Pengertian Santri dan Pesantren

23 melek huruf. Pendapat ini di dasarkan pada kaum santri adalah kelas literary bagi orang jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab- kitab bertulisan dan berbahasa arab. Yang kedua : pendapat yang menyatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya beraal dari jawa, dari kata “cantrik”, yang berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana gurunya pergi menetap. 20 Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier, kata santri bertasal dari bahasa india yang berarti orang-orang yang tahu buku-buku agama hindu. Atau seorang sarjana ahli kitab suci agama hindu. Atau secara umum dapat diartikan buku-buku suci agama atau buku tenang pengetahuan umum. 21 Di Indonesia sebutan pesantren lebih popular dengan sebutan Pondok Pesantren, berbeda dengan pesantren, pondok berasal dari bahasa arab yaitu funduq, yang berarti asrama, rumah dan tempat tinggal sederhana. 22 Dari pengertian terminology Pesantren secara historis cultural lahir dari budaya Indonesia. Menurut Nurcholis Majid pesantren tidak hanya mengandung makna keIslaman, namun juga mengandung makna keaslian Indonesia. Sebab cikal bakal Pesantren sudah ada sejak masa Hindu- Budha, dan Islam datang dan tinggal meneruskan, melestarikan, dan mengIslamkannya. 23 Pesantren disamping sebuah asrama atau tempat tinggal santri, juga 20 Yasmadi, Modernisasi Pesantren : Kritik Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta : PT Ciputat Press, 2005 cet ke-2 21 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren, Studi Tentang Pandangan Kiyai, Jakarta : LP3ES, 1994, cet ke-6 hal. 19-20 22 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia, Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996, h. 138 23 Yasmadi, Modernisasi Pesantren : Kritik Nurcholis Majid Terhadap Pendidikan Islam Tradisional, Jakarta : PT Ciputat Press, 2005 cet ke-2 h. 62 24 menjadi sebuah lembaga pengembangan studi keIslaman, dimana banyak ilmu agama baik dibidang fiqih, nahwu-sharaf dan ilmu lainnya yang di kajidan di dalami pemahamannya untuk kemudian di bawa pada masyarakat melalui santrinya sebagai duta pesantren. Hal ini menjadi nilai tambah bagi keberadaan pesantren di tengah berkembangnya dunia pendidikan di Indonesia. 25

BAB III GAMBARAN UMUM KH. MUHAMMAD DJUNAIDI HMS, DAN

PONDOK PESANTREN HIDAYATUL MUBTADI’IN SAWANGAN DEPOK

A. Biografi KH. Muhammad Djunaidi HMS

1. Keluarga KH. Muhammad Djunaidi HMS KH. Muhammad Djunaidi HMS, lahir di Jakarta 22 maret 1974, beliau lahir dari pasangan H. Muhammad Sholeh dan Ibunda Hj. Aminah. KH. Muhammad Djunaidi HMS, mempunyai sebelassaudara kandung, di antaranya : enam laki-laki dan lima orang perempuan, KH. Muhammad Djunaidi HMS, sendiri adalah anak kedua dari sebelas bersaudara. 1 KH. Muhammad Djunaidi HMS, yang akrab di panggil Buya berasal dari keluarga yang berlatar belakang agamis, karena orang tua beliau juga merupakan salah satu tokoh agama di daerah tersebut. Beliau adalah putra Betawi asli yang sudah pasti di didik untuk taat beragama sejak kecil oleh orangtuanya, sejak kecil beliau sudah di ajarkan ilmu-ilmu agama dan umum secara lembaga seperti madrasah dan juga pondok pesantren. Itu semua menurut beliau bentuk kegigihan orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi seseorang yang di banggakan oleh keluarga dan lingkungannya. 1 KH. Muhammad Djunaidi HMS, pengasuh Pondok Pes antren Hidayatul mubtadi’in, wawancara pribadi, Pondok Pesantren Hidayatul mubtadi’in, senin 8 juli 2013. 26 Beliau dibesarkan dengan kasih sayang orang tuanya, juga di ajarkan untuk hidup mandiri sejak kecil sehingga ketika besar menjadi orang yang mempunyai sosok pemimpin yang teguh, bijaksana, dan di segani. Kecint aanya terhadap ‘ilmu membuatnya mengembara menemui dari satu guru keguru yang lain, hampir seluruh plosok nusantara beliau jelajahi untuk memburu ‘ilmu. Setiap pertemuannya dengan seorang guru yang dia pinta hanya satu, yaitu di di angkat menjadi santri dunia akhirat, sebelum dapat pengakuan itu, beliau tidak akan beranjak walau berapa tahun lamanya. 2. Pendidikan KH. Muhammad Djunaidi HMS, Ketika kecil KH. Muhammad Djunaidi HMS, menimba ‘ilmu di Madrasah Salafiyah Syafi’iyah Pangkalan Jati, Pondok Labu, kemudian dilanjutkan ke Pondok Pesantren Llirboyo Kediri Jawa Timur, kemudian di lanjutkan pendidikan pesantrennya di Pondok Pesantren Hidayatuth thullab dibawah asuhan Prof. DR. KH. A. Yasin Asmuni, di lanjutkan ke Darul Hadist malang di bawah asuhan seorang Muhaddis Al-hafizh Al-Musnid Al-Quthub Prof. DR. Al- Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawi, dilanjutkan ke Buya Dimyati Banten, Mursyid Thariqah Asy- Syadziliyah. 2 Selain itu KH. Muhammad Djunaidi HMS, juga berguru dengan para habaib diantaranya : Habib Umar bin Ahmad bin 2 KH. Muhammad Djunaidi HMS, pengasuh Pondok Pesantren Hidayatul mubtadi’in, wawancara pribadi, Pondok Pesantren Hidayatul mubtadi’in, senin 8 juli 2013.