Dari penjelasan beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian terhadap hasil belajar siswa yang
dilihat dari proses pembelajaran secara keseluruhan sehingga tidak hanya berdasarkan pada hasil belajar siswa.
2.1.5.2 Macam-macam Penilaian Otentik
Dalam melaksanakan penilaian otentik yang baik seyogyanya guru memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai Abdul Majid 2014:249.
Teradapat beberapa macam penilaian otentik antara lain : 1 penilaian proyek merupakan salah satu penilaian yang menilai kerja kelompok dalam
pengerjaan tugas yang diberikan. Sehingga penilian ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dalam kegiatan berkelompok. Abdul
Majid 2014:250 mengemukakan bahwa penilaian proyek merupakan penilian pada peserta didik dalam mengerjakan tugas dalam jangka waktu
tertentu penilaian proyek berhubungan erat dengan aspek pemahaman, pengaplikasian, penyelidikan dan lain-lain. 2 penilian kinerja, merupakan
penilaian pada partisipasi peserta didik pada proses dan aspek yang akan dinilai, guru dapat meminta peserta didik diminta menyebutkan unsur
proyek yang akan digunakan dalam menentukan kriteria ketuntasan. Cara yang dapat digunakan guru dalam penilaian kinerja antara lain, daftar cek
untuk mengetahui muncul tidaknya unsur dari indikator atau sub indikator dalam kegiatan pembelajaran, catatan narasi yaitu cara yang digunakan
guru dalam menilai peserta didik melalui laporan narasi tentang tindakan yang dilakukan peserta didik selama kegaiatan pembelajaran, skala
penilaian yaitu cara penilaian yang dilakukan guru dengan menilai dengan angka tetapi harus jelas keterangan angka yang akan diberikan pada
penilaian, memori atau ingatan yaitu cara yang digunakan guru dengan mengingat apa yang peserta didik lakukan tanpa membuat catatan. 2
Penilaian portofolio merupakan kumpulan dari tugas peserta didik dalam periode tertentu sehingga dapat memberikan informasi penilian pada guru.
4 Jurnal, merupakan catatan yang dibuat siswa setelah melakukan suatu kegiatan pembelajaran, berupa rangkuman pelajaran, perasaan, kesulitan
atau keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran. 5 Penilaian tertulis merupakan penilaian dengancara siswa mengisi jawaban dari pertanyaan
yang telah diberikan oleh guru dengan tertulis sehingga hasil dari tes
tersebut dapat memberikan informasi pada guru dalam menilai peserta didik 2.1.6
Pendidikan karakter berbasis budaya lokal 2.1.6.1
Pengertian Karakter
Karakter adalah sifat-sifat khas yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak Kamus Bahasa Indonesia, 2011. Menurut Hornby dan
Parnwell dalam Hidayatullah, 2010, karakter adalah kualitas mental atau moral, nama atau reputasi. Menurut Hermawan Kertajaya dalam
Hidayatullah, 2010 karakter adalah “ciri khas” yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Dari pengertian-pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa karakter adalah kualitas mental maupun moral yang dimiliki suatu individu
yang menjadikan individu tersebut berbeda dengan individu lainnya. 2.1.6.2
Pengertian Pendidikan Karakter
Zubaedi 2011, mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah usaha sengaja sadar untuk mewujudkan kebijakan, yaitu kualitas
kemanusiaan yang baik secara objektif. Menurut Creasy dalam Zubaedi,
2011 pendidikan karakter adalah upaya untuk mendorong peserta didik berkembang dengan kompetensi berfikir dan berpegang teguh pada prinsip-
prinsip moral dalam kehidupannya. Menurut Raharjo dalam Zubaedi, 2011 pendidikan karakter proses pendidikan secara holistis yang
menghubungkan dimensi moral dengan ranah sosial dalam kehidupan peserta didik. Koesoema dalam Zubaedi, 2011 juga mengungkapkan
bahwa pendidikan karakter merupakan upaya pengembangan kemampuan yang terus menerus dalam diri manusia untuk mengadakan internalisasi
nilai-nilai sehingga menghasilkan individu yang baik. Dari beberapa pengertian diatas, peneliti menarik kesimpulan bahwa
pendidikan karakter adalah usaha untuk menanamkan nilai-nilai kepribadian pada peserta didik agar memiliki sifat atau watak yang baik
sesuai dengan moral dalam kehidupan. 2.1.6.3
Karakter berbasis budaya lokal
Adisusilo 2013:37 watak sebagai sifat seseorang dapat dibentuk, artinya watak seseorang dapat berubah, kendati watak mengandung unsur
bawaan potensi internal, setiap orang berbeda. Namun karakter juga amat dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat, dan
lingkungan pergaulan. 2.1.6.4
Tujuan Pendidikan Karakter
Zubaedi 2011 mengungkapkan bahwa pendidikan karakter memiliki lima tujuan yaitu: 1 mengembangkan potensi afektif peserta didik sebagai
manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter bangsa. 2 mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius.
