Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
berharga, menuntut pemenuhan syarat-syarat yang tidak begitu mudah. Pembicaraan dan surat-menyurat antara si pengusaha
Indonesia dan Pengusaha jepang tersebut sudah berjalan baik, tinggal pelaksanaan persetujuan saja. Sesuai dengan persetujuan
tersebut, kedua belah pihak membubuhkan tanda tangan di depan notaries, juga jam dan tanggalhari sudah ditetapkan. Tapi pihak
pengusaha Indonesia terlambat satu jam datang di depan notaries . Industrialis jepang tersebut demikian kesal atas kelambatan itu,
sehingga pelaksanaan persetujuan agen tunggal dibatalkan. Keuntungan jutaan rupiah yang diharapkan dengan sendirinya
amblas. Alasan jepang tersebut ialah bahwa pengusaha Indonesia yang bersangkutan tidak dapat memenuhi janji.
3. Jangan menerima gift, upeti atau uang pelicin
Kebiasaan memberikan gift atau upeti lahir dari suatu masyarakat yang feudal dalam masyarakat yng berstruktur feudal, dimana raja
sebagai cakrawati Negara dianggap juga sebagai wakil sang nata pengusaha khayangan di dunia, maka pemberian gift atau upeti bukan
saja merupakan suatu yang halal atau wajar, tetapi juga menjadi suatu kewajiban yang suci.
Oleh berbagai penulis dikemukakan, bahwa masyarakat kita dewasa ini dalam pergaulan hidup masih dianggap mengandung
pewarisan kebudayaan yang feodalistis itu. Demikian juga kebiasaan gift atau upeti tersebut masih melekat dikalangan pejabat-pejabat bank-
bank nasional. Para pejabat bank-bank dalam memberikan kredit sering
Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
memperoleh gift dari para nasabahnya. Sulit menentukan maksud dan tujuan gift tersebut. Apakah gift itu semata-mata ditujukan sebagai uang
pelicin agar permohonan kreditnya segera terlaksana ? apakah gift itu ditujukan mengelabui mata pejabat berhubung jaminan tidak memenuhi
syarat? apakah gift itu hanya sebagai uang terima kasih atas servis yang diberikan oleh bank? apakah gift itu bertujuan merusak nama bank?
apakah gift bertujuan subversi ekonomi? Ini akan menjadi suatu masalah bagi kita, seandainya pejabat bank itu sengaja tutup mata
terhadap jaminan yang tidak cukup atau pinjaman berikut bunga dan biaya-biaya lainnya tidak dikembalikan tepat pada waktunya. Atau
tidak memeperdulikan apakah sasaran kredit sesuai dengan keinginan pemerintah, ataupun motif lainnya seperti sudah kita jelaskan diatas.
Dengan alasan inilah setiap gift berupa upeti bertentangan dengtan etik perbankan.
Sekarang kasus ini kita tinjau dari segi moral pancasila. Maka timbul pertanyaan, siapa yang dirugikan ? yang dirugikan ialah bank
dan rakyat Indonesia. Yang beruntung dan merusak ialah si peminjam bersama para pejabat bank. Jika kredit yang diberikan itu bermilyar
rupiah dan ini tidak dapat dikembalikan, maka ini berarti bahwa bangsa dan Negara digorogoti secara besar-besara. Jelas kasus ini bertentangan
dengan moral pancasila. Bagaimana seandainya gift diberikan hanya sebagai uang tanda
terima kasih pejabat ? Adalah tugas dan kewajiban pejabat meladeni para nasabah. Pejabat menerima gaji yang cukup untuk melayani para
Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008.
USU Repository © 2009
nasabah bank. Kami kira sebaiknya setiap gift jangan dibiasakan diterima. Lain halnya undangan makan bersama antara para nasabah
dan pejabat bank. Penulis telah banyak bergaul dengan pengusaha- pengusaha pribumi maupun non-pribumi. Umumnya dalam hati
kecilnya, jika pengusaha-pengusaha ini telah memberikan sesuatu gift kepada para pejabat, mereka berpendapat se-akan-akan pejabat dapat
dibeli atau diatur sesuai dengan kehendak mereka. Gift ada baiknya diterima pada hari-hari mendekati hari raya Idul
Fitri, hari Natal dan Tahun Baru. Tiap-tiap pengusaha Indonesia berterima kasih kepada bank, sebab melalui jasa dan dana yang
dipinjamkan oleh bank usahanya berkembang. Bangsa Indonesia memilki budi pekerti yang tinggi. Ia merasa berhutang budi kepada
bank dan ingin memberi sesuatu sebagai balas jasa. Namun sebaiknya pada hari-hari besarlah diberikan atensi jasa tersebut .
4. Memberi nasehat