36
8. Penyuluhan kepada pelaku ekonomi Untuk meningkatkan ekspor, pemerintah memberikan penyuluhan kepada
pengusaha kecil dan menengah tentang tata cara melakukan ekspor. Banyak produk masyarakat yang diminati pembeli mancanegara, namun
karena banyak pengusaha kecil dan menengah tidak mengetahui bagaimana cara mengekspornya maka tidak diekspor produk tersebut.
F. Penelitian Sebelumnya
Beberapa penelitian sebelumnya yang bersangkutan dengan penelitian yang penulis teliti adalah sebagai berikut:
Pada penelitian yang dilakukan Marzuki 2006 mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi jumlah investasi di suatu negara studi kasus
ekonomi Indonesia menunjukan bahwa kajian yang menganalisis mengenai pengaruh faktor-faktor penentu terhadap jumlah investasi setempat di
Indonesia setelah terjadinya krisis ekonomi ini secara keseluruhan telah mencapai objektif yang diingini. Hasil regresi menunjukan bahwa semua
hipotesis yang dijangkakan terpenuhi, sama ada hipotesis tentang parameter tingkat inflasi kadar bunga, kadar pertukaran atau nilai eksport.
Hasil kajian juga didapati bahwa faktor-faktor pemboleh ubah tak bersandar yang digunakan adalah signifikan untuk menerangkan dan
menganggar jumlah investasi setempat di Indonesia pada aras keartian 1, 5 dan 10. Sehingga rumusannya boleh dikatakan bahwa jumlah investasi
setempat di Indonesia setelah krisis ekonomi adalah bergantung dan
37
mempunyai hubungan dengan tingkat inflasi, kadar bunga kadar pertukaran dan nilai eksport.
Namun ketergantungan dari pada faktor-faktor penentu tingkat inflasi, kadar bunga, kadar pertukaran dan nilai eksport yang dianggarkan
dalam model hanya menerangkan 53,16 persen terhadap jumlah investasi setempat. Ini berarti bahwa 46,84 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain
diluar model yang dianggarkan, seumpama kadar cukai, gunatenaga, upah dan aspek psikologis investor.
Selanjutnya penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi investasi sebelum dan sesudah krisis ekonomi di Indonesia
oleh Wahyuddin dan Muhammad Nasir 2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa dampak krisis ekonomi yang terus berlanjut berakibat kepada
penurunan jumlah investasi baik PMDN maupun PMA. Penurunan investasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, tingkat suku bunga,
tingkat inflasi, pendapatan nasional, tingkat kurs, dan pengangguran. Dari hasil perhitungan diperoleh suatu persamaan hubungan jumlah investasi,
tingkat suku bunga, tingkat inflasi, pendapatan nasional, tingkat kurs, dan pengangguran.
Variabel pendapatan nasional NI mempunyai nilai yang elastis yaitu sebesar 1,246230, yang berarti apabila terjadi kenaikan 1 dalam pendapatan
nasional akan menyebabkan terjadinya kenaikan investasi sebesar 1,246230. Dalam hal ini didapatkan hubungan yang positif antara pendapatan nasional
dan investasi, dimana jumlah investasi akan meningkat apabila meningkatnya
38
pendapatan nasional, sebaliknya investasi akan turun apabila pendapatan nasional turun. Untuk mengukur keabsahan parameter NI yang mempunyai
t
hitung
3,045 dengan tingkat keyakinan 95 persen diperoleh nilai kritis t
tabel
sebesar 2,228. Hal ini berarti t
hitung
lebih besar dari t
tabel
, dengan demikian pendapatan nasional memberi pengaruh yang nyata terhadap jumlah investasi.