3 menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. 4 mengembangkan kemampuan peserta
didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. 5 mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, persahabatan, rasa kebangsaan yang tinggi, dan penuh kegiatan. Menurut Mulyasa 2011 pendidikan
karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter peserta didik secara utuh sesuai
dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan. 2.1.7
Model Pengembangan Bahan Ajar
Menurut Kemp dalam Trianto, 2009:179 pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Bentuk bagan pengembangan
adalah lingkaran dan arah pengembangan perangkat berlangsung searah jarum jam dimulai dari identifikasi masalah, analisis siswa, analisis tugas,
merumuskan indikator,
penyusunan instrumen
evaluasi, strategi
pembelajaran, pemilihan media atau sumber belajar, pelayanan pendukung, kemudian evaluasi formatif dan evaluasi sumatif yang dilanjutkan dengan
adanya revisi perangkat. Kemp mengungkapkan bahwa uji coba produk yang dikembangkan merupakan uji coba terbatas oleh karena itu sampel uji
coba produk dapat dilakukan kepada responden dengan jumlah yang
sedikit.
Identifikasi Masalah Pembelajaran
Analisis Siswa
Pelayanan Pendukung
Pemilihan Media atau Sumber Belajar
Strategi Pembelajaran Analisis Tugas
Merumuskan Indikator
Penyusunan Instrumen Evaluasi
Revisi Perangkat Pembelajaran
Evaluasi Formatif
R e
vi si
R e
vi si
Evaluasi Sumatif
Di bawah ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut
Jerold E Kemp yang telah direvisi Trianto, 2009:179-186:
Gambar 2.1 Model Pengembangan Bahan Ajar Menurut Jerold E Kemp yang telah direvisi dalam Trianto 2009: 179-186.
Unsur pengembangan perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:
1. Identifikasi Masalah Pembelajaran
Tahap ini bertujuan mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan pembelajaran menurut kurikulum yang berlaku
dengan fakta yang ada di lapangan. Bahan kajian, pokok bahasan atau materi yang akan dikembangkan, selanjutnya akan disusun
sesuai dengan upaya mencapai tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum tersebut.
2. Analisis Siswa
Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal serta karakteristik siswa meliputi ciri-ciri, kemampuan tertentu, dan
pengalaman baik dari individu maupun kelompok. a.
Tingkah Laku Awal Siswa Kardi dalam Trianto 2009, menjelaskan bahwa
sebelum melaksanakan segala proses pembelajaran di sekolah perlu adanya penilaian identifikasi tingkah laku awal siswa.
b. Karakteristik Siswa
Analisis karakteristik siswa meliputi kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap
mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotorik, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya.
3. Analisis Tugas
Analisis tugas atau tujuan merupakan analisis isi suatu pelajaran, konsep, pemrosesan segala informasi yang akan
digunakan untuk memudahkan pemahaman tentang tugas-tugas belajar yang diberikan serta tujuan pembelajaran itu sendiri yang
dituangkan ke dalam bentuk Rencana Pembelajaran dan Lembar Kegiatan Siswa LKS.
a. Analisis Struktur Isi
Analisis struktur isi dilakukan dengan cara mencermati kurikulum yang ada, mulai dari bahan kajian, pokok bahasan,
sub pokok bahasan, serta garis besar perincian isi pokok bahasan tersebut.
