Pada tanggal 4 September 1936, di usianya yang ke 26 tahun Gusti Raden Mas Haryo Sularso Kunto Suratno
23
mendapat gelar Kanjeng Gusti Adipati Aryo Prabu Suryodilogo. Setengah tahun kemudian pada tanggal 12 April 1937 ia
dinobatkan menjadi K.G.P.A.A Paku Alam VIII.
24
Penobatan ini dihadiri oleh Perwakilan gubernur Hindia Belanda untuk Yogyakarta.
1. Pendidikan
Pakualaman merupakan Kadipaten yang terkenal dengan tempat lahirnya elite modern Indonesia. Kesadaran akan pentingnya mengikuti perkembangan
zaman pada saat itu, agar Pakualaman mampu menjalankan peranannya dalam masyarakat jawa, sehingga melalui pendidikan dan moderniasasi merupakan
langkah yang diambil untuk mencapai hal tersebut. Intelektualisasi di lingkungan keluarga Pakualaman dimulai pada masa Paku Alam V 1878-1900. Begitu pula
dengan kerabat dan keturunan-keturunannya, termasuk GRMH Sularso Kunto Suratno. Sebagai calon penerus dari Pakualaman maka ia diberi pendidikan Eropa
oleh ayahnya. Dimasa kecilnya GRMH Sularso Kunto Suratno, disekolahkan di
Neutrale Europeesche Lagere School Yogyakarta Christelijke.
Pada sekolah tersebut Ia sempat menjalin kontak dengan putera-putera Sultan Hamengku Buwono VIII,
akan tetapi saat itu Ia belum mengenal akrab GRM Dorojaton Nama Kecil Sultan Hamengku Buwono IX. ELS merupakan sekolah tingkat dasar yang mulanya
24
S. Ilmi Albiladiyah,
Puro Pakualaman Selayang Pandang,
Yogyakarta: Badan Kepariwisataan,1984, hlm. 67
ditujukan kepada anak keturunan Belanda. Secara kualitas ELS oleh Pemerintah kolonial diusahakan sama dengan sekolah yang ada di Eropa.
25
Setelah lulus dari ELS, Soelarso Koento Soeratno melanjutkan studinya ke MULO, dan
menyelesaikan pendidikan di MULO pada tahun 1925. Selepas lulus dari MULO ia melanjutkan pendidikan di AMS-B
26
, kemudian pada tahun 1931 Ia berencana untuk melanjutkan sekolah militer namun permintaannya tersebut ditolak oleh
Gubernur Jendral Belanda,
27
karena khawatir ketika lulus dari sekolah militer terebut, ia akan menjadi pemberontak. Akhirnya ia tetap melanjutkan pendidikan
di AMS-B. Semasa mengenyam pendidikan Ia sempat melanjutkan pendidikan ke
Recht Hoogeschool
28
di Jakarta yang setara dengan perguruan tinggi. Namun Pada tahun 1932, BRH Solelarso Kunto Suratno berhenti, Ia diminta kembali ke
25
S. Nasution,
Sejarah Pendidikan Indonesia,
Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hlm. 90-91.
26
Alegemene Middlebare School
AMS merupakan sekolah lanjutan dari
Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
MULO yang didirikan atas tuntutan dari tokoh-tokoh Indonesia agar pemerintahan Belanda mendirikan sekolah menengah
untuk kalangan pribumi. Saat itu sekolah HBS sudah terlebih dahulu lahir, namun HBS hanya diperuntukan bagi anak-anak belanda, meskipun ada dari kalangan
pribumi pun berasal dari kalangan bangsawan dan priyayi karena biaya pendidikan HBS yang mahal f.15 dan sulitnya prasyarat sekolah HBS, yaitu
mewajibkan bahasa Prancis bagi seluruh siswanya. Kemudian atas desakan kaum terpelajar terutama Boedi Oetomo, maka AMS pertama kali didirikan di Indonesia
tahun 1919. AMS memliki 2 jenis penjurusan yaitu AMS A lebih mengutamakan sastra dan sejarah, dan AMS B yang memusatkan studi pada ilmu eksak misalnya
matematika, fisika, kimia, kosmografi, gambar garis dan bahasa Jerman. Lihat S. Nasution,
Sejarah Pendidikan Indonesia,
Jakarta: Bumi Aksara, 2001, hlm. 137- 141.
27
Djoko Dwiyanto,
op.cit
., hlm.87
28
Recht Hoogeschool RHS, adalah sekolah tinggi hukum dengan lama studi empat tahun. RHS pertama kali dibuka pada 28 Oktober 1924 di Jakarta,
namun pada 8 Maret 1942 RHS ditutup.
Yogyakarta. Setelah pulang kemudian ia bekerja di bidang agraria, ini bertujuan agar ia bisa lebih dekat dengan rakyatnya.
29
Selama hidupnya Sri Paku Alam VIII merupakan pribadi yang sederhana, bahkan saat usia belia Ia diminta untuk
membaur dengan masyarakat.
2. Paku Alam VIII Naik Tahta Hingga Kekuasaan Jepang
Paku Alam VIII naik tahta pada tanggal 13 April 1937 menggantikan ayahnya Sri Paku Alam VII yang mangkat pada tanggal 16 Februari 1937. Ketika Ayahnya
meninggal KPH Soeryodilogo
30
sedang berada di Eropa menghadiri perkawinan putri mahkota Belanda Juliana dengan Pangeran Bernard, sehingga ia tidak bisa
menghadiri pemakaman ayahandanya Sri Paku Alam VII. Tahun 1937, Paku Alam VIII baru menjadi pemimpin Pakualaman
menggantikan ayahnya. Di tahun yang sama Hindia Belanda diambil alih dari Inggris oleh pemerintahan Belanda. Tahun 1939 dunia sedang mengalami
peperangan, Jerman, Tiongkok, dan Jepang berperang melawan sekutu Inggris, Pransis, dan Amerika. Lima tahun kemudian kehadiran Jepang telah mengusik
kedudukan Belanda di Indonesia. Keberadaan Kadipaten Pakualaman maupun Kasultanan Yogyakarta saat itu dijadikan sasaran adu domba oleh pemerintah
Jepang. Adu domba ini bertujuan untuk memecah kekuatan dari dua pihak agar kedua kesultanan dan kadipaten menjadi lemah. Jepang mengambil alih
29
Tim Penyusun,
Buku Panduan Jumeneng Dalem K.G.P.A.A Paku Alam IX
, Yogyakarta: Pakualaman, 1999, hlm. 25
30
Soeryodilogo, merupakan gelar dari Putera mahkota yang kelak akan menjadi KGPAA Paku Alam VIII.