Peningkatan Sistem Pemotivasian Kebijakan Sistranas 1 . Meningkatnya Pelayanan Transportasi Nasional

Sistem Transportasi Nasional 84 Sistranas 2005 2 Meningkat kan pembinaan pegawai dalam rangka perwujudan manusia berkualitas di lingkungan pemerintah, khususnya peningkatan penyuluhan kepada pejabat pimpinan setiap unit kerja untuk menguasaimenerapkan peraturan perundangan yang berlaku. 3 Meningkatkan sosialisasi peraturan perundangan dan konvensi internasional bagi seluruh stakeholder aparat pemerintah pusat dan daerah, operator, serta pengguna jasa dan masyarakat pada umumnya. 4 Meningkatkan penegakan hukum serta penerapan reward and penalty secara nyata dan taat asas. Arah Perwujudan Sistranas 85 Sistranas 2005 BAB V ARAH PERWUJUDAN SI STRANAS

A. Umum

Sistranas merupakan tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman yang dijadikan sebagai pedoman penyusunan peraturan pembangunan transportasi jangka menengah dan jangka panjang agar dapat menghasilkan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien. Perwujudan sistem transportasi nasional tersebut tidak terlepas dari pengaruh lingkungan yang berkembang secara dinamis. Penyelenggaraan transportasi memperhatikan perkembangan faktor-faktor yang mempengaruhinya, antara lain kebijakan otonomi daerah, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kegiatan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan kerja sama internasional. Pengembangan transportasi nasional diorientasikan pada upaya penyeimbangan antara permintaan jasa transportasi dengan penyediaan j aringan prasarana dan pelayanan transportasi. Pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan dilakukan pada masing-masing t at aran dengan memperhat ikan aspek komersial dan aspek keperintisan, aspek keselamatan, keunggulan masing-masing moda transportasi sesuai dengan kondisi geografi, kependudukan, dan sumber daya alam, yang diarahkan untuk mengintegrasikan dan mengkombinasikan moda yang ada, baik transportasi jalan, kereta api, sungai dan danau, penyeberangan, laut, dan udara, maupun pipa, sesuai dengan potensi wilayah.

B. Pola Dasar Tataran Transportasi 1 . Fungsi

Tatranas berfungsi sebagai pedoman untuk pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasi perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota nasional dan dari simpul atau kota nasional ke luar negeri atau sebaliknya. Sistem Transportasi Nasional 86 Sistranas 2005 Tatrawil berfungsi sebagai pedoman untuk pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasi perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota wilayah dan dari simpul atau kota wilayah ke simpul atau kota nasional atau sebaliknya. Tatralok berfungsi sebagai pedoman untuk pengembangan jaringan prasarana dan jaringan pelayanan yang memfasilitasi perpindahan orang dan atau barang antarsimpul atau kota lokal, dan dari simpul atau kota lokal ke simpul atau kota wilayah, dan simpul atau kota nasional terdekat atau sebaliknya, serta dalam kawasan perkotaan dan perdesaan. 2 . Keterpaduan Tatanan a. Keterpaduan Sistem Tat ranas, Tat rawil, dan Tat ralok sebagai perwuj udan Sistranas, merupakan tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman dan masing-masing tataran mempunyai karakteristik fungsional yang saling terkait antarmoda dan antarwilayah, berinteraksi membentuk sistem pelayanan transportasi. b. I nteraksi Sistem Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok berinteraksi secara sistemik pada setiap tahapan perumusan dan perwujudan tiap t at aran t ransport asi, dalam menyediakan pelayanan transportasi yang efektif dan efisien. c. Dimensi waktu Tatranas, Tatrawil, dan Tatralok disusun dalam horizon dan periode waktu sampai dengan 20 tahun, serta diadakan kaji ulang sekurang-kurangnya satu kali periode 5 tahun. 3 . Proses Penyusunan dan Penetapan Pemerintah pusat menyusun Tatranas, pemerintah provinsi menyusun Tatrawil dan pemerintah kabupaten kota menyusun Tatralok sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan wilayah masing-masing, dengan mengakomodasi dan menyeimbangkan berbagai kepentingan yang ada, melalui koordinasi dan sinkronisasi sasaran dan program antarwilayah dan antarsektor.