penderita atau carier yang membawa tipe virus dengue yang berlainan dari
masing-masing lokasi awal. 2.3.6. Distribusi Frekuensi DBD
A. Agent DBD
Agen penyakit DBD adalah virus dengue yang tergolong dalam genus Flavivirus, famili Flaviridae yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes
Albopictus sebagai vektor penular Ginanjar, 2008. Penyebab penyakit adalah virus dengue. Virus ini termasuk kelompok
Arthropoda Borne Viruses Arbovirosis. Sampai saat ini dikenal ada 4 serotype virus yaitu ;
1. Dengue 1 diisolasi oleh Sabin pada tahun1944. 2. Dengue 2 diisolasi oleh Sabin pada tahun 1944.
3. Dengue 3 diisolasi oleh Sather 4. Dengue 4 diisolasi oleh Sather.
Keempat type virus tersebut telah ditemukan diberbagai daerah di Indonesia dan yang terbanyak adalah type 2 dan type 3. Penelitian di Indonesia menunjukkan
dengue type 3 merupakan serotype virus yang dominan menyebabkan kasus yang berat.
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus aktif menggigit pada musim hujan Depkes RI, 2005. Aedes Aegypti biasanya berada di dalam rumah penduduk
sementara Aedes Albopictus berada di luar rumah terutama di pohon, kebun atau pinggir hutan. Tempat pembiakan kedua nyamuk ini juga berbeda dimana Aedes
Universitas Sumatera Utara
Aegypti membiak di tempat lembab dan genangan air sementara Aedes Albopictus membiak di lubang-lubang pohon, dalam lipatan daun dan genangan air yang lainnya
Supartha, 2008. Secara morfologi, kedua nyamuk ini walaupun samgat mirip, namun dapat
dibedakan dengan strip putih yang terdapat pada bagian skotumnya. Skotum Aedes Aegypti berwarna hitam dengan dua strip putih sejajar di bagian dorsal tengah yang
diapit oleh dua garis lengkung berwarna putih. Skotum Aedes Albopictus pula berwarna hitam yang terdapat hanya satu garis putih tebal di bagian dorsal Kowalski,
2007. Larva nyamuk Aedes mempunyai bentuk siphon yang tidak langsing dan
hanya memiliki satu pasang hair tuft serta pectin yang tumbuh tidak sempurna. Seekor nyamuk betina dapat meletakkan telur kira-kira sebanyak seratus butir telur
setiap kali bertelur. Pertumbuhan nyamuk ini dari telur sehingga menjadi nyamuk dewasa membutuhkan waktu sebanyak 9 hari Soegeng, 2004; Soegijanto, 2004.
Nyamuk ini berkembangbiak pada genangan air, namun tidak dapat berkembangbiak di genangan air yang berhubungan langsung dengan tanah Depkes
RI, 2005. Tempat pembiakannya dapat dibagikan atas beberapa kelompok yaitu: a.
Tempat Penampungan Air TPA untuk keperluan sehari-hari seperti drum, tangki air, tempayan, bak air, ember dan lain-lain.
b. TPA bukan untuk keperluan sehari-hari seperti vas bunga, dan barang-barang
bekas ban, botol, kaleng, plastik, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
c. TPA alamiah seperti lubang pada pohon, lubang pada batu, lipatan daun,
bambu yang dipotong dan lain lain. DBD ditularkan oleh nyamuk yang pada saat itu sudah mengandung virus
dalam darahnya. Virus ini memasuki tubuh manusia melalui gigitan nyamuk, kemudian melakukan replikasi dengan cepat dalam tubuh manusia. Periode replikasi
ini memerlukan waktu selama lebih kurang empat hari. Apabila jumlah virus sudah mencukupi, maka virus akan memasuki sirkulasi darah Peters, 2008. Pada saat ini,
manusia akan mengalami gejala panas. Disini, terjadi reaksi tubuh terhadap virus ini dimana reaksi dapat berbeda untuk setiap individu.
Pada prinsipnya, bentuk reaksi tubuh manusia terhadap virus adalah seperti berikut:
a. Reaksi pertama
Terjadi neutralisasi virus, dan seterusnya terjadi pengendapan bentuk neutralisasi pada pembuluh darah. Gejala yang timbul adalah ruam.
b. Reaksi kedua
Terjadi gangguan fungsi pembekuan darah sebagai akibat dari penurunan jumlah komponen-komponen pembekuan darah yang menimbulkan
manifestasi pendarahan. c.
Reaksi ketiga Terjadi kebocoran pembuluh darah yang mengakibatkan keluarnya komponen
plasma darah ke rongga tubuh. Manifestasi dapat berupa asites dan efusi pleura.
Universitas Sumatera Utara
Apabila terjadi reaksi pertama dan kedua, maka orang tersebut menderita demam dengue. Jika sudah muncul reaksi ketiga, orang tersebut menderita DBD
Depkes RI, 2005.
B. Host DBD