32
masing-masing kelompok. Ada kelompok yang semangat untuk menjawab, dan ada yang masih sibuk berbicara dengan
kelompoknya sendiri, karena tatanan ularnya digeser-geser. Peneliti juga menanyakan bagaimana menentukan satuan
yang digunakan. Siswa merasa lelah, ramai dan meminta untuk disudahi
kegiatan pembelajarannya.
Sebelum kegiatan
pembelajaran selesai, guru terlebih dahulu membantu siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran, dan menutup kegiatan
pembelajaran. 2
Pertemuan kedua Senin, 4 Juni 2012 Pada pertemuan kedua, guru memulai kegiatan dengan
memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan “Siapakah yang larinya paling kencang
dikelas 1 ini?”. Siswa menjawab dengan sedikit ramai, sambil mengolok-olok teman sekelasnya. Peneliti
menantang siswa untuk membuktikan lewat permainan
gendong- gendongan.
Memasuki kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Permainan
pertama dilakukan oleh kelompok 1, 2 dan 3. Kelompok 4 dan 5 bertugas menghitung waktu yang dibutuhkan oleh setiap kelompok
yang berlomba untuk meng-
gendong
temannya. Siswa merasa kebingungan bagaimana cara menghitungnya,
dan terdengar keluhan, “saya menghitung kelompok mana?”.
33
Peneliti harus memberikan pengertian kembali kepada siswa agar mengerti akan aturan dari permainan ini. Perlombaan pun dimulai
dengan semangat. Beberapa siswa tertawa terpingkal-pingkal melihat temannya meng-
gendong
siswa yang berbadan lebih besar. Siswa menghitung lama meng-
gendong
dengan memperhatikan jarum detik pada jam dinding yang telah disediakan peneliti.
Setelah kelompok 1, 2, dan 3 selesai berlomba, peneliti mempersilahkan kelompok 4 dan 5 berlomba. Peneliti meminta
kelompok 1, 2, dan 3 menghitung waktu yang dibutuhkan untuk meng-
gendong
temannya. Kelompok 4 dan 5 berlomba dengan semangat. Mereka
mencoba untuk berlari lebih cepat dari kelompok 1, 2, dan 3. Kelompok 1, 2, dan 3 juga bersemangat untuk menghitung waktu
yang dibutuhkan. Setelah siswa selesai berlomba, guru mengumumkan
pemenang dari lomba. Ada yang merasa senang, ada juga yang mengeluh sambil tertawa karena harus meng-
gendong
temannya yang lebih besar. Selesai melakukan permainan,
siswa mengerjakan soal evaluasi yang disediakan oleh peneliti.
Peneliti membantu siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Peneliti memberikan pesan kepada siswa untuk selalu rajin belajar
dan berolahraga agar pintar dan sehat.
34
c. Observasi
Observasi pada siklus I ditekankan pada partisipasi siswa pada kegiatan belajar mengajar. Observasi dilakukan oleh peneliti dan guru
pada waktu proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I ini menunjukkan bahwa siswa tertarik
mengikuti pembelajaran matematika. Hal ini terlihat ketika peneliti mulai menjelaskan permainannya, siswa cukup banyak yang
menanggapi dengan bertanya, atau sekedar berkomentar. Ketika bermain dengan temannya, siswa sangat antusias untuk berkompetisi.
Siswa mau untuk berkomitmen untuk bermain dengan baik. Bahkan ketika ada anak yang
ngambek
pada waktu sebelum permainan dimulai, anak tersebut mau bermain dengan temannya ketika melihat
temannya bermain dengan antusias. Beberapa hal yang menjadi kendala pada siklus I sebagai berikut:
1 Ada alat peraga berupa dadu tidak terbawa peneliti, sehingga
peneliti menggantinya dengan koin. 2
Ada siswa yang bermain tidak sesuai dengan ketentuan. Misalnya, menaruh gambar kepala ular tidak lurus dalam satu baris.
Sehingga peneliti harus mengarahkan siswa tersebut agar sesuai aturan.
3 Ketika siswa mengerjakan LKS, juga masih ditemui beberapa
kesulitan. Misalnya, ada kelompok yang tidak membawa
35
penggaris. Sehingga belum bisa menjawab pertanyaan yang ada pada LKS.
