sejajar. Dalam tahap ini anak belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu benda geometri dengan benda geometri
lainnya. Misalya, anak belum mengetahui bahwa persegi adalah persegi panjang dan persegi adalah belah ketupat, dan sebagainya.
Tingkat 2: Abstraksi
Tingkat ini disebut juga tingkat pengurutan atau tingkat relasional. Pada tingkat ini, siswa sudah bisa memahami hubungan
antar ciri yang satu dengan ciri yang lain pada sesuatu bangun. Sebagai contoh, pada tingkat ini siswa sudah bisa mengatakan bahwa jika pada
suatu segi empat sisi-sisi yang berhadapan sejajar, maka sisi-sisi yang berhadapan itu sama panjang. Di samping itu pada tingkat ini siswa
sudah memahami perlunya definisi untuk tiap-tiap bangun. Pada tahap ini, siswa juga sudah bisa memahami hubungan antara bangun yang
satu dengan bangun yang lain. Misalnya pada tingkat ini siswa sudah bisa memahami bahwa setiap persegi adalah juga persegi panjang,
karena persegi juga memiliki ciri-ciri persegi panjang.
33
Tingkat 3: Deduksi
Dalam tahap ini anak sudah mampu menarik kesimpulan secara deduktif, yakni penarikan kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum
menuju hal-hal yang bersifat khusus. Demikian pula ia telah mengerti betapa pentingnya peranan unsur-unsur yang tidak didefinisikan,
disamping unsur-unsur yang didefinisikan. Misalnya anak sudah memahami dalil. Selain itu, pada tahap ini anak sudah mulai mampu
menggunakan aksioma atau postulat yang digunakan dalam pembuktian
34
. Postulat dalam pembuktian segitiga yang sama dan sebangun,
seperti postulat sudut-sudut-sudut, sisi-sisi-sisi atau sudut-sisi-sudut,
33
htpp:kris-21.blogspot.com. Pembelajaran Matematika …………………….
34
Erman suherman, dkk. Strategi Belajar Matematika, Jakarta, DepDikBud,1994 hal 52
dapat dipahaminya, namun belum mengerti mengapa postulat tersebut benar dan mengapa dapat dijadikan sebagai postulat dalam cara-cara
pembuktian dua segitiga yang sama dan sebangun kongruen
Tingkat 4: Rigor atau Akurasi
Dalam tahap ini anak sudah mulai menyadari betapa pentingnya ketepatan dari prinsip-prinsip dasar yang melandasi suatu
pembuktian. Misalnya, ia mengetahui pentingnya aksioma-aksioma atau postulat-postulat dari geometri Euclid. Tahap akurasi merupakan
tahap berpikir yang tinggi, rumit dan kompleks. Pada umumnya tingkat ini merupakan tingkatan ahli matematika yang mempelajari
geometri sebagai cabang matematika. Van Hiele juga memiliki karekteristik sebagai berikut :
a. Tingkatan pemikiran
individu tentang
geometri menurut
pandangan Van Hiele adalah berurutan. b. Tingkatan Van Hiele tidak bergantung pada umur.
c. Pengalaman geometri
merupakan faktor
tunggal yang
mempengaruhi tingkatan. d. Apabila pada proses pembelajaran, bahasa yang digunakan untuk
tingkat yang lebih tinggi dari yang dimiliki oleh siswa maka belajar yang sebenarnya tidak dapat terjadi.
b. Implementasi Teori Van Hiele dalam Pembelajaran Matematika
Untuk meningkatkan suatu tahap berfikir ke tahap berfikir yang lebih tinggi Van Hiele mengajukan pembelajaran yang melibatkan 5
fase langkah, yaitu: informasi information, orientasi langsung directed orientation, penjelasan explication, orientasi bebas free
orientation, dan integrasi integration.
Fase 1 : Informasi information
Pada awal fase ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan kegiatan tentang obyek-obyek yang dipelajari pada tahap berpikir
yang bersangkutan. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa sambil melakukan observasi. Tujuan kegiatan ini adalah :
a. Guru mempelajari pengetahuan awal yang dipunyai siswa mengenai topik yang dibahas
b. Guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.
