nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
6
Melalui landasan filosofis konstruktivisme CTL dipromosikan menjadi alternatif strategi belajar yang baru. Melalui strategi CTL siswa
diharapkan belajar melalui mengalami bukan menghafal.
7
Oleh karena itu, guru harus mampu mengaitkan atau menghubungkan materi yang diajarkan dengan apa
yang sudah dimiliki siswa sebelumnya, disinilah pentingnya guru melakukan apersepsi. Sebab itu, siswa dituntut untuk mampu menerapkan pengetahuannya
dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan CTL merupakan pembelajaran yang mengarahkan siswa
mengkonstruk pengetahuan sesuai dengan pengalaman yang mereka miliki.CTL juga mengorganisir pengetahuan yang dimiliki siswa, sehingga siswa dapat
berfikir secara efektif untuk memadukan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan yang baru. Selain itu pembelajaran menggunakan proses pemecahan
masalah yang merupakan salah satu upaya CTL untuk melatih emosi siswa dalam menghadapi kehidupan nyata. Belajar dengan pengalaman sendiri merupakan
proses pembelajaran yang utama, dengan pengalaman sendiri siswa dapa tmenangkap konsep pembelajaran sesuai dengan pola berpikirmasing-masing
siswa sesuai dengan tahapan perkembangannya. Pembelajaran dengan memberikan pengalaman kepada siswa juga dapat memberikan pengetahuan yang
bermakna bagi siswa. Dengan demikian, inti dari pendekatan CTL adalah keterkaitan setiap materi
atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata. Untuk mengaitkannya bisa dilakukan berbagai cara, selain karena memang materi yang dipelajari secara
langsung terkait dengan kondisi faktual, juga bisa disiasati dengan pemberian ilustrasi atau contoh, sumber belajar, media dan lain sebagainya, yang memang
baik secara langsung maupun tidak diupayakan terkait atau ada hubungan dengan pengalaman hidup nyata. Dengan demikian, pembelajaran selain lebih menarik,
6
Zaenal Aqib. Model-model Media Dan Strategi Pembelajaran Inovatif,Bandung:Yrama Widya.hal 45
7
Yatim Riyanto,Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi GuruPendidik dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas.Jakarta:kencana. 2010.hal 160
juga akan dirasakan sangat dibutuhkan oleh setiap siswa karena apa yang dipelajari dirasakan langsung manfaatnya.
Semua ini terjadi karena proses pembelajaran yang diberikan selama iniadalah penghafalan materi bukan berdasarkan pengalaman sehari-hari seperti
yang diterapkan pada pendekatan kontekstual. Dalam proses pembelajaran guru lebih sering melakukan ceramah dan menyajikan materi, guru enggan untuk
menunjukan benda-benda dalambentuk aslinyanyata, guru lebih sering menampilkanbenda-benda yang berhubungandengan materi hanya melalui gambar
yang sudah ada pada buku paket saja tanpa kreatifikas yang diciptakanoleh guru. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti
“PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CTL
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VSDMI PADA KONSEP PERNAPASAN MANUSIA.
B. Identifikasi masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1.
Metode pembelajaran Konvesional Ceramah yang digunakan oleh guru membuat siswa hanya mampu mengingat dalam jangka pendek.
2. Siswa hanya menghafal tanpa memahami benar isipelajaran.
3. Hasil belajar IPA masih rendah.
. C.
Pembatasan Masalah
Sehubung dengan luasnya permasalah yang muncul dalam topik kajian yangdilakukan, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar yang di ukur ranah Kognitifpadatingkat C1 Mengingat ,C2
Memahami dan C3 Menerapkan. 2.
Menggunakan pendekatan Contextual Teaching And LearningCTL.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian Masalah diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: ”Apakah pendekatanContextual Teaching And Learning CTL dapat
mempengaruhi hasil belajar Siswa PadaKelas V SDMI?