4 Masih ada siswa yang
ngambek
tidak mau bermain. Adapun prestasi dari hasil pembelajaran siklus I disajikan pada
tabel 4.
Tabel 4. Hasil Post-test Siklus I kelas I SD Nahdlatul Ulama No
Nilai Jumlah Siswa
1 Mencapai KKM
21 siswa 2
Belum mencapai KKM 4 siswa
Jumlah Total 25 siswa
Nilai rata-rata 76,88
d. Refleksi
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti dan guru pada proses belajar mengajar siklus I, ditemukan beberapa kendala sehingga
proses belajar mengajar kurang maksimal. Beberapa kemungkinan penyebab dari kendala tersebut diantaranya:
1 Peneliti berangkat ke sekolah dengan terburu-buru, sehingga dadu
tertinggal. 2
Ada beberapa siswa yang belum memahami ketentuan perlombaan,
sehingga siswa
tidak mengikuti
ketentuan perlombaan ketika berlomba.
36
3 Peneliti tidak memberitahukan kepada siswa untuk membawa
penggaris dihari sebelum penelitian. Beberapa siswa yang membawa penggaris, memang sudah terbiasa membawa
penggaris ketika pembelajaran matematika berlangsung. 4
Siswa yang
ngambek
kemungkinan karena berselisih dengan teman-temannya ketika proses
hompimpa
atau
suit
berlangsung. Siswa yang
ngambek
tidak menerima hasil
hompimpa
atau
suit
tersebut.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan refleksi pada siklus I, peneliti merumuskan rencana tindakan pada siklus II yang terdiri dari 2 kali pertemuan. Hal-hal yang
dipersiapkan peneliti sebelum melakukan tindakan sebagai berikut: 1
Membuat rencana pembelajaran sesuai pokok bahasan. 2
Menyiapkan alat bantu alat peraga mengajar yang diperlukan berupa dadu, gambar potongan kepala, tubuh dan ekor ular.
Peneliti memastikan alat peraga yang dibutuhkan sudah terbawa semua.
3 Menyiapkan instrument alat evaluasi yang meliputi :
a Kisi-kisi soal
b Lembar soal, pedoman penilaian dan kunci jawaban
c Daftar nilai
37
4 Hadiah berupa alat tulis kepada siswa yang benar-benar
memperhatikan dan tidak membuat gaduh saat proses belajar mengajar di akhir pertemuan kedua.
5 Sehari sebelum penelitian, peneliti memberitahukan kepada siswa
untuk membawa penggaris besok pada saat penelitian. 6
Peneliti memberitahukan kembali ketentuan dalam permainan membuat ular terpanjang sebelum permainan dimulai.
7 Peneliti memberi pengertian kepada siswa untuk menjunjung
sportifitas ketika proses
hompimpa
atau
suit
berlangsung, dan menerima hasil dari proses
hompimpa
atau
suit
tersebut. b.
Pelaksanaan Tindakan Berikut ini kondisi nyata yang dialami selama proses belajar
mengajar berlangsung : 1
Pertemuan Pertama Senin, 4 Juni 2012 Sehari sebelum penelitian, peneliti memberitahukan kepada
siswa untuk membawa penggaris pada waktu penelitian esok hari. Penggaris tersebut digunakan untuk mengerjakan Lembar Kerja
Siswa yang disediakan peneliti lampiran 8 halaman 89. Sebelum berangkat ke sekolah, peneliti memastikan alat peraga yang
dibutuhkan sudah terbawa semua. Peneliti memotivasi siswa melalui ajakan untuk membuat
ular yang lebih panjang lagi dari kemarin. Sebagian siswa sangat antusias untuk mengikuti permainan, dan sebagian yang lain sibuk
38
bermain sendiri. Siswa diberi tantangan untuk membuat ular terpanjang di kelasnya, dan yang berhasil akan mendapat hadiah
menarik dari peneliti. Sebelum permainan dimulai, peneliti terlebih dahulu mengingatkan ketentuan yang harus dilaksanakan siswa
dalam mengikuti permainan membuat ular terpanjang. Memasuki inti pembelajaran, guru membagi siswa ke dalam
5 kelompok permainan dengan jumlah pemain yang sama. Setiap siswa diberi 1 gambar kepala ular dan 1 gambar ekor ular. Untuk
setiap kelompok, peneliti memberikan 40 gambar badan ular dan dadu. Setiap siswa dalam kelompok memasang kepala ular sejajar
dalam satu baris, agar mudah mengetahui mana ular yang terpanjang. Peneliti berkeliling untuk melihat apakah siswa sudah
benar dalam memasang gambar kepala ular. Kemudian siswa melakukan
hompimpa
atau
suit,
untuk menentukan siswa yang terlebih dahulu bermain. Sebelum siswa
melakukan
hompimpa
atau
suit,
peneliti mengingatkan kepada siswa untuk menjunjung sportifitas dalam melakukan
hompimpa
atau
suit
dan menerima hasil
hompimpa
atau
suit
tersebut. Siswa yang terlebih dahulu bermain, melempar dadu tersebut.