Fase 2 : Orientasi langsung directed orientation
Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat-alat yang dengan cermat disiapkan guru. Aktifitas ini akan berangsur-angsur
menampakkan kepada siswa struktur yang memberi ciri-ciri untuk tahap berpikir ini. Jadi, alat ataupun bahan dirancang menjadi tugas
pendek sehingga dapat mendatangkan respon khusus.
Fase 3 : Penjelasan explication
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Di
samping itu untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi bantuan seminimal mungkin. Hal tersebut
berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berpikir ini mulai tampak nyata.
Fase 4 : Orientasi bebas free orientation
Pada tahap ini siswa ditantang untuk menghadapi tugas-tugas yang lebih kompleks yaitu tugas yang memerlukan banyak langkah
penyelesaian. Pada tahap ini adalah siswa mendapatkan pengalaman menyelesaikan permasalahan dengan cara mereka sendiri. Peran guru
adalah memilih materi dan soal-soal geometri yang sesuai untuk
mendapatkan pembelajaran
yang memungkinkan
berbagai performance siswa.
Fase 5 : Integrasi integration
Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu dalam membuat sintesis ini dengan
melengkapi survey secara global terhadap apa-apa yang telah dipelajari siswa. Hal ini penting tetapi, kesimpulan ini tidak menunjukkan
sesuatu yang baru.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Skripsi Nunung Sri Widayati yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan Menggunakan Teori Belajar Van Hiele
Pada Pokok Bahasan Geometri Di SDN Paseban 02 Pagi, Jakarta, UNJ, 2007. dari penelitiannya disimpulkan bahwa dengan menggunakan teori
Van Hiele hasil belajar matematika siswa meningkat secara signifikan. Hal ini di karenakan dalam pembelajaran geometri, yang banyak bekerja
adalah siswa itu sendiri. Respon siswa dengan tahap-tahap awal Van Hiele umumnya baik.
2. Tesis Tia Purniati yang berjudul Pembelajaran Geometri Berdasarkan Tahap-Tahap Awal Van Hiele Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematika Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 2004. Pada tesis ini disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematika
siswa yang pembelajaran geometrinya berdasarkan tahap-tahap awal Van Hiele lebih baik secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang
pembelajaran geometrinya secara biasa. Respon siswa dan guru terhadap pembelajaran geometri berdasarkan tahap-tahap awal Van Hiele umumnya
baik. Siswa merasa senang dan tertarik dan guru berminat untuk menggunakan tahap-tahap awal Van Hiele pada pembelajaran geometri
selanjutnya. Sebaliknya, respon siswa terhadap soal-soal komunikasi matematika umumnya kurang. Hal ini dikarenakan soal-soal komunikasi
matematika merupakan hal yang baru, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya.
C. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Belajar bukanlah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran namun belajar merupakan perubahan tingkah
laku dengan serangkaian kegiatannya. Belajar matematika merupakan suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dinyatakan dalam tingkah laku
sebagai hasil pemikiran yang berhubungan dengan ide, proses dan penalaran melalui penalaran latihan dan pengalaman yang relative menetap.
Salah satu cabang matematika yang diajarkan di sekolah adalah geometri. Pembelajaran geometri tidak hanya mencakup aspek menghapal
melainkan siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki, mencoba, menemukan berbagai ide dan juga didorong untuk merumuskan pernyataan yang tepat, logis
serta memeriksa kebenaran kesimpulan. Untuk memahami bangun geometri siswa harus berbuat dan bekerja bukan sekedar membaca ataupun
mendengarkan. Oleh karena itu, pemberian materi geometri harus melibatkan siswa secara mental maupun fisik. Salah satu faktor yang juga harus
diperhatikan adalah perkembangan intelektual yang berperan dalam penguasaan dan pemahaman konsep geometri sehingga sangat berpengaruh
dalam keberhasilan siswa pada materi geometri. Berkaiatan dengan hal tersebut maka peneliti dalam hal ini akan
menggunakan teori Van Hielle, yaitu teori tentang perkembangan berfikir dan tahapan siswa dalam mempelajari geometri. Dalam teorinya Van Hielle
mengajukan lima tahapan pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan berfikir siswa dalam belajar geometri. Setiap tahap menunjukkan tujuan
pembelajaran dan peran guru dalam proses pembelajaran. Tahap-tahap tersebut adalah:
1. Tahap informasi inkuiri 2. Tahap orientasi terarah
3. Tahap penjelasan 4. Tahap orientasi bebas
5. Tahap integrasi Selain itu Van Hielle juga banyak menekankan aktivitas-aktivitas siswa
yang harus dirancang oleh guru sehingga akan memperoleh pengalaman secara langsung dari proses pembelajaran yang aktif. Oleh karena itu, teori Van Hielle
cocok untuk diterapkan pada proses pembelajaran geometri karena konsep- konsep dasar siswa dapat tertanam lebih baik sehingga dapat meningkatkan
pemahaman konsep geometri siswa.
