Uji Multikolinearitas Uji Heterokedastisitas

36 Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program SPSS. Data terdistribusi normal jika p0,05 Field, 2009.

2. Uji Multikolinearitas

Mutikolinearitas terjadi ketika ada hubungan yang kuat antara dua atau lebih prediktor di dalam model regresi. Jika terjadi kolinearitas yang tinggi antara prediktor, maka estimasi yang tepat dari koefisien regresi tidak mungkin didapatkan. Salah satu cara untuk melihat multikolinearitas adalah dengan menggunakan Variance Inflation Factor VIF. VIF mengindikasikan apakah suatu prediktor memiliki hubungan linear yang kuat dengan prediktor lainnya. Jika nilai tolerance pada VIF ≥ 0,1 dan VIF 10 berarti tidak terjadi multikolinaritas antarvariabel bebas Field, 2009. 3. Uji Autokorelasi Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan periode t-1.Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi.Uji autokorelasi pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Durbin Watson.Dengan kriteria pengambilan keputusan ditunjukkan pada Tabel 3.4 yaitu : Tabel 3.4 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0ddl Universitas Sumatera Utara 37 Tidak ada autokorelasi positif No Decision dl≤d≤du Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dld4 Tidak ada autokorelasi negatif No Decision 4- du≤d≤4-dl Tidak ada autokorelasi positif dan negatif Tidak ditolak dud4-du

4. Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain Situmorang Lufti, 2014:121. Model regresi yang baik adalah model yang tidak terjadi heterokedastisitas. Penelitian ini menggunakan uji Glesjer karena merupakan salah satu alat untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas. Uji glesjer dapat dilakukan dengan cara meregresi seluruh variabel independen dengan nilai absolute residual absut sebagai variabel dependennya. Jika nilai signifikan 0.05 maka model regresi tidak terjadi heterokedastisitas, sebaliknya jika nilai signifikan 0.05 maka dalam model regresi terjadi heterokedastisitas.

3.8.2 Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, uji hipotesis menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis persamaan regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel independen terhadap satu variabel dependen yaitu nilai perusahaan. analisis regresi berganda dihasilkan dengan cara memasukan Universitas Sumatera Utara 38 input data variabel ke fungsi regresi. Persamaan regresi berganda yang dapat digunakan dapat dinyatakan sebagai berikut : Y= + 1 X 1 + 2 X 2 + 3 X 3 + 4 X 4 + e Keterangan : Y = Underpricing = Konstanta 1 , 2 , 3 , 4 = Koefisien regresi variabel independen X 1 = Reputasi Underwriter X 2 = Reputasi Auditor X 3 = Earning per Share X 4 = Umur Perusahaan e = Variabel Pengganggu error Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima, digunakan uji F F-test dan uji t T-test.

1. Uji F