Siswa mendapatkan gambar potongan badan ular sesuai dengan hasil lemparan dadu tersebut. Ada yang mendapatkan 1
gambar, ada yang mendapatkan 5 gambar, dan lain sebagainya. Di sini siswa mulai bersemangat untuk bersaing. Ada yang berteriak
39
meminta temannya agar cepat dalam melempar dadu. Supaya dia sendiri bisa mengocok dadu kembali.
Gambar potongan tubuh ular yang didapat, diletakkan di belakang kepala ular yang mereka pasang. Mereka menata gambar
badan ular dengan rapi. Mereka ingin agar ular yang paling panjang terlihat dengan benar. Peneliti senantiasa berkeliling untuk
memastikan permainan siswa sudah sesuai dengan ketentuan, atau sekedar membantu siswa yang merasa kesulitan.
Setelah semua gambar badan ular habis terpasang, maka permainan berhenti dan semua siswa menghitung berapa banyak
gambar badan ular yang mereka dapatkan. Untuk menambah semangat siswa, peneliti melem
parkan pertanyaan, “Siapa yang mendapatkan ular terpanjang?
”. Ada yang berteriak “Saya”, ada juga yang masih sibuk menghitung gambar badan ular yang
mereka dapatkan. Selanjutnya, peneliti meminta siswa untuk mengukur panjang ular masing-masing dengan menggunakan
penggaris. Kemudian siswa mengisi lembar kerja siswa lampiran 8 halaman 89 yang telah disediakan guru. Peneliti berkeliling
untuk mengecek kebenaran cara mengukur dan membantu siswa yang merasa kesulitan dalam mengukur.
Sebelum mengakhiri pembelajaran, peneliti menanyakan satuan yang digunakan dalam pengukuran panjang. Ada siswa
yang menjawab jengkal, depan, dan lain sebagainya. Peneliti
40
membantu siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran, kemudian menutup kegiatan pembelajaran.
2 Pertemuan kedua Selasa, 5 Juni 2012
Pada pertemuan kedua, peneliti mengajak siswa keluar kelas untuk bermain di halaman sekolah. Peneliti memberi semangat
siswa dan mengajak untuk bermain
gendong-gendongan
kembali. Siswa pun merasa senang dan meminta kepada peneliti untuk
diberi kelompok yang kuat berlari dan tidak mempunyai badan besar. Hal ini karena melihat permainan kemarin pada siklus 1,
kelompok yang kalah bermain terdapat siswa yang mempunyai badan besar.
Peneliti pun membagi siswa menjadi 5 kelompok dengan anggota 5 siswa yang dipilih secara acak. Tadinya siswa ada yang
masih belum menerima, namun setelah diberi pengertian akhirnya siswa pun menerima dengan lapang dada.
Setelah pembagian kelompok selesai, masing-masing kelompok langsung berdiskusi untuk menentukan siapa yang
terlebih dahulu di-
gendong
dan siapa yang terlebih dahulu meng-
gendong.
