Intraksi antara berbagai nilai sosial akan membentuk sebuah konsep baru yang disebut dengan sistem nilai. Sistem nilai adalah kesepakatan ataupun consensus
yang dijadikan pedoman atau pegangan hidup dalam bersosialisasi. Sistem nilai tidak hanya berlaku dalam lingkungan masyarakat secara umum tapi juga bisa
berlaku dalam lingkungan atau perusahaan.
1.5.2.2 Hubungan Nilai dan Perilaku
Menurut Robert M.Z Lawang nilai adalah gambaran mengenai apa yang diinginkan, pantas, berharga dan mempengaruhi perilaku sosial orang yang
memiliki nilai tersebut. Dari definisi nilai tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara konsep nilai dengan konsep perilaku, dimana nilai memiliki
pengaruh terhadap perilaku orang yang menganut nilai tersebut. Untuk memahami pernyataan ini, maka ada baiknya menyimak pendapat para ahli mengenai
hubungan antara kedua konsep tersebut.
14
Menurut Theodorson nilai merupakan sesuatu yang abstrak yang dijadikan pedoman serta prinsip-prinsip umum dalam bertindak dan bertingkah laku.
Keterikatan orang atau kelompok terhadap nilai relatif sangat kuat dan bahkan bersifat emosional. Oleh sebab itu, nilai dapat dilihat sebagai pedoman bertindak
dan sekaligus sebagai tujuan kehidupan manusia itu sendiri.
15
Menurut Tika Pabundu nilai yang dianut seseorang dapat mempengaruhi perilaku atau tingkah lakunya, sebab apa pun yang dilakukannya dibimbing dan
berpedoman pada nilai-nilai yang dianutnya. Dalam sebuah organisasi atau
14
Lawang, MZ,Robert, ibid, hal : 34.
15
Theodorson.1969. A Modern Dictionary of Sociology. London: Barnes, hal : 455.
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, nilai yang dianut seorang anggota akan mempengaruhi tingkah lakunya dalam beriteraksi dengan anggota lain maupun dalam melaksanakan
tugas.
16
Lebih jauh mengenai pernyataan tersebut juga dikemukakan oleh Rokeach yang menyatakan bahwa di dalam kehidupan manusia, nilai berperan sebagai
standar yang mengarahkan tingkah laku. Nilai membimbing individu untuk memasuki suatu situasi dan bagaimana individu bertingkah laku dalam situasi
tersebut. Nilai menjadi kriteria yang dipegang oleh individu dalam memilih dan memutuskan sesuatu.
17
Sementara itu, Danandjaja mengemukakan bahwa nilai memberi arah pada sikap, keyakinan dan tingkah laku seseorang, serta memberi pedoman untuk
memilih tingkah laku yang diinginkan pada setiap individu. Karenanya nilai berpengaruh pada tingkah laku sebagai dampak dari pembentukan sikap dan
keyakinan, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai merupakan faktor penentu dalam berbagai tingkah laku sosial.
18
Kun dan Juju menyatakan bahwa nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatan seseorang. Nilai
mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan pandangan hidup seseorang. Sebuah interaksi sosial memerlukan nilai, baik itu mendapatkan hak maupun menjalankan
16
Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara, hal : 15.
17
Rokeach, M. 1973. The Nature of Human Values. New York: The Free Press, hal : 5.
18
Danandjaja, A.1985. Pola Sistem Nilai Para Manajer di Indonesia. Jakarta: Disertasi Psikologi F. Psychology and Culture, hal : 17.
Universitas Sumatera Utara
kewajiban. Dengan demikian, nilai-nilai mengandung standar normatif dalam perilaku individu maupun dalam masyarakat.
19
19
Kun Maryati dan Juju Suryawati. 2004. Sosiologi SMA Kelas 10. Jakarta : PT Erlangga Esis, hal : 26.
Dalam kaitannya dengan organisasi, nilai menjadi sangat penting untuk dipelajari karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta
karena nilai mempengaruhi persepsi seorang karyawan. Individu-individu memasuki organisasi dengan gagasan dan keyakinan yang dikonsepsikan
sebelumnya mengenai “apa yang seharusnya” dan “tidak seharusnya”. Tentu saja gagasan-gagasan itu sendiri tidaklah bebas nilai. Sebaliknya gagasan-gagasan
tersebut mengandung penafsiran tentang benar dan salah. Sebagai sebuah ilustrasi misalnya: seorang individu awalnya memiliki sebuah keyakinan bahwa penentuan
gaji berdasarkan kinerja adalah benar, sedangkan penentuan gaji berdasarkan senioritas salah atau lebih rendah. Maka, ketika ia bergabung dengan sebuah
organisasi yang sebaliknya malah memberi ganjaran berdasarkan senioritas dan buka kinerja. Maka kemungkinan besar individu tersebut akan kecewa, dan ini
dapat memicu ketidakpuasan kerja dan keputusan untuk tidak memaksimalkan kinerja.
Oleh karena itu, sangat penting bagi sebuah organisasi perusahaan memperhatikan setiap nilai yang dibawa oleh karyawannya, dan menyamakan
nilai tersebut dengan visi, praktek serta kebijakan perusahaan atau nilai perusahaan. Hal ini untuk menghindari munculnya rasaketidakpuasan ataupun
kekurangsenangan karyawan perusahaan sehingga karyawan bisa lebih menikmati pekerjaannya.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Alvin L. Bertand nilai – nilai yang dijungjung tinggi oleh seorang individu atau kelompok identik atau tidak identik dengan nilai – nilai etika atau
moral. Yang dimaksud dengan nilai etika atau moral itu adalah ketentuan – ketentuan atau cita-cita dari apa yang dinilai baik atau benar oleh masyarakat
luas.
20
Menyadari keuntungan yang diperoleh dari adanya penerapan GCG diatas, maka perlu diadakan pengenalan lebih jauh atas nilai tersebut kepadasemua pihak
yang ada dalam perusahaan, agar nilai GCG dapat berfungsi menjadi acuan atau pedoman mereka dalam beraktivitas perusahaan, untuk itu dilakukan sebuah
GCG sebagai sebuah system nilai mengandung sekumpulan nilai – nilai inti transparansi, kemandirian, akuntabilitas, pertanggung jawaban dan
kesetaraan dimana nilai-nilai inti tersebut juga adalah nilai – nilai ideal dari apa yang dinilai baik atau benar oleh semua pihak dalam mengelola perusahaan.
Konsep ini mencoba menyelaraskan antara nilai individu dengan nilai perusahaan melalui nilai – nilai yang ideal tersebut. Apabila antara karyawan dengan
perusahaan telah tercapai keselarasan nilai, maka ini memberikan keuntungan bagi kedua pihak, disatu sisi karyawan akan lebih bersemangat kerja yang
berdampak padapeningkatan kinerja keryawan, sementara dilain sisi dengan meningkatkan kinerja karyawan itu, secara keseluruhan akan membuat
performance perusahaan menjadi baik.
1.5.2.3. Internalisasi GCG