disimpulkan bahwa perubahan dalam budaya kerja itu sangat penting, karena masalah budaya kerja terletak pada diri kita masing-masing dan
musuh budaya kerja adalah diri kita sendiri.
11
Selain perilaku dan sikap budaya positif seperti yang digambarkan di atas, rakyat Indonesia juga ditandai dengan perilaku dan sikap yang
negatif. Kebiasaan negatif yang seolah-olah merupakan bagian dari kehidupan bersifat kontraproduktif. Beberapa perilaku negatif yang sering
Di indonesia terdapat perilaku dan sikap budaya yang tercermin dari perilaku dan norma-norma kehidupan sehari-hari, hal ini tidak terlepas dari
akar budaya yang dianut masyarakat atau bangsa yang bersangkutan. Perilaku dan sikap budaya dimaksud ada yang bersikap positif dan ada
yang bersifat negatif bila dikaitkan dengan aktifitas dan atau pekerjaan seseorang.
1.5.6 Perilaku Dan Sikap Budaya Positif
Masyarakat Indonesia dikenal memiliki perilaku ramah tamah, budaya gotong royong yang sampai saat ini masih sangat dominan terutama
di daerah perdesaan. Sikap budaya positif inilah yang akan dibawa karyawan atau aparatur negara dalam bekerja di perusahaan atau di
pemerintahan dimana adanya budaya asli Indonesia dalam setiap
kegiatannya. 1.5.7 Perilaku Dan Sikap Budaya Negatif
11
Triguno, Budaya Kerja, Jakarta: PT. Golden Trayon Press, 2004
Universitas Sumatera Utara
terjadi adalah sebagai berikut.
12
A. Perilaku tidak disiplin dan tidak jujur Hampir semua bagian lapisan masyarakat pada berbagai kasus dan
intensitas yang berbeda melakukan tindakan tidak disiplin dan tidak jujur, melakukan pelanggaran hukumperaturan pemerintah maupun terhadap
tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Perilaku tidak disiplin dan tidak jujur yang dilakukan tersebut akan mempengaruhi kinerja
dan berdampak merugikan bangsa dan masyarakat. B. Perilaku tidak tegas dan tidak percaya diri
Perilaku yang tidak tegas dan tidak percaya diri juga merupakan faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang. Orang yang tidak tegas akan
selalu berbasa-basi, ragu-ragu dalam mengambil keputusan sehingga akan berakibat buruk bagi keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
Tidak percaya diri membuat seseorang tidak mampu berfikir yang berdampak tidak dapat mengoprasikan pekerjaannya melaksanakan
tugasnya secara maksimal dan sebagai implikasinya tujuan organisasi tidak tercapai.
12
Suyadi, Prawirosentono, Jelang Perdagangan Bebas Dunia, Jakarta: BPFF, 2000
Universitas Sumatera Utara
1.5.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Budaya Kerja
Faktor-faktor utama yang menentukan kekuatan budaya kerja adalah kebersamaan dan intensitasi.
13
1. Kebersamaan Kebersamaan adalah sejauh mana anggota organisasi mempunyai
nilai-nilai inti dianut secara bersama. Derajat kebersamaan dipengaruhi oleh unsur orientasi khususnya anggota baru maupun melalui program-
program latihan. Melalui program orientas, anggota-anggota baru orgnisasi diberi nilai-nilai budaya yang perlu dianut secara bersama oleh anggota-
anggota organisasi. Di samping orientasi kebersamaan, juga dipengaruhi oleh imbalan dapat berupa kenaikan gaji, jabatan promosi, hadiah-hadiah,
tindakan-tindakan lainnya yang membantu memperkuat komitmen nilai- nilai inti budaya kerja.
2. Intensitas Intensitas adalah derajat komitmen dari anggota-anggota
perusahaan kepada nilai-nilai inti budaya kerja. Derajat intensitas bisa merupakan sutu hasil dari struktur imbalan. Oleh karena itu, pimpinan
perusahaan perlu memperhatikan dan mentaati struktur imbalan yang diberikan kepada anggota-anggota perusahaan guna menanamkan nilai-
nilai budaya kerja.
1.5.9 Perbedaan Budaya Kerja Dengan Budaya Organisasi