Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah yang bersifat formal, di sengaja direncanakan dengan bimbingan guru. Apa yang hendak dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan apa yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran yang sesuai dan dilakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Sejalan dengan permasalahan belajar mengajar, kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Dalam hal ini Adang Suherman 19992000: 23 menyatakan, “secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yaitu: “1 perkembangan fisik, 2 perkembangan gerak, 3 perkembangan mental dan, 4 perkembangan social”. Melalui pendidikan jasmani diharapkan dapat merangsang perkembangan dan pertumbuhan jasmani siswa, merangsang perkembangan sikap, mental, social, emosi yang seimbang serta keterampilan gerak siswa. Pentingya peranan pendidikan jasmani di sekolah maka harus diajarkan secara baik dan benar. Aktivitas jasmani atau gerak tubuh merupakan sarana dalam pendidikan jasmani. Hal ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan jasmani anak dan potensi lainya seperti : afektif, koqnitif dan psikomotor. Aktifitas gerak sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani telah dituangkan dalam kurikulum pendidikan jasmani yang berlaku. Pendidikan jasmani adalah suatu proses melalui aktivitas jasmani, yang dirancang dan di susun secara sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta nilai dan sikap yang positif. Tujuan umum pendidikan commit to user 2 jasmani adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan yang didalamnya terdapat beberapa macam cabang olahraga yang wajib diajarkan. Ditinjau dari materi yang harus diberikan kepada siswa, materi pendidikan jasmani dibedakan menjadi dua kelompok yaitu materi pokok dan materi pilihan. Materi pokok merupakan mata pelajaran yang harus diajarkan berdasarkan kurikulum yang berlaku. Sedangkan materi pilihan merupakan kegiatan olahraga di luar jam pelajaran sekolah berupa kegiatan ektrakulikuler olahraga. Pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di dalamnya diajarkan beberapa macam cabang olahraga yang terangkum dalam kurikulum pendidikan jasmani, salah satu olahraga yang diajarkan dalam pendidikan jasmani yaitu permainan bolavoli. Permainan bola voli merupakan suatu permainan yang komplek yang tidak mudah dilakukan setiap orang. Sebab dalam permainan bola voli dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam permainan bola voli. Dalam hal ini Aip Syarifudin 19911992: 187 menyatakan,”Teknik dasar dalam permainan bolavoli pada dasarnya terdiri atas servis service dan membagi-bagi bola pass, baik dari bawah maupun dari atas”. Namun dengan semakin maju dan berkembangnya bentuk-bentuk gerakan dalam permainan bolavoli terutama dalam pertandingan, maka teknik dasar berkembang menjadi adanya teknik dalam melakukan smash dan teknik untuk mengantisipasi smash dari lawanteknik membendungblock. Permainan bola voli dimainkan oleh dua regu terdiri atas 6 orang pemain, setiap regu berusaha untuk dapat memukul dan menjatuhkan bola ke dalam lapangan lawan. Bola boleh dipukul dengan tangan maupun anggota tubuh yang lainnya dari batas pinggang ke atas dengan pantulan yang sempurna, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Walaupun begitu, permainan bolavoli sangat cepat berkembang dan merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat popular di Indonesia. Di Indonesia sendiri permainan commit to user 3 bolavoli, secara resmi dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Nasional II yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 1951. Langkah awal dalam proses pembelajaran permainan bolavoli yaitu memperkenalkan macam-macam teknik dasar bolavoli agar siswa memahami dan menguasainya. Seperti dikemukakan M. Furqon H. 1995:115 bahwa, “Dalam awal proses belajar, siswa tidak harus dibebani secara mental dan fisik. Oleh karena itu be lajar teknik tetap diberikan pada bagian pertama atau permulaan sesi latihan “. Dengan menguasai macam-macam teknik dasar dalam bolavoli, diharapkan siswa akan memiliki keterampilan bermain bolavoli. Servis merupakan salah satu teknik dasar bolavoli yang berperan sebagai tanda dimulainya permainan dan sebagai serangan pertama sebagai regu yang melakukanya. Berdasarkan jenisnya, servis bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu servis bawah dan servis atas. Pentingnya peranan servis, maka harus diajarkan kepada siswa, agar siswa memahami dan menguasainya sehingga dapat melakukan servis dengan baik dan benar. Servis atas merupakan sesuatu yang menantang bagi siswa, Untuk menggunakan servis ini siswa harus mampu melempar secara konsisten dan harus memiliki kekuatan serta koordinasi untuk memukul bola keatas jaring dengan menggunakan suatu gerakan melempar tangan atas. Siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 karanggede tahun pelajaran 20092010 adalah sampel yang akan digunakan dalam penelitian untuk membuktikan dan menjawab permasalahan yang muncul dalam penelitian. Peneliti mengambil sampel di SMP Negeri 1 Karanggede karena peneliti merupakan alumni dari SMP Negeri 1 Karanggede, dimana di sekolah itu dalam pelajaran olahraga ada cabang olahraga yang diminati dan disukai oleh siswa pada umumnya baik itu siswa putra maupun siswa putri yaitu sepak bola dan bolavoli. Diantara kedua cabang tersebut yang paling diminati adalah permainan bolavoli. Banyak siswa di SMP Negeri 1 Karanggede yang bisa bermain bolavoli dan berprestasi hingga ke tingkat kabupaten, sampai sekarangpun masih ada siswa yang berprestasi dalam permainan bolavoli. Siswa putra commit to user 4 kelas VII SMP Negeri 1 karanggede adalah siswa baru, sehingga kemampuan servis atas masih rendah dan perlu ditingkatkan. Hal ini disebabkan karena pada awalnya di Sekolah Dasar SD belum memiliki kemampuan dasar servis atas, sehingga belum menguasai teknik servis atas yang benar. Di samping itu juga, pada umumnya siswa kelas VII SMP belum memiliki kekuatan yang memadai. Belum menguasai teknik servis atas dan kekuatan yang belum memadai, sehingga kurang mampu melakukan servis atas yang baik dan efektif. Hal tersebut diperkuat oleh bapak Efendi, S.pd yang merupakan guru olahraga kelas VII SMP Negeri 1 Karanggede, bahwa dalam melakukan berbagai teknik dalam permaian bolavoli anak kelas VII masih kurang. Misalnya melakukan servis atas maupun servis bawah, banyak siswa yang dalam melakukanya kurang begitu baik, servisnya melenceng ke kanan maupun kekiri lapangan pemainan ada yang tidak sampai net bahkan ada pula bolanya melebihi lapangan lawan. Berdasarkan kenyataan bahwa, siswa pemula kebanyakan melakukan servis tanpa memperhitungkan efektifitas gerakan yang dilakukan. Hal yang terpenting bola dapat menyeberang melewati net dan masuk ke permainan lawan. Tetapi ada juga pukulan servisnya tidak menyeberangi net, servisnya tidak sampai di net bahkan ada juga yang servisnya melenceng jauh kekanan maupun ke kiri lapangan. Kondisi yang demikian dapat menyebabkan siswa enggan dan bosan untuk melakukan pembelajaran. Metode pembelajaran konvensional dan gaya inklusi merupakan pendekatan pembelajaran dan gaya pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi kendala-kendala dalam pembelajaran servis atas bolavoli terutama untuk siswa pemula. Pendekatan konvensional menekankan pada penguasaan teknik servis atas, sedangkan gaya inklusi rancangan pembelajaran yang di buat guru yang di dasarkan pada kemampuan masing-masing siswa dari yang mudah ke yang sukar. Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan jasmani cenderung konvensional atau tradisional. P raktek ditekankan pada “Teacher Centered ” dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah yang commit to user 5 ditentukan oleh guru. Dalam pendekatan ini, guru menentukan tugas-tugas bagi siswa melalui kegiatan fisik. Biasanya tujuan pembelajaran ditekankan pada penguasan yang mengarah pada pencapaian tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan, ukuran lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti itu menjadikan anak kurang senang atau bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan jasmani karena tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas yang diberikan dalam bentuk kompleks. Tugas-tugas yang merupakan keterampilan komplek seperti itu sesungguhnya hanya mampu dilakukan oleh orang dewasa saja. Karena dalam pendekatan tradisional tidak dilakukan upaya memodifikasi tugas gerak yang kompleks menjadi tugas gerak yang sederhana, maka dapat diramalkan tingkat keberhasilan siswa dalam menyelesaikan tugas yang harus dipelajari tergolong rendah. Gaya mengajar inklusi, dalam hal ini guru merancang pembelajaran teknik dasar bolavoli pada level yang paling mudah, sedang dan tingkatan paling sulit. Dari rancangan yang telah di buat guru, siswa diberi kebebasan melakukan tugas ajar sesuai kemampuanya, misalnya dari tingkatan paling mudah, jika sudah menguasai tingkatkan pada level berikutnya. Pembelajaran konvensional dan gaya inklusi, masing-masing bertujuan untuk meningkatkan penguasan teknik servis atas bolavoli, namun belum diketahui pendekatan mana yang lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar servis atas bolavoli. Untuk itu perlu dilakukan penelitian dengan j udul ,”Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Konvensional Dan Gaya Inklusi Terhadap Hasil Belajar Servis Atas Bolavoli Pada Siswa Putra Kelas VII SMP Negeri 1 Karanggede Tahun Ajaran 2009201 0”. commit to user 6

