format laporannya kurang sesuai tidak sistematis dan juga pada pembahasan kelas kontrol kurang tepat dalam pembahasannya, bahasa yang digunakan juga tidak
komunikatif sulit dipahami. Hasil belajar psikomotorik kelas eksperimen lebih baik dibandingakan kelas
kontrol. Hal ini dikarenakan kelas eksperimen sebelum pelaksanaan praktikum, siswa merancang praktikum dan dikonsultasikan dengan guru sehingga siswa lebih
memahami jalannya praktikum dan dapat menghemat waktu saat praktikum. Selain itu, kelas eksperimen sudah terbiasa bekerja kelompok sehingga siswa dari kelas
eksperimen lebih aktif dan cekatan saat bekerja dilaboratorium. Hal ini didukung hasil penelitian Azizah Parmin 2013, menunjukkan bahwa inquiry training
dapat meningkatkan ketrampilan meneliti. Selain itu, penerapan tugas berbasis modified free inquiry pada praktikum dapat meningkatkan pemahaman konsep
siswa Widianti Saptorini, 2014.
4.2.5 Hasil Angket Tanggapan Siswa
Angket tanggapan siswa disebarkan pada kelas eksperimen untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran inquiry
berbantuan media playing card. Selain itu, angket juga digunakan oleh peneliti sebagai refleksi pada penelitian yang telah dilakukan. Dalam pengisian lembar
angket, siswa tidak diminta untuk menuliskan identitas. Hal tersebut bertujuan agar siswa tidak canggung dalam mengutarakan pendapatnya, sehingga hasil angket
tidak mengada-ada dan dapat dipertanggungjawabkan. Angket memiliki tingkatan respon mulai dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.angket
diberikan kepada siswa setelah siswa mngerjakan posttest dengan jumlah responden 36.
Siswa di kelas eksperimen menyatakan senang dengan pembelajaran menggunakan model inquiry berbantuan media playing card. Hal tersebut
dibuktikan dengan besarnya persentase responden yaitu 25 menyatakan sangat setuju dan 72,22 menyatakan setuju. Siswa di kelas eksperimen juga lebih tertarik
dengan pembelajaran yang dikaitkan dengan kejadian sehari-hari di lingkungan 58,33 responden menyatakan sangat setuju dan 41,67 responden menyatakan
setuju. Selain itu, sebanyak 25 siswa sangat setuju, 47,22 siswa setuju, dan 27,78 siswa tidak setuju mengenai pernyataan “model pembelajaran inquiry
berbantuan media playing card mempermudah saya memahami materi pelajaran. Sebanyak 22,22 siswa sangat setuju, 66,67 siswa setuju, dan 11,11
siswa tidak setuju mengenai pernyataan “saya selalu bekerjasama dengan teman satu kelompok, teman sekelas dan guru dalam pembelajaran maupun praktikum”,
hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran inquiry siswa dituntut untuk bekerja kelompok sehingga melatih siswa mempunyai sifat tanggungjawab. Hal ini
didukung pada pernyataan yang kelima yang memperoleh 22,22 siswa sangat setuju, 69,45 siswa setuju, dan 8,33 siswa tidak setuju mengen
ai “teman dalam kelompok dapat membantu saya untuk menerima materi indikator asam basa”.
Penerapan model pembelajaran inquiry berbantuan media playing card pada materi indikator asam basa, mengakibatkan siswa menjadi lebih senang, lebih
tertarik untuk mempelajari materinya, dan siswa tidak cepat bosan karena adanya media playing card, sehingga mempengaruhi hasil belajar pemahaman konsep dari
siswa kelas eksperimen. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian Rukmana 2013 yang memberikan hasil bahwa penerapan model pembelajaran guided inquiry
disertai teknik roundhouse dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar biologi
siswa. Selain itu, media kartu yang digunakan pada materi fisika terbukti meningkatkan aktivitas belajar siswa Astuti et al., 2013.
4.2.6 Keunggulan dan Kelemahan Penelitian