membuat saya tidak bersemangat, karena kebisingan dikelas membuat saya sulit menerima penjelasan guru, karena kebisingan dikelas membuat hasil nilai prestasi
saya menurun. Untuk observasi awal untuk tingkat kebisingan di lingkungan SMA Negeri 1 Medan melebihi dari tingkat kebisingan yang ditetapkan oleh
Menteri Lingkungan Hidup Nomor : Kep-48MENLH111996 Lampiran 1 yaitu 55 dB untuk lingkungan sekolah. Pengukuran awal tingkat kebisingan di SMA
Negeri 1 Medan diambil secara acak yang dianggap lokasi yang melebihi nilai ambang batas dan dekat dengan sumber kebisingan. Waktu pengukuran
kebisingan dilakukan pada pukul 07.00, 10.00 dan 15.00 sesuai ketentuan menurut Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-48MENLH111996. titik
pengukuran kebisingan dapat dilihat pada lampiran 2. Tabel 1.1. menunjukkan pengukuran awal tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan.
Tabel 1.1. Pengukuran Awal Tingkat Kebisingan di SMA Negeri 1 Medan
No Hari
Jam Nilai Titik Kebisingan dBA
A B
C D
E 1
Senin 07.00
71 72
69 57
55 2
10.00 72
71 69
56 56
3 15.00
70 71
68 57
56
Rata-rata 71
71 69
57 56
Sumber : Pengukuran secara langsung
Dari hasil observasi pendahuluan diatas maka penulis ingin Menganalisis Hubungan Tingkat Kebisingan Terhadap Minat Belajar Murid Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Medan dan mengetahui dampak kebisingan diruang kelas terhadap minat belajar murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka permasalahan pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan adalah untuk
mengetahui adanya hubunganminat belajar murid-murid SMAN 1 Medan terhadap tingginya tingkat kebisingan diruang kelas belajar, sehingga dilihat ada
yang mempengaruhi hasil nilai rapor murid di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dan mengetahui penyebab dampak kebisingan dikelas kepada murid-murid
SMA Negeri 1 Medan.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah mengetahui Hubungan Tingkat Kebisingan
Terhadap Minat Belajar dan Dampak Kebisingan terhadap Minat Belajar murid Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dan membuat rekayasa perbaikan untuk
mengetahui menanggulangi kebisingan. Tujuan Khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu :
1. Untuk menghitung tingkat kebisingan pada jam-jam kegiatan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Medan. 2.
Membuat peta kebisingan noise mapping di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan medan yang berada diruang kelas.
3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan kebisingan terhadap minat
belajar, dan dampak kebisingan di sekolah terhadap minat belajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan.
4. Membuat rekayasa penanganan kebisingan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Medan
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah
sebagai masukan atau rekomendasi bagi pihak sekolah untuk mengetahui seberapa besar dampak kebisingan terhadap minat belajar murid di sekolah dan
memberikan reakayasa perbaikan untuk menanggulangi kebisingan.
1.5. Batasan Masalah dan Asusmsi
Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan menghindari kemungkinan meluasnya pembahasan dari yang seharusnya diteliti,
maka penulis membuat batasan masalah dan asusmsi. Batasan masalah yang digunakan yaitu:
1. Penelitian dilakukan pada area SMA Negeri 1 Medan
2. Penelitian dilakukan pada murid-murid di SMA Negeri 1 Medan
3. Penelitian dilakukan pada ruang kelas untuk mengukur tingakat kebisingannya
4. Penelitian dilakukan untuk mengetahui minat belajar menurun tetap karena
kebisingan dikelas 5.
Waktu pengukuran selama bulan Maret 2015
6.
Metode pengukuran berdasarkan aturan Meteri Lingkungan Hidup No: Kep- 48MENLH111996.
7. Metode penentuan titik pengukuran berdasarkan European Commission
Working Group Assessment of Exposure to Noise WG-AEN 8.
Tingkat ketelitian yang digunakan 95 9.
Nilai rapor yang dikumpulkan hanya murid kelas XII dan ketika murid tersebut di kelas XI yang terkena pada zona merah dan kuning pada noise mapping.
Asusmsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Kondisi sekolah tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung 2.
Proses belajar mengajar berlangsung normal. 3.
Seluruh data yang dikumpulkan berdasarkan pengukuran yang sesuai prosedur yang ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
4.
Tidak ada perubahan metode pengukuran selama penelitian berlangsung 5.
Kondisi pendengaran murid-murid SMA Negeri 1 Medan dianggap normal
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Untuk memudahkan penelitian, pembahasan dan penelitian tugas akhir ini, maka dalam pembuatannya akan dibagi menjadi beberapa bab dengan sistematika
penulisan sebagai berikut. Bab I diuraikan latar belakang penelitian tentang minat, minat belajar,
faktor-faktor minat belajar, kebisingan, kebisingan di sekolah menyebabkan minat belajar terganggu dan menurun, dan mengetahui dampak kebisingan disekolah
menyebabkan minat belajar terganggumenurun. Selain itu, bab I juga membahas rumusan masalah yang berkenaan dengan dampak minat belajar terhadap tingkat
kebisingan, tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan minat belajar terhadap
kebisingan, dan dampak kebisingan terhadap minat belajar, asumsi dan batasan masalah penelitian serta manfaat penelitian untuk SMA Negeri 1 Medan.
