Jumlah penumpang di beberapa halte selama 10 hari pada tahun 1904
9
Halte Jumlah Penumpang
Gambarsari 447 Orang
Mandirancang 176 Orang
Sokaraja 296 Orang
Banjarsari 586 Orang
Klampok 753 Orang
Mandiraja 564 Orang
Purwanegara 302
Orang
Dari tahun ke tahun lalulintas pengangkutan oleh kereta api SDS cukup ramai, hal ini membuat keuntungan yang diperoleh SDS meningkat. Sehingga hal ini juga
menjadi pertimbangan bagi pengelola melakukan perpanjangan jaringan kereta api SDS pada tahun-tahun selanjutnya.
D. Keadaan Wonosobo Pada Akhir Abad ke-19
Wonosobo merupakan wilayah yang berada pada ketinggian 800 m, keberadaan geografi wilaya ini membuat Wonosobo memiliki suasanayang sejuk dan
subur menjadi daerah persawahan dan Palawija.
10
Kesuburan tanah Wonosobo membuat wilayah ini mudah untuk ditanami beberapa macam jenis tanaman.Tanaman
yang berhasil dibudidayakan di Wonosobo adalah kopi, tembakau, palawija, padi, kina, dan teh.Pada periode masa kolonialisme Belanda beberapa jenis tanaman ini
merupakan suatu hal cukup penting.
9
Ibid, hlm.193
10
DjokoSuryo dkk, Sejarah Perjuangan Rakyat Wonosobo, Yogyakarta,Kerja Sama Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Kabupaten Wonosobo Dengan Jurusan Sejarah Fakultas Sastra
Universitas Gadjah Mada, 1994-1995, hlm. 88
Kekayaan sumber daya alam seperti tanaman tembakau, kopi, kina dan teh yang memang belum banyak dieksploitasi dengan maksimal.Tembakau merupakan satu-
satunya jenis tanaman yang menjadi primadona perdagangan lokal maupun internasional.Tanaman ini sudah ditanam sejak tahun 1932, Tembakau yang ditanam
merupakan jenis Havana.Tercatat bahwa tanaman tembakau yang berhasil diproduksi oleh petani pada 1835 saja berjumlah 263 pikul. Sedangkan jenis kopi yang ditanam
di Wonosobo merupakan jenis pager, pada tahun yang sama sudah diproduksi sebanyak 2.000 pikul.
11
Pada tahun 1872 saja penanaman tembakau mengalami masa-masa keemasannya, hal ini dapat dilihat pada hampir seluruh wilayahWonosobo sudah
terdapat tanaman tembakau. Kota Wonosobo terdapat 250 bau 896 pikul lahan tanaman tembakau, Kalialang 1.017 bau 11.005 pikul, Leksono 349 bau
2.357 pikul.
12
Berdasarkan Algemeen Verslag Belanda tahun 1872, selain kopi dan tembakau teh juga merupakan tanaman andalan dari Wonosobo. Perkebunan teh swasta sudah
beroperasi di Sapuran Tanjung Sari seluas 162 bau 115.582 pikul, Kalialang 141 bau 56.192 pikul, dan daerah Wonosobo 237 bau 127, 018 pikul.Tembakau dari
Wonosobo menjadi produk unggulan dengan waktu yang cukup lama menjelang abad ke-19.Eksistensi dari tembakau Wonosobo hanya mampu disaingi oleh teh pada abad
ke-19 setelah berdirinya perusahaan teh Tambi.
11
Ibid, hlm.93
12
Ibid, hlm.94
Kebutuhan sarana untuk pengangkutan hasil bumi dari Wonosobo sangatlah penting.Meskipun pada saat itu sudah terdapat jalur militer yang menghubungkan
Ambarawa, Wonosobo dan Banyumas, namun hal itu dirasa kurang.
13
Ketika belum terdapat jalan di wilayah selatan kota yang memadahi untuk pendistribusian hasil
bumi dari Wonosobo. Para pedagang memanfaatkan jalan menanjak pegunungan Dieng sampai ke Kalibening Banjarnegara untuk menuju ke Pekalongan.
Perlu diketahui bahwa jalan yang dilalui para pedagang ini adalah jalan bukit yang terjal sangat sulit untuk dilalui, serta harus menembus lebatnya hutan untuk
sampai di wilayah pesisir pekalongan.Beberapa pedagang lebih memilih jalan ini dari pada harus menuju Purworejo ataupun Banjarnegara. Karena beberapa lahan yang
cukup banyak terdapat tenaman tembakau berada di Kejajar yang letaknya tidak jauh dari pegunungan Dieng.
Oleh sebab itu kesulitan-kesulitan yang dialami beberapa pedagang inilah kemudian memancing pengelola kereta api SDS untuk membangun perpanjangan
jalurnya sampai di Wonosobo, selain itu pihak SDS juga melihat potensi keuntungan yang cukup besar jika nanti dari beberapa barang yang dihasilkan di Wonosobo dapat
diangkut dengan kereta api SDS menuju Cilacap maupun Batavia.
13
Idem