Komunikasi a. Kejelasan isi kebijakan

BAB V PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Setelah mengumpulkan data terkait dengan implementasi Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2004 tentang Penghapusan Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak melalui Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana Setdaprovsu dari berbagai informan baik informan kunci yakni Kepala Bagian Perlindungan dan Kualitas Hidup Perempuan SetdaProvsu, informan utama yakni pegawai struktural di Biro PPAKB. Dalam perkembangannya, peneliti menambah informan utama yang memang turut terlibat langsung dalam impelementasi penghapusan perdagangan orang yakni koordinator P2TP2A Sumatera Utara, serta LSM yang bekerja sama dengan Biro PPAKB yakni Pusat Kajian dan Perlindungan Anak PKPA. Selanjutnya pada bab ini data-data terkait implementasi Peraturan Daerah Nomor 6 tahun 2004 tentang Penghapusan Perdagangan Trafficking akan disajikan dan dianalisis bersarakan variabel implementasi yaitu komunikasi, struktur birokrasi, sumber daya dan disposisi.

5.1 Komunikasi a. Kejelasan isi kebijakan

Proses implementasi berangkat dari adanya suatu kebijakan. Keberhasilan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor mengetahui apa yang harus Universitas Sumatera Utara dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran target group sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran. Adapun latarbelakang dibentuknya perda, diungkapkan melalui pernyataan narasumber adalah tindak lanjut dari keputusan presiden nomor 88 tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan trafficking perempuan dan anak. “..sebenarnya awal-awalnya dulu banyak korban-korban trafickking, jadi kawan- kawan LSM dan kepala Biro PP yang dulu, aktif bekerja sama untuk turun tangan...” Wawancara dengan pegawai di Bagian Perlindungan dan Kualitas Hidup Perempuan Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana Setdaprovsu, 9 Maret 2015 Menurut narasumber adapun yang menjadi tujuan dari penghapusan perdagangan trafficking perempuan dan anak menurut perda ini adalah untuk pencegahan, rehabilitasi dan reintegrasi perempuan dan anak korban trafficking. Sejalan dengan itu yang menjadi sasaran perda adalah masyarakat. Terkandung amanat kepada masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan trafficking. Tindak Pidana Perdagangan Orang TPPO atau yang sering disebut human trafficking sebenarnya dapat menimpa setiap orang baik dari berbagai golongan. Tetapi pada kenyataannya, perempuan dan anak adalah kelompok yang rentan mengalami kasus kejahatan. Khusus untuk korban TPPO yang mengalami eksploitasi ekonomi dan seksual, lembaga internasional yang menangani migrasi atau International Organization for Migration IOM telah mendampingi sebanyak 3.541 korban pada tahun 2005 – September 2009. Angka tersebut terdiri dari 24,17 adalah anak laki-laki dan perempuan dan 89,72 perempuan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Dikeluarkannya perda ini bermaksud untuk memberikan perlindungan bagi perempuan dan anak dari segala kekerasan dan diskriminasi yang terkandung dalam Tindak Pidana Perdagangan Orang TPPO, bahwa perempuan dan anak memiliki hak-hak dan martabat kemanusian yang sama serta adanya perlindungan hak-hak asasi perempuan dan Universitas Sumatera Utara anak. Perlindungan terhadap perempuan dan anak korban trafficking dalam hal ini termasuk hak untuk mendapatkan layanan konseling, psikologis, medis, pendampingan hukum dan pendidikan keterampilan keahlian atau pendidikan alternatif, yang di dalam perda diamanatkan kepada Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Kabupaten Kota, Aparat Penegak Hukum dan Lembaga Swadaya Masyarakat serta masyarakat. Sehingga dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Perda. Pada dasarnya suatu kebijakan atau program diformulasikan dengan misi untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Setiap undang-undang, keputusan peradilan atau perintah eksekutif ini kemudian akan menstrukturkan proses implementasi