18
2.2.4. Pendekatan Pekerjaan Sosial
Peraktek pekerjaan sosial dilaksanakan dalam dua cara, yaitu secara langsung berhadapan dnegan klien, baik secara individual maupun dalam kelompok, dan secara tidak
langsung berhadapan dengan klien , dalam arti memusatkan perhatian pada institusi kesejah teraan sosial, pada lembaga-lembaga atau organisasi kesejahteraan sosial, pada evaluasi ,
analisis, perumusan dan pengembangan program-program kesejahteraan sosial. Pendekatan
praktek semacam ini kadang-kadang disebut juga sebgai jalur klinis dan jalur perubahan
sosial, pelayanan pada individu, keluarga , dan kelompok, dan pelayanan perubahan sosial, pelayanan mikro dan makro.
Dalam kaitan dengan masyarakat, pekerjaan sosal pada umumnya menggunakan peraktik tidak langsung. Tetapi ada aspek-aspek dalam bekerja dengan masyarakat yang
bersifat praktik atau pelayanan langsung. Hal ini misalnya kalau pekerja sosial memberikan pelayanan kepada kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi masyarakat yang
memerlukan pelayanan langsung Gilbert, Miller, 1980 Fahruddin, 2012 : 70-71 .
2.2.5. Peranan Pekerja Sosial Dalam Menangani Masalah Sosial
Menurut Walter A Friedlander dalam Muhidin 1992:7, Pekerjaan Sosial adalah suatu pelayanan professional yang dilaksanakan pada ilmu pengetahuan dan keterampilan
dalam relasi kemanusiaan yang bertujuan untuk membantu, baik secara perorangan maupun didalam kelompok untuk mencapai kepuasan dan ketidaktergantungan secara pribadi dan
sosial. Pekerjaan sosial berusaha untuk membantu individu, kelompok dan masyarakat
mencapai tingkat kesejahteraan sosial, mental dan psikis yang setinggi-tingginya. Permasalahan dalam bidang pekerjaan sosial erat kaitannya dengan masalah fungsi sosial,
yaitu kemampuan seseorang untuk menjalankan peranannya sesuai dengan tuntutan
Universitas Sumatera Utara
19
lingkungannya. Oleh karena itu, usaha-usaha untuk memberikan pelayanan social, baik secara langsung maupun tidak langsung, juga diarahkan untuk membantu individu, kelompok
maupun masyarakat dalam menjalankan fungsi sosialnya. Pekerja-pekerja sosial menyediakan pelayanan-pelayanan pertolongan dalam arti yang
dikenal dalam praktek pekerja sosial. Praktek pekerjaan sosial ini merupakan realisasi daripada tugas fungsional didalam system kesejahteraan sosial guna membantu orang-orang
dalam usaha mereka memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasarnya. Praktek pekerjaan sosial dapat didefinisikan sebagai kontelasi nilai, tujuan, pengetahuan dan metoda. Praktek
pekerjaan sosial dikembangkan dari perangkat tujuan-tujuan professional sebagai yang diyakini dan diakui oleh masyarakat umum dan para pekerja sosial. Dari kerangka teori
pengetahuan praktek, profesi pekerjaan social, yaitu yang berhubungan dengan metoda- metoda petolongan, proses-proses dan peranan-peranan.
Ada beberapa defenisi praktek pekerjaan sosial : 1.
Kegiatan interventif yang diarahkan pada tujuan-tujuan dan dibimbingdidasari oleh nilai-nilai, pengetahuan, dan teknik yang secara kolektif diakui, diterima serta
dikembangkan oleh profesi pekerjaan sosial. 2.
Praktek pekerjaan sosial merupakan penerapan ilmu pengetahuan mengenai tingkah laku yang ditujukan untuk mengadakan perubahan perencana pada individu-individu,
kelompok-kelompok serta system-sistem sosial. Tindakan-tindakan yang ditujukan kearah perubahan didasari oleh nilai-nilai metoda
serta teknik-teknik yang diakui, diterima dan dikembangkan oleh profesi pekerja sosial. Jadi, pekerjaan sosial merupakan praktek professional dalam pengertian bahwa tindakan serta
pelayanan-pelayanan yang diberikannya dilaksanakan oleh anggota-anggota yang berpendidikan khusus dan secara formal diakui dan diterima oleh dan didalam profesi
pekerjaan sosial. Para pekerja social mampu melakukan penilaian yang kompleks yang
Universitas Sumatera Utara
20
diperlukan bagi pemecahan masalah-masalah manusia didalam suatu bidang kompetensi yang telah ditentukan.
