Pencegahan bepergian keluar negeri

Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 1. Bab VIII, Pasal 46 sampai dengan Pasal 50A UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah dirubah dengan UU No.10 Tahun 1998; 2. UU No.3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang kemudian diganti dengan UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. 3. Kitab Undang-Undang hukum Pidana, khususnya mengenai pasal-pasal penipuan, penggelapan, penghilangan dokumen dan pemalsuan dokumen. 2 Upaya non-penal untuk menghadapi faktor kurang sempurnanya peraturan perundang-undangan perekonomian, khususnya undang- undang perbankan dan peraturan pelaksanaannya. Adapun upaya-upaya yang harus diusahakan untuk agar upaya ini bisa berjalan antara lain :

A. Pencegahan bepergian keluar negeri

Sesuai dengan Peraturan Dewan gubernur No.13PDG1999 tanggal 31 agustus 1999 tentang Organisasi sektor Perbankan, salah sau tugas pokok UKIP adalah “memberikan rekomendasi tindakan hukum termasuk pencegahan untuk bepergian ke luar negeri terhadap Pihak-pihak terafiliasi dengan Bank yang diduga terlibat dalam Kasus penyimpanganpelanggaran yang terjadi”. Sebelum terbentuknya UKIP, tugas tersebut dilaksanakan oleh satuan kerja pengawasan bank. Latar belakang Bank Indonesia c.q. UKIP dapat memberikan rekomendasi pencegahan adalah, bahwa UU No.23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia telah Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 menetapkan tugas Bank Indonesia, antara lain mengatur dan mengawasi bank. Tugas tersebut diuraikan secara rinci dalam UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998, yaitu bahwa tugas pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia. Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pembinaan bank, Bank Indonesia dapat menemukan hal-hal sebagai berikut : 1. Indikasi penyimpangan di bidang perbankan yang mengandung unsur pidana; 2. Hal-hal yang menyangkut hutang bank kepada Negara c.q Bank Indonesia; Apabila yang ditemukan adalah indikasi penyimpangan perbankan yang mengandung unsur pidana, maka temuan tersebut akan ditindaklanjuti sesuai dengan proses investigasi sebagaimana diuraikan di muka. Apabila berdasarkan hasil investigasi diketahui bahwa penyimpangan memenuhi unsur pidana, maka penyimpangan tersebut diserahkan kepada penegak hukum kepolisisan atau kejaksaan untuk diambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk pencegahan. Dalam kaitan dengan pencegahan pelaku yang diduga terlibat dalam tindak pidana perbankan, Bank Indonesia tidak perlu memberikan rekomendasi karena hal itu merupakan wewenang kepolisian atau kejaksaan. Selanjutnya, apabila yang ditemukan adalah hal-hal yang menyangkut hutang bank kepada Negara, maka bank Indonesia dapat memberikan rekomendasi kepada pejabat yang berwenang c.q menteri keuangan, untuk melakukan tindakan pencegahan. Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 Adapun tujuan pemberian rekomendasi pencegahan adalah : 1. Sebagai upaya preventif agar pihak-pihak yang diduga terlibat dalam penyelesaian hutang bank kepada Negara tidak meninggalkan wilayah RI; 2. Memperlancar upaya-upaya penyelesaian hutang bank kepada Negara. Pihak-pihak yang dapat direkomendasikan untuk dicegah adalah mereka yang berdasarkan data atau dokumen bertanggung jawab atas ataau menjamin penyelesaian hutang bank kepada Negara. Adapun pihak-pihak dimaksud adalah pihak-pihak terafiliasi sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 1 angka 22 UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan UU No.10 Tahun 1998. B. Penyempurnaan ketentuan perbankan Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan UKIP selama ini, diketahui bahwa salah satu penyebab terjadinya penyimpangan di bidang perbankan adalah tidak sempurnanya ketentuan yang berlaku di bidang perbankan. Kondisi tersebut kemudian dimanfaatkan oleh oknum-oknum perbankan untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak terpuji, yang secara umum bertujuan memperkaya diri sendiri dan atau orang lain. Untuk membantu mencegah terjadinya penyimpangan yang sama di masa depan, apabila berdasarkan hasil investigasi ditemukan penyebab terjadinya penyimpangan adalah faktor lemahnya ketentuan yang berlaku, maka UKIP akan memberikan masukan kepada DPNP atau satuan kerja yang mengeluarkan ketentuan untuk menyempurnakan ketentuan tersebut, sesuai dengan langkah- langkah sebagai berikut: Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 a. Mengkaji kelemahan ketentuan perbankan berdasarkan penyimpangan perbankan yang terjadi;

b. Memberikan masukan kepada satuan kerja yang mengeluarkan ketentuan.