dengan cara menjabarkan tujuan-tujuan formal yang akan dicapainya. Tujuan-tujuan resmi yang dirumuskan secara rinci dan disusun secara jelas sesuai dengan urutan kepentingannya memainkan peranan yang amat penting sebagai alat bantu dalam mengevaluasi program, sebagai pedoman bagi pejabat-pejabat pelaksana dan sumber dukungan bagi tujuan itu sendiri Wahab, 2004:87. Dari sini dapat diartikan bahwa semakin jelas isi atau tujuan-tujuan kebijakan ini juga berarti akan semakin mudah diimplementasikan karena implementor mudah memahami dan menterjemahkan dalam tindakan nyata. Kebijakan publik dalam bentuk undang-undang atau Peraturan Daerah adalah jenis kebijakan yang memerlukan kebijakan publik penjelas atau sering diistilahkan sebagai peraturan pelaksanaan. Kebijakan publik yang bisa langsung dioperasionalkan antara lain Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Kepala Daerah, Keptusan Kepala Dinas, dll Nugroho,2004: 158-160. Dalam Perda disebutkan bahwa tujuan Penghapusan Perdagangan Trafficking Perempuan dan Anak untuk pencegahan, rehabilitasi dan reintegrasi perempuan dan anak korban perdagangan trafiking. Dalam mempermudah aktualisasi perda atau pelaksanaan teknisnya, dikeluarkan produk kebijakan turunan terkait yakni Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 24 Tahun 2005 Tentang RAP Penghapusan Perdagangan Trafiking Perempuan dan Anak kemudian diperbarui dengan Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 53 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Provinsi Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang. Universitas Sumatera Utara “...Rencana Aksi Provinsi adalah landasan dan pedoman bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara dan masyarakat dalam melaksanakan dan mengembangakan program upaya penghapusan perdagangan trafficking perempuan dan anak di tingkat provinsi selama periode 5 tahun. Pada tahap selanjutnya RAP P3A ini akan dapat dijadikan salah satu rujukan bagi masing-masing pemerintah kabupatenkota untuk menyusun Rencana Aksi KabupatenKota...” Wawancara dengan Kepala Bagian Perlindungan dan Kualitas Hidup Perempuan Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana Setdaprovsu, Senin 6 Juli 2015 di Kantor Gubernur Sumatera Utara Lantai VI Gambar 5.1 Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor 53 Tahun 2010 tentang Rencana Aksi Provinsi Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang Sumber : Biro PP, Anak dan KB Setdaprovsu Tujuan yang dimuat dalam perda diperjelas dan dirinci lagi melalui Rencana Aksi Provinsi Tindak Pidana Perdaganga Orang yakni untuk : 1. Mencegah terjadinya segala bentuk dan praktek yang berindikasi pada tindak pidana perdagangan orang 2. Mewujudkan pelayanan yang memadai untuk rehabilitasi kesehatan, sosial, pemulangan dan reintegrasi sosial 3. Meningkatkan penegakan hukum terhadap pelaku dan perlindungna hukum bagi saksi dan atau korban Universitas Sumatera Utara 4. Membangun dan meningkatkan kerja sama, koordinasi dalam upaya pencegahan dan penanganan di tingkat Nasioanl, Provinsi dan KabupatenKota. Dalam menjamin efektifitas pelaksanaanya, upaya pemberantasan tindak pidana perdagangan orang juga dibagi menjadi kalster program sebagai berikut : a. Sub Gugus Tugas Bidang Pencegahan dan Partisipasi sebagai penanggung jawab adalah Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara b. Sub Gugus Tugas Bidang Rehabilitasi Kesehatan, Sosial Pemulangan dan Reintegrasi sebagai penanggung jawab adalah Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara c. Sub Gugus Tugas Bidang Pengembangan Norma Hukum, Perlidungan dan Penegakan Hukum sebagai penanggung jawab adalah Biro Hukum Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia Sumatera Utara dan Kepolisian Daerah Sumatera Utara. d. Sub Gugus Tugas Bidang Koordinasi dan Kerjasama sebagai penanggung jawab adalah Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana Sekretariat Daerah Provinsin Sumatera Utara.

b. Komunikasi dengan kelompok sasaran

Dokumen yang terkait

Pengaturan Ketentuan Sanksi Pidana