pendidikan, yaitu acuan norma dan kriteria. Jadi tinggi dan rendahnya suatu nilai dibandingkan dengan kelompoknya atau
dengan kriteria yang harus dicapai.
f. Ciri-ciri Tes yang Baik
Menurut Suharsimi Arikunto 2009: 57 ciri-ciri tes yang baik adalah bila tes tersebut memenuhi syarat tes berupa validitas,
reliabilitas, objektivitas, praktibilitas, dan ekonomis. 1 Validitas
“tes hasil belajar dapat dinyatakan valid apabila tes hasil belajar tersebut sebagai alat pengukur keberhasilan belajar
peserta didik dengan secara tepat, benar, shahih, atau absah telah dapat mengukur atau mengungkap hasil-hasil belajar yang
telah tercapai oleh peserta didik, setelah mereka menempuh
proses belajar mengajar dalam jangka waktu tertentu” Anas Sudijono, 2011: 94.
2 Reliabilitas Reliabilitas
digunakan untuk
menguji keajegan
pertanyaan tes bila diberikan berulang kali pada objek yang sama. Tes dikatakan reliabel atau ajeg bila dalam beberapa kali
tes tersebut diujikan memberikan hasil yang relatif sama. 3 Objektivitas
Suatu tes dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes tersebut tidak ada atau tidak dipengaruhi
faktor subjektif yang mempengaruhi dan dilaksanakan menurut apa adanya.
4 Praktibilitas Praktibilitas adalah apabla suatu tes bersifat praktis dan
mudah dalam
pegadministrasiannya sehingga
tidak membutuhkan proses yang rumit. Tes yang praktis adalah tes
yang: a Mudah dilaksanakan
b Mudah pemeriksaannya c Dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas dan
mudah dimengerti. 5 Ekonomis
Tes dapat dikatakan ekonomis bila dalam tes tersebut tidak membutuhkan biaya yang mahal, tenaga yang banyak dan
waktu yang lama. Aspek lain yang mendukung baiknya kualitas seperangkat
soal adalah aspek daya pembeda, tingkat kesukaran, dan pola sebaran jawaban. Ketiga aspek ini merupakan aspek pendukung
penting yang harus disertakan dalam proses analisis agar kualitas soal dapat diketahui.
3. Tinjauan tentang Analisis Butir Soal
a. Pengertian Analisis Butir Soal
Menurut Anas Sudijono 2011: 269 analisis merupakan proses identifikasi terhadap setiap butir soal untuk mendapat
umpan baik guru melakukan perbaikan, pembenahan, dan
penyempurnaan butir-butir soal. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto 2009: 205 “Analisis butir soal adalah suatu prosedur
yang sistemastis yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun”.
Jadi, analisis
butir soal
tes adalah
serangkaian proseskegiatan identifikasi terhadap seperangkat alat evaluasi
untuk mengetahui tingkat alat evaluasi yang telah dibuat agar diperoleh informasi tentang tindakan lanjutan terhadap alat
evaluasi tersebut.
b. Validitas
Menurut Ngalim Purwanto 2006: 137 mengungkapkan “validitas kesahihan adalah kualitas yang menunjukkan hubungan
antara suatu pengukuran diagnosis dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku”. Saifuddin Azwar 2012: 173-174
mengungkapkan suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurannya,
atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut.
Anas Sudijono 2011: 163 membagi validitas menjadi 2 macam validitas sebagai berikut :
1 Validitas tes Validitas tes digunakan untuk mengukur soal secara
keseluruhan.
a Validitas rasional Validitas rasional adalah validitas yang diperoleh
atas dasar hasil pemikiran, validitas yang diperoleh dengan berpikir secara logis. Anas Sudijono, 2011: 164 Tes dapat
dikatakan memiliki validitas rasional apabila tes hasil belajar memang secara rasional telah dapat mengukur yang
seharusnya diukur secara tepat. 1 Validitas isi
Validitas isi adalah validitas yang ditilik dari segi isi tes itu sendiri sebagai alat pengukur hasil belajar yaitu:
sejauh mana tes hasil belajar sebagai alat pengukur hasil belajar peserta didik, isinya telah dapat mewakili secara
representatif terhadap keseluruhan materi atau bahan pengajaran yang seharusnya diteskan diujikan. Anas
Sudijono, 2011: 164
2 Validitas konstruksi Validitas konstruksi dari suatu tes hasil belajar dapat
dilakukan penganalisiannya dengan jalan melakukan pencocokan
antara aspek-aspek
berpikir yang
terkandung dalam tes hasil belajar tersebut, dengan aspek-aspek
berpikir yang
dikehendaki untuk
diungkapkan oleh
tujuan instruksional
khusus Suharsimi Arikunto, 2009: 67.
b Validitas empirik Validitas empirik adalah ketetapan mengukur yang
didasarkan pada hasil analisis yang bersifat empirik Anas Sudijono, 2011: 167.
1 Validitas ramalan Validitas
ramalan adalah
suatu kondisi
yang menunjukkan seberapa jauh sebuah tes telah dapat
dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untu meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa
mendatang Anas Sudijono, 2011:168. 2 Validitas bandingan
Tes sebagai alat pengukur dapat dikatakan telah memiliki validitas bandingan apabila tes tersebut dalam
kurun waktu yang sama dengan tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes
pertama dengan tes berikutnya Anas Sudijono. 2011: 177.
2 Validitas item Menurut Anas Sudijono 2011: 182 validitas item adalah
ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item yang merupakan bagian tak terpisah dari tes sebagai suatu totalitas,
dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut. Untuk menghitung validitas item dapat menggunakan
rumus korelasi
product moment
dengan rumus sebagai berikut: ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑
∑ ∑
Suharsimi Arikunto, 2009:78