Seorang pekerja sosial, mempunyai pemahaman tentang pribadi dan tingkah laku manusia serta lingkungan sosialnya atau kondisi dimana manusia itu hidup. Menurut
pandangan Zastrow, setidaknya ada beberapa peranan yang biasa dilakukan oleh pekerja sosial, yaitu :
1. Enabler
Sebagai Enabler, seorang pekerja social membantu masyarakat agar dapat mengartikulasikan pola sikap kebutuhan mereka, mengidentifikasi masalah mereka dan
mengembangkan kapasitas mereka agar dapat menangani masalah yang mereka hadapi secara lebih efektif.
2. Broker
Peranan sebagai Broker, yaitu berperan dalam menghubungkan individu ataupun kelompok dalam masyarakat yang membutuhkan bantuan ataupun layanan masyarakat
community service. Broker dapat juga dikatakan menjalankan peran sebagai mediator yang menghubungkan pihak yang satu dengan pemilik sumber daya.
3. Expert
Sebagai expert tenaga ahli, ia lebih banyak memberikan saran dan dukungan informasi dalam berbagai hal. Misalnya saja, seorang tenaga ahli dapat memberikan usulan
mengenai bagaimana struktur organisasi yang biasa dikembangkan dalam masyarakat tersebut dan kelompok-kelompok mana saja yang harus terwakili. Seorang expert harus sadar
bahwa usulan dan saran yang diberikan bukanlah mutlak harus dijalankan masyarakat, usulan dan saran tersebut lebih merupakan masukan gagasan untuk menjadi pertimbangan
masyarakat ataupunorganisasi dalam masyarakat tersebut.
Universitas Sumatera Utara
21
4. Social Planner
Seorang social planner mengumpulkan data mengenai masalah social yang terdapat dalam masyarakat tersebut, menganalisanya dan menyajikan alternative tindakan yang
rasional untuk menangani masalah tersebut. Setelah itu perencana sosial mengembangkan program, mencoba mencari alternative sumber dan mengembangkan consensus dalam
kelompok yang mempunyai berbagai minat maupun kepentingan. Peran expert dan sosial planner saling tumpang tindih. Seorang expert lebih
memfokuskan pada pemberian usulan dan saran, sedangkan social planner lebih memfokuskan tugas-tugas terkait dengan pengembangan dan pengimplementasian program.
5. Advocate
Peran advocate merupaka peran yang aktif dan terarah. Dimana community worker menjalankan fungsi sebagai advocate yang mewakili kelompok masyarakat yang
membutuhkan suatu bantuan atau layanan. Tetapi, institusi yang seharusnya memberikan bantuan atau layanan tersebut tidak diperdulikan. Peran advokasi dapat dilihat dari apa yang
dilakukan oleh lembaga non-pemerintah yang menyampaikan tuntutan pada pemerintah agar pemerintah menyediakan ganti-rugi yang memadai bagi mereka yang terpuruk, atau agar
pemerintah meringankan biaya pendidikan.
6. Activist
Sebagai activist, seorang community worker melakukan perubahan institusional yang lebih mendasar dan sering kali tujuannya adalah pengalian sumber daya ataupun kekuasaan
pada kelompok yang kurang mendapatkan keuntungan. Seorang activist biasanya memperhatikan isu-isu tertentu, seperti ketidaksesuaian dengan hokum yang berlaku,
ketidakadilan dan perampasan hak. Seorang activist biasanya mencoba menstimulasikan
Universitas Sumatera Utara
22
kelompok-kelompok yang kurang diuntungkan tersebut untuk mengorganisir diri dan melakukan tindakan melawan struktur kekuasaan yang ada.
7. Educator
Dalam menjalankan peran sebagai educator pendidik, pekerja social diharapkan mempunyai keterampilan sebagai pembicara dan pendidik. Pekerja social harus mampu
berbicara didepan public untuk menyampaikan informasi mengenai beberapa hal tertentu, sesuai dengan bidang yang ditanganinya
2.3. Pekerja Sosial Masyarakat PSM