Kelola Sumber Daya Pemberdayaan Masyarakat

Klaten menunjukkan hasil bahwa terdapat inisiatif warga yang masih kurang baik dalam pengendalian diare pada balita. Hal ini tercermin dari rendahnya kemauan mereka untuk membangun saluran limbah rumah tangga yang sehat serta sarana MCK yang masih belum baik. Hasil penelitian lain oleh Manalu 2009 tentang determinan partisipasi keluarga dalam tindakan pencegahan DBD di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru yang memperoleh hasil bahwa masyarakat di kecamatan tersebut memiliki inisiatif yang tergolong kurang baik. Hal ini terlihat dari minimnya kemauan mereka dalam mencegah penularan seperti dengan melakukan PSN secara berkala, atau menyebarkan informasi yang mereka ketahui mengenai pencegahan DBD.

5.1.2 Kelola Sumber Daya

Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa proporsi responden dengan kelola sumber daya yang baik di Kelurahan Helvetia Tengah 47,6, lebih tinggi dibandingkan proporsi kelola sumber daya yang baik di Kelurahan Helvetia Timur 44,3. Namun setelah dilakukan analisis bivariat terlihat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara proporsi kelola sumber daya di Kelurahan Helvetia Tengah dan Helvetia Timur Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan tahun 2012 p=0,557. Kelola sumber daya merupakan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan seluruh sumber daya lokal yang ada guna digunakan dalam pengendalian DBD. Jika masyarakat memiliki kelola sumber daya yang baik, maka mereka cenderung akan saling mengajak atau mengingatkan pentingnya pengendalian DBD serta memberitahukan bagaimana cara pengendalian yang baik. Selain itu, Universitas Sumatera Utara seluruh sumber daya, baik SDM maupun sumber daya lainnya akan digunakan oleh masyarakat. Dengan kata lain, semakin baik kelola sumber daya, maka akan semakin baiklah pengendalian DBDnya. Hasil distribusi per item pertanyaan pada variabel kelola sumber daya terlihat di Kelurahan Helvetia Tengah, mayoritas responden menjawab tidak pernah mengajak anggota keluarga untuk memeriksa wadah penampungan air yang terlantar di luar rumah. Hal ini menjelaskan kepala keluarga sebagai pengambil keputusan belum memiliki kemampuan untuk menggerakkan atau menggunakan sumber daya yang ada, seperti anggota keluarga untuk bekerja sama dalam pengendalian DBD. Terkadang kepala keluarga hanya memfokuskan kegiatan di dalam rumah saja, padahal di bagian luar rumah masih banyak terdapat wadah penampungan air yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Hasil distribusi per item pertanyaan pada variabel kelola sumber daya terlihat di Kelurahan Helvetia Timur, sedikit sekali responden yang menjawab mengajak keluarga membuang atau menyingkirkan wadah yang bisa menjadi penampung yang dapat menjadi tempat perindukan nyamuk. Keluarga kurang memperhatikan keadaan di luar rumah. Mereka merasa yang paling penting adalah bagian dalam rumah, bukan luar rumah. Dari pengamatan peneliti juga terlihat banyak sampah-sampah yang berserakan di sekitar rumah warga. Padahal sampah tersebut bisa menjadi tempat perindukan nyamuk. Melalui kegiatan yang dijalankan oleh Peluk Asa di Kelurahan Helvetia Tengah, masyarakat diberikan arahan bagaimana memanfaatkan seluruh sumber Universitas Sumatera Utara daya lokal yang ada guna digunakan dalam pengendalian DBD. Hal kecil seperti mengajak keluarga atau tetangga dan masyarakat sekitar untuk membersihkan tempat penampungan air di rumah masing-masing atau bahkan di tempat umum sangat penting untuk pengendalian DBD. Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian Pujiono 2007 tentang pemberdayaan masyarakat dengan pengendalian diare pada balita di Desa Pakisan Klaten menunjukkan hasil bahwa terdapat kelola sumber daya warga yang masih kurang baik dalam pengendalian diare pada balita. Warga di desa tersebut sama sekali tidak memahami bagaimana cara menggerakkan sumberdaya, seperti anggota keluarga untuk bergotong royong membersihkan lingkungan dan menjaga hygiene dan sanitasi yang baik, terutama bagi balita mereka untuk menghindari kejadian diare. Hasil penelitian lain oleh Manalu 2009 tentang determinan partisipasi keluarga dalam tindakan pencegahan DBD di Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru yang memperoleh hasil bahwa masyarakat masih bergantung pada petugas kesehatan untuk pencegahan DBD di tempat tinggal mereka. Mereka masih berfikir bahwa hanya petugas kesehatanlah yang bisa mencegah DBD.

5.1.3 Toleransi Variasi