Selain memberi masukan melalui hasil investigasi, UKIP juga dapat memberi masukan berdasarkan hasil konsultasi dengan para pakar hukum atas penyimpangan-penyimpangan yang sulit dijerat dengan ketentuan pidana. 3 Upaya non-penal untuk menghadapi Lemahnya komitmen moral dan etika bisnis. Adapun upaya-upaya yang harus diusahakan untuk agar upaya ini bisa berjalan antara lain: Penulis yakin banyak pihak akan sependapat, bahwa perilaku seseorang mencerminkan moralitas ataupun etikanya. Hal ini dikarenakan moral atau etika adalah merupakan kesadaran diskriminatif untuk membedakan manaapa yang buruk, atau membedakan mana apa yang seharusnya yang dilakukan dan manaapa yang seharusnya tidak dilakukan, yang menjadi tolak ukur dalam hal ini adalah nilai-nilai sistem ketertiban sosial yang disepakati sebagai suatu pola beriteraksi. Hal ini secara pragmatis merupakan indikasi lemahnya komitmen moral atau etika pelaku tindak pidana perbankan, sebab bagaimanapun juga kelemahan dimaksud merupakan faktor kriminogen yang bersifat kondusif. Berdasarkan faktor-faktor kondusif penyebab timbulnya tindak pidana penggelapan di dalam bidang perbankan di Indonesia sebagai mana yang telah disebutkan, maka strategi penanggulangannya secara umum Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 dapat dilakukan dengan merumuskan kebijakan criminal formulatif, aplikatif, dan eksekutifadministrative baik secara penal maupun non penal yang di integrasikan dengan keseluruhan kebijakan sosial dan perencanaan pembangunan nasional. Konkretnya, bahwa jangan hanya dikarenakan demi suksesnya prioritas pembangunan nasional, kesejahteraan dan perlindungan hukum terhadap masyarakat dikorbankan, atau sebaliknya dikarenakan lebih memfungsionalisasikan hukum pidana, guna memberikan perlindungan hukum dan perwujudan kesejahteraan masyarakat, perencanaan pembangunan nasional menjadi tersendat. Jelasnya, strategi penanggulangan tindak pidana penggelapan di bidang perbankan, ditekankan melalui penerapan hukum pidana yang memiliki keterpaduan dengan kebijakan sosial dan rencana pembangunan nasional, sehingga keberadaan sistem peradilan pidana atau pembangunan nasional itu sendiri bukan merupakan faktor kriminogen. Maka, berdasarkan uraian ketiga faktor kondusif diatas upaya preventif yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana penggelapan di bidang perbankan adalah dengan jalan : 1. Memformulasikan hal-hal tentang kewenangan yuridis kompetensi kepolisian dan kejaksaan untuk mendeteksi sekaligus melakukan upaya penanggulangan baik secara preventif maupun secara represif serta berwenang untuk bertindak lebih dahulu apabila terjadi tindak pidana perbankan, mengkriminalisasi tindak pidana penggelapan perbankan yang belum terakomodir di dalam hukum positif perbankan nasional maupun hukum pidana positif dengan Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 menempuh cara evolusioner dan komponis di dalam merumuskan pidana dikedepankan pidana penjara yang selanjutnya diikuti dengan denda yang tinggi dang tindakan-tindakan administrative maupun keperdataan guna mengamankan dan mewujudkan ketertiban, perlindungan hukum dan kesejahteraan masyarakat. 2. Dalam hal pembinaan industry perbankan nasional, kewenangan diserahkan kepada Bank Indonesia. Namun dalam hal pengawasannya sejauh mungkin dilakukan secara bersama-sama oleh Bank Indonesia, kepolisian dan kejaksaan dengan sistem kontrol positif oleh pengadilan atau lembaga khusus seperti di Malaysia, Singapura dan India. Pengoptimalan penegakan hukum ini disamping dapat bermanfaat untuk menghindari diskresi, juga berfaedah untuk menghilangkan kemampuan menyangkal yang umumnya dilakukan pelaku sehingga dengan sukarela bersedia memberikan keterangan atau pengakuan. 3. Meningkatkan pengamanan internal dengan tanpa mengurangi kenyamanan ataupun mengganggu pelayan dalam berbagai kegiatan usaha perbankan serta meningkatkan kerja sama internasional di bidang penegakan hukum baik untuk kepentingan pertukaran informasi, penyidikan, penuntutan dan pemeriksaan di pengadilan. Ilmi Akbar Lubis : Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank Studi Kasus : No.1945 Pid.B 2005 PN-MDN, 2008. USU Repository © 2009 BAB V POSISI KASUS DAN ANALISIS KASUS.

Dokumen yang terkait

Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

5 97 123

Posisi Dominan Yang Dapat Mengakibatkan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (Studi Kasus Putusan KPPU No. 02 / KPPU-L / 2005 Tentang Carrefour)

1 64 189

Analisis Kriminologi Dan Yuridis Terhadap Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan No. 1203 / Pid.B / 2006 / PN.MDN)

4 83 81

Analisis Kasus Tindak Pidana Penggelapan Dengan Menggunakan Jabatan Dalam Menggandakan Rekening Bank (Studi Kasus : No.1945 / Pid.B / 2005 / PN-MDN)

2 61 120

Asas Ne Bis In Idem Dalam Hukum Pidana (Pendekatan Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan No. 1384 / Pid.B / Pn. Mdn / 2004 Jo Putusan Pengadilannegeri Medan No. 3259 / Pid.B / Pn. Mdn / 2008)

2 49 163

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PERCOBAAN PENCURIAN DENGAN PEMBERATAN (Putusan Nomor : 87 / Pid.B / 2012 / PN.GS)

0 5 15

Analisis Yuridis Putusan Hakim dalam Tindak Pidana Percobaan Pencurian dengan Pemberatan (Putusan Nomor : 87 / Pid.B / 2012 / PN.GS

0 7 8

ANALISIS PUTUSAN NO : 1270 / Pid.B / 2009 / PN.TK PADA BPR TRIPANCA SETIADANA

2 45 21

ANALISIS PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PEGAWAI NEGERI SIPIL PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA (Studi Perkara Nomor : 43 / Pid / Sus / 2011 / PN.TK)

1 11 23

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pertanggungjawaban Pidana Bagi Terdakwa Anak Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Sesuai Dengan PASAL 340 KUHP(Studi Kasus Putusan No. 3.682 / Pid.B / 2009 / PN. Mdn)

0 3 38