2.2.6 Selebritis Endorser
Celebrity Endorser
Menurut Shimp 2003: 459 mendefinisikan endorser adalah seseorang pendukung dalam periklanan. Para pemasang Iklan dengan
bangga menggunakan kaum selebriti didalam periklanan karena atribut yang mereka miliki termasuk kecantikan, keberanian, bakat, jiwa olah
raga athleticisme, keagungan, kekuasaan dan daya tarik seksual, seringkali merupakan pengikat yang diinginkan untuk merek - merek
yang mereka dukung. Menurut Shimp 2003:460 mendefinisikan public figure adalah
tokoh aktor, penghibur, atau atlet yang dikenal masyarakat karena prestasinya didalam bidang - bidang yang berbeda. Public figure banyak
yang digunakan oleh produsen sebagai product endonser dalam iklannya, karena perilaku konsumsinya mudah ditiru oleh para konsumen. Dalam
memilih public figure sebagai endorser harus memilih secara selektif karena tidak semua public figure mempunyai karakteristi yang menonjol
dalam diri public figure tersebut. Diantara karakteristik tersebut adalah cantik atau cakep, mempunyai prestasi dalam bidangnya dan dikenal oleh
konsumen. Contohnya: bintang televisi, aktor film, bintang olahraga, penyanyi, model dan lain - lain.
Menurut Shimp 2003 : 460 peran endoser adalah untuk mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen yang baik terhadap produk
yang didukungnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pada dasarnya sebagian para pemasar sepakat adanya kecenderungan bahwa konsumen tertarik terhadap sosok tertentu sebagai
publik figure sehingga dapat ditiru perilaku konsumsinya. Publik figure adalah figur seseorang yang dijadikan panutan yang
bisa dicontoh perilakunya termasuk perilaku berkonsumsi, sosok tertentu terkait dengan karakteristik menonjol yang dimilikinya seperti: tokoh
terkenal selebriti, atlit, keadaan fisik atau usia maskulin, wanita cantik, anak-anak atau bayi, kesesuaian dengan situasi tertentu profesi atau
lifestyle dan lambang-lambang yang mewakili animasi, fantasi.
Para pemasar berpendapat bila memasang Iklan dengan publik figure atau selebriti memudahkan konsumen mengidentifikasi diri dengan
bintang ini, sering kali dengan memandang mereka sebagai pahlawan atas prestasi, kepribadian, dan daya tarik fisik mereka. Asosiasi berulang dari
suatu merek atau produk tersebut memiliki sifat - sifat yang menarik yang serupa dengan sifat yang dimiliki selebriti. Lebih umum lagi, para
konsumen mungkin menyukai produk hanya karena mereka menyukai selebriti yang mendukung produk tersebut. Tanpa memperhatikan
mekanisme khusus cara meningkatkan nilai produk, pada kenyataanya mereka layak menerima jutaan rupiah yang dibayar para pemasang Iklan
untuk jasa mereka.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Belch dan Belch 2001:172 dalam penelitiannya menyatakan bahwa selebritis endoser Celebrity Endorser dibentuk oleh 2 dua
faktor, yaitu: 1. Kredibilitas Credibility
Merupakan gambaran persepsi konsumen terhadap keahlian, pengetahuan. dan pengalaman yang relevan yang dimiliki endorser
mengenai merek produk yang diiklankan serta kepercayaan konsumen terhadap endorser untuk memberikan informasi yang tidak
biasa dan objektif. Penilaian atas variabel kredibilitas Credibility berdasarkan pada indikator - indikator sebagai berikut :
1 Pengetahuan. Merupakan tingkat pengetahuan yang dimiliki endorser terhadap
subjek dalam menyampaikan produk yang diiklankan. 2 Dipercaya.
Merupakan kejujuran mengenai semua yang dikatakan endorser dalam Iklan.
2. Daya Tarik Attractiveness Endorser
dengan tampilan fisik yang baik atau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang Iklan dan dapat menimbulkan minat
audiens untuk menyimak iklan. Penilaian atas variabel daya tarik Attractiveness
berdasarkan pada indikator - indikator sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1 Ketenaran. Merupakan banyaknya frekuensi endorser tampil dimata
khalayak. 2 Keakraban Familiarity.
Merupakan persepsi seseorang berkenaan dengan kesamaan yang dimiliki endorser. seperti kesamaan karakteristik demografis,
gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilkan pada Iklan.