Bab II berisikan sejarah sekolah, ruang lingkup sekolah, jumlah murid, proses belajar- mengajar, aktifitas sekolah. Bab II juga berisi beberapa hal yang
mendukung informasi mengenai SMA Negeri 1 Medan. Bab III diuraikan teori – teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan
yang dikaji dengan tugas akhir, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Landasan teori mencakup teori – teori yang
mendukung permasalahan dan teori mengenai kebisingan, dampak dan perbaikan. Bab IV berisikan mengenai jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
kerangka berfikir, tahapan penelitian, variable penelitian, metode dan instrumen penelitian, langkah – langkah pengumpulan data, analisis dan pemecahan
masalah, kesimpulan dan saran. Bab V berisi tentang pengumpulan data pendahuluan, berupa
pengumpulan data kebisingan, pendapat murid mengenai tingkat kebisingan di SMA Negeri 1 Medan dan penentuan titik pengukuran terhadap tingkat
kebisingan di SMA Negeri 1 Medan. Mengidentifikasi data hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan berupa data tingkat kebisingan secara periodik.
Bab VI diuraikan mengenai analisis hasil pengolahan data berupa pengukuran tingkat kebisingan dan waktu produktif secara statistik maupun non
statistik. Selain itu juga diuraikan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan dan membuat rekayasa kebisingan untuk mengurangi kebisingan sekolah
Bab VII berisi kesimpulan dari masalah yang dibahas dalam penelitian dan menjawab tujuan tentang resiko dan pengendalian kebisingan. Sedangkan saran
diberikan tentang pengendalian kebisingan di SMA Negeri 1 Medan.
BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH
2.1 Sejarah Sekolah
Pendirian SMA Negeri 1 Medan dirintis pada tanggal 18 April - 1 September tahun 1950, pada mulanya berlokasi di Jalan Teuku Umar No. 1,
Medan. Sebelum menempati lokasi Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1 Medan, SMAN 1 Medan pernah berubah menjadi SMA darurat yang berlokasi di Jalan
Seram pada masa agresi Belanda yang kerap melakukan aksi polisionil
.
Dahulu, SMA Negeri 1 Medan sempat disebut sebagai SMA Teladan Medan. Pada tahun
1954, Kepala Urusan Pendidikan SMA Depdikbud menugaskan beberapa SMA negeri terpilih untuk mengadakan kurikulum baru. Sekolah-sekolah ini kemudian
disebut sebagai SMA Teladan di masing-masing kota tersebut. Didasari oleh SK Mendikbud nomor 12807ac pada tanggal 16 Desember
1957, beberapa SMA Teladan berdiri di Jakarta, Medan, Surabaya, Bukit Tinggi, dan Yogyakarta. SMA Teladan sendiri terdiri menjadi tiga bagian. Bagian A
bermaterikan Sastra Budaya, bagian B mengajarkan Ilmu Pasti, dan bagian C bermaterikan Sosial Ekonomi. Prof. Anwar Nasution Guru Besar FE UI, Ketua
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia 2004-2009 adalah salah satu alumni Smansa Medan saat masih bernama SMA Teladan Medan.
Tak lama kemudian, proyek SMA Teladan diterapkan di seluruh Indonesia. Sejak saat itu, nama SMA Teladan Medan berubah menjadi SMA
Negeri 1 Medan. Di era reformasi, sekolah ini sempat berubah menjadi SMU Negeri 1 Medan seiring perubahan nama Sekolah Menengah Atas menjadi
Sekolah Menengah Umum di seluruh Indonesia. Hingga kini, sekolah ini kembali disebut sebagai SMA Negeri 1 Medan Smansa Medan.SMAN 1 Medan
mempunyai 11 orang mantan kepala sekolah yang dari tahun 1950-2014, yang sekarang dipimpin oleh Dra. Hj Safrimi M. Pd. periode 2015- sampi sekarang,
2.2 Jumlah Guru, Pegawai Sekolah dan Murid
Jumlah guru dan pegawai sekolah menjelaskan tentang banyak tenaga pendidik atau guru dan pegawaiyang bekerja diSekolah Menengah Atas Negeri 1
Medan dan jumlah muridmenjelaskan tentang banyak murid yang bersekolah diSekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan. Rincian jumlah guru dan karyawan
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan dapat dilihat pada Tabel 2.1 sedangkanrincian jumlah muridsekolah menengah atas negeri 1 medan dapat
dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.1 JumlahGuru dan PegawaiSekolah Menengah Atas Negeri
1 Medan Orang
N o
Keteranga n
Laki- lakiOrang
PerempuanOran g
TotalOran g
1 Komite
Sekolah 1
2 Kepala
Sekolah -
1 3
Wakasek Sarana
Prasarana 1
1