Kemudian menentukan urutan pergantian
gendong- menggendong
tersebut. Permainan pun segera dimulai. Peneliti memanggil
perwakilan dari masing-masing kelompok untuk menentukan kelompok mana yang akan bermain terlebih dahulu dan kelompok
41
mana yang akan menghitung lamanya siswa berlari. Peneliti memberikan jam dinding untuk menghitung lamanya berlari
kepada kelompok yang diberi tugas. Kelompok 1, 2, dan 3 bermain terlebih dahulu. Dua siswa
dari kelompok 4 diminta menghitung lama waktu berlari kelompok 1 dan mencatatnya. Tiga siswa dari kelompok 4 diminta
menghitung lama waktu berlari kelompok 2 dan mencatatnya. Semua anggota kelompok 5 diminta menghitung lama waktu
berlari kelompok 3 dan mencatatnya. Peluit berbunyi, peng-
gendong
kelompok 1, 2, dan 3 berlari. Anggota kelompoknya memberi semangat.
Setelah kelompok 1, 2, dan 3 bermain, selanjutnya kelompok 4 dan 5 yang bermain. Kelompok 1 menghitung lama waktu berlari
kelompok 4 kemudian mencatatnya. Kelompok 2 bertugas menghitung lama waktu berlari kelompok 5 kemudian
mencatatnya. Kelompok 3 diberi tugas sebagai supporter, memberi semangat untuk kedua kelompok.
Setelah semua kelompok bermain, peneliti bertanya “Siapa yang larinya paling
cepat?”. Kemudian peneliti mengajak siswa mengerjakan soal evaluasi lampiran 11 halaman 95 yang
disediakan peneliti. Semua siswa pun sudah memahami cara mengerjakan soal evaluasi tersebut. Mengakhiri kegiatan, peneliti
membantu siswa menyimpulkan hasil pembelajaran. Peneliti juga
42
berpesan kepada siswa untuk selalu rajin belajar agar cita-citanya tercapai.
c. Observasi
Pengamatan dilakukan oleh guru dan pengamat lain pada waktu proses belajar mengajar. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan per-kelompok pada siklus II ini menunjukkan bahwa siswa sudah aktif. Hal ini terlihat dari siswa yang antusias dalam bermain.
Siswa lebih berani untuk bersaing dengan teman-temannya, baik dalam permainan membuat ular terpanjang maupun
gendong-gendongan.
Adapun prestasi belajar dari hasil pembelajaran siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 5. Hasil Post-test Siklus II kelas I SD Nahdlatul Ulama No
Nilai Jumlah Siswa
1 Mencapai KKM
25 siswa 2
Belum mencapai KKM 0 siswa
Jumlah Total 25 siswa
Nilai rata-rata 83,72
d. Refleksi
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus II telah ada peningkatan hasil belajar rata-rata siswa pada siklus II yakni dari hasil belajar siklus
I dengan rata-rata 76,88 menjadi 83,72 setelah tindakan siklus ke II. Selama proses pembelajaran pada siklus II, dapat direfleksikan :
43
1 Selama proses pembelajaran dan diskusi hampir semua siswa dapat
aktif walau masih ada 1 atau 2 siswa yang pasif. Siswa berani bertanya kepada guru maupun temannya. Siswa berani
mengutarakan pendapatnya. 2
Ketika proses pembelajaran, siswa memperhatikan dan tidak ramai sehingga suasana belajar mengajar menjadi lebih kondusif.
3 Siswa dapat menikmati permainan ular tangga dan
gendong- gendong
-an. 4
Siswa dapat menyimpulkan materi yang dipelajarai setelah diberikan pertanyaan untuk membimbing siswa.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Tes
Sesuai dengan rumusan tujuan penelitian, maka penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep pada materi
pengukuran kelas 1. Upaya yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode permainan. Penerapan metode ini dapat membawa perubahan
siswa dalam memahami konsep pengukuran I SD Nahdlatul Ulama. Pembelajaran matematika menggunakan metode permainan ini, dapat
meningkatkan minat siswa dalam belajar matematika. Sehingga siswa lebih mudah dalam memahami konsep matematika.
