Historiografi Yang Relevan Peran K.G.P.A.A Paku Alam VIII Dalam Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (Perpani) Tahun 1953-1977.

Pelaksanaan heuristik seorang sejarawan yang hendak melakukan penelitian sejarah harus memiliki bekal pengetahuan sejarah yang cukup. Selain itu, sejarawan juga dituntut untuk mengetahui dan membedakan sumber-sumber sejarah yang dibutuhkan. Pencarian sumber dapat dilakukan di perpustakaan, museum, surat kabar, atau pusat-pusat kajian sejarah. Terdapat dua jenis sumber yang dapat digunakan : 1 Sumber Primer Menurut Louis Gottschalk sumber primer adalah kesaksian dari seorang dengan mata kepalanya sendiri yaitu saksi dengan panca indera atau alat mekanis yang juga bisa menghasilkan rekaman yang bisa di indera 17 , sumber primer adalah sumber yang secara langsung ditulis dan didapat melalui orang pertama atau orang yang mengalami peristiwa tersebut. Sumber primer untuk penelitian ini adalah: a Arsip Pakualaman, No. berisi tentang Catatan hasil Olympiade Melbourne dan Permohonan Mahasiswa UGM untuk menyiarkan hasil pertandingan Melbourne. b Arsip Pakualaman No.656, berisi tentang hasil latihan dan pertimbangan dari masing-masing Top Organisasi. c Arsip Puro Pakualaman No. 650, Surat dari Panitia Pacuan Kuda kepada Sri Pakualam VIII wakil kepala daerah Yogyakarta tentang permohonan piala untuk perlombaan Pacuan Kuda . d Arsip Puro Pakualaman No. 655, Surat dari Persatuan Panahan Seluruh Indonesia No. 6 Perpani 57 kepada Sri Pakualam VIII selaku ketua Perpani mengenai usul pengiriman 8 orang ke PON IV57 di Makasar. e Arsip Puro Pakualaman No., Surat No.03 Pengda 75 dari Pengda PERPANI DIY kepada ketua P.K.P Mardisara Pura Pakualaman Yogyakarta tanggal 21 Januari 1975 tentang kompetisi panahan dalam rangka Lustrum L.P.P” 17 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah: Pengantar Metode Sejarah, Terj. Nugroho Notosusanto, Understanding History: A Primer Historical Method, Jakarta: UI Press, 1985, hlm. 32. Selain menggunakan Sumber primer untuk lebih memahami bagaimana kondisi dan seluk beluk Paku Alam VIII dan organisasi Perpani. Pengumpulan sumber juga dilakukan dengan menggunakan metode sejarah lisan dengan cara wawancara dengan beberapa narasumber: 1. KPH Anglingkusumo Putra Paku Alam VIII dengan KRAy Retnoningrum 2. KPH. Indrokusumo Putera Paku Alam VIII dengan KRAy Purnomoningrum 3. Darmodipuro Mantan Kepala DSLJR DIY dan Ayah Asuh Perpani 4. Sri Sukamtini Mantan Atlet menembak 5. Ir.Rimawan Sestrodirjo Mantan Atlet Jemparingan sekaligus ketua Mardisoro tahun 2015 6. Soekarto Mantan Atlet sekaligus Pelatih Perpani era Paku Alam VIII. 2 Sumber Sekunder Sumber sekunder adalah kesaksian seseorang yang bukan merupakan saksi mata yakni seorang yang tidak hadir pada waktu peristiwa terjadi yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah buku-buku, jurnal, surat kabar yang relevan dengan tema penelitian. Sumber sekunder seperti yang tercantum dalam daftar pustaka, yang diperoleh melalui heuristik dari pelbagai perpustakaan, museum, dan cagar budaya. Djoko Dwiyanto, Puro Pakualaman Sejarah, Kontribusi Nilai Kejuangannya , Yogyakarta : Paradigma Indonesia, 2009. Margono, Sejarah Olahraga, Diktat Kuliah, Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2001. Soedarisman Poerkoesoemo, Kadipaten Pakualaman , Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1985. Tugas Tri Wahyono, “Aspek Politik Dalam Olahraga : Studi Kasus tentang Penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional PON I di Solo 1948”, Patrawidya, Vol. VIII No. 2 Juni 2007.

b. Kritik Sumber

Kritik sumber adalah suatu proses pengujian dan analisis secara kritis dan obyektif agar dapat dibuktikan kebenaran dan kelalaian dari sumber-sumber yang berhasil dikumpulkan. Kritik sumber sering diartikan juga sebagai upaya untuk mencari dan memilah sumber-sumber yang sudah didapat dalam proses heuristik untuk menilai apakah sumber tersebut laik dan sesuai untuk digunakan dalam penulisan, sehingga karya sejarah dapat dipertanggungjawabkan. Terdapat dua jenis kritik sumber yang bisa dilakukan yaitu: 1 Kritik Ekstern Kritik ekstern merupakan pemeriksaaan atas catatan atau peninggalan untuk mendapatkan informasi dari suatu sumber. Kritik ekstern difokuskan untuk menguji sumber pada segi luar sumber atau keadaan fisik sumber. Tujuan dari kritik ekstern adalah untuk mengetahui apakah sumber pada suatu waktu sejak awal mulanya sumber itu telah diubah atau tidak. 18 Pada saat melakukan kritik ekstern kondisi arsip perlu mendapat perhatian utama. Misalnya dengan melihat kertas pada arsip seperti kondisi arsip yang rusak 18 Helius Sjamsudin, op. cit ., hlm. 134.