9
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa factor yang mempengaruhi perhatian orang tua yaitu faktor pembawaan, faktor latihan
dan kebiasaan, faktor kebutuhan, faktor kewajiban, faktor keadaan jasmani, faktor keadaan jiwa, faktor lingkungan sekitar, dan faktor kekuatan ikatan
orang tua dan anak. Faktor apapun yang mempengaruhi, perhatian dari orang tua sangatlah penting untuk diperoleh anak. Orang tua harus
menyadari pentingnya perhatian mereka untuk anak karena perhatian yang didapat oleh anak akan mempengaruhinya dalam pertumbuhan dan
perkembangan hidup anak kedepannya.
3. Macam-macam Perhatian Orang Tua
Perhatian orang tua terhadap anaknya tertuju untuk memenuhi kebutuhan anaknya baik kebutuhan jasmani ataupun rohani. Perhatian
orang tua sendiri dapat terlihat dalam berbagai bentuk. Ada berbagai bentuk dari perhatian orang tua jika dilihat dari berbagai sudut pandang. Sumadi
Suryabrata 2004:14 menggolongkan perhatian atas beberapa dasar sebagai berikut.
a. Atas dasar intensitasnya, perhatian dibedakan menjadi 2, sebagai berikut.
1 Perhatian intensif, yaitu perhatian yang diberikan dengan penuh kesadaran yang menyertai seluruh aktivitas sehingga aktivitas
tersebut dapat berjalan dengan sukses.
10
2 Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang dilakukan menyertai dua aktivitas, maka perhatian tersebut tidak dapat dilakukan secara
intensif. b. Atas dasar cara timbulnya, perhatian dapat dibedakan menjadi 2
sebagai berikut. 1 Perhatian spontan, yaitu perhatian yang timbul tanpa disengaja,
timbul dengan sendirinya dan erat hubungannya dengan minat seseorang.
2 Perhatian disengaja, yaitu perhatian yang dilakukan dengan sengaja karena harus ada kemauan untuk menimbulkannya.
c. Atas dasar besarnya objek yang dikenai perhatian, dibedakan menjadi 2 sebagai berikut.
1 Perhatian terpencar, perhatian yang pada suatu saat dapat tertuju kepada macam-macam objek.
2 Perhatian terpusat, perhatian yang pada suatu saat hanya dapat tertuju kepada objek yang sangat terbatas
Berdasarkan uraian yang disampaikan oleh Sumadi Suryabrata, maka dalam penelitian ini perhatian orang tua yang dimaksud termasuk
dalam perhatian disengaja. Perhatian orang tua kepada anaknya dalam pemenuhan kebutuhan seorang anak haruslah dilakukan dengan sadar dan
sengaja karena sudah menjadi tanggung jawab setiap orang tua.
11
4. Bentuk Perhatian Orang Tua
Perhatian Orang Tua dalam hal pendidikan anak memegang peran dalam menentukan pencapaian prestasi belajar anak. Slameto 2010: 61
mengungkapkan bahwa orang tua yang kurang bahkan tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh
terhadap kegiatan belajar anaknya, tidak memperhatikan kepentingan- kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak
mengatur waktu belajarnya, tidak memperhatikan waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan anak
belajar atau tidak, tidak mau tau bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat
menyebabkan anak tidak atau kurang berhasil dalam belajarnya Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2004: 85 perhatian
orang tua dalam kebutuhan pendidikan anak dapat dilihat dalam berbagai bentuk yaitu pemenuhan kebutuhan anak, pemenuhan fasilitas belajar anak,
pemberian bimbingan pada anak, dan pemberian motivasi belajar.
a. Pemenuhan Kebutuhan Anak
Pemenuhan kebutuhan anak termasuk pemenuhan kebutuhan pokok yaitu makanan dan pakaian. Soeparwoto dkk 2007:156
menambahkan kebutuhan anak dapat digolongkan menjadi tiga golongan sebagai berikut.
1 Kebutuhan Fisiologis,
yaitu kebutuhan
dasar untuk
mempertahankan kehidupan secara fisik seperti makan, minum,
12
tempat tinggal, dan kebutuhan sekolah anak yang meliputi biaya pendidikan dan kelengkapan sarana prasarana belajar.