E. Tujuan penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang diuraiakan diatas,maka tujuan yang ingin dicapai dalampenelitian iniadalah:
“Untuk mengetahui hasil belajar dengan mengunakan pembelajaran Contextual Teaching And Learning CTL dengan
pada mata pelajaran IPA di SD ”
F. Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini maka diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara, guru dansekolah adapun manfaat dari penelitian
sebagai berikut: 1.Bagi Siswa dengan membelajarkan IPA melalui model CTL maka
pembelajaran lebih ditekankan pada pemberian pengalaman belajar bermakna dengan mengaitkan materi konteks pelajaran dengan
pengalaman nyata
dalam kehidupansehari-hari
sehingga dapat
menumbuhkan kemampuan berpikir, berkerja dan bersikap ilmiah untuk meningkatkan kegiatan belajar secara klasikal maupun individual.
Dengandemikian, siswa semakin bersemangat dalambelajar sehingga diharapkan prestasi belajar siswa akan meningkat.
2.Bagi Guru dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam memberikan proses pembelajaran pada siswa menjadi lebihvariasi.
3.Bagi SekolahPeningkatanMutupendidikansekolah yang ditandai dengan keberhasilan yang dicapai melalui penggunaanpendekataandan metode
yang sesuai untuk mencapai suatu prestasi sehingga akan lebih menambah kepercayaan masyarakat.
7
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP
A.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL 1.
Pengertian Pendekatan Contextual Teaching and Learning CTL
Contextual Teaching and Learning CTL adalah suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh
untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya
dalam kehidupan nyata. Dan bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih penting dari pada hasil.
1
Sedangkan menurut Teori Pembelajaran Kontekstual, bahwa belajar hanya terjadi ketika murid pelajar
memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian sehingga informasi atau pengetahuan tersebut dipahami mereka dalam kerangka acuan memori,
pengalaman dan respon mereka sendiri.
2
CTL adalah sebuah sistem yang meransang otak untuk menyusun pola- pola yang menwujudkan makna. Lebih lanjutnya Elaine mengatakan bahwa
pembelajaran kontekstual adalah sebuah sistem pembelajaran yang cocok dengan otak yang menghasilkan makna dengan menghubungkan muatan akademis dengan
konteks dari kehidupan sehari-hari siswa.
3
Jadi, pembelajaran kontekstual adalah usaha untuk membuat siswa aktif dalam memompa kemampuan diri tanpa merugi
dari segi manfaat, sebab siswa berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya dengan dunia nyata.
4
1
Wina Sanjaya,Strategi Pembelajaran Berorintasi Standar Proses Pendiidkan. Jakarta;Kencana . 2010, hal 255.
2
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-progresif konsep landasan,dan Implementasi pada kurikkulum Tingkat satuan pendidikan.Jakarta:Kencana Prenada Media
Group. 2009.hal .104
3
Elaine B.Johnson.Contextual Taeching And LearningBandung:MLS 2009. Hal 57
4
Rusman, Model-model Pembelajaran mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011. hal.187
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya
proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima
pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi yang diajarkan.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan anatara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut
untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman disekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi dipelajarinya akan tertanam
erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan. Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat
mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari hari. Materi pelajaran dalam konteks CTL bukan untuk ditumpuk diotak dan kemudian dilupakan, akan tetapi
sebagai bekal mereka dalam mengarungi kehidupan nyata.
5
Menurut University of wangshington pengajaran kontekstual adalah pengajaran yang memungkinkan siswa-siswa TK sampai SMU untuk
menguatkan, memperluas, dan merapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam sekolah dan luar sekolah agar dapat
memecahkan masalah-masalah dunia nyata atau masalah-masalah yang disimulasikan.
6
Dalam kelas CTL, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuan. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi
informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang berkeja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas siswa. Sesuatu yang
5
Wina Sanjaya.Op.cit. hal.255
6
Trianto .Op.cit.hal 105