Ada yang mengatakan bahwa diantara tradisi kaumnya adalah membunuh orang yang dituduh berdusta, maka ia khawatir dibunuh, karena Yunus dituduh
berdusta dengan mengaku menjadi Nabi dan membawa agama baru. Maka ia pun marah. Lalu ia pergi melarikan diri sampai akhirnya ia menumpangi perahu.
Berbeda dengan pendapat al-Syinqiti, ia mengatakan kata mughâdiban diartikan Nabi Yunus marah kepada kaumnya. Ia bermakna
Mufâ’alah saling yaitu Nabi Yunus marah kepada kaumnya dan memisahkan diri karena akan
datangnya azab untuk kaumnya. Dan kaum Nabi Yunus marah ketika diajak untuk beriman kepada Allah yang kemudian mereka tidak mengikuti Nabi Yunus, dan
Nabi Yunus mengancam akan datangnya azab.
62
Pendapat yang lain dari Ibnu Mas‟ud, Hasan, Syu‟bi, Sa‟id Ibnu Jarir mengartikan kata mughâdiban dengan Nabi Yunus marah karena Allah. Dan
pendapat ini adalah sahih. Dijelaskan bahwa Nabi Yunus Marah kepada kaumnya karena perbuatannya yang telah kufur kepada Allah dan ingkar kepada Allah.
63
Nabi Yunus marah kepada mereka, dan dia menyangka bahwa yang demikian itu itu adalah boleh. Dia marah karena Allah, dia marah kepada orang
kafir dan ahlinya. Maka kemudian ia mendapat ujian kesabaran dari Allah tatkala ia meninggalkan kaumnya dan dia ditelan ikan.
64
Kata zâlim dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia berarti, yang tidak adil, sewenang-wenang, yang melampaui batas.
65
Kata al- Mu’min terambil dari
kata amina. Semua kata yang terdiri dari huruf-huruf alif, mim, dan nun,
62
Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 747
63
Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 747
64
Muhammad Ali Ash-Shabuny, al-Nubuwwah wa al- Anbiyâ’. Penerjemah Arifin Jamian
Ma‟un, Surabaya: Bina Ilmu, 1993, h. 126
65
Atabik Ali, dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogjakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996, h. 1248
mengandung makna pembenaran dan ketenangan hati. Seperti iman, amanah, dan aman. Amanah adalah lawan dari khianat, yang melahirkan ketenangan batin,
serta rasa aman karena adanya pembenaran dan kepercayaan terhdap sesuatu, sedang iman adalah pembenaran hati dan kepercayaan terhadap sesuatu.
Menurut imam ghazali dalam Ensiklopedia al- Qur’an: Kajian Kosakata,
kata mu’min adalah yang kepadanya dikembalikan rasa aman dan keamanan
melalui anugerah tentang sebab-sebab perolehan rasa aman dan keamanan itu, serta dengan menutup segala jalan yang menimbulkan rasa takut.
Wa kadzâlika nunjî al- mu’minîn Dan demikianlah Kami selamatkan
orang-orang yang beriman. Ayat ini mengindikasikan bahwasanya tidaklah dari seorang mukmin tertimpa kesulitan dan kegalauan sampai ia berdoa kepada Allah
dengan sepenuh hati dan berdoa dengan ikhlas, kemudian Allah akan menyelamatkannya. Allah menyelamatkan Nabi Yunus adalah merupakan
penyerupaan penyelamatan kepada orang-orang yang beriman.
66
3. QS. As-Sāffāt ayat 139-148
Surat as-Saffât ini ada pada urutan surat ke 37 dalam mushaf al- Qur‟an. Ia
berada setelah surat Yâsîn dan sebelum surat Sâd dalam juz ke 23. Surat As-Saffât ayat 139-148 diklasifikasikan pada kelompok ayat ke sembilan dari tafsir al-
mishbah. Pada kelompok ayat ini diceritakan tentang kisah Nabi Yunus, begitu juga dengan pengelompokkan sebelum kelompok sembilan, yaitu misalnya pada
kelompok delapan yang membahas kisah Nabi Luth as.
67
66
Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 750
67
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbâh, jilid.12, h. 78
Artinya: Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. Ingatlah ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian ia ikut
berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia
tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.Kemudian
kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.Dan
kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.Lalu mereka beriman, Karena itu kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga
waktu yang tertentu.
