Hubungan antara Tingkat Pendidikan terhadap Kejadian Diare

memenuhi syarat. Penelitian lain yang dilakukan oleh Suciyati 2009 juga menijukkan risiko balita yang keluarganya tidak memiliki sarana pembuangan air limbah berkualitas baik untuk terkena diare adalah 1,15 kali lebih besar dibandingkan dengan yang memilliki sarana pembuangan air limbah berkualitas baik dengan p value dan perbedaan risiko ini bermakna secara signifikan. Air limbah baik pabrik maupun rumah tangga harus dikelola sedemikian rupa agar tidak menjadi sumber penularan penyakit. Sarana pembuangan air limbah yang tidak memenuhi syarat dapat mengakibatkan beberapa hal, yaitu: 1 menjadi transmisi berbagai penyakit terutama diare, kolera, tifus abdominalis, dan disentri basiler, 2 media berkembang biak mikroba patogen, 3 media berkembang biak nyamuk atau tempat hidup larva nyamuk, 4 menimbulkan bau yang tidak enak, 5 merupakan sumber pencemaran air, tanah, dan lingkungan hidup lainnya, dan 6 mengurangi produktivitas manusia, karena orang bekerja dengan tidak nyaman Notoadmojo, 2007. Sehingga diperlukan sarana pembuangan air limbah yang baik agar tidak menyebarkan vektor penyebab penyakit terutama penyebab penyakit diare.

5.5. Hubungan antara Tingkat Pendidikan terhadap Kejadian Diare

dengan Dehidrasi Sedang Pada Balita di wilayah kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang tahun 2015, diperoleh hasil dari 25 kasus terdapat 15 responden memiliki tingkat pendidikan rendah 60 dan 10 responden memiliki tingkat pendidikan tinggi 40. Sedangkan dari 25 kontrol terdapat 13 responden memiliki tingkat pendidikan rendah 52 dan 12 responden memiliki tingkat pendidikan tinggi 48. Menurut Notoatmodjo 2003, tingkat pendidikan seseorang dapat meningkatkan pengetahuannya tentang kesehatan. Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan. Pendidikan akan memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Dari hasil uji statistik menggunakan Chi-square , diperoleh p value 0,569 karena p value 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan yang bermakna antara variabel tingkat pendidikan terhadap kejadian diare dengan dehidrasi sedang pada balita di wilayah kerja Puskesmas Mangkang Kota Semarang tahun 2015. Sehingga pendidikan dalam hal ini tidak menjamin bahwa ibu-ibu balita akan berperilaku sehat seperti yang diharapkan. Berdasarkan wawancara pada responden diketahui baik pada kelompok kasus maupun kelompok kontrol pada keduanya lebih banyak memiliki tingkat pendidikan yang rendah. Sehingga tidak ada perbedaan antara kelompok kasus maupun kontrol. Tingkat pendidikan rendah bukan menjadi faktor terjadinya diare. Meskipun responden berpendidikan rendah namun karena seringnya menerima penyuluhan dari puskesmas dan kelurahan mengenai penyakit diare, maka sebagian responden sudah mengerti cara pencegahan maupun penanganan awal diare. Hasil penelitian ini terjadi juga pada penelitian yang dilakukan oleh Evayanti 2014 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita yang berobat ke badan Rumah Sakit Umum Tabanan, dimana hasilnya menunjukkan tidak ada hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian diare pada balita. Hal itu memberi arti bahwa tingkat pendidikan seseorang belum menjamin dimilikinya pengetahuan tentang diare, pencegahan dan penanganannya.

5.6. Hubungan Antara Pendapatan Keluarga terhadap Kejadian Diare

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS METATU BENJENG KABUPATEN GRESIK TAHUN 2015

0 35 22

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DAN PERSONAL HYGIENE IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG.

0 5 13

HUBUNGAN PERILAKU IBU TERHADAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toroh Kabu

0 1 18

HUBUNGAN PERILAKU IBU TERHADAP HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA Hubungan Perilaku Ibu Terhadap Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Boloh Kecamatan Toro

0 1 12

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Usia 2 Bulan-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 15

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Balita Usia 2 Bulan-5 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas

0 2 13

HUBUNGAN ANTARA SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

1 7 109

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAH GARAM KOTA SOLOK TAHUN 2014.

0 0 11

HUBUNGAN PENYEDIAAN AIR, PENGELOLAAN SAMPAH, DAN KEBIASAAN IBU DALAM MENGAWASI KEBERSIHAN TANGAN BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGKANG SEMARANG TAHUN 2016

0 2 62

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEHIDRASI DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KALIJUDAN

0 0 12