Teori Permintaan Analysis of demand for fish in indonesia a cross sectional study

e. Total utilitas adalah additive dan independent. Additive artinya utilitas dari sekumpulan barang adalah fungsi dari kuantitas masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa utilitas X 1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X 2 , X 3 , …. X n dan sebaliknya. 2. Pendekatan Ordinal Ordinal Approach. Dalam pendekatan ini utilitas suatu barang tidak perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya utilitas yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva yang menunjukkan kombinasi 2 dua macam barang konsumsi yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah: a. Konsumen rasional b. Konsumen mempunyai pola preferensi terhadap barang yang disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna c.. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu d. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum e. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya f. Berlaku hukum transitif, artinya bila A lebih disukai daripada B dan B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C 3. Preferensi Nyata Revealed Preference. Kurva permintaan dapat disusun secara langsung berdasarkan perilaku konsumen di pasar. Asumsi yang menjadi dasar berlakunya teori ini antara lain adalah: a. Rasionalisasi, yaitu konsumen adalah rasional, juga mengandung pengertian bahwa jumlah barang banyak lebih disukai daripada barang sedikit. b. Konsisten artinya seperti biasanya apabila konsumen telah menentukan A lebih disukai daripada B maka dia tidak sekali-kali mengatakan bahwa B lebih disukai dari pada A. c. Asas transitif, artinya bila konsumen menyatakan A lebih disukai dari pada B dan B lebih disukai daripada C, maka ia akan menyatakan juga bahwa A lebih disukai daripada C. d. Konsumen akan menyisihkan sejumlah uang untuk pengeluarannya. Jumlah ini merupakan anggaran yang dapat dipergunakannya. Kombinasi barang X dan Y yang sesungguhnya dibeli di pasar merupakan preferensi atas kombinasi barang tersebut. Kombinasi yang dibeli ini akan memberikan dayaguna yang tertinggi. 4. Pendekatan Atribut. Pendekatan ini mempunyai pandangan bahwa konsumen dalam membeli produk tidak hanya karena utilitas dari produk tersebut, tetapi karena karakteristik atau atribut-atribut yang disediakan oleh produk tersebut. Ada beberapa keunggulan pendekatan atribut antara lain : a. Terlepas dari diskusi mengenai bagaimana mengukur daya guna suatu barang, yang merupakan asumsi dari pendekatan sebelumnya. b. Pendekatan ini memandang suatu barang diminta konsumen bukan jumlahnya, melainkan atribut yang melekat pada barang tersebut, sehingga lebih dapat dijelaskan tentang pilihan konsumen terhadap produk. c. Dapat digunakan untuk banyak barang, sehingga bersifat praktis dan lebih mendekati kenyataan, serta operasionalisasinya lebih mudah.

3.4. Fungsi Utilitas

Utilitas didefinisikan sebagai tingkat kepuasan tertentu yang diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsi sejumlah barang tertentu. Jika X 1 , X 2 , ,,,, X n menunjukkan barang-barang yang dikonsumsi oleh konsumen, maka fungsi utilitas dapat dituliskan sebagai UX 1 , X 2 , ,,,, X n . Pada awalnya fungsi utilitas dipandang sebagai pengukur kardinal dari kepuasan yang diterima oleh konsumen. Karena utilitas sifatnya tidak dapat diamati, sejak akhir abad ke-19, pengukuran kardinal ditinggalkan. Saat ini ulititas diukur dengan pendekatan ordinal. Pendekatan utilitas ordinal didasarkan pada urutan preferensi. Menurut teori utilitas, dalam rangka memaksimumkan kepuasannya dengan pendapatan yang terbatas, seorang konsumen diasumsikan mempunyai preferensi sehingga berperilaku sebagai berikut Varian, 1992: a. dapat secara tuntas menentukan ranking atau ordering pilihannya dari paket komoditas completeness b. rasional dalam memilih paket yang tersedia c. dalam hubungan preferensi dikenal sifat simetris dan anti-simetris, yaitu bahwa jika A lebih disukai dari B tidak mungkin B lebih disukai dari A d. adanya hubungan indiferen yang bercirikan refleksif, simetris, transitif dan local non-satiation kelebihan lebih disukai daripada kekurangan e. kontinu, yang berimplikasi bahwa jika A lebih disukai dari B dan C mirip A, maka C lebih disukai daripada B. Sifat ini juga menjamin memperoleh utilitas yang smooth f. monoton, yang mengandung arti bahwa kepuasan konsumen tidak terbatas g. konveks, untuk menjamin berlakunya law of diminishing marginal rate of substitution