BAB VI
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis
6.1.1. Analisis Tingkat Kebisingan di SMAN 1 Medan
Hasil pengukuran dan perhitungan di SMAN 1 Medan diperoleh data tingkat kebisingan disekolah lantai 1 tersebut adalah 64,75 dBA, dan lantai 2 adalah 63,37. Hasil
tingkat kebisingan di sekolah tersebut melebihi ketetapan tingkat kebisingan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup No: Kep-48MENLH111996 tentang baku kebisingan
disekolah yakni 55 dBA. Artinya tingkat kebisingan di SMAN 1 Medan untuk lantai 1 yakni 64,75 dBA 55 dBA, dan untuk lantai 2 yakni 63,37 dBA 55dBA Hal ini
diakibatkan suara – suara bising yang ditimbulkan dari suara kendaraan dijalan raya yang melintas di sepanjang jalan Teuku Cik Ditiro pada jam tertentu mengingat letak sekolah
didepan jalan Teuku Cik Ditiro. Dari hasil tingkat kebisingan sekolah dari jam 07.00-15.00 WIB didapatkan
tingginya tingkat kebisingan tersebut dan dianalisa dari tingkat kebisingan pada siang hari dimana untuk lantai 1 pada jam 07.00 WIB tingkat kebisingan sebesar 64,92 dBA dan
untuk lantai 2 pada jam 07.00 WIB tingkat kebisingan sebesar 63,81 dBA. Untuk lantai 1 pada jam 10.00 WIB sebesar 64,87 dBA dan Jam 15.00 WIB sebesar 64,63 dBA, dan
untuk lanti 2 pada jam 10.00 WIB sebesar 63,48 dBA dan jam 15.00 WIB dBA sebesar 62,83 dBA.
6.1.2. Analisis Peta Kebisingan noise mapping di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan
Hasil pengukuran tingkat kebisingan pada lokasi sekolah diperoleh noise mapping dengan melihat ruangan kelas yang masuk dalam zona merah dan kuning.
Berdasarkan tabel diatas bawah lantai 1 dan lantai 2 yang berada pada zona merah adalah kelas XII-IPA1- XII IPA 3 dimana tingkat kebisingan berada pada range
≥ 70 dbA sebesar 72,75 lantai1 dbA adalah kelas yang jaraknya lebih dekat dengan paparan
kebisingan yang bersumber dari kendaraan yang melintas di jalan Teuku Cik Ditiro. Untuk kelas lainnya berada pada zona kuning pada lantai 1 dan lantai 2 dengan range
tingkat kebisingan 67 – 64 dbA kelas XII IPA 5 - XI IPA 9, dan kelas XII IPA 4, XII IPS. Sedangkan Kelas lainnya seperti kelas XI IPA-1, XI IPA-11, XI IPS-, berada pada
zona hijau pada range tingkat kebisingan 66 – 62 dBA sedangkan kelas X-1 sampai X-12 berada pada zona biru pada range tingkat kebisingan 61 – 55 dbA. Hal ini disebabkan
ruangan kelas tersebut semakin jauh dari sumber Kebisingan.
6.1.3. Analisis Koefisien Korelasi Antara Tingkat Kebisingan dengan Minat belajar murid di SMAN 1 Medan
Hasil pengujian koefisein korelasi antara variabel tingkat kebisingan dengan minat belajar murid kelas XII ketika kelas XI adalah -0,90 menunjukkan adanya
hubungan timbal balik yang sedang atau cukup kuat antara tingkat kebisingan di kelas dengan perolehan minat belajar murid kelas XII ketika kelas XI.
Sedangkan hasil pengujian koefisein korelasi antara variabel tingkat kebisingan dengan minat belajar murid kelas XII adalah – 0,88 artinya menunjukkan adanya
hubungan timbal balik yang kuat antara tingkat kebisingan di kelas dengan perolehan minat belajar murid kelas XII. Hasil pengujian koefisien korelasi terhadap tingkat
kebisingan dengan minat belajar para murid menunjukkan secara terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antar variabel.
