Syarat dan Rukun Rujuk Menurut Hukum Islam

Artinya : “Apabila kamu mentalak isteri-isterimu, lalu mereka mendekati akhir idahnya, maka rujukilah mereka dengan cara yang ma’ruf, atau ceraikanlah mereka dengan cara yang ma’ruf pula. Janganlah kamu rujuki mereka untuk memberi kemudharatan, karena dengan demikian kamu menganiaya mereka. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan hukum-hukum Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu yaitu Al-Kitab dan Al-Hikmah. Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertaqwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasannya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” QS.Al-Baqarah :231

2.14.4 Prosedur Rujuk di KUA Kantor Urusan Agama Kecamatan

Sama halnya pada proses rujuk, Orang yang akan rujuk, harus datang bersama istrinya ke Kantor Urusan Agama yang mewilayahi tempat tinggal istri, dengan membawa dan menyerahkan surat-surat sebagai berikut : a. Foto Copy KTP dan Kartu Keluarga KK masing-masing 1 satu lembar. b. Surat Keterangan untuk rujuk dari Kepala DesaLurah tempat berdomisili blanko model R1. c. Akta Cerai asli beserta lampiran putusan dari Pengadilan Agama. Sebelum rujuk dicatat akan diperiksa terlebih dahulu : Apakah suami yang akan merujuk itu memenuhi syarat-syarat rujuk. Apakah rujuk yang akan dilakukan itu masih dalam masa iddah talak raj’i. Apakah perempuan yang akan dirujuk itu bekas istrinya. Apakah ada persetujuan bekas istri.

2.15 BP4 Badan Pembinaan, Penasihat dan Pelestarian Perkawinan

Dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang dibalut dengan ikatan pernikahan tentunya mengalami berbagai permasalahan yang apabila disikapi dengan baik akan menemukan solusi yang baik pula. Namun demikian tidak sedikit pasangan suami istri yang dalam menghadapi permasalahan tidak menemukan solusi. Untuk itu dalam hal ini pemerintah Departemen Agama melalui KUA memberikan pelayanan BP4 Badan Pembinaan, Penasihat dan Pelestarian Perkawinan yang dapat membantu memberikan pencerahan dan nasihat agar permasalahan tersebut mampu diatasi dan disikapi dengan baik. hal ini sesuai dengan Peraturan Mentri Agama No. 3 Tahun 1975 Pasal 28 ayat 3 menyebutkan bahwa “Pengadilan Agama dalam berusaha mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan Penasihat Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian BP4 agar menasehati kedua suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tangga”. Sehingga apabila dalam proses perjalanan bahtera rumah tangga sesudah akad pernikahan maka suami dan istri dapat menjalankan bahtera rumah tangganya dengan baik. Begitu pula bagi calon pengantin yang akan melangsungkan pernikahan, BP4 juga mengadakan layanan kursus calon pengantin yang akan menikah, yang bertujuan untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan dan arahan dalam mengarungi bahtera rumah tangga. Hal ini diharapkan pada saat setelah