b. Analisis Konsep
Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi segala konsep utama yang akan diajarkan dan disusun secara
sistematis sesuai dengan urutan penyajian dan merinci segala konsep yang relevan.
c. Analisis Prosedural
Analisis prosedural adalah analisis beberapa tugas yang akan dilakukan
dengan cara
mengidentifikasi tahap-tahap
penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian, hasil analisis ini akan diperoleh peta tugas dan analisis prosedural tersebut.
d. Analisis Pemrosesan Informasi
Analisis pemprosesan informasi akan dilaksanakan dalam pengelompokkan tugas-tugas yang dilaksanakan oleh siswa
selama pembelajaran berlangsung dengan mempertimbangkan waktu.
4. Merumuskan Indikator
Indikator merupakan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Namun menurut Kardi
2003:2 dalam Trianto 2009, pendasaran perumusan indikator berasal
dari hasil
analisis suatu
pembelajaran dan
pengidentifikasian tingkah laku awal siswa tentang pernyataan- pernyataan apa yang dapat dilakukan oleh siswa setelah selesai
melakukan kegiatan belajar mengajar. Indikator yang dirumuskan tersebut berfungsi sebagai a alat
untuk mendesain kegiatan pembelajaran, b kerangka kerja dalam
merencanakan cara mengevaluasi hasil belajar siswa; dan c panduan siswa dalam belajar.
5. Penyusunan Instrumen Evaluasi
Penyusunan tes hasil belajar juga merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan
siswa yang dibuat guru, setelah kegiatan belajar mengajar selesai yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.
6. Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran didasarkan dari tujuan khusus yang akan dicapai. Kegiatan pemilihan strategi pembelajaran
meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format,
yang dipandang
mampu memberikan
konstribusi pengalaman bagi siswa yang berguna untuk mencapai tujuan
pembelajaran. a.
Pemilihan Model, Pendekatan, dan Metode Pembelajaran Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang
sesuai dengan bahan kajian dan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Pemilihan Format
Pemilihan format
secara umum
yang dipilih
dalam pengembangan suatu perangkat pembelajaran meliputi, Buku
Ajar materi ajar, Lembar Kegiatan Siswa LKS, Rencana Pelajaran RP, dan soal evaluasi.
7. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran
Kemp dalam Trianto 2009 menngungkapkan bahwa keberhasilan suatu
pembelajaran sangat bergantung pada
penggunaan sumber pembelajaran atau media yang digunakan. Jika sumber-sumber pembelajaran yang dipilih dipertimbangkan dan
dipersiapkan dengan matang, maka akan memenuhi segala tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, seperti mampu memotivasi siswa
karena menarik dan menstimulasi perhatian pada materi pembelajaran, melibatkan siswa, menjelaskan dan menggambarkan
isi materi pelajaran dan keterampilan-keterampilan kinerja, membantu pembentukan sikap dan pengembangan rasa menghargai
apresiasi, serta memberi kesempatan untuk menganalisis sendiri kinerja individual.
8. Pelayanan Pendukung
Selama proses pengembangan juga diperlukan layanan pendukung seperti halnya berupa kebijakan kepala sekolah, guru
mitra, tata usaha, dan tenaga-tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan yang dapat mendukung kegiatan
belajar mengajar. 9.
Evaluasi Formatif Evaluasi formatif merupakan bagian terpenting dari segala
proses perencanaan pembelajaran yang mampu berfungsi sebagai alat pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang,
sampai sejauh mana program yang dijalankan sudah baik atau
belum dalam mencapai berbagai sasaran yang sudah ditentukan. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan ujicoba.
10. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif berguna untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada setiap akhir pembelajaran. Tes sumatif
dapat dilaksanakan dengan post test dan ujian akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit dan ujian akhir
untuk pelajaran tertentu. 11.
Revisi Perangkat Pembelajaran Kegiatan revisi merupakan kegiatan untuk memperbaiki
perangkat pembelajaran yang sudah dibuat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki segala
rancangan yang sudah dibuat agar lebih baik lagi dari pada sebelumnya.
2.1.8 Penelitian yang Relevan