Penerapan media benda konkret pada pembelajaran pengukuran matematika di setiap siklusnya mempermudah siswa memahami
44
permainan yang dijalankan. Pada siklus I pembelajaran dirancang supaya siswa dapat aktif dan mengalami langsung proses pembelajaran sehingga
lebih bermakna, yaitu dengan cara siswa diajak memasang tubuh ular tangga sendiri dengan bekerja sama dengan kelompoknya. Walaupun
masih banyak siswa yang tidak memperhatikan dan ramai. Maka dalam siklus II, guru tegas dan benar-benar membimbing siswa serta tetap
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan pendapat dalam kelompoknya. Siswa dibimbing untuk menemukan sendiri
pengalaman dan pengetahuannya sehingga peran guru sangat minim. Guru hanya mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban dari setiap
permasalahan yang muncul. Peningkatan siswa juga terlihat pada hasil belajarnya. Berdasarkan
tindakan kelas pada siklus I sampai siklus II , sudah menunjukkan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa. Tingkat peningkatan hasil belajar
matematika dapat dilihat pada tabel 6 rekapitulasi hasil belajar. Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Post-test Siklus I dan II kelas I SD
Nahdlatul Ulama
No Nilai
Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Jumlah Siswa
1 Mencapai KKM
21 siswa 25 siswa
2 Belum mencapai KKM
4 siswa 0 siswa
Jumlah Total 25 siswa
25 siswa Nilai rata-rata
76,88 83,72
45
2.
Hasil Observasi
Peneliti mengadakan observasi selama proses pembelajaran. Observasi dilakukan oleh pengamat lain dengan menggunakan lembar
observasi yang telah dipersiapkan. Observasi ditujukan kepada siswa yang diamati per kelompok ketika kegiatan pembelajaran berlangsung.
Adapun hasil observasi siswa per kelompok pada siklus 1 disajikan pada table 7.
Tabel 7. Hasil Observari Siswa Per Kelompok Pada Siklus I
Kelompok Pertemuan
Rata-rata per kelompok
Rata-rata kelas
I II
1 17
15 16
16,5 2
13 14
13,5 3
18 18
18 4
16 17
16,5 5
20 17
18,5
Berdasarkan tabel 7 dan kriteria penilaian rata-rata hasil observasi siswa per kelompok siklus I menunjukkan sebesar 16,5 yang tergolong
kurang baik. Siswa merespon LKS yang diberikan dengan segera mengerjakan
LKS 1. Siswa saling berkerjasama dengan anggota kelompoknya walaupun masih ada yang tidak ikut serta mengerjakan. Siswa tersebut
46
justru ramai dan tidak memperhatikan pelajaran. Karena masih merasa kebingungan dan belum tertarik akan permainan tersebut.
Hasil observasi siswa per kelompok pada siklus II disajikan pada tabel 8.
Tabel 8. Hasil Observari Siswa Per Kelompok Pada Siklus II
Kelompok Pertemuan
Rata-rata per kelompok
Rata-rata kelas
I II
1 20
22 21
19,9 2
22 18
20 3
21 20
20,5 4
18 18
18 5
22 18
20
Berdasarkan tabel 8 dan kriteria penilaian rata-rata hasil observasi siswa per kelompok siklus II menunjukkan sebesar 19,9 yang tergolong
baik. Sebagian besar siswa sudah aktif walau masih ada 2 orang siswa
yang pasif. Hal ini dikarenakan siswa bekerja kelompok dengan teman yang mereka senangi. Walaupun guru sudah menentukan kelompoknya.
Siswa memperhatikan dan tidak membuat kegaduhan ketika proses pembelajaran.
47
C. Pembahasan
Berdasarkan rata-rata skor nilai evaluasi pada setiap akhir siklus dalam pembelajaran matematika kelas I mengenai pengukuran dengan metode
permainan menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Peningkatan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut rata-rata post-test
pada siklus I adalah 76,88 menjadi 83,72 pada siklus II. Selain itu dari nilai teendah pada siklus I sebesar 65 menjadi 72 pada siklus II juga menunjukkan
bahwa ada peningkatan dalam hasil belajar. Jika diinterpretasikan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
Grafik 1. Histogram Rerata Post-test Siklus I dan Post-test Siklus II
Peningkatan hasil belajar siswa antara siklus I dan siklus II dapat diketahui dengan menggunakan
effect size
yaitu dengan melihat selisih rerata nilai post-test siklus II dan rerata post-test siklus I. Rerata nilai post-test siklus
I sebesar 76,88 dan rerata post-test siklus II sebesar 83,72. Maka effect size
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Siklus I Siklus II
N il
a i
Rerata Post test