Besarnya parameter N minus 1,203154 pada persamaan regresi di atas mempunyai arti bahwa apabila terjadi kenaikan jumlah pengangguran sebesar
1 akan menyebabkan turunnya investasi sebesar 1,203154. Untuk mengukur keabsahan parameter variabel pengangguran yang mempunyai t
hitung
sebesar 1,398, dengan tingkat keyakinan 95 persen diperoleh t
tabel
sebesar 2,228. Dengan demikian t
tabel
lebih besar daripada t
hitung
sehingga jumlah pengangguran tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah
investasi. Dari pengujian di atas terhadap variabel N adanya pengaruh negative
jumlah pengangguran terhadap jumlah investasi yang dihitung dari tahun 1989 sampai dengan 2004, artinya bila jumlah pengangguran naik jumlah
investasi akan turun dan bila jumlah pengangguran turun maka jumlah investasi akan naik.
Pada penelitian yang lain, Rahmad Wibisono 2003 meneliti tentang identifikasi peran ekspor, investasi dan liberalisasi keuangan dalam
peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang merupakan studi kasus setelah tahun 1983 Aplikasi Model Dinamik. Hasil menunjukan tampaknya
terdapat perbedaan pengaruh tingkat suku bunga dalam jangka pendek dan
39
jangka panjang. Walaupun dalam jangka pendek tingkat bunga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan, namun tingkat bunga
memiliki tanda yang negatif. Sehingga apabila berpengaruh, tingkat bunga akan memberikan dampak yang berlawanan pada pertumbuhan ekonomi. Hal
ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Keynes. Dimana dalam jangka pendek ekonomi Indonesia akan menurun pertumbuhannya apabila ada
kenaikan tingkat bunga. Kenaikan tingkat bunga terkadang identik dengan liberalisasi keuangan. Namun dalam jangka panjang tingkat bunga
memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh McKinnon-Shaw,
bahwa kenaikan tingkat bunga riil secara berkala akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan.
Investasi merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena investasi selalu berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan ekspor memiliki sumbangan yang sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang ekspor kurang berarti dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Regional juga pernah diteliti
oleh Jamzani Sodik Didi Nuryadin 2005 pada 26 Propinsi di Indonesia, Pra dan Pasca Otonomi. Dengan menggunakan uji hausman test diperoleh
hasil yang menunjukan selama periode penelitian ditemukan bahwa variabel
40
penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri berpengaruh
terhadap pertumbuhan
ekonomi regional,
sehingga bagaimanapun investasi baik PMA maupun PMDN sangat diperlukan oleh
suatu daerah untuk tumbuh dan berkembang sesuai dengan kemampuannya sendiri.
Variabel keterbukaan ekonomi ekspor netto memiliki hubungan yang konsisten dengan teori meskipun dengan nilai koefisien yang relative
kecil. Sekaligus menunjukan bahwa tingkat keterbukaan perekonomian suatu daerah belum begitu besar berperan dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi regional. Variabel laju inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi regional, hanya pada periode pengamatan 2000-2003 setelah otonomi daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan tanda
yang negatif. Selanjutnya penelitian yang dilakukan Moussa Njoupouognigni
2010 tentang Foreign Aid, Foreign Direct Investment and Economic Growth in Sub-Saharan Africa
dengan menggunakan regresi linier berganda dan regresi Birdsall Rhee dapat diambil kesimpulan sebagai berikut,
penelitian sebelumnya telah membahas keefektifan dari bantuan luar negri dan investasi langsung luar negri terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi
hasilnya kurang reliabel, mungkin karena datanya hanya jangka pendek atau masalah yang kurang spesifik. Pada penelitian ini kita menggunakan data
yang caranya paling efektif untuk menguji hubungan antara bantuan luar
