Intensitas Nyeri Pada Pasien LBP Sesudah Terapi Panas-Dingin Perbedaan Intensitas Nyeri Pada Pasien LBP Sebelum Dan Sesudah Terapi Panas

5.6. Intensitas Nyeri Pada Pasien LBP Sesudah Terapi Panas-Dingin

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 33 pasien LBP didapatkan 14 orang 42,42 responden melaporkan nyeri menjadi hilang sesudah intervensi TPD, 14 orang 42,42 responden mengalami nyeri dengan intensitas nyeri ringan dan 5 orang 15,15 responden mengalami nyeri dengan intensitas nyeri sedang. Peneliti masih belum menemukan dan belum mendapatkan penelitian yang spesifik yang membahas tentang efek terapi panas-dingin terhadap intensitas nyeri pada pasien LBP.

5.7. Perbedaan Intensitas Nyeri Pada Pasien LBP Sebelum Dan Sesudah Terapi Panas

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perbedaan intensitas nyeri sebelum dengan sesudah intervensi TP. Mean nyeri sebelum intervensi 5,39 atau intensitas nyeri sedang dan mean nyeri sesudah intervensi 1,64 dimana sesudah intervensi TP intensitas nyeri pada pasien LBP mengalami penurunan dengan nilai rata-rata 3,75 menjadi intensitas nyeri ringan hingga tidak merasakan nyeri artinya terdapat perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah TP pada pasien LBP. Hasil analisis uji Wilcoxon mengidentifikasi bahwa seluruh responden mengalami penurunan intensitas nyeri sesudah diberikan terapi panas. Hasil uji statistik diperoleh nilai p sebesar 0,000 artinya TP mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien LBP. Melzack dan Wall 1965 dalam teori gate control mengatakan mekanisme inhibisi nyeri melibatkan inhibisi dari nosisepsi di tanduk dorsal sumsum tulang belakang, pemanasan pada kulit meningkatkan sensitivitas mechanoreseptor, efek Universitas Sumatera Utara yang timbul sebagai akibat pemberian terapi panas adalah peningkatan dalam jumlah besar aktivitas serat myelin A. Menurut DePace dan Newton ; Cameron dalam Nadler, 2002 teori gerbang kontrol diterima secara luas oleh para peneliti di bidang manajemen nyeri sebagai mekanisme utama yang bertanggung jawab untuk menghilangkan rasa sakit yang diberikan oleh terapi panas. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Kullisch, et al., 2006 bahwa terapi air mineral balneotherapy hangat dengan suhu 34 °C dapat menurunkan nyeri pada pasien LBP, serta penelitian yang dilakukan oleh Nadler, et. al., 2002 penggunaan kompres hangat dengan menggunakan heat wrap lebih efektif dari pada penggunaan ibuprofen dan acetaminophen pada pasien LBP akut. Menurut Lehmann dan DeLateur ; Benson dan Copp dalam Garra, et. al., 2009, aplikasi terapi panas dapat mengurangi rasa sakit pada otot akibat regangan strain. Strain muncul melalui sejumlah mekanisme fisiologis, salah satu penyebab strain adalah mengangkat beban berat diatas beban maksimal yang boleh diangkat oleh tubuh kita. Selain itu, terapi panas juga bisa meningkatkan ambang nyeri, dari 33 reponden 9 diantaranya atau 27,27 mengatakan mengalami nyeri setelah mengangkat beban berat dan sesudah diberikan terapi panas nyeri yang mereka rasakan menjadi berkurang bahkan hilang. 24, 24 dari responden atau 8 dari 33 responden mengalami nyeri yang disebabkan oleh penyakit spondilosis. TP dapat menurunkan intensitas nyeri pasien LBP yang disebabkan oleh penyakit tertentu seperti spondilitis, karena panas mengontrol peradangan dengan meningkatkan vasodilatasi pada daerah peradangan dan penurunan viskositas darah. Aliran darah meningkat dengan cepat Universitas Sumatera Utara membawa zat-zat kekebalan atau imum ke area yang sakit dan membersihkannya dari penyebab penyakit Metules, 2007.

5.8. Perbedaan Intensitas Nyeri Pada Pasien LBP Sebelum Dan Sesudah Terapi Dingin