2 Kebutuhan Psikologis, yaitu kebutuhan yang bersifat fundamental, seperti kebutuhan kasih sayang perhatian, kebutuhan akan rasa
aman dan status, serta kebutuhan akan prestasi. 3 Kebutuhan Sosial, yaitu merupakan faktor dinamis yang
memberikan pengaruh langsung pada penyesuaian diri dengan lingkungan atau hubungan sosial pribadi seperti kebutuhan
partisipasi, pergaulan dan penyesuaian. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemenuhan kebutuhan anak meliputi kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosialnya. Dari penjelasan Soeparwoto
tersebut dapat diketahui wujud dari pemenuhan kebutuhan anak dalam hal pendidikan yaitu: Kebutuhan dasar anak, kelengkapan sarana dan
prasarana belajar anak, menyediakan biaya pendidikan anak, membimbing belajar anak, memperhatikan prestasi belajar anak, dan
memperhatikan pergaulan anak.
b. Pemenuhan Fasilitas Belajar Anak
Fasilitas belajar anak merupakan sarana pendukung yang penting untuk kemajuan belajar anak. Fasilitas belajar anak dapat
berupa tempat belajar ruang belajar, alat belajar, alat non belajar. Seperti yang disampaikan oleh Bimo Walgito 2010: 146 bahwa
belajar tidak akan berjalan baik tanpa alat-alat belajar yang cukup.
13
Semakin lengkap alat belajar maka anak akan semakin mudah dalam belajar. Sebaliknya bila alat belajar tidak lengkap maka proses belajar
anak dapat terganggu.
c. Pemberian Bimbingan pada Anak
Bimbingan pada anak bertujuan untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi anak, baik masalah sehari-hari ataupun masalah
belajar sebagaimana yang disampaikan oleh Oemar Hamalik 2004: 95 bahwa bimbingan merupakan proses yang bertujuan sebagai berikut.
1 Agar siswa bertanggung jawab menilai kemampuannya sendiri dan menggunakan pengetahuan mereka secara efektif bagi dirinya.
2 Agar siswa menjalani kehidupannya sekarang secara efektif dan menyiapkan kehidupannya di masa depan.
3 Agar semua potensi siswa berkembang secara optimal. Bimbingan
pada anak
berguna agar
anak dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki dan menjadi seorang yang memiliki tanggung jawab, serta dapat menggunakan kemampuan dan
pengetahuan yang dimilikinya dengan baik dan benar.
d. Pemberian Motivasi Belajar
Salah satu peran penting orang tua adalah memotivasi anak dalam belajar. Motivasi belajar merupakan pemicu semangat belajar
anak, oleh karena itu anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi juga akan memiliki prestasi belajar yang bagus. Untuk mengetahui
lebih lanjut tentang motivasi belajar dijelaskan sebagai berikut:
14
1 Konsep Motivasi Belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006:80 motivasi belajar dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia termasuk perilaku belajar. Manusia yang terdorong dan tergerak untuk belajar dapat dikatakan
memiliki motivasi belajar. Motivasi belajar yang dimiliki oleh manusia dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapainya, seperti yang disampaikan oleh Sardiman 2007:75 bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang
ada pada diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar serta menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subyek belajar dapat tercapai. Menurut Hamzah B. Uno 2010:23 motivasi belajar adalah
dorongan yang berasal dari dalam diri siswa internal dan dari luar diri siswa eksternal yang sedang belajar untuk melakukan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah segala upaya yang dilakukan oleh siswa
dengan dorongan dari dalam diri siswa dan dari luar diri siswa untuk meningkatkan kegiatan belajar dalam mencapai tujuan.
15
2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi yang dimiliki anak dalam melakukan kegiatan khususnya belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut
Raymond dan Judith 2004:24 terdapat 4 faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu : budaya, keluarga, sekolah
dan diri anak itu sendiri.
a Budaya Latar budaya yang dimiliki oleh individu belum tentu
sama dengan individu lainnya. Oleh karena itu motivasi belajar yang dimiliki oleh anak juga berbeda satu dengan yang
lainnya. Dalam penyampaiannya, nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik akademis maupun tradisional diajarkan
melalui pengaruh agama, mitos dan dongeng tentang kebudayaan, undang-undang politik untuk pendidikan, status
dan gaji, serta harapan orang tua atas anak-anak mereka. b Keluarga
Keluarga merupakan faktor penting dalam kehidupan anak. Orang tua dapat memberikan pengaruh dalam motivasi
belajar siswa. Keluarga juga merupakan guru pertama dan paling penting yang terlibat langsung dalam kehidupan anak.
c Sekolah Keadaan sekolah dan kualitas sekolah menentukan
motivasi belajar anak. Di sekolah guru berperan penting dalam
16
memotivasi anak. Kualitas guru merupakan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar anak.
