Nasionalisasi Perusahaan Swasta Belanda

Tahun anggaran 1976 Dalam prosentase Sumber: Arsip Laporan Evaluasi Kerja PJKA Eksploitasi Tengah Tahun 1977, Buku I Tahun 1963 pihak DKA menjalin kerjasama dengan sebuah perusahaan dari Inggris Beyer Peacock co. Manchesteruntuk pengadaan kereta api disel. Karena pihak perusahaan merasa bahwa jenis kereta api uap sudah mulai tergerus dengan tuntutan zaman. Beberapa lasan penggantian kereta api uap dengan disel ialah 1 Jenis bahan bakar batubaraKayu bakar yang diperuntukan untuk operasional kereta api uap pada tahun-tahun tersebut mulai suli didapatkan, 2 Kereta api uap yang usianya sudah cukup tua sering mengalami kerusakan yang tidak bisa diperediksi, sehingga keadaan semacam ini cukup mengganggu pengangkutan, 3 Perusahaan kereta api membutuhkan kereta yang dapat berjalan dengan cepat agar mampu bersaing dengan transportasi darat lainnya. Atas pertimbangan-pertimbangan itu maka perusahaan kereta api miliki pemerintah Indonesia yang pada saat itu masih bernama Djawatan Kereta Api DKA mendatangkan kereta api jenis disel. Biaya PersonilGaji, Beras dll 67,26 Bahan Bakar19,13 Perawatan 4,57 Lain-lain 8,01 Malapetaka 1,03 Dalam kerjasama itu pihak DKA memesan lokomotif disel yang berjumlah kurang lebih 3 unit untuk melayani jalur Purwokerto sampai Wonosobo. Sejak saat itu kedudukan kereta api uap di Banyumas sampai Wonosobo mulai digeser dengan lokomotif disel. 23 Dengan adanya lokomotif disel diharapkan transportasi angkutan barang maupun penumpang di wilayah ini akan semakin lancar dan mampu bersaing dengan transportasi darat lainnya. 24 Alasan utama penggantian lokomotif uap ini karena pada saat itu ada beberapa kendala yang dialami lokomotif uap antara lain 1 Lokomotif uap sering macet ketika beroperasi, 2 Bahan bakar yang dibutuhkan oleh lokomotif uap mulai sulit didapatkan sehingga sering mengganggu operasional, 3 Jadwal dari lokomotif uap ini sering tidak teratur karena kerusakan yang dialami beberapa lokomotif yang ada. Ketika jalan darat sudah semakin berkembang pada saat itu langkah cepat dari pengelola jalur kereta api ini begitu jeli. Keengganan kehilangan penumpang, kemudian pihak pengelola mendatangkan jenis lokomotif disel untuk tetap mengoperasikan jalur kereta api jalur ini. Seakan langkah untuk mendatangkan lokomotif disel menjadi sesuatu yang mendesak bagi pengelola kereta api. Namun usaha ini tetap saja tidak mampu menghadapi derasnya persaingan dengan kendaraan darat lainnya. 24 Soedjono, op cit. Wawancara tanggal 6 Desember 2013. 39

BAB IV DAMPAK KEBERADAAN KERETA API JALUR BANYUMAS-WONOSOBO

Wilayah Bnyumas dan Wonosobo dianggap memiliki potensi alam yang besar untuk dimanfaatkan pemerintah kolonial Belanda. Akhirnya Belanda mulai memetakan wilayah Wonosobo dan Banyumas sebagai penghasil tanaman yang laku di Eropa seperti teh, tembakau, kina dan kayu manis. Sedangkan karesidenan Banyumas sebagai lahan yang potensial bagi tebu dan beberapa tanaman lain dengan jumlah yang relatif sedikit semacam kopi, kayu-kayuan, kina, kapas dan kayu manis. Setelah industri gula berkembang cukup pesat di Banyumas terjadi masalah baru bagaimana agar pendistribusian barang produksi dapat dilakukan dengan cepat, untuk itu pengusaha gula di Klampok mengajukan ijin pembangunan jalan kereta api di Banyumas. Jalan kereta api difungsikan sebagai sarana pengangkutan hasil produksi untuk dikirim melalui pelabuhan Cilacap. Perkembangan sarana transportasi kereta api lambat laun tidak hanya digunakan untuk pengangkutan barang namun dalam perkembangan selanjutnya juga difungsikan sebagai sarana pengangkutan penumpang.

A. Dampak di Bidang Ekonomi

Kehidupan kota tentu saja didukung dengan aktivitas yang ada didalamnnya. Masyarakat sebagai motor penghidup kota menjadi unsur pokok sebagai penggerak