41
negri, investasi langsung luar negri, tenaga kerja, simpanan dalam negri dan pertumbuhan ekonomi di 36 negara-negara di Sub-Sahara Afrika pada
periode 1980-2007. Selanjutnya, kita menggunakan Mean Group MG, panel mean group PMG dan dynamic fixed effect DFE
untuk memperoleh keterangan yang sangat pastiakurat antara pertumbuhan ekonomi dan faktor-
faktor internal simpanan dan tenaga kerja dan faktor-faktor eksternal bantuan luar negri dan investasi langsung luar negri. Hasil-hasil ini
memunculkan kembali perdebatan disekitar perjalanan panjang faktor-faktor ekonomi di Sebagian-Sahara Afrika. Seperti faktor-faktor berasal dari teori
pertumbuhan neoklasikal yang mana bantuan luar negri dan investasi langsung luar negri dianggap sebagai faktor kapital tambahan. Akan tetapi,
faktor-faktor eksternal dapat sesuai dengan faktor-faktor internal hanya jika negara tuan rumah memuaskan beberapa kondisi awalnya yang baru kita
ungkapkan. Seperti yang dinyatakan di awal, beberapa kondisi seperti kebijakan fiskal, pemerintah yang baik, yang lebih sering didengar
infrastruktur finansial, semuanya diperlukan untuk menyalurkan secara efektif pengaruh-pengaruh positif pada kapital eksternal dalam proses
pertumbuhan di daerah, tetapi faktor-faktor internal sebaiknya tidak ditempatkan disamping kebijakan global pada strategi-strategi pembangunan
ekonomi selama hal ini nampak di daerah. Walaupun bantuan luar negri dan investasi langsung luar negri
memberi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi dan signifikan secara statistik, tapi tenaga kerja tetap menjadi faktor utama yang dapat
42
membantu perkembangan ekonomi di SSA. Hasil penelitian ini mungkin bermanfaat bagi perkembangan kebijakan negara-negara SSA. Akan jauh
lebih baik untuk fokus pada faktor-faktor internal daripada faktor-faktor eksternal yang kebanyakan menjadi ragu-ragu ketika negara donor
menghadapi sebuah resesi panjang. Beberapa strategi sebaiknya dibangun sekitar tenaga kerja dan simpanan dalam negri. Mengenai simpanan dalam
negri, situasinya lebih rumit dengan menurunnya penghasilan tenaga kerja di daerah. Demikian, pemasukan kapital eksternal hanya dapat menyelesaikan
masalah kelangkaan kapital, tetapi tidak dapat dipertimbangkan sebagai sebuah jurus ampuh untuk membantu perkembangan di Sub-Sahara Afrika.
Abdul Ghafar Ismail dan Agus Harjito 2003 meneliti tentang Exports and Economi Growth : The causality test for ASEAN Countries.
Dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris hubungan kausalitas antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi PDB dalam kasus negara-negara ASEAN selama periode 1966-2000. Keberadaan hubungan ini Hasil tes untuk kointegrasi
menunjukkan bahwa: pertama, ekspor dan pertumbuhan telah dianalisis menggunakan kointegrasi dan kerangka kausalitas. ekonomi terpadu di
Indonesia dan Singapura. Kesimpulan Ini berarti bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan di
negara lain terdapat hubungan jangka pendek antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, ada dua arah hubungan kausalitas antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Filipina. Sementara, di Singapura
43
hanya ada satu arah kausalitas berjalan dari ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, tidak ada kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan
ekonomi di Malaysia dan negara-negara Thailand langsung. Implikasi kebijakan pada penelitian ini tidak optimistc untuk hipotesis pertumbuhan
ekspor di kawasan ASEAN. Sebagai hasil untuk Indonesia, Singapura, dan Filipina ada bukti dari pola pertumbuhan yang dihasilkan mekanisme internal
dan pertumbuhan ekspor berinteraksi dengan pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pemerintah negara-negara ini akan berbeda dari Malaysia dan
Thailand yang tidak ada hubungan kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi secara langsung.