. 2.2.7
Citra Merek Brand Image
Sudah menjadi kebiasaan pengusaha pabrik untuk menjual barang yang dihasilkan oleh pabriknya dibubuhi tanda lukisan dan atau
perkataannya untuk membedakannya dari barang - barang sejenis hasil pabrik lain. Tanda itu disebut Merek. Riset merek selama ini masih
didominasi sektor consumer markets, terutama dalam kaitannya dengan produk fisik berupa barang. Ada juga pengusaha yang beranggapan tidak
periu mendirikan pabrik sendiri dan merasa puas dengan memesan kepada pabrik lain tanpa dibubuhi tanda lukisan atau merek. Kemudian merek
dipasang sendiri oleh pemesan. Alma 2004:147 beranggapan merek atau cap ialah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu barang
atau jasa tertentu yang dapat berupa kata - kata, gambar atau kombinasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
keduanya. Menurut Tjiptono 2005:19 citra merek adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.
Menurut Keller 2003 yang dikutip dari Tjiptono 2005:19, Citra merek adalah produk yang mampu memberikan dimensi tambahan yang
secara unik membedakanya dari produk - produk lain yang dirancang untuk memuaskan kebutuhan serupa. Sedangkan menurut Biel 1993 yang
dikutip dari Setyaningsih dan Darmawan, 2004 Citra merek merupakan kelompok atribut dan asosiasi, dimana konsumen menghubungkannya ke
nama merek. Citra merek terbentuk dari kumpulan keyakinan atas suatu merek. Konsumen mengembangkan sekumpulan keyakinan merek tentang
di mana posisi setiap merek dalam masing - masing atribut. Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam memandang atribut - atribut yang
dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Citra merek
konsumen akan berbeda-beda karena perbedaan pengalaman mereka. Konsumen sampai pada sikap atas bermacam-macam merek melalui
prosedur evaluasi atribut. Simamora 2000:540 menambahkan bahwa Merek Brand adalah
segala sesuatu yang mengidentifikasikan barang atau jasa penjual dan membedakannya dari barang dan jasa lainnya. Citra merek tidak begitu
saja terbentuk, melainkan melalui proses yang cukup panjang. Menurut Wells 1995 yang dikutip dari Setyaningsih dan Darmawan, 2004
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
mendefinisikan citra merek sebagai citra yang terkandung dan menggambarkan cara merek tersebut tersampaikan, termasuk semua
elemen - elemen pengenalnya atau atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen.
Sedangkan menurut Kartajaya swa citra merek brand image ialah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang ada di
benak konsumen. Hamel dan Prahalad 1994:258 dalam penelitiannya menyatakan
bahwa citra merek Brand Image dibentuk oleh 3 tiga faktor, yaitu: 1. Pengenalan Recognition
Merupakan kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat suatu merek atau brand di dalam benak pikiran mereka. Recognition
akan menciptakan suatu keuntungan yang bernilai dibandingkan dengan pengiklan yang bertubi-tubi sekalipun. Indikator yang
digunakan untuk mengukur Pengenalan Recognition antara lain: 1 Mudah diingat
Merupakan tingkat kemudahan responden mengenal merek produk. 2 Kemasan
Merupakan tingkat kemudahan responden mengenal kemasan merek produk.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Nama baik Reputation Merupakan kekuatan merek atau brand yang dapat membangun status
di benak konsumen. Reputation ini sejajar dengan mutu yang dirasa perceived quality.
Sehingga reputation merupakan status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena di mata konsumen merek atau brand
memiliki suatu catatan track record yang baik. Indikator yang digunakan untuk mengukur Reputasi Reputation antara lain:
1 Kualitas. Merupakan tingkat konsumen menilai kualitas merek produk.
2 Manfaat. Merupakan tingkat manfaat yang dirasakan konsumen atas produk.
3. Hubungan dekat Affinity Merupakan kekuatan merek atau brand suatu produk yang dapat
membentuk asosiasi positif yang membuat konsumen menyukai suatu produk. Affinity adalah Hubungan emosional Emotional relationship
yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya. Indikator yang digunakan untuk mengukur Hubungan dekat Affinity antara lain:
1 Ketertarikan. Merupakan tingkat ketertarikan responden terhadap Iklan produk,
endorser dalam menyampaikan produk tersebut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2 Keingintahuan Merupakan tingkat keingintahuan responden tentang produk.
2.2.8 Pengaruh Selebritis Endoser