Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu proses belajar merupakan suatu kegiatan yang pokok atau utama dalam dunia pendidikan. Manusia tidak akan pernah berhenti belajar karena setiap langkah manusia dalam hidupnya akan dihadapkan pada permasalahan yang membutuhkan pemecahan dan menuntut manusia untuk belajar menghadapinya. Belajar merupakan suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu dari tidak bisa menjadi bisa Anurrahman, 2010: 38. Kegiatan belajar merupakan proses pendidikan di sekolah. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Anak merupakan individu yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Perkembangan anak bersifat menyeluruh baik secara fisik, intelegensi, psikomotor, sikap, emosi dan lain-lain atau dapat dikatakan meningkatnya potensi siswa. Meningkatnya potensi yang ada pada diri siswa berarti dapat meningkatkan prestasi belajarnya disekolah, karena potensi yang dituntut bagi seorang siswa adalah pencapaian prestasi belajar yang maksimal. Prestasi belajar itu sendiri adalah hasil evaluasi dari suatu proses belajar yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau angka, yang khusus dipersiapkan untuk 2 proses evaluasi. Salah satu cara untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah melalui kecerdasan emosioal dan kreativitas siswa. Kecerdasan emosional dapat diartikan sebagai kemampuan mengetahui perasaan sendiri dan perasaan orang lain, serta menggunakan perasaan tersebut menuntun pikiran dan perilaku seseorang. Dengan demikian, maka kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain, memotivasi diri sendiri, serta mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain Goleman, 2009: 41. Kecerdasan emosional dibagi ke dalam lima unsur yang meliputi: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan kecakapan dalam membina hubungan dengan orang lain. Kelima unsur tersebut di kelompokkan ke dalam dua kecakapan, yaitu: 1 Kecakapan pribadi; yang meliputi kesadaran diri adalah kemampuan merasakan emosi tepat pada waktunya dan kemampuan dalam memahami kecenderungan dalam situasi tersebut, pengaturan diri adalah memahaminya, lalu menggunakan pemahaman tersebut menghadapi situasi secara produktif; serta 2 Kecakapan sosial; yang meliputi empati yang merupakan pengenalan emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri dan keterampilan sosial adalah merupakan aspek penting dalam emosional intellegence Goleman, 2009: 42. Sekolah merupakan tempat pendidikan formal yang di dalamnya terdapat aturan-aturan mana harus ditaati oleh seluruh komponen sekolah tersebut. Sekolah merupakan tempat seseorang mendapatkan pendidikan, pengajaran serta keterampilan hidup dalam berhubungan dengan orang lain terutama pengembangan kecerdasan emosional siswa. Menurut Prayitno 2007: 25 bahwa 3 pengembangan manusia seutuhnya hendaknya mencapai pribadi-pribadi yang pendiriannya matang, dengan kemampuan sosial yang menyejukan, kesusilaan yang tinggi, dan keimanan serta ketaqwaan yang dalam. Dimana pengembangan manusia seutuhnya tersebut bisa didapatkan dalam proses pendidikan seperti di sekolah. Namun, dalam proses pendidikan juga banyak dijumpai permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja, dan pemuda yang menyangkut dimensi kemanusiaan mereka. Lebih lanjut Prayitno 2007: 26 mengemukakan bahwa permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Hal tersebut juga disebabkan oleh karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal di luar sekolah. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti di SD N Tambaksari 06 menunjukkan bahwa beberapa siswa mengalami kendala dalam belajarnya yang berasal dari dalam diri karena kecerdasan emosional mereka masih kurang. Kurangnya kecerdasan emosional ini terlihat dari kurangnya kesadaran siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, siswa hanya belajar ketika di sekolah saja sehingga sering kali pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru tidak dikerjakan oleh siswa, siswa selalu mengekang dirinya untuk berkreasi misalnya siswa memiliki kreatifitas tapi tidak pernah menyalurkannya, kurangnya empati atau bersifat mengikut dan kurang bekerja sama dengan orang lain membina hubungan dengan teman-teman lain. Dengan kurangnya kecerdasan emosional yang dimiliki oleh siswa, akan berdampak pada prestasi belajar siswa. 