Guru Sekolah Dasar Guru

menjadi wasit, teman, pencegah timbulnya permusuhan, sumber kasih sayang dan pemberi semangat. e Guru sebagai konselor Sebagai konselor, guru harus menjadi pengamat yang peka terhadap tingkah laku dan gerak-gerik muridnya. Guru harus memberikan tanggapan yang konstruktif apabila muridnya mengalami kelesuan belajar. f Guru sebagai insinyur atau perekayasa lingkungan Peran guru di sini adalah dalam hal pengaturan ruang kelas, karena penataan ruang kelas yang bagus akan membantu proses belajar. g Guru sebagai model Guru berperan sebagai model atau contoh bagi murid-muridnya.

3. Guru Sekolah Dasar

Guru sebagai pelaku pendidikan merupakan faktor yang sangat menentukan tinggi rendahnya kualitas pendidikan. Di Sekolah Dasar, tenaga kependidikan khususnya guru merupakan unsur manusiawi yang sangat dekat hubungannya dengan peserta didik. Hal ini membuat guru menjadi lebih leluasa dalam mengarahkan peserta didik dalam kegiatan belajar-mengajar, yang kemudian akan menentukan keberhasilan peserta didik. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, Sekolah Dasar menggunakan sistem guru kelas. Menurut Sastrapraja dalam Stevanus, 2004, guru kelas adalah guru yang dikuasakan mempertanggung jawabkan murid sekelas dan memberikan hampir semua mata pelajaran untuk jangka satu tahun pelajaran. Seorang guru SD adalah seorang guru kelas, oleh karena itu guru perlu menguasai berbagai hal untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Setiap guru wajib memberikan pendidikan sesuai dengan tataran pendidikan peserta didiknya. Menurut Usman 1997, pendidikan dasar pada tataran Sekolah Dasar, menekankan pada kemampuan dan keterampilan dasar yaitu baca, tulis, dan hitung, sebagaimana tercermin dalam kemampuan dan keterampilan baca, tulis dan bicara serta berhitung menambah, mengurang, membagi, mengali, mengukur sederhana, dan memahami bentuk geometri yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan dasar yang diberikan oleh guru SD bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar “baca-hitung”, pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta persiapan untuk mengikuti pendidikan di SMP. Seorang guru SD harus mampu menyampaikan suatu pengajaran yang disesuaikan dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar. Karakteristik siswa Sekolah Dasar menurut Rachman 2001 adalah senang melakukan kegiatan manipulatif, ingin serba konkrit, dan terpadu. Hal tersebut tentunya sesuai dengan taraf perkembangan anak pada usia 7 sampai 12 tahun. Menurut Piaget dalam Irwanto, 1997 tahap perkembangan kognitif anak pada usia 7 – 12 tahun masuk pada tahap perkembangan operasional konkrit, dimana seorang anak mampu menalar suatu objek yang diubah bagaimanapun bentuknya. Selain itu pada usia ini anak mampu mengklasifikasikan objek berdasarkan cirinya. Meskipun demikian, pemikiran logis anak masih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI terpancang pada objek konkrit yang disajikan. Melihat hal tersebut tentunya seorang guru akan memiliki beban yang relatif berat karena dia adalah orang dewasa yang secara kognitif masuk pada taraf yang lebih tinggi, namun di sini harus mampu berperan dan menyampaikan pelajaran yang dapat dipahami oleh anak pada taraf operasional konkret. Guru Sekolah Dasar memiliki tantangan yang tidak mudah dalam menghadapi peserta didiknya. Menurut Hurlock 1991 pada usia Sekolah Dasar, seorang anak dianggap masuk pada periode kritis dalam dorongan berprestasi. Periode ini merupakan masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Pada masa kritis ini pendidik harus lebih memperhatikan dan memberi pengertian, serta bimbingan Biasanya pada awal sekolah anak sangat bergairah ke sekolah, tetapi pada akhir kelas dua, banyak yang merasa bosan, mengembangkan sikap menentang dan kritis terhadap tugas-tugas akademis, meskipun anak masih menyukai kegiatan nonakademis. Menurut Hurlock 1991, sikap anak ini dipengaruhi oleh menarik atau tidaknya cara guru menyajikan bahan yang harus dipelajari dan bagaimana ia memandang bahan-bahan ini berkaitan dengan pekerjaan di masa depan. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan guru Sekolah Dasar dalam penelitian ini adalah seorang yang mengajarkan pendidikan dasar di tingkat Sekolah Dasar yang berperan sebagai guru kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Guru Sekolah Menengah Pertama

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Guru-Guru SD di Kecamatan Medan Selayang Terhadap Penatalaksanaan Gigi Avulsi

2 81 66

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA GURU YANG MENGAJAR DI SLB NEGERI SURAKARTA DENGAN GURU YANG MENGAJAR Perbedaan Tingkat Depresi Antara Guru Yang Mengajar Di Slb Negeri Surakarta Dengan Guru Yang Mengajar Di SMP Negeri 1 Surakarta.

0 6 14

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA GURU YANG MENGAJAR DI SLB NEGERI SURAKARTA DENGAN GURU YANG MENGAJAR Perbedaan Tingkat Depresi Antara Guru Yang Mengajar Di Slb Negeri Surakarta Dengan Guru Yang Mengajar Di SMP Negeri 1 Surakarta.

0 3 15

PERBEDAAN TINGKAT STRES ANTARA GURU SEKOLAH LUAR BIASA DI SLB NEGERI SURAKARTA DENGAN GURU REGULER DI SMP NEGERI 1 Perbedaan Tingkat Stres Antara Guru Sekolah Luar Biasa Di SLB Negeri Surakarta Dengan Guru Reguler Di SMP Negeri 1 Surakarta.

0 2 13

PERBEDAAN ETOS KERJA PADA GURU DI SMPN I CEPER DENGAN GURU DI SMP PANCASILA PERBEDAAN ETOS KERJA PADA GURU DI SMPN I CEPER DENGAN GURU DI SMP PANCASILA.

0 0 14

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA GURU MATA PELAJARAN YANG DIUJIKAN DENGAN TIDAK DIUJIKAN DALAM Perbedaan Tingkat Kecemasan Antara Guru Mata Pelajaran yang Diujikan dengan Tidak Diujikan dalam Ujian Nasional Tingkat SMP di Kecamatan Karanganyar.

0 1 14

Hubungan Antara Derajat Stress dan Coping Stress pada Guru di SMP Negeri "X" Bandung.

1 0 42

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Guru-Guru SD di Kecamatan Medan Selayang Terhadap Penatalaksanaan Gigi Avulsi

0 0 12

Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Guru-Guru SD di Kecamatan Medan Selayang Terhadap Penatalaksanaan Gigi Avulsi

0 0 12

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA GURU SD DAN GURU SMP di Kecamatan Pakis Magelang

0 0 117