QS. Al-Anbiyā’ ayat 87-88

Ada yang mengatakan bahwa diantara tradisi kaumnya adalah membunuh orang yang dituduh berdusta, maka ia khawatir dibunuh, karena Yunus dituduh berdusta dengan mengaku menjadi Nabi dan membawa agama baru. Maka ia pun marah. Lalu ia pergi melarikan diri sampai akhirnya ia menumpangi perahu. Berbeda dengan pendapat al-Syinqiti, ia mengatakan kata mughâdiban diartikan Nabi Yunus marah kepada kaumnya. Ia bermakna Mufâ’alah saling yaitu Nabi Yunus marah kepada kaumnya dan memisahkan diri karena akan datangnya azab untuk kaumnya. Dan kaum Nabi Yunus marah ketika diajak untuk beriman kepada Allah yang kemudian mereka tidak mengikuti Nabi Yunus, dan Nabi Yunus mengancam akan datangnya azab. 62 Pendapat yang lain dari Ibnu Mas‟ud, Hasan, Syu‟bi, Sa‟id Ibnu Jarir mengartikan kata mughâdiban dengan Nabi Yunus marah karena Allah. Dan pendapat ini adalah sahih. Dijelaskan bahwa Nabi Yunus Marah kepada kaumnya karena perbuatannya yang telah kufur kepada Allah dan ingkar kepada Allah. 63 Nabi Yunus marah kepada mereka, dan dia menyangka bahwa yang demikian itu itu adalah boleh. Dia marah karena Allah, dia marah kepada orang kafir dan ahlinya. Maka kemudian ia mendapat ujian kesabaran dari Allah tatkala ia meninggalkan kaumnya dan dia ditelan ikan. 64 Kata zâlim dalam Kamus Kontemporer Arab-Indonesia berarti, yang tidak adil, sewenang-wenang, yang melampaui batas. 65 Kata al- Mu’min terambil dari kata amina. Semua kata yang terdiri dari huruf-huruf alif, mim, dan nun, 62 Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 747 63 Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 747 64 Muhammad Ali Ash-Shabuny, al-Nubuwwah wa al- Anbiyâ’. Penerjemah Arifin Jamian Ma‟un, Surabaya: Bina Ilmu, 1993, h. 126 65 Atabik Ali, dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer Arab-Indonesia, Yogjakarta: Yayasan Ali Maksum Pondok Pesantren Krapyak, 1996, h. 1248 mengandung makna pembenaran dan ketenangan hati. Seperti iman, amanah, dan aman. Amanah adalah lawan dari khianat, yang melahirkan ketenangan batin, serta rasa aman karena adanya pembenaran dan kepercayaan terhdap sesuatu, sedang iman adalah pembenaran hati dan kepercayaan terhadap sesuatu. Menurut imam ghazali dalam Ensiklopedia al- Qur’an: Kajian Kosakata, kata mu’min adalah yang kepadanya dikembalikan rasa aman dan keamanan melalui anugerah tentang sebab-sebab perolehan rasa aman dan keamanan itu, serta dengan menutup segala jalan yang menimbulkan rasa takut. Wa kadzâlika nunjî al- mu’minîn Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. Ayat ini mengindikasikan bahwasanya tidaklah dari seorang mukmin tertimpa kesulitan dan kegalauan sampai ia berdoa kepada Allah dengan sepenuh hati dan berdoa dengan ikhlas, kemudian Allah akan menyelamatkannya. Allah menyelamatkan Nabi Yunus adalah merupakan penyerupaan penyelamatan kepada orang-orang yang beriman. 66

3. QS. As-Sāffāt ayat 139-148

Surat as-Saffât ini ada pada urutan surat ke 37 dalam mushaf al- Qur‟an. Ia berada setelah surat Yâsîn dan sebelum surat Sâd dalam juz ke 23. Surat As-Saffât ayat 139-148 diklasifikasikan pada kelompok ayat ke sembilan dari tafsir al- mishbah. Pada kelompok ayat ini diceritakan tentang kisah Nabi Yunus, begitu juga dengan pengelompokkan sebelum kelompok sembilan, yaitu misalnya pada kelompok delapan yang membahas kisah Nabi Luth as. 67 66 Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 750 67 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbâh, jilid.12, h. 78                                                           Artinya: Sesungguhnya Yunus benar-benar salah seorang rasul. Ingatlah ketika ia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian ia ikut berundi lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian.Maka ia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela. Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah. Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit.Kemudian kami lemparkan dia ke daerah yang tandus, sedang ia dalam keadaan sakit.Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu.Dan kami utus dia kepada seratus ribu orang atau lebih.Lalu mereka beriman, Karena itu kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu. Kata abaqa berarti lari untuk menghindar. Nabi Yunus as yang meninggalkan kaumnya karena takut ancaman mereka atau merasa tidak mampu lagi menjalankan tugas. Diperumpamakan kedaannya dengan seorang hamba sahaya yang lari dari tuannya. Idz Abaqa tatkala ia lari, orang Arab mengatakan seperti budak yang melarikan diri. Sebab Nabi Yunus keluar sebelum mendapat izin dari Allah, dan yang demikian itu dinamakan melarikan diri. 68 Nabi Yunus keluar dan membebaskan diri karena ia takut mendapat hinaan kaumnya, Nabi Yunus telah mengabarkan bahwa akan datang azab dalam waktu dekat tetapi azab itu belum juga turun. Maka Nabi Yunus keluar dalam keadaan marah kepada kaumnya. 69 68 Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 748 69 Muhammad Ali Ash-Shabuny, al-Nubuwwah wa al- Anbiyâ’. Penerjemah Arifin Jamian Ma‟un, Surabaya: Bina Ilmu, 1993, h. 126 Undian, sejak dahulu digunakan seseorang untuk memutuskan perkara yang pelik. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua permasalahan harus diselesaikan dengan undian. Ini bisa dilakukan jika semua memiliki hak dan kemampuan yang sama dan tidak diketehui siapa yang seharusnya diikutkan demi kemaslahatan. Memngundi siapa yang seharusnya ditenggelamkan dan dibunuh tidak dibenarkan sama sekali. Yang terjadi pada Yunus as. ini adalah adat dan kebiasaan masyarkat. Fa Sâhama diartikan dengan qâri’ yang berarti memilih. Bahwasanya meletakkan penumpang yang undiannya keluar maka akan dilempar ke laut. Fa Kâna Min al-Mudhadîn, diartikan maghlûbîn yang berarti tergelincir. Bahwasanya nama yang keluar dari undian, maka pemilik nama tersebut akan dilempar kelaut. 70 Wa matta’nâhum ilâhîn, yaitu kenikmatan itu bermanfaat sampai pada zaman ditentukannya, umur dari masing-masing kaum tersebut. Mereka hidup untuk mempersiapkan kehidupan setelahnya yaitu kehidupan akhirat. Dan kenikmatan itu tidak lagi didapat pada kehidupan akhirat. Artinya nasib mereka di kehidupan akhirat ditentukan oleh amalan mereka yang sudah dilakukan di dunia. 71

4. QS. Al-Qalam ayat 48-50

                             70 Al-Syinqiti,Ad wa’ al-Bayân fî Idâh al-Qur’an bi al-Qur’an, jilid. 4, h. 748 71 Rasid Ri ḍ â, Tafsir al- Manâr, jilid. 11, h. 483 Artinya: Maka Bersabarlah kamu hai Muhammad terhadap ketetapan Tuhanmu, dan janganlah kamu seperti orang yang berada dalam perut ikan ketika ia berdoa sedang ia dalam keadaan marah kepada kaumnya.Kalau sekiranya ia tidak segera mendapat nikmat dari Tuhannya, benar-benar ia dicampakkan ke tanah tandus dalam keadaan tercela.Lalu Tuhannya memilihnya dan menjadikannya termasuk orang- orang yang saleh. Surat Al-Qalam sesuai dengan urutan pada mushaf al- Qur‟an yaitu surat ke 68, berada pada ayat setelah surat al-Mulk dan sebelum surat al-hâqqah pada juz 29.Surat al-Qalam termasuk kelompok surat makkiyah yang menitik beratkan pada pokok-pokok akidah islam dan keimanan. Surat al-Qalam ayat 48-50 ini berada pada kelompok kedua dalam tafsir al-mishbah. Pada pengelompokkan ayat ini dijelaskan bahwa tidak ada alasan yang logis untuk kaum musyrikin dapat menolak al- Qur‟an atau tidak mempercayainya. 72 Sedangkan menurut al-Shabuny dalam tafsirnya Safwat al-Tafâsîr bahwa kandungan pokok Surat al-Qalam membicarakan tiga hal pokok, yaitu: 73 1. Masalah risalah dan rintangan yang ditebarkan oleh kafir Mekkah terhadap dakwah Nabi Muhammad Saw. 2. Kisah pemilik kebun yang ingkar untuk menjelaskan akibat dari kekafiran kepada nikmat Allah SWT. 3. Situasi kehidupan akhirat dan praharanya serta apa yang disediakan Allah untuk kedua kelompok; mukmin dan kafir. Ayat diatas menunjukkan pada kelompok surat pertama. Kisah Nabi Yunus ini disebutkan untuk dijadikan contoh dan diambil pelajaranya sehingga dapat menetapkan dan mengukuhkan risalah Nabi Muhammad saw. Nabi 72 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Misbâh, jilid.14, h. 401 73 Muhammad Ali ash-Shabuny,Safwat al-Tafâsîr, Penerjemah: Yasin, Jakarta: Pustaka al- Kautsar, 2001, jilid. 5, h. 435