44
Tabel.2.1. Penelitian Sebelumnya
No Judul
Variabel Metode
Hasil
1. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Jumlah Investasi di Suatu Negara
Studi Kasus Ekonomi Indonesia
Marzuki, 2006 Jumlah
Investasi Tingkat
Inflasi Kadar Bunga
Kadar Pertukaran
Nilai eksport Analisis
Regresi Berbilang
Hasil kajian didapati bahwa faktor-faktor pemboleh ubah tak bersandar
yang digunakan
adalah signifikan
untuk menerangkan dan menganggar jumlah investasi setempat di
Indonesia pada aras keartian 1, 5 dan 10. Sehingga rumusannya boleh dikatakan bahwa jumlah investasi setempat
di Indonesia setelah krisis ekonomi adalah bergantung dan mempunyai hubungan dengan tingkat inflasi, kadar bunga
kadar pertukaran dan nilai eksport.
2. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Investasi Sebelum dan Sesudah Krisis
Ekonomi Di Indonesia.
Wahyuddin dan Muhammad Nasir, 2006
Investasi Inflasi
Tingkat suku
bunga Pendapatan
nasional Tingkat kurs
Pengangguran Model regresi
linear berganda
Sebesar 99,63 proporsi perubahan dalam investasi dijelaskan oleh variabel-variabel dalam model, sedangkan sisanya 0,37
persen dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
44
45
3. Identifikasi Peran Ekspor,
Investasi dan Liberalisasi Keuangan dalam Peningkatan
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Studi Setelah
Tahun 1983 Aplikasi Model Dinamik
Rahmad Wibisono, 2003 Ekspor
Investasi Liberalisasi
keuangan Pertumbuhan
ekonomi Error
correction model
Investasi merupakan
komponen yang
penting dalam
meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, karena investasi selalu berpengaruh positif terhadap pertumbuhan baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan ekspor memiliki sumbangan yang sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka panjang ekspor kurang berarti dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
4. Investasi dan Pertumbuhan
Ekonomi Regional Studi Kasus pada 26 Propinsi di
Indonesia, Pra dan Pasca Otonomi
Jamzani Sodik Didi Nuryadin, 2005
PMA PMDN
Laju
angkatan kerja
Laju inflasi Ekspor netto
Uji Hausman test
Selama periode penelitian ditemukan bahwa variabel penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam
negeri berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional Variabel keterbukaan ekonomi ekspor netto memiliki
hubungan yang konsisten dengan teori meskipun dengan nilai koefisien yang relative kecil.
Varibel laju inflasi tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi regional, hanya pada periode pengamatan 2000-2003
setelah otonomi daerah berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dengan tanda yang negatif.
45
46
5. Foreign Aid, Foreign Direct
Investment and Economic Growth in Sub-Saharan
Africa Moussa Njoupouognigni,
2010 Foreign Aid
Foreign Direct Investment
Economic Growth
Pooled Mean Group
Estimator PMG
Efektifitas bantuan luar negri dan investasi langsung luar negri pada pertumbuhan ekonomi agak kurang terpercaya karena data
yang dipakai hanya data jangka pendek dan masalah yang tidak terperinci.Walaupun pengaruh dari bantuan luar negri dan
investasi langsung luar negri menunjukan pengaruh positif pertumbuhan ekonomi dan signifikan secara statistik.
6. Exports and Economi Growth
: The causality test for ASEAN Countries
Abdul Ghafar Ismail and Agus Harjito, 2003
Eksport Pertumbuhan
ekonomi kointegrasi dan
kausalitas Hasil tes untuk kointegrasi menunjukkan bahwa: pertama,
ekspor dan pertumbuhan telah dianalisis menggunakan kointegrasi dan kerangka kausalitas. ekonomi terpadu di
Indonesia dan Singapura. Kesimpulan Ini berarti bahwa terdapat hubungan jangka panjang antara ekspor dan
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan di negara lain terdapat hubungan jangka pendek antara ekspor dan pertumbuhan
ekonomi. Kedua, ada dua arah hubungan kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan Filipina.
Sementara, di Singapura hanya ada satu arah kausalitas berjalan dari ekspor terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, tidak ada
kausalitas antara ekspor dan pertumbuhan ekonomi di Malaysia
46
G. Kerangka Berfikir