Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah suatu keadaan suasana hati yang negatif yang ditandai dengan
adanya gejala ketegangan fisik dan ketakutan akan masa depan. Kecemasan yang dirasakan timbul dari konflik yang ada di
dalam diri seseorang terhadap sesuatu yang penyebabnya bisa disadari ataupun tidak. Dari beberapa pengertian diatas peneliti
menyimpulkan bahwa kecemasan menghadapi masa pensiun adalah suatu emosi dasar yang dimiliki oleh manusia yang
menghasilkan reaksi tubuh dalam mempersiapkan seseorang untuk “bertahan atau lari”, yang juga diartikan sebagai ketakutan
atau rasa takut yang timbul pada situasi yang belum terjadi, yaitu saat individu tersebut akan menghadapi masa pensiun.
2.1.2 Komponen- Komponen Kecemasan
Kecemasan menurut Sue 1986 dapat dimanifestasikan ke dalam empat komponen, yaitu:
a. Secara kognitif pikiran Komponen ini dapat bervariasi, dari rasa khawatir yang
ringan sampai panik. Individu terus mengkhawatirkan segala macam masalah yang mungkin terjadi dan sulit sekali untuk
berkonsentrasi atau
mengambil keputusan,
akan menimbulkan kekhawatiran lebih lanjut, dan ia juga akan
mengalami kesulitan tidur. b. Secara motorik gerak tubuh
Hal ini terjadi ketika seseorang menunjukkan gerakan yang tidak beraturan, seperti gemetaran sampai dengan goncangan
tubuh yang berat. Perilaku yang ditampilkan seperti gelisah, menggigit bibir, menggigit kuku atau jari. Individu sering
kali gugup dan mengalami kesulitan dalam berbicara. c. Secara somatik dalam reaksi fisik atau biologis
Ini dapat berupa gangguan pada anggota tubuh, seperti : sesak nafas, mulut kering, tangan dan kaki terasa dingin,
diare, sering buang air kecil, jantung berdebar, berkeringat, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, dan kelelahan
badan seperti pingsan. d. Secara afektif perasaan
Individu memiliki ketegangan dan cemas kronis. Dalam keadaan ini individu terus menerus dalam keadaan gelisah
dan khawatir tentang suatu bahaya, tidak peduli seberapa baik hal yang akan terjadi.
Komponen-komponen yang dikemukakan oleh David Sue 1986, adalah komponen yang digunakan dalam penelitian ini.
Dalam komponen ini, kecemasan dapat dimanifestasikan secara kognitif pikiran, afektif perasaan, motorik gerak tubuh, dan
somatik berhubungan dalam reaksi fisik atau biologis.
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Menghadapi Masa Pensiun
Menurut Brill
dan Hayes
dalam Ratnasari
2009 disebutkan bahwa faktor –faktor yang mempengaruhi kecemasan
menghadapi pensiun adalah : 1.
Menurunnya pendapatan atau penghasilan, termasuk di dalamnya adalah gaji, tunjangan fasilitas dan masih adanya
anak-anak yang belum mandiri yang membutuhkan biaya atau masih adanya tanggungan keluarga.
2. Hilangnya status, baik status jabatan seperti pangkat dan
golongan maupun status sosialnya, termasuk di dalamnya adalah hilangnya wewenang penghormatan orang lain atas
kemampuannya pandangan masyarakat atas kesuksesannya. 3.
Berkurangnya interaksi sosial dengan teman kerjaa. Kerja memberikan kesempatan untuk bertemu orang-orang baru
dan mengembangkan persahabatan, namun dengan tibanya masa pensiun hal ini kurang bisa dilakukan karena kondisi
fisik dan ekonomi yang tidak memungkinkan sehingga tidak berhubungan seperti dulu.
4. Datangnya masa tua, yaitu terutama menurunnya kekuatan
fisik yaitu suatu perubahan pada sel-sel tubuh karena proses menua yang mempengaruhi turunnya kekuatan dan tenaga.
Dalam penelitian yang dilakukan Suksesiati 2011, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi
timbulnya kecemasan pada seseorang, yaitu : 1.
Jenis Kelamin Menurut Utama 2003, jenis kelamin merupakan identitas
responden yang dapat digunakan untuk membedakan laki- laki dan perempuan.
2. Usia
Fitrianingsih 1997,
usia adalah
masa hidup
yang dinyatakan
dalam satuan
tahun dan
sesuai dengan
pernyataan responden. Usia dalah jumlah hari, bulan, tahun yang telah dilalui sejak lahir sampai dengan waktu tertentu.
Usia juga bisa diartikan sebagai satuan waktu yang mengukur keberadaan suatu benda atau makhluk.
3. Tingkat Pendidikan.
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti, didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan,
perkembangan, atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat
Notoatmodjo, 2003 Dari beberapa penelitian yang telah diuraikan, peneliti
menggunakan faktor jenis kelamin dan faktor penghasilan sebagai variabel demografis yang akan diteliti dalam penelitian
ini.
2.1.4. Sumber-Sumber Kecemasan