d Anak Kondisi diri seorang anak fisik, mental, perilaku, dan
spiritual merupakan faktor utama dalam tingkat motivasi belajar yang dimiliki anak. Anak dengan kondisi diri yang baik
akan memiliki motivasi belajar yang tinggi pula. Menurut Dimyati dan Mudjiono 2006:97 motivasi belajar
dipengaruhi oleh 6 faktor yaitu: a Cita-cita atau aspirasi siswa
Motivasi belajar tampak pada keinginan anak sejak kecil. Keberhasilan
dalam mencapai
keinginan tersebut
menumbuhkan kemauan untuk bergiat. b Kemampuan siswa
Keinginan siswa perlu diikuti dengan kemampuan atau kecakapan untuk mencapainya. Contohnya keinginan
membaca perlu diikuti dengan kemampuan mengenal dan mengucapkan huruf abjad.
c Kondisi siswa Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani dapat
berpengaruh pada motivasi belajar.
17
d Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan
tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan masyarakat dapat berpengaruh terhadap motivasi siswa
e Unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Dalam kegiatan belajar, lingkungan sekitar siswa turut
mengalami perubahan menjadi lebih baik. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk memotivasi siswa dalam belajar.
Misalnya penggunaan internet sebagai sumber belajar. f Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya pembelajaran tersebut meliputi: pemahaman tentang diri siswa, pemanfaatan penguatan, kritik, hadiah, hukuman
yang mendidik, mendidik cinta belajar. Dari penjelasan diatas, diketahui ada banyak sekali yang
dapat mempengaruhi motivasi belajar anak diantaranya yaitu budaya lingkungan, kondisi keluarga, kondisi sekolah, kondisi
anak, kemampuan anak, cita cita anak, penggunaan sumber belajar, dan guru. Faktor-faktor tersebut menyebabkan motivasi belajar
yang dimiliki oleh anak menjadi tinggi ataupun rendah. Anak dengan motivasi belajar yang rendah perlu cara tersendiri dalam
meningkatkan motivasi tergantung faktor yang mempengaruhi. Komunikasi yang baik dengan anak membuat orang tua atau guru
18
mengerti permasalahanpenyebab motivasi yang dimiliki oleh anak rendah dan menemukan solusi untuk meningkatkannya.
3 Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Menurut Nyayu Khodijah 2014:157 agar motivasi belajar lebih
optimal maka
memerlukan prinsip-prinsip
dalam menjalankannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut.
a Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
b Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar.
c Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. d Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar.
e Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. f Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.
Motivasi belajar anak akan lebih optimal jika orang tua lebih menumbuhkan motivasi intrinsik daripada motivasi ekstrinsiknya.
Selain itu dalam memotivasi belajar anak akan lebih efektif dengan pujian atau reward daripada hukuman atau punishment sehingga
anak akan lebih optimis dalam belajarnya sehingga melahirkan prestasi belajar yang baik.
Menurut Oemar Hamalik 2012:181-184 ada 17 prinsip motivasi dalam rangka mendorong motivasi belajar anak, yaitu
sebagai berikut. a Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat
menghentikan suatu perbuatan sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah dilakukan.
19
b Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis yang harus mendapat pemuasan.
c Motivasi dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi yang dipaksakan dari luar.
d Perbuatan yang sesuai dengan keinginan memerlukan penguatan. Penguatan perlu dilakukan dalam setiap tingkatan
pengalaman belajar. e Motivasi mudah menjalar dan menyebar luas terhadap orang
lain. Siswa yang antusias akan mendorong motivasi siswa lainnya.
f Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.
g Tugas yang dalam pengerjaannya bersumber dari dalam diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk
mengerjakannya daripada tugas yang dipaksakan oleh guru. h Pujian yang datang dari luar diperlukan dan efektif untuk
merangsang minat. i Teknik dan prosedur mengajar yang bermacam macam efektif
untuk memelihara minat siswa. j Minat khusus yang dimiliki oleh siswa berdaya guna untuk
mempelajari hal-hal lainnya.