6.2. Pembahasan
6.2.1. Pembahasan Tingkat Kebisingan di Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Medan
Tingginya tingkat kebisingan pada SMA Negeri 1 Medan sebesar 64,75 dBA dikarenakan posisi sekolah yang berada di tepi jalan Teuku Cik Ditiro Medan yang
merupakan jalan raya yang dilalui kendaraan ± 40 kendaraan per menit dengan kecepatan 10 – 20 kmjam. Hal ini ditunjukkan dengan tingkat kebisingan tertinggi pada jam 07.00
WIB yang mewakili jam pengukuran 06.00 – 09.00 WIB adalah 64,92 dBA dikarenakan pada jam tersebut aktivitas masyarakat tinggi, banyaknya masyarakat melakukan aktivitas
bekerja dengan menggunakn kendaraan motor dan mobil, banyak masyarakat sekolah yang melewati disekitar SMA N 1 Medan,. Sedangkan tingkat kebisingan tertitinggi
kedua berada pada jam 10.00 WIB sebesar 64,44 yang mewakili jam pengukuran jam 09.00 WIB – 11.00 WIB yang merupakan jam masyarakat aktivitas belanja berdekatan
dengan Sun Plaza,banyak kendaraan yang melintasi SMAN 1 Medan didepan sekolah dan parkir bebas disekitar jalan raya SMAN 1 Medan, Sedangkan tingkat kebisingan
terendah pada jam 15.00 WIB sebesar 63,00 dBA yang mewakili jam 12.00 WIB – 15.00 WIB merupakan jam masyarakat tidak banyak beraktivitas sehingga sedikit kendaraan
yang melintas di sepanjang jalan Teuku Cik Ditiro hanya ± 10 - 20 kendaraan permenit
6.2.2. Pembahasan Peta Kebisingan Noise Mapping Tingkat Kebisingan di Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Medan
Hasil peta kebisingan atau noise mapping di SMA Negeri 1 Medan diperoleh bahwa kelas yang termasuk zona merah lantai 1 adalah kelas XII-IPA1 sampai dengan
XII IPA 3 dan termasuk zona kuning lantai 1 adalah kelas XII-IP5, XII-IP7, XII-IP9 , dan lantai 2 adalah XII-IPA4 sampai dengan kelas XII IPS.
6.2.3. Pembahasan Hubungan Tingkat Kebisingan terhadap Minat belajar SMA Negeri 1 Medan.
Hubungan tingkat kebisingan yang timbal balik antara tingkat kebisingan terhadap minat belajar murid kelas XI dengan murid yang sama yang ditunjukkan dengan
nilai koefisien korelasi -0,90 dengan hubungan yang kuat dan memiliki arti dimana semakin tinggi tingkat kebisingan diarea sekolah ruangan kelas maka minat belajar
murid kelas XI dengan murid yang sama akan menurun dan sebaliknya. Hubungan tingkat kebisingan yang timbal balik antara tingkat kebisingan
terhadap minat belajar murid XII yang ditunjukkan dengan nilai koefisien korelasi -0,88 dengan hubungan yang kuat dan memiliki memiliki arti dimana semakin tinggi tinggkat
kebisingan diarea sekolah ruangan kelas maka minat belajar murid XII akan menurun dan sebaliknya.
Hasil pengujian korelasi pada setiap kelas XII didukung dengan pengujian hipotesa terhadap minat belajar murid dengan posisi ruangan kelas, dimana semua
pengujian hipotesa menolak hipotesa Ho dan menerima hipotesa Hi yang artinya terdapa hubungan antara tingkat kebisingan dengan posisi ruangan kelas. Lokasi ruangan kelas
dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengetahui tingkat kebisingan terhadap perolehan minat belajar murid kelas XII. Pengujian hipotesa ini juga di dukung dengan
pengujian hipotesa terhadap minat belajar murid kelas XI dengan murid yang sama dan kesimpulan yang didapat menerima hipotesa Hi yaitu terdapat hubungan tingkat
kebisingan dengan minat belajar murid kelas XI dengan murid yang sama di SMA Negeri 1 Medan
Hubungan ini semakin kuat dengan melihat grafik perbedaan perolehan minat belajar para murid kelas XII. Terdapat perbedaan yang besar dari segi nilai para murid
ketika kelas XI dan kelas XII. Hal ini juga didukung dengan hasil persentasi sejumlah pernyataan murid dari hasil penyebaran kuesioner sehingga diperoleh kesimpulan bahwa
sebesar 26 murid berpendapat kebisingan menyebabkan murid menjadi pusing gangguan fisiologis, 26 Suara bising menyebabkan menjadi cepat emosi gangguan
psikologis, 24 Suara bising mengganggu komunikasi dengan teman sekelas ketika ada sebuah diskusi gangguan komunikasi dan 20 murid berpendapat minat belajar murid
kurang fokus karena kebisingan disekolah.
6.2.4. Pembahasan Rekayasa Perbaikan Tingkat Kebisingan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan
Adanya perbedaan dalam zona tersebut dikarenakan posisi kelas yang berada jauh sumber kebisingan sehingga semakin jauh kelas dari sumber kebisingan maka
tingkat kebisingan pada kelas ataupun area sekolah akan semakin kecil. Maka dapat dilakukan rekayasa untuk mengurangi tingkat kebisingan di sekolah, adapun rekayasa
perbaikan yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah anatara lain :
1. Penggunaan barrier penghalang kebisingan