29
2.1.7 Hakikat IPA
“IPA meliputi alam semesta keseluruhan, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat
diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera” Trianto 2014:141. Samatowa 2011:3 menyebutkan “ilmu pengetahuan alam merupakan
terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu natural sciene, artinya ilmu pengetahuan alam.” IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun
secara sistematis yang didasari pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.
Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler t.t dalam Winaputra 1992 dalam Samatowa 2011:3 menyatakan IPA merupakan ilmu yang
berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan
eksperimensistematis teratur. Artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling
menjelaskan sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh. Sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang
atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten.
Hendro Darmodjo 1992 dalam Samatowa 2011:2 mengemukakan “IPA adalah pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dan segala
isinya.” Rasional artinya masuk akal atau logis, dapat diterima oleh akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau sesuai
30 dengan pengalaman. Maka dari itu dalam proses belajar IPA lebih ditekankan pada
keterampilan proses, sehingga dalam belajar IPA siswa dapat menemukan fakta- fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri
yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan Trianto 2014: 143.
2.1.8 Pembelajaran IPA di SD