40 2.
Jika harga
sig. 2-tailed
0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara
pretest
dan
posttest
. Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan dari
pretest
ke
posttest
. Hasil analisis data perbandingan
pretest
ke
posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan tingkat kepercayaan 95, tampak pada tabel di
bawah ini
lampiran 11.c:
Tabel 9. Skor
Pretest
ke
Posttest
Kemampuan
Mengevaluasi
No Kelompok
Test peningkatan
Signifikansi Keputusan
Pretest Posttest
1 Kontrol
2,53 2,51
-0,79 0,867
Tidak berbeda 2
Eksperimen 2,33
2,82 21,03
0,006 Berbeda
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa siswa pada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah mencapai skor yang lebih rendah yaitu dengan
nilai
M
= 0,25,
SE
= 0,15,
Sig 2-tailed
= 0,867,
t
36 = 0,168 dibandingkan kelompok eksperimen yang menggunakan metode inkuiri dengan nilai
M
= -0,5 ,
SE
= 0,17,
Sig 2-tailed
= 0,006,
t
37 = -2,947. Pada kelompok kontrol harga
Sig 2-tailed
0,05, maka H
null
diterima, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor
pretest
dan
posttest
atau tidak ada kenaikan yang signifikan antara
pretest
dan
posttest
. Sedangkan pada kelompok eksperimen harga
Sig 2-tailed
0,05, maka H
null
ditolak, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor
pretest
dan
posttest
atau ada kenaikan yang signifikan antara skror
pretest
dan
posttest
.
4.1.1.3 Uji Perbedaan Selisih Skor
Prestest-Posttest
Kemampuan
Mengevaluasi
Langkah selanjutnya adalah melakukan uji perbedaan selisih skor
pretest
ke
posttest.
Langkah ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode inkuiri. Penghitungan dilakukan dengan cara mengurangkan
skor
posttest
dengan skor
pretest
pada masing-masing kelompok. Uji normalitas data selisih skor dengan uji
Kolmogorov-Smirnov
dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan uji selisih skor. Dari pengujian normalitas data, diperoleh hasil
seperti tabel di bawah ini
lampiran 11.d:
Tabel 10: Uji normalitas selisih skor
No Aspek
Nilai Signifikansi Keterangan
1 Selisih skor mengevaluasi kelompok kontrol
0,893 Normal
2 Selisih skor mengevaluasi kelompok eksperimen
0,968 Normal
41 Langkah selanjutnya
dilakukan untuk melihat ada atau tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor selisih skor
pretest-posttest
dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berdasarkan tabel di atas, analisis statistik yang digunakan
adalah analisis statistik parametrik
independent samples t-test
dengan tingkat kepercayaan 95 karena data
posttest
pada kedua kelompok merupakan distribusi data yang normal, harga
sig. 2-tailed
pada kedua kelompok
0,05
, analisis data dengan menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :
H
null
: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor
pretest
-
posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. H
i
: Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor
pretest-posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut : 1.
Jika harga
sig. 2-tailed
0,05, H
null
ditolak dan H
i
diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor
pretest-posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan
inkuiri
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
mengevaluasi
. 2.
Jika harga
sig. 2-tailed
0,05, H
null
diterima dan H
i
ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor
pretest-posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan inkuiri
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
mengevaluasi
. Suatu data dikatakan memiliki homogenitas varian apabila harga
Sig. 2- tailed
pada Levene’s Test 0,05. Dari hasil uji perbedaan selisih skor
posttest
dan
pretest
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa terdapat homogenitas varian pada data tersebut karena harga
Sig. 2-tailed
0,05 yaitu 0,456 pada harga
Levene’s Test dengan
F
= 0,562. Berikut merupakan grafik selisih skor
pretest-posttest
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Grafik pada kelompok kontrol menunjukkan
penurunan sebesar 0,02 sedangkan pada kelompok eksperimen mengalami kenaikan sebesar 0,49.
42 Gb 12 : Diagram Selisih Skor
Pretest-Posttest
Kemampuan
Mengevaluasi
Hasil analisis statistik perbandingan
posttest
kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini
lampiran 11.e:
Tabel 11. Uji Selisih Skor Kemampuan
Mengevaluasi
Hasil Posttest Signifikansi
Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0,024 berbeda
Hasil uji t menunjukkan harga
Sig. 2-tailed
0,024 atau 0,05, M = -0,52, SE = 0,23, t73 = -2,31. Karena harga
Sig. 2-tailed
menunjukkan hasil 0,05 sehingga berdasarkan kriteria yang telah dijabarkan di atas, dapat diketahui bahwa
H
null
ditolak dan H
i
diterima. Dengan kata lain metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
mengevaluasi
. 4.1.1.4
Uji Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan
Mengevaluasi
Langkah selanjutnya adalah menguji besar pengaruh
effect size
. Pengujian ini dilakukan pada kedua kelompok untuk mengetahui seberapa besar sumbangan
metode yang digunakan terhadap kemampuan
mengevaluasi
, baik metode ceramah maupun metode inkuiri.
Dari hasil penghitungan data penelitian menggunakan rumus
effect size
diperoleh hasil
lampiran 11.f
-0.03 0.5
-0.1 0.1
0.2 0.3
0.4 0.5
0.6
kontrol eksperimen
Selisih pretest-posttest kemampuan mengevaluasi
43 Tabel 12. Besar Pengaruh Metode Inkuiri terhadap Kemampuan
Mengevaluasi
No Kelompok
t df
r �
Persentase effect size
Kualifikasi 1
Kontrol 0,168
36 0,028
0,00078 0,078
Efek kecil 2
Eksperimen -2,947
37 0,44
0,19 19
Efek menengah
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan sumbangan lebih besar terhadap kemampuan
mengevaluasi
siswa, yaitu ditunjukkan dengan harga
r
= 0,44,
t
37 = -2,947, � = , yang masuk dalam
kategori efek sedang dengan presentase efek sebesar 19 dibandingkan dengan metode ceramah yang menunjukkan harga
r
= 0,028,
t
36 = 0,168, � = 0,00078
yang masuk dalam kategori efek kecil dengan presentase efek 0,078.
4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh