Metode Pembelajaran Proses dan Komponen Pembelajaran

pembelajaran, tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan serta hasil yang telah diperoleh oleh subjek belajar, yaitu adanya perubahan perilaku baru.

2.2.3. Metode Pembelajaran

Didalam proses belajar mengajar, seorang dosen sebaiknya memiliki strategi, agar smahasiswa dapat belajar secara efektif , efisien dan mengena sesuai dengan tujuan, untuk itu diperlukan penguasaan teknik penyajian metode mengajar Roestiyah, 2001. Ada empat strategi dasar dalam kegiatan pembelajaran yaitu: mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian mahasiswa sebagaimana yang diharapkan, memiliki sistem pendekatan kegiatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat, memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik kegiatan pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif, menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh dosen dalam melakukan evaluasi kegiatan pembelajaran. Kualitas kegiatan pembelajaran adalah kondisi yang dengan sengaja diciptakan untuk mencapai cara yang terbaik dan efisien dalam menstransfer ilmu dari seorang dosen kepada mahasiswa Pasurowati, 2000. Menurut UNESCO 1994 dalam Widyawati, 2002 mengemukakan bahwa abad ke-21 memperkenalkan empat pilar belajar: learning to know belajar mengetahui, learning to do belajar melakukan, learning to live together belajar hidup dalam kebersamaan, learning to be belajar menjadi diri sendiri. Learning to know adalah kegiatan pembelajaran yang memungkinkan para mahasiswa menguasai teknik memperoleh pengetahuan dan penerapan pilar learning to know Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008 pada tingkat pendidikan tinggi adalah penerapan paradigma penelitian ilmiah. Problem solving dalam pelaksanaan pilar kedua learning to do sasarannya adalah kemampuan untuk mendukung dan memasuki ekonomi industri masyarakat, yang menuntut tidak hanya kemampuan penguasaan keterampilan motorik, tapi juga kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan. Pekerjaan seperti: controlling, monitoring, maintaining, designing, organizing. Kegiatan pembelajaran melakukan sesuatu yang konkrit, tidak terbatas kepada pengasahan keterampilan motorik melainkan meliputi kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dengan orang lain, mengelola dan mengatasi masalah menjadi penting . Pada tingkat pendidikan tinggi learning to do mengundang makna atau implikasi tentang perlunya pendidikan profesional secara konsekuentif bermuara pada paradigma pemecahan masalah yang memungkinkan mahasiswa berkesempatan mengintegrasikan pemahaman konsep, penguasaan keterampilan teknik dan intelektual, untuk memecahkan masalah dan dapat berlanjut kepada inovasi dan improvisasi Widyawati, dkk, 2002. Dengan demikian learning to live togheter sangat bermanfaat bagi bidan, karena dengan itu bidan, bisa bersosialisasi dan dapat membaur dengan masyarakat serta bekerjasama, sehingga berusaha untuk mencapai tujuan kelompok, mengunakan ketrampilam interpersonal dengan efektif dan berusaha untuk memelihara kekompakan bidan. Pilar ketiga, yaitu Learning to live together adalah membekali mahasiswa tidak hanya untuk menguasai IPTEK dan kemampuan motorik serta memecah masalah tetapi juga membekali kemampuan untuk hidup bersama dengan orang Sofjan A.R: Hubungan Proses Pembelajaran, Manajemen Administrasi Akademik Dengan Mutu Lulusan Akademi Kebidanan Bustanul Ulum Langsa Tahun 2004-2005, 2007. USU e-Repository © 2008 lain yang berbeda dengan penuh toleransi, pengertian dan tanpa prasangka dan dalam keragaman terdapat persamaan, hal ini didapatkan dalam suasana belajar secara “inherently” mengandung nilai-nilai toleransi, saling ketergantungan, bekerjasama dan tenggang rasa untuk mencapai tujuan bersama. Pilar keempat learning to be merupakan muara akhir dari tiga pilar belajar berhasil, learning to know, learning to do, laerning to live together akan menimbulkan adanya rasa percaya diri pada mahasiswa akhirnya menjadi manusia yang berkepribadian mantap dan mandiri, manusia yang memiliki kemampuan emosional. Inilah makna dari belajar melakukan. Pendidikan yang berlangsung selama ini pada umumnya tidak mampu membantu mahasiswa mencapai tingkatan kepribadian yang mantap dan mandiri karena kegiatan pembelajaran pada saat ini jarang tercapai pada tingkat internalisasi. Widyawati, dkk, 2002.

2.2.4. Alat Bantu Bejalar Mengajar