D. Hipotesis Tindakan
Sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah dan landasan teori yang telah diuraikan di atas, maka rumusan hipotesis tindakan yang diajukan
dalam penelitian ini adalah : dengan teori belajar Van Hiele pemahaman
konsep geometri siswa akan meningkat.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 8 Jakarta yang beralamat di Komplek BTN Kresek Jakarta Barat. Pada penelitian ini peneliti mengambil
sample kelas VII yang tingkat kemampuannya heterogen. Penelitian dimulai dari bulan Maret
– Mei 2009.
B. Metode Penelitian dan Desain Intervensi Tindakan atau Rancangan Siklus Penelitian
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan yang difokuskan pada siklus kelas, atau lazim dikenal dengan Classroom Action Research
Kemmis dan Tagart, 1982.
1
Metode yang dipilih didasarkan atas pertimbangan bahwa:
1. Analisis masalah dan tujuan penelitian yang menuntut sejumlah informasi dan tindak lanjut berdasarkan prinsip “ daur ulang”.
2. Menuntut kajian dan tindakan secara reflektif, kolaboratif, dan partisipatif berdasarkan situasi alamiah yang terjadi dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri dari empat tahapan, diantaranya:
1. Perencanaan Pada tahap ini, peneliti menyiapkan skenario pembelajaran dan
instrumen penelitian yang terdiri atas lembar kerja siswa baik LKS kelompok maupun LKS individu, lembar tes formatif, lembar observasi,
dan lembar wawancara. Hal ini dilakukan agar tujuan yang ingin dicapai yaitu peningkatan pemahaman konsep geometri dengan teori Van Hiele
dapat tercapai.
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006,revisi VI, hal.93
2. TindakanActing Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan
skenario pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. 3. Observasi
Tahap ketiga dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Peneliti dibantu seorang kolabolator mengamati segala aktivitas
dan respon terhadap skenario pembelajaran yang telah di buat dengan menggunakan lembar observasi. Hasil observasi bertujuan sebagai
aktivitas siswa selama proses pembelajaran. 4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan
dianalisis bersama peneliti dan kolabolator, sehinga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilakukan mencapai tujuan yang diharapkan atau
masih perlu adanya perbaikan. Refleksi ini dilakukan guna memperoleh masukan untuk rencana tindakan siklus selanjutnya. Kegiatan refleksi
sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan.
Rancangan dasar penelitian tindakan kelas yang dimaksud secara ringkas disajikan secara sistematis pada gambar di bawah ini:
SIKLUS I SIKLUS II
Diagram 1 : Alur Penelitian Tindakan Kelas
2
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut:
2
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara , 2007, hal 74
SIKLUS SELANJUTNYA
Belum Terselesaikan
Alternatif Pemecahan Rencana Tindakan I
Pelaksanaan Tindakan I
Observasi I
Analisis Data I
Refleksi I Masalah
Belum Terselesaikan
Alternatif Pemecahan Rencana Tindakan II
Pelaksanaan Tindakan II
Observasi II Analisis Data II
Refleksi II
Kegiatan Pendahuluan
Observasi ke MTs N 8 Mengurus surat izin penelitian
Wawancara terhadap guru Observasi proses pembelajaran dikelas penelitian
Mensosialisasi Pembelajaran Geometri dengan Teori Van Hiele
Tahap Perencanaan 1. Membuat program pembelajaran segiempat
2. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator 3. Menyiapkan materi ajar untuk setiap pertemuan
4. Menyiapkan lembar observasi siswa dan guru, wawancara, catatan
lapangan serta keperluan observasi lainnya. 5. Menyiapkan lembar kerja siswa dan PR pada setiap pertemuan
6. Menyiapkan soal akhir siklus 7. Menyiapkan alat dokumentasi
8. Menetapkan tolak ukur siklus KKM 60
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran Pendahuluan
Memotivasi siswa bahwa pelajaran yang akan dipelajari erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. Kegiatan inti
Pembelajaran pada materi ini berdasarkan tahapan belajar Van Hiele o
Dengan berdialog siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan dengan bahasanya sendiri pengetahuan awal tentang konsep persegi,
persegi panjang dan jajar genjang. o
Guru menyiapkan bangun yang dimaksud dan membagikan kepada siswa kemudian siswa mengamati dan mendiskusikan dengan teman
sebangku bangun yang di maksud, siswa mengungkapkan dengan bahasanya sendiri mengenai pengertian, sifat dan ciri dari bangun
tersebut.
