B. Pembahasan
Tabel 7. Hasil Penelitian dan Sesudah Tindakan
No Nama
Nilai Kondisi
Awal Sesudah Tindakan
Siklus I Siklus II
Nilai Ketuntasan
Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
Ya Tidak
1 LW
45 60
- 2
BP 50
60 -
3 MS
60 70
- 4
PA 50
50 -
5 AA
70 80
- 6
AID 65
70 -
7 BN
60 70
- 8
DKW 80
90 -
9 EDS
65 70
- 10
FIN 80
85 -
11 FD
70 70
- 12
GF 70
80 -
13 GPN
70 75
- 14
LHM 60
65 -
15 LH
70 85
- 16
NA 75
90 -
17 NS
65 65
-
No Nama
Nilai Kondisi
Awal Sesudah Tindakan
Siklus I Siklus II
Nilai Ketuntasan
Nilai Ketuntasan
Ya Tidak
Ya Tidak
18 NTK
60 80
- 19
AR 70
90 -
20 RF
75 80
- 21
SR 70
80 -
22 SH
50 70
- Total
1430 1635
17 5
Persentase 77,27
22,73 Nilai Rata-
rata 65
74,32
Hasil nilai Formatif kondisi Awal dua siswa mendapat nilai 80, dua siswa mendapat nilai 75, tujuh siswa mendapat nilai 70, empat siswa mendapat nilai
60,tiga siswa mendapat nilai 65, tiga siswa mendapat nilai 50 dan satu mendapat nilai 45. Pada ulangan siklus I mendapat nilai 90 tiga siswa, dua siswa mendapat
nilai 85, lima siswa mendapat nilai 80, satu siswa mendapat nilai 75, enam siswa mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat 60, dan satu
siswa mendapat nilai 50. Dari data tersebut, yang memperoleh nilai ulangan harian di atas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM pada nilai ulangan kondisi
awal sebanyak 11 siswa atau mencapai 50 dari 22 siswa. Sebanyak 11 siswa masih memperoleh nilai ulangan dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM
atau 50. Pada ulangan siklus I tiga siswa mendapat nilai 90, dua siswa mendapat
nilai 85, lima siswa mendapat nilai 80, satu siswa mendapat 75, enam siswa mendapat nilai 70, dua siswa mendapat nilai 65, dua siswa mendapat nilai 60 dan
satu siswa mendapat nilai 50. Berdasarkan data tersebut yang memperoleh nilai ulangan harian di atas Kriteria Ketuntasan Minimal KKM pada ulangan siklus I
sebanyak 17 siswa atau mencapai 77,27. Sebanyak 5 siswa yang masih memperoleh nilai rata-rata di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal KKM atau
22,73 dari 22 siswa. Penelitian pada siklus I ini nilai rata-rata kelas yang diperoleh telah mencapai indikator keberhasilan akhir siklus I, maka siklus I tidak
perlu dilanjutkan. Dari hasil penelitian ini yang telah dijabarkan di atas ada lima siswa atau
22,73 dari 22 siswa yang tidak mengalami perubahan peningkatan, karena pola belajar dan kemampuan mereka yang tidak berubah dan tetap pada belajar mereka
masing-masing. Dari data nilai kondisi awal sebanyak 11 siswa 50 siswa belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, setelah tindakan pada siklus I
lima siswa atau 22,73 dari 22 siswa jadi mengalami peningkatan presentasi ketuntasan 27,27. Dengan demikian hasil penelitian ini membuktikan hipotesis
bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas V SDN Banyakan Mertoyudan Magelang tahun
ajaran 20112012. Hasil dari penelitian yang terdiri dari data awal atau sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I ada tidaknya ketuntasan berdasarkan nilai
yang diperoleh tiap siswa dapat ditunjukkan pada tabel 5. Pada penelitian tindakan kelas ini terlihat bahwa terdapat kenaikan rata-
rata nilai ulangan siswa yang cukup besar yaitu sebanyak 14,33. Dengan
pendekatan kontekstual terlihat bahwa siswa menjadi lebih mudah memahami materi karena siswa mempelajari hal-hal yang terkait dengan dunia nyata.
Mempelajari materi IPS dengan gambar akan membantu siswa dalam belajar karena siswa tidak hanya mendengar tetapi juga melihat. Semakin banyak indra
yang digunakan dan semakin konkrit materi akan membantu siswa untuk menstimulus atau membentuk sendiri pemahaman mereka terhadap materi yang
sedang dipelajari. Lingkungan belajar siswa juga mampu mempengaruhi siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan diajak ke monumen pembelajaran menjadi
tidak monoton sehingga siswa tidak jenuh. Siswa menjadi lebih semangat belajar sehingga mudah dalam memahami materi.
47
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN