Analisis Ukuran Kinerja pada QFD Fase II Analisis Design For Manufacturing

dari variabel tersebut 26 . Sales point juga dapat ditentukan sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

6.3. Analisis Ukuran Kinerja pada QFD Fase I

Ukuran kinerja kinerja berupa tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya ditentukan berdasarkan karakteristik teknis produk. Penentuan karakteristik teknis merupakan salah satu tahap penting dalam pembuatan QFD. Karakteristik teknis merupakan kemampuan teknis perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumen 27 . Karakteristik teknis yang memiliki tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi yang menjadi ukuran kinerja perbaikan 28 . Tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi adalah penggulungan benang, penenunan benang menjadi karung plastik dan pencetakan lembaran plastik.

6.4. Analisis Ukuran Kinerja pada QFD Fase II

Kesimpulan yang diperoleh dari QFD fase 2 yaitu part yang paling penting untuk segera diperbaiki adalah jumlah LDPE dan PP yang memiliki derajat kepentingan tertinggi Ronald G. Day, 1993. 26 Ibid, hal: 112 27 Ibid. hal: 13 28 Ronald G Day, 1993, Quality Function Deployment Linking A Company with Its Customers Wisconsin : ASQC Quality Press, h. 93. Universitas Sumatera Utara

6.5. Analisis Design For Manufacturing

Design for Manufacturing digunakan dengan maksud membuat proses produksi produk karung plastik menjadi lebih mudah dan lebih ekonomis. Perbaikan proses didasari dari hasil QFD fase II dengan ukuran kinerja part kritis yang paling tinggi, yakni jumlah LDPE dan PP. Perbaikan dilakukan dengan cara merancang ulang komposisi untuk mengurangi langkah-langkah pemrosesan 29 . Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah kadar dari biji plastik jenis PP dan LDPE dengan kadar aktual 90 berbanding 10 menjadi 70 berbanding 30 dan tidak menggunakan scrap. Perbaikan proses produksi akan berpengaruh terhadap biaya produksi dimana biaya produksi aktual awal adalah Rp 1293,40unit menjadi Rp 1098,94unit dengan selisih biaya Rp 194,42unit. Perbaikan proses produksi juga mempengaruhi elemen kegiatan proses produksi dimana elemen kegiatan awal berjumlah 12 berkurang menjadi 11 dengan selisih 1 elemen kegiatan. Perbandingan sebelum dan sesudah perbaikan menunjukkan terdapat perbedaan waktu operasi. Kegiatan inspeksi dihilangkan karena setelah dilakukan perbaikan komposisi, benang plastik secara otomatis akan tergulung dengan rapi. 29 Ulrich, K. T. dan Eppinger, S. D, Product Design and Development 4nd Edition, New York: Irwin Mcgraw-Hill, 2008, h. 233 Universitas Sumatera Utara

BAB VII KESIMPULAN

7.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel yang mempengaruhi proses produksi dan produk adalah jenis biji plastik, komposisi, suhu, kelembaban dan tekanan. 2. Karakteristik teknis untuk perbaikan proses produksi dengan tingkat kesulitan, derajat kepentingan dan perkiraan biaya tertinggi adalah penggulungan benang, penenunan benang dan pencetakan lembaran plastik. Karakteristik teknis tertinggi tersebut perlu dianalisis lebih lanjut supaya didapatkan rancangan perbaikan. 3. Hasil QFD Fase II produk menunjukan bahwa critical part yang paling penting untuk segera diperbaiki adalah jumlah LDPE dan PP dengan derajat kepentingan dengan nilai 40 dan 39. 4. Berdasarkan hasil identifikasi karakteristik teknis dan part kritis dalam perbaikan proses produksi, maka diperlukan evaluasi dan perbaikan rancangan proses produksi dengan metode Design for Manufacturing agar memperbaiki proses produksi yang digunakan. Hasil Design for Manufacturing menunjukkan evaluasi terhadap proses produksi saat ini dengan mengganti kadar komposisi PP dan LDPE yang awalnya 90 berbanding 10 menjadi 70 berbanding 30 sehingga dapat Universitas Sumatera Utara