o Guru menjelaskan bangun-bangun yang dimaksud dan siswa
mengkonstruk sendiri gagasannya sesuai dengan pengetahuan awal dan mereka mengerjakan LKS
o Siswa
menerapkan konsep-konsep
yang dipelajari
dengan mengerjakan latihan soal pada LKS yang diberikan
o Guru menguatkan kembali konsep yang telah diperoleh siswa dengan
membahas hasil kerja siswa. Penutup
Bersama guru siswa merangkum materi yang dibahas Memberi tugas kepada siswa
Diagram 2 : Desain Penelitian Siklus 1
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran 1. Pendahuluan
Memotivasi siswa bahwa pelajaran yang akan dipelajari erat kaitanya dengan kehidupan sehari-hari
Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan inti
Pembelajaran pada materi ini berdasarkan tahapan belajar Van Hiele i. Dengan berdialog siswa diberi kesempatan untuk mengungkapkan
dengan bahasanya sendiri pengetahuan awal tentang konsep belah ketupat, laying-layang dan trapesium.
ii. Guru menyiapkan bangun yang dimaksud dan membagikan kepada siswa kemudian siswa mengamati dan mendiskusikan dengan teman
sebangku bangun yang di maksud, siswa mengungkapkan dengan bahasanya sendiri mengenai pengertian, sifat dan ciri dari bangun
tersebut.
iii. Guru menjelaskan bangun-bangun yang dimaksud dan siswa mengkonstruk sendiri gagasannya sesuai dengan pengetahuan awal
dan mereka mengerjakan LKS iv. Siswa
menerapkan konsep-konsep
yang dipelajari
dengan mengerjakan latihan soal pada LKS yang diberikan
v. Guru menguatkan kembali konsep yang telah diperoleh siswa dengan membahas hasil kerja siswa.
3. Penutup 1. Bersama guru siswa merangkum materi yang dibahas
2. Memberi tugas kepada siswa
Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang terjadi
selama proses pembelajaran lalu menganaliisnya.
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus I yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya
Tahap Perencanaan
Membuat rencana pengajaran, mempersiapkan alat peraga dan membuat lembar evaluasi serta menyiapkan lembar observasi siswa dan guru,
wawancara, catatan lapangan, dan keperluan observasi lainnya
Diagram 3 : Desain pada siklus II
Diagram 4 : Desain pada siklus III Tahap Observasi
Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan yang terdiri dari observasi terhadap siswa dan guru, mencatat semua hal yang
terjadi selama proses pembelajaran lalu menganaliisnya.
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus II yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus berikutnya
Tahap Perencanaan
Membuat rencana pengajaran, mempersiapkan alat peraga dan membuat lembar evaluasi serta menyiapkan lembar observasi siswa
dan guru, wawancara, catatan lapangan, dan keperluan observasi lainnya
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pembelajaran 1. Pendahuluan
Memotivasi siswa dengan permasalahan pada kehidupan sehari-hari Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan inti Pada siklus ini metode yang digunakan masih menggunakan teori van
Hiele dan konsep-konsep yang telah diajarkan pada siklus sebelumnya diulang kembali dan diberikan penguatan dengan latihan-latihan soal.
3. Penutup
1.
Bersama guru siswa merangkum materi yang dibahas 2. Memberi tugas kepada siswa
Tahap Observasi
Menganalisis data yang telah terkumpul pada setiap pertemuan
Tahap Refleksi
Menentukan keberhasilan dan kekurangan dari pelaksanaan siklus III