
Melakukan pengawasan secara efektif terhadap prilaku yang tidak sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial.
Universitas Sumatera Utara
36
3. Perubahan Sistem
Mengadakan perubahan ke arah berkembangnya suatu sistem yang lebih efektif bagi anggota masyarakat Fahruddin, 2012 : 10-12 .
2.7. Kerangka Pemikiran