B. Rumusan masalah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN PASSING MENGGUNAKAN BOLA TIDAK STANDART DAN BOLA STANDART TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS IV

2 193 92

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN MOTORIK TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI

4 40 158

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING ATAS PERMAINAN BOLAVOLI

0 4 66

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLAVOLI

0 2 67

PERBEDAAN PENGARUH GAYA MENGAJAR LATIHAN DAN RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMP N 1 NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 3 67

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA KELAS VII SMP NEGERI 2 NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 24 73

Perbedaan Hasil Latihan Servis Atas Topspin antara Jarak Bertahap dan Jarak Tetap Terhadap Hasil Latihan Servis Permainan Bolavoli pada Siswa Putra Eksrtakurikuler SMA N 1 Polokarto.

0 0 1

PERBEDAAN LATIHAN SERVIS FLOATING DAN SERVIS TOP SPIN TERHADAP KETEPATAN SERVIS DALAM PERMAIANAN BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA EKTRAKURIKULER MAN 1 SEMARANG TAHUN 2009.

0 6 82

PENGGUNAAN GAYA MENGAJAR INKLUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLAVOLI MINI PADA SISWA KELAS IV SD N 1 PUHPELEM KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SERVIS ATAS PADA PERMAINAN BOLAVOLI.

0 0 19