4 Kecerdasan Emosional merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kecerdasan Emosional mencakup kesadaran diri dan dorongan kendali hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial. Menurut Goleman 2009: 512, Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang mengatur emosinya dengan intelegensi to manage our emotional life with intelegence, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya the appropriatenes of emotion and its expression melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Siswa yang mempunyai kecerdasan emosional akan mampu mengenal siapa dirinya, mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitar dan memiliki keterampilan sosial yang akan menumbuhkan kesadaran untuk belajar, sehingga akan meningkatkan prestasi belajar. Hal ini jelas bahwa selain kecerdasan akal IQ, kecerdasan emosional EQ ikut andil dalam pembentukan sikap dan mental untuk mengembangkan kemampuan diri khususnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Kecerdasan Emosional ini sangat berkaitan erat dengan proses belajar akuntansi karena EQ berkaitan dengan hati yang akan menumbuhkan dorongan dari dalam diri siswa untuk terus belajar demi peningkatan prestasi belajar mereka. Untuk itu, perlu adanya keseimbangan antara emosi dan akal dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Selain faktor kecerdasan emosional, faktor lainnya yang diduga mempengaruhi pretasi belajar siswa adalah kreativitas. Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan dan kehidupan yang sangat penting pada saat ini. 5 Kreativitas akan menghasilkan berbagai inovasi dan perkembangan baru dalam suatu kehiduapan. Individu dan organisasi yang kreatif akan selalu dibutuhkan oleh lingkungannya karena mereka dapat mampu memenuhi kebutuhan lingkungan yang terus berubah dan mampu untuk bertahan dalam kompetisi global yang dinamis dan ketat. Potensi kreatif yang sangat penting tersebut pada dasarnya dimiliki oleh setiap anak, bahwa anak-anak memiliki ciri-ciri oleh para ahli sering digolongkan sebagai ciri individu kreatif, misalnya: rasa ingin tahu yang besar, senang bertanya, imajinasi yang tinggi, berani menghadapi resiko, senang akan hal-hal yang baru, dan lain sebagainya. Fenomena yang ada selama ini kreativitas yang dimiliki oleh masyarakat pada umumnya masih rendah. Hal ini dapat diketahui dengan masih banyaknya orang –orang yang belum mampu menghasilkan karyanya sendiri, mereka masih meniru karya milik orang lain. Keadaan tersebut disebabkan kurangnya pengembangan kreativitas pada anak usia sekolah.. Hal ini dapat di lihat dari kegiatan anak sehari-hari dimana masih menunggu pendidik, tidak mempunyai ide sendiri, belum bisa mengungkapkan idenya sendiri kalau tidak dibantu oleh guru, anak-anak masih tergantung dengan pendidik. Oleh karena itu, faktor orang tua, guru di sekolah, dan lingkungan merupakan faktor penting yang sangat mempengaruhi perkembangan kreativitas tersebut. Kreativitas dapat terwujud di mana saja dan oleh siapa saja, tidak bergantung pada usia, jenis kelamin, keadaan sosial-ekonomi, atau tingkat pendidikan tertentu. Setiap orang memiliki kreativitas ditinjau dari segi pendidikan bahwa bakat kreatif itu dapat ditingkatkan dan perlu dipupuk sejak 6 dini. Memang harus diakui bahwa setiap orang mempunyai kadar kreativitas yang berbeda. Adanya perbedaan kreativitas tentu dialami oleh setiap guru dalam menghadapi anak-anak didik. Semua murid di dalam kelas mempunyai kreativitas tertentu, tetapi masing-masing dalam bidang yang berbeda-beda dan yang satu lebih menonjol dari pada yang lain. Walaupun setiap orang mempunyai bakat kreatif jika tidak dipupuk bakat tersebut tidak akan berkembang, bahkan bisa menjadi bakat yang terpendam yang tidak dapat diwujudkan Utami Munandar, 1992: 52. Rendahnya prestasi belajar siswa tidak hanya disebabkan oleh metode mengajar saja, tetapi juga diperlukan kreativitas siswa dalam mempelajari dan menyelesaikan masalah dalam setiap pembelajaran. Tingginya kreativitas belajar siswa dapat berakibat pada tingginya prestasi belajar siswa, begitu pula sebaliknya kreativitas belajar siswa yang rendah dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian kreativitas pada saat belajar di kelas sangat penting dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Kemampuan kreatif pada siswa dalam pembelajaran merupakan salah satu bekal untuk siswa agar dapat menyelesaikan soal-soal dalam pelajaran di kelas. Icha Nisa 2011: 38 menjelaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Ciri-ciri orang kreatif adalah ingin tahu, selalu mencari masalah, menyukai tantangan, optimis, menunda keputusan, senang bermain dengan imajinasi, melihat masalah sebagai kesempatan, melihat masalah sebagai sesuatu yang menarik, gigih dan bekerja 7 keras. Kreativitas belajar siswa merupakan suatu proses memikirkan berbagai gagasan dalam menghadapi suatu masalah. Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa terdapatnya permasalahan dalam prestasi belajar siswa salah satunya dipengaruhi oleh gaya mengajar guru di kelas masih bersifat satu arah. Oleh karena itu, guru penting memilih pendekatan yang tepat dalam pembelajaran di kelas. Pada pembelajaran di kelas V sekolah dasar Tambaksari 06 terlihat guru masih banyak menerapkan metode imitasi. Hasil observasi menemukan bahwa siswa cenderung diberikan materi-materi pembelajaran secara pasif dan terus-menerus serta kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencerna materi yang diterima dan mengembangkan dirinya. Sebagian besar waktu pembelajaran dihabiskan oleh guru untuk mendikte bukan sebagai pembuka jalan atau pemantik rasa keingintahuan siswa sehingga kreativitas siswa dapat muncul dan berkembang. Penerapan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kreativitas siswa menjadi hal yang sangat penting pada era globalisasi saat ini. Kreativitas siswa dapat dirangsang melalui berbagai media pembelajaran yang digunakan guru, materi pembelajaran yang langsung dikaitkan dengan peristiwa sehari-hari yang dialami anak, potensi lingkungan sekolah tersebut sehingga pengetahuan siswa tidak hanya bersumber dari buku dan dari guru saja. Guru juga harus bersikap terbuka akan kemajuan teknologi dan jangan anti terhadap pertanyaan- pertanyaan siswa yang kritis. Selain itu di sekolah dasar negeri Tambaksari 06 salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan kreativitas anak adalah sarana-prasarana sekolah yang ditunjukkan dari fasilitas sekolah. Fasilitas 8 yang sangat terbatas menjadi salah satu catatan oleh guru bagaimana kreativitas anak dikembangkan dalam kondisi fasilitas yang sangat minim. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik melakukan penelitian di SD Nege ri Tambaksari 06 dengan judul: “Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Gugus Sultan Agung, Kedungreja, Cilacap ”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Beberapa siswa mengalami kendala dalam belajar yang berasal dari dalam diri karena kecerdasan emosional mereka masih kurang. 2. Kurangnya kecerdasan emosional ini terlihat dari kurangnya kesadaran siswa untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. 3. Siswa selalu mengekang dirinya untuk berkreasi misalnya siswa memiliki kreatifitas tapi tidak pernah menyalurkannya, kurangnya empati atau bersifat mengikut dan kurang bekerja sama dengan orang lain membina hubungan dengan teman-teman lain. 4. Siswa cenderung diberikan materi-materi pembelajaran secara pasif dan terus- menerus serta kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencerna materi yang diterima dan mengembangkan dirinya. 5. Sebagian besar waktu pembelajaran dihabiskan oleh guru untuk mendikte bukan sebagai pembuka jalan atau pemantik rasa keingintahuan siswa sehingga kreativitas siswa tidak berkembang. 9

C. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

Hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Penelitian di Kelas XI SMA PGRI 109 Tangerang

2 10 112

PENGARUH SELF EFFICACY TERHADAP HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR DAERAH BINAAN IV KECAMATAN CILACAP SELATAN KABUPATEN CILACAP

3 43 146

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI SINGOPURAN 0I

0 0 15

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SEKOLAH MEN

0 1 17

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II Pengaruh Kecerdasan Emosional (EQ) dan Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas II SD Muhammadiyah Kauman Surakarta Tahun 2011/2012.

0 2 16

Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kreativitas terhadap Prestasi Belajar Matematika.

0 0 1

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR MELALUI METODE CERAMAH TERHADAP PRESTASI AKADEMIK DAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA KELAS V SD NEGERI GUGUS III KECAMATAN KOTAGEDE YOGYAKARTA.

1 1 170

PENGARUH PERGAULAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR GUGUS GAJAH MADA KECAMATAN TANON KABUPATEN SRAGEN.

0 11 122

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP SOSIAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SD Se-GUGUS II DEPOK SLEMAN.

0 0 131

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SDN GUGUS URIP SUMOHARJO KECAMATAN CILACAP UTARA KABUPATEN CILACAP

0 1 72