20
k Kegiatan merangsang minat pada siswa yang kurang pandai tidak ada artinya bagi para siswa yang pandai. Guru hendaknya
menyesuaikan dengan kondisi yang ada pada siswa. l Tekanan dari kelompok siswa umumnya lebih efektif dalam
memotivasi dibandingkan dengan tekanan atau paksaan dari orang dewasa.
m Motivasi yang tinggi berkaitan erat dengan kreativitas siswa. n Kecemasan akan menimbulkan kesulitan belajar.
o Kecemasan dan frustrasi dapat membatu siswa berbuat lebih baik.
p Tugas yang terlalu sukar dapat mengakibatkan frustrasi sehingga membuat siswa cenderung kepada hal-hal yang tidak
wajar, seperti menyontek. q Tiap siswa mempunyai tingkat frustrasi dan toleransi yang
berbeda. Kegagalan dapat memicu untuk berhasil dan keberhasilan memunculkan kecemasan akan timbulnya
kegagalan. Orang tuaguru dalam memberikan motivasi anak untuk
belajar hendaknya memperhatikan prinsip prinsip tersebut. Cara menumbuhkan motivasi setiap anak berbeda. Setiap anak
memiliki karakter sendiri agar motivasi belajar yang dimiliki dapat ditumbuhkan. Oleh karena itu hendaknya orang tua ataupun guru
21
memahami karakter setiap anak dan menumbuhkan motivasi belajar dengan cara yang tepat.
4 Fungsi Motivasi Belajar
Motivasi belajar sangat penting untuk dimiliki oleh anak, karena ada manfaat atau fungsi dari motivasi yang dapat diperoleh.
Oemar Hamalik 2012: 175 menjelaskan 3 fungsi dari motivasi sebagai berikut.
a Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu
perbuatan seperti belajar. b Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya
mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
c Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi
akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Motivasi belajar berfungsi untuk mendorong anak belajar. Sebagai pengarah berarti kegiatan belajar anak diarahkan untuk
mencapai cita-cita atau tujuan yang diinginkan. Misalnya anak ingin menjadi dokter maka kegiatan belajar anak banyak diarahkan ke
bidang sains. Sebagai penggerak berarti motivasi belajar merupakan penggerak dalam belajar anak. Semakin tinggi motivasi yang
dimiliki anak maka anak dapat menyerap materi pelajaran dengan cepat pula.
Sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik di atas, Sardiman 2007:85 juga mengemukakan ada 3 fungsi dari motivasi yaitu:
22
a Mendorong manusia untuk berbuat, motivasi merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dilakukan.
b Menentukan arah perbuatan, motivasi menjadikan kegiatan yang dikerjakan sesuai dengan arah tujuan yang hendak dicapai.
c Menyeleksi perbuatan, motivasi menjadikan seseorang menentukan perbuatan-perbuatan yang harus dikerjakan yang
sesuai dengan tujuan. Dari uraian fungsi motivasi yang telah disampaikan tersebut
dapat disimpulkan bahwa fungsi dari motivasi ada 4 yaitu sebagai pendorong, sebagai penggerak, sebagai pengarah, dan sebagai
penyeleksi perbuatan. Motivasi sebagai pendorong, mendorong anak untuk belajar baik di rumah atau di sekolah. Motivasi sebagai
penggerak, menggerakkan anak dalam bagaimana anak tersebut menjalankan kegiatan belajarnya. Motivasi sebagai pengarah,
mengarahkan anak dalam belajar agar tetap seperti tujuan yang hendak dicapai. Motivasi sebagai penyeleksi perbuatan membuat
anak dapat memilah dan memilih kegiatan yang dapat meningkatkan belajarnya.
5 Indikator Motivasi
Anak yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat dilihat melalui ciri-ciri yang ada pada anak tersebut. Ciri-ciri anak
yang memiliki motivasi antara lain tidak mudah putus asa dalam
23
menyelesaikan suatu pekerjaan dan selalu ingin prestasinya semakin meningkat.
Motivasi belajar pada anak dapat berasal dari dalam intrinsik dan luar ekstrinsik. Good Brophy I Gusti Ngurah
Puger, 2012: 147 menjelaskan dimensi dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sebagai berikut.
a Dimensi intrinsik dengan indikatornya: dorongan untuk terilibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, dorongan untuk
mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran, dorongan untuk belajar secara mandiri.
b Dimensi ekstrinsik dengan indikatornya: dorongan untuk menghindari hukuman guru dan orang tua, dorongan untuk
mendapatkan pujian dari guru dan orang tua, dorongan untuk menyenangi hati orang tua, dorongan untuk mendapatkan nilai
yang bagus dan dorongan untuk mendapatkan pengakuan dari teman-teman.
Dari penjelasan indikator motivasi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar terlihat pada siswa dengan indikator :
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran, mencari tahu hal-hal yang berhubungan dengan pelajaran, belajar secara mandiri,
menghindari hukuman guru dan orang tua, ingin mendapatkan pujian dari guru dan orang tua, ingin menyenangkan hati orang tua,
24
ingin mendapatkan nilai yang bagus, ingin mendapatkan pengakuan dari teman-teman.
B. Kajian tentang Prestasi Belajar
1. Konsep Prestasi Belajar