Ōsei Fukko 王政 復古 Penyembahan arwah leluhur

BAB III KONSEP

SHINTO NEGARA PADA PERIODE MEIJI

3.1 Ōsei Fukko 王政 復古

Secara etimologi, ōsei fukko berarti mengembalikan pemerintahan raja menjadi seperti dulu. Pengembalian yang dimaksud adalah kekuasaan mutlak Kaisar. Sebab selama 250 tahun keshogunan Tokugawa, kekuasaan Kaisar didominasi oleh Shogun. Namun dengan berakhirnya Keshogunan Tokugawa maka keinginan masyarakat untuk mengembalikan kekuasaan mutlak Kaisar dapat dilaksanakan. Dikatakan pengembalian sebab pada masa lalu di zaman Nara, kekuasaan dipegang oleh Tenno, yang dikenal dengan sistem Ritsuryo. Dalam sistem Ritsuryo, Tenno kaisar adalah penguasa administrasi pemerintahan tertinggi. Sedangkan saudara – saudara Kaisar menjadi bangsawan. Dan para bangsawan kerabat Tenno bertugas melaksanakan pekerjaan birokrasi di istana maupun di daerah. Pengembalian kekuasaan kepada Kaisar dapat dilihat melalui tindakan para daimyo yang telah menggulingkan pemerintahan Tokugawa yakni daimyo Satsuma, Chosu, Tosa dan Hizen yang pada masa pemulihan Jepang tahun 1869, mengumumkan penyerahan pengendalian kekuasaan mereka atas tanah dan rakyat di wilayah kekuasaan mereka kepada Kaisar. Pada hari setelah Keiki setuju untuk memulihkan kekuasaan politik kepada Kaisar, istana menyetujui permohonannya, dan pemulihan kekuasaan kaisar menjadi suatu kenyataan. Pada 3 Januari 1868, Kaisar mengeluarkan deklarasi formal tentang pengembalian kekuasaan ke tangannya yang berbunyi: Universitas Sumatera Utara “Kaisar Jepang mengumumkan kepada semua kepala negara dari negara – negara asing bahwa izin telah diberikan kepada Shogun Tokugawa Yoshinobu untuk mengembalikan kekuasaan pemerintah sesuai dengan permintaannya sendiri. Mulai saat ini kami akan melaksanakan kekuasaan tertinggi untuk urusan – urusan dalam dan luar negeri dari negara ini. Maka dari itu, semua penyebutan Taikun dalam perjanjian – perjanjian yang telah dibuat harus diganti dengan perkataan Kaisar. Para pejabat sedang ditunjuk oleh kami untuk melaksanakan urusan – urusan luar negeri. Perwakilan – perwakilan dari negara – negara penandatanganan traktat hendaknya memaklumi pengumuman ini” 3 Januari 1869 Mutsuhito Kemudian dibentuk suatu pemerintahan yang sesuai dengan pola kuno yang mana Kaisar menangani masalah – masalah politik. Jabatan – jabatan seperti sessho, kanpaku, dan sei-i-tai-shogun, yang para pemegangnya sudah lama menjadi rintangan bagi kaisar untuk memegang kekuasaan politik yang nyata, dihapuskan. Fukokukyohei negara makmur militer kuat, semboyan ini ada pada masa Meiji, menunjukkan bahwa kelas prajurit masih diutamakan seperti halnya pada masa Edo, tetapi kesetiaan prajurit yang ditunjukkan di sini bukan lagi ditujukan terhadap tuannya di wilayah atau pun terhadap shogun, melainkan ditujukan terhadap Kaisar. Karena konsep feodalisme pada zaman Edo adalah kekuasaan seluruh Jepang yang dipegang oleh Tokugawa, sehingga Kaisar tidak mempunyai kekuasaan pemerintahan. Pada zaman Edo, Tokugawa menerapkan kebijaksanaan Kinchunarabini Kuge Shohatto, yaitu kebijaksanaan yang mengatur kehidupan Kekaisaran, hanya boleh aktif di dunia sastra. Rakyat biasa tidak diperbolehkan bertemu dengan Kaisar, demikian juga daimyo atau kepala wilayah pun tidak diperbolehkan bertemu dengan Kaisar tanpa persetujuan shogun. Namun pada zaman Meiji, Kekaisaran telah ikut aktif dalam pemerintahan dan dunia politik. Universitas Sumatera Utara

3.2 Kazoku Kokka 家族 国家