Kata abaqa berarti lari untuk menghindar. Nabi Yunus as yang meninggalkan kaumnya karena takut ancaman mereka atau merasa tidak mampu
lagi menjalankan tugas. Diperumpamakan kedaannya dengan seorang hamba sahaya yang lari dari tuannya. Idz Abaqa tatkala ia lari, orang Arab mengatakan
seperti budak yang melarikan diri. Sebab Nabi Yunus keluar sebelum mendapat izin dari Allah, dan yang demikian itu dinamakan melarikan diri.
68
Nabi Yunus keluar dan membebaskan diri karena ia takut mendapat hinaan kaumnya, Nabi
Yunus telah mengabarkan bahwa akan datang azab dalam waktu dekat tetapi azab itu belum juga turun. Maka Nabi Yunus keluar dalam keadaan marah kepada
kaumnya.
69
68
Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 748
69
Muhammad Ali Ash-Shabuny, al-Nubuwwah wa al- Anbiyâ’. Penerjemah Arifin
Jamian Ma‟un, Surabaya: Bina Ilmu, 1993, h. 126
Undian, sejak dahulu digunakan seseorang untuk memutuskan perkara yang pelik. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua permasalahan harus
diselesaikan dengan undian. Ini bisa dilakukan jika semua memiliki hak dan kemampuan yang sama dan tidak diketehui siapa yang seharusnya diikutkan demi
kemaslahatan. Memngundi siapa yang seharusnya ditenggelamkan dan dibunuh tidak dibenarkan sama sekali. Yang terjadi pada Yunus as. ini adalah adat dan
kebiasaan masyarkat. Fa Sâhama diartikan dengan
qâri’ yang berarti memilih. Bahwasanya meletakkan penumpang yang undiannya keluar maka akan dilempar ke laut. Fa
Kâna Min al-Mudhadîn, diartikan maghlûbîn yang berarti tergelincir. Bahwasanya nama yang keluar dari undian, maka pemilik nama tersebut akan dilempar
kelaut.
70
Wa matta’nâhum ilâhîn, yaitu kenikmatan itu bermanfaat sampai pada zaman ditentukannya, umur dari masing-masing kaum tersebut. Mereka hidup
untuk mempersiapkan kehidupan setelahnya yaitu kehidupan akhirat. Dan kenikmatan itu tidak lagi didapat pada kehidupan akhirat. Artinya nasib mereka di
kehidupan akhirat ditentukan oleh amalan mereka yang sudah dilakukan di dunia.
71
4. QS. Al-Qalam ayat 48-50
70
Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 748
71
Rasid Ri ḍ â, Tafsir al- Manâr, jilid. 11, h. 483
Artinya: Maka Bersabarlah kamu hai Muhammad terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam perut
ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah kepada kaumnya.Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari
Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang-
orang yang saleh.
Surat Al-Qalam sesuai dengan urutan pada mushaf al- Qur‟an yaitu surat ke
68, berada pada ayat setelah surat al-Mulk dan sebelum surat al-hâqqah pada juz 29.Surat al-Qalam termasuk kelompok surat makkiyah yang menitik beratkan
pada pokok-pokok akidah islam dan keimanan. Surat al-Qalam ayat 48-50 ini berada pada kelompok kedua dalam tafsir al-mishbah. Pada pengelompokkan ayat
ini dijelaskan bahwa tidak ada alasan yang logis untuk kaum musyrikin dapat menolak al-
Qur‟an atau tidak mempercayainya.
72
Sedangkan menurut al-Shabuny dalam tafsirnya Safwat al-Tafâsîr bahwa kandungan pokok Surat al-Qalam membicarakan tiga hal pokok, yaitu:
73
1. Masalah risalah dan rintangan yang ditebarkan oleh kafir Mekkah
terhadap dakwah Nabi Muhammad Saw. 2.
Kisah pemilik kebun yang ingkar untuk menjelaskan akibat dari kekafiran kepada nikmat Allah SWT.
3. Situasi kehidupan akhirat dan praharanya serta apa yang disediakan
Allah untuk kedua kelompok; mukmin dan kafir. Ayat diatas menunjukkan pada kelompok surat pertama. Kisah Nabi
Yunus ini disebutkan untuk dijadikan contoh dan diambil pelajaranya sehingga dapat menetapkan dan mengukuhkan risalah Nabi Muhammad saw. Nabi
72
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbâh, jilid.14, h. 401
73
Muhammad Ali ash-Shabuny,Safwat al-Tafâsîr, Penerjemah: Yasin, Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 2001, jilid. 5, h. 435