Lingkungan Strategis, Peluang dan Kendala 1 . Lingkungan Strategis
Kondisi Transportasi Saat I ni dan Masa Mendatang
59 Sistranas 2005
a. Makin luasnya jalinan kerja sama antara perusahaan transportasi nasional dengan perusahaan asing bertaraf
internasional dalam rangka melayani permintaan transportasi dari dan ke I ndonesia.
b. Kerja sama bilateral dan multilateral yang semakin baik dan dinamis dapat meningkatkan investasi dan penguasaan Iptek.
c. Semakin terbuka luas kesempatan untuk meningkatkan kemampuan sumber daya manusia sektor transportasi
melalui pendidikan dan pelatihan di dalam dan luar negeri. d. Kerja sama
Association of South East Asia Nations ASEAN dan
Asia Pacific Economic Cooperation APEC dalam bidang investasi dan perdagangan semakin berkembang pesat.
e. Telah terbentuk forum kerja sama ekonomi sub-regional seperti
Brunei Darussalam – Indonesia – Malaysia – Philipina East Asia Growth Area BI MP-EAGA, Indonesia – Malaysia
– Thailand Growth Triangle I MT-GT, Australia – Indonesia Development Area AI DA. Hal ini akan membuka peluang
muatan.
f. Deregulasi di bidang ekonomi membuka peluang bagi dunia
usaha untuk mengembangkan kegiatan dengan semangat persaingan. Deregulasi ini diharapkan dapat mendorong
berlakunya mekanisme pasar dalam berbagai kegiatan transaksi ekonomi sehingga peran pemerintah dalam
pengelolaan berbagai sarana dan prasarana transportasi menjadi dapat dikurangi.
g. Kondisi ekonomi dan politik nasional yang semakin membaik akan meningkatkan kepercayaan investor.
h. Meningkatnya kegiatan ekonomi sebagai hasil pembangunan, mengakibatkan meningkatnya mobilitas orang dan barang,
sehingga akan mendorong pertumbuhan sektor transportasi. i.
Meningkat nya daya beli m asyar akat t er hadap j asa transportasi, akan lebih menjamin pengembalian biaya
investasi, pemeliharaan dan operasi sarana dan prasarana transportasi.
j . Kemajuan industri sarana dan prasarana transportasi dalam
negeri, lebih memungkinkan peningkatan kapasitas pelayanan yang sesuai permintaan.
Sistem Transportasi Nasional
60 Sistranas 2005
k. Undang-undang otonomi daerah beserta peraturan pelaksa- naannya akan meningkatkan kegiatan nasional di berbagai
daerah, sehingga meningkatkan pergerakan barang dan orang. l.
Reformasi kebijakan nasional di sektor ekonomi dan industri memungkinkan meningkatnya peran swasta dan masyarakat
dalam penyediaan dana investasi yang dibutuhkan, baik sebagai penanaman dalam negeri PMDN maupun penanaman modal
asing PMA.
m . Meningkatnya peran serta swasta dan masyarakat akan memperluas jangkauan pelayanan dengan kualitas yang
makin baik.
3 . Kendala
Di samping peluang-peluang tersebut di atas, dalam pembangunan sistem transportasi pada masa mendatang harus memperhitungkan
kendala-kendala antara lain:
a. Adanya hambat an kelembagaan, kurang mendukung perkembangan sistem transportasi antarmoda multimoda.
b. Penyerahan urusan bidang transportasi kepada daerah sesuai ketentuan memungkinkan timbulnya pengkotakan pelayanan
transportasi jika tidak disertai dengan adanya kesamaan persepsi dan prioritas kepentingan.
c. Wilayah kepulauan yang luas memerlukan investasi besar dalam pembangunan transportasi.
d. Krisis multidimensi yang melanda I ndonesia mengakibatkan investasi khususnya di bidang transportasi masih rendah.
e. Terbatasnya kemampuan dalam penggunaan teknologi maju pada pelayanan transportasi karena terbatasnya dana dan
sumber daya manusia yang berkualitas. f.
Pola kerja sama operasional diantara sesama perusahaan multinasional dalam bentuk aliansi strategis mengakibatkan
kesempatan meraih muatan menjadi lebih sempit dan sulit.
g. Manaj emen pengelolaan kegiat an t ransport asi masih menghadapi kendala dalam bentuk terbatasnya SDM yang
berkualitas dan profesional. Karena lemahnya manajemen pengelolaan ini, maka kemampuan perusahaan untuk
mengembangkan prasarana dan sarana transportasi menjadi terbatas.
Kondisi Transportasi Saat I ni dan Masa Mendatang
61 Sistranas 2005
h. Makin meningkatnya kecenderungan pemakaian mobil pribadi di kot a besar karena kurang memadainya pelayanan
angkutan umum dan pembangunan jalan tol. i.
Kurangnya keterpaduan antar dan intramoda mengakibatkan pelayanan dari pintu-ke-pintu belum optimal dan tingginya
biaya transportasi.
j . Pengaturan di bidang transportasi belum sepenuhnya dapat
menciptakan iklim perusahaan yang kondusif. Masih terdapat ketentuan yang tidak mendukung atau bertentangan dengan
upaya pengembangan prasarana dan sarana transportasi nasional.
k. Kurang tersedianya sarana transportasi, khususnya untuk pelayanan transportasi udara yang sangat diperlukan untuk
pelayanan daerah terpencil dengan intensitas permintaan yang kecil.