26 Berdasarkan uraian di atas maka ciri-ciri kecerdasan emosional
yang tinggi adalah memiliki kemmpuan untuk memotivasi diri sendiri, dapat mengandalkan dorongan-dorongan hati, mampu mengatur
suasana hati, mampu berempati terhadap orang lain, mampu menghadapi masalah, mempunyai manajemen diri yang baik dan
percaya diri.
B. Perilaku Agresif
1. Pengertian Perilaku Agresif
Perilaku agresif berakar pada istilah agresi. Orang yang pertama kali berusaha memberikan penjelasan bersistem mengenai agresi sebagai
bentuk naluri perilaku adalah bapak psikoanalisis, yakni Sigmund Freud Bailey, 1988:15.
Para ahli ilmu sosial menggunakan istilah agresi untuk setiap perilaku yang bertujuan untuk menyakiti badan atau perasaan orang lain.
Dalam konteks ini, kekerasan yang agresif adalah perilaku yang bermaksud melukai makhluk sesama jenis. Perilaku agresif merupakan
cara pertama
yang dikenal
manusia untuk
mengungkapkan kemarahannya, yang dituangkan melalui serangan fisik secara membabi-
buta terhadap obyek, benda hidup maupun mati yang membangkitkan emosi itu Bailey, 1988:15.
Krahe 2005: 16-17 menyatakan bahwa perilaku agresif adalah “segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakitiatau melukai
27 makhluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari perlakuan itu”.
Perilaku agresif lebih menekan pada suatu aktivitas yang bertujuan untuk menyakiti orang lain, pelanggaran norma dan secara sosial tidak dapat
diterima. Menurut Krahe 2005: 17, terdapat dua motivasi utama perilaku agresif yang saling bertentangan yakni untuk membela diri dan
untuk meraih keuntungan dengan cara membuat lawan tidak berdaya. Moor dan Fine Anisa Siti Maryati, 2012:9 mendefinisikan
perilaku agresif sebagai tingkah laku kekerasan secara fisik ataupun verbal terhadap individu atau objek tertentu. Kata agresi berasal dari
bahasa latin yaitu agredi yang berarti menyerang atau bergerak ke depan. Pengertian ini merupakan pengertian sederhana dan sering
dikaitkan dengan peperangan. Dalam kajian psikologi, agresi mengandung dua makna yakni yang baik good sense dan yang buruk
bad sense. Marcus 2007: 10 mengatakan bahwa agresi merupakan perilaku
yang merugikan, menghancurkan, atau mengalahkan orang lain. Sebuah perilaku agresif sering digunakan sebagai tolok ukur perkembangan
perilaku agresif selanjutnya. Huesman dan Moise Marcus, 2007: 11 mengatakan bahwa menurut psikologi perkembangan, agresif diartikan
sebagai perilaku yang dimaksudkan untuk menyalahkan atau mencederai orang lain. Perilaku agresif hampir sama dengan kekerasan. Kekerasan
adalah latihan kekuatan fisik untuk melukai orang lain yang
28 menyebabkan luka pada tubuh orang lain dan menganggu kebebasan
orang lain Marcus, 2007: 11. Robert Baron 2005:97 menyebutkan bahwa perilaku agresif
merupakan tingkah laku individu yang ditunjukkan untuk melukai atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah
laku tersebut. Definisi perilaku agresif dari Baron ini mencangkup empat faktor: tingkah laku, tujuan untuk melukai atau mencelakakan termasuk
mematikan atau
membunuh, individu
menjadi korban,
dan ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku.
Sedangkan Chaplin, 2006: 127,perilaku agresif adalah tindakan permusuhan dari dalam diri seseorang ditujukan pada orang lain atau
benda berupa suatu tindakan menyerang, melukai orang lain, untuk meremehkan, merugikan, mengganggu, membahayakan, merusak,
menjahati, mengejek, mencemooh atau menuduh secara jahat, menghukum berat atau tindakan sadis lainnya.
Berdasarkan pengertian-pengertian dari para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai perilaku agresif. Perilaku agresif
merupakan perilaku yang dilakukan secara sengaja oleh individu kepada individu lain ditujukan untuk menyakiti orang lain, baik fisik maupun
mental.
29
2. Karakteristik Perilaku Agresif