Gegar Budaya KOMUNIKASI ANTARBUDAYA

pihak mana yang bersalah dapat merupakan masalah komunikasi tersendiri. Komunikator dan komunikan berupaya untuk mengurangi problem potensial yang dijelaskan oleh Samovar dan memahami solusi atau factor pendukung yang ditawarkannya sebagai berikut: 1. Keanekaragaman dari tujuan-tujuan komunikasi Setiap individu memiliki alasan dan motivasi yang berbeda-beda dalam berkomunikasi. Perbedaan tujuan ini dapat menimbulkan masalah yang tidak dianggap enteng begitu saja, karena kadang-kadang menyangkut haga diri suatu kebudayaan, conoh dalam konteks politik individu atau kelompok dengan sengaja melakukan propaganda. 2. Etnosentrisme Etnosentrisme adalah suatu perasaan superior atau keunggulan dari suatu kelompok orang yang menganggap kelompok lain lebih inferior dan kurang unggul. Apabila perasaan ini muncul maka sangat berpengaruh terhadap komunikasi antarbudaya. 51 Karakteristik etnosentrisme : 52 1. Tingkat Etnosentrism Etnosentrisme dapat dilihat dalam 3 tingkatan : positif, negatif, dan sangat negatif. Petama positif, merupakan kepercayan bahwa, paling tidak bagi 51 Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2007, hal. 266 52 Larry, Richard Edwin, Komunikasi Lintas Budaya, Jakarta, Salemba Humanika, 2010, hal.214 sesorang, budayanya lebih baik dari yang lain. Hal ini alami dan kepercayaan seseorang berasal dari budaya aslinya. Tingkat negatif, seseorang mengeavluasi secara sebagian. Seseorang percaya bahwa budayanya merupakan pusat dari segalanya dan budaya lain harus dinilai dan diukur berdasarkan standar budayanya. Terakhir dalam tingkat sangat negatif, bagi seseorang tidak cukup hanya menganggap budayanya sebagai yang paling benar dan bermanfaat, dia juga menganggap budayanya sebagai yang paling berkuasa dan dia percaya bahwa nilai dan kepercayaannya harus diadopsi oleh orang lain. 1. Etnosentrisme itu universal Antropolog setuju bahwa kebayakan orang merupakan etnosentrisme dan bahwa kadang sifat etnosentrisme penting untuk mengeratkan hubungan dalam suatu masyarakat. Seperti budaya, etnosentrisme juga biasanya dipelajari secara tidak sadar. 2. Etnosentrisme memengaruhi identitas budaya Alasan lain mengapa etnosentrisme begitu mendarah daging adalah etnosentris memeberikan identitas dan perasaan memiliki kepada anggotanya. Seperti yang dituliskna Rusen, “keanggotaan dalam dalam suatu kelompok, suatu Negara atau peradaban memberikan rasa penghargaan diri, membuat masyarakat bangga akan prestasi bangsanya”. Prilaku yang diartikan pendapat ini dalam etnosentrisme dituliskan oleh Scarborough: “orang-orang bangga akan budaya mereka, mereka harus bangga Karena budaya mereka merupakan sumber identitas, mereka memiliki kesulitan memahami mengapa orang lain tidak berprilaku seperti mereka jika mereka dapat.

3. Tidak adanya kepercayaan

Komunikasi antarbudaya merupakan sebuah pristiwa pertukaran informasi yang peka terhadap kemungkinan terdapatnya ketidakpercayaan antara pihak-pihak yang terlibat. Orang umumnya segan untuk mengambil resiko berhubungan dengan orang asing. dalam hal ini perbedaan-perbedaan biasanya dilihat secara berlebihan. Misalnya ketidakpercayaan ini terdapat dalam situasi-situasi yang melibatkan orang- orang dari ras, status sosial, generasi, dan suku bangsa yang berbeda. Misalnya pengurus pengajian tidak akan mengundang penceramah yang tidak dikenal dan mereka tidak mengetahui latar belakangnya. 4. Penarikan diri Komunikasi tidak akan terjadi bila salah satu pihak secara psikologis menarik diri dari pertemuan yang seharusnya terjadi. Ada dugaan bahwa dengan macam-macam perkembangan saat ini antara lain, meningkatkan urbanisasi, perasaan orang untuk menarik diri, apatis dan aliensi semakin banyak pula. Banyak contoh, pada tingkat internasional maupun nasional, yang menunjukkan penarikan diri dari saling pertukaran antarbudaya. Sejarah penuh dengan pristiwa-pristiwa tentang penarikan diri dari wakil-wakil suatu Negara dari konfrensi internasional, putusnya hubungan antar Negara dan lain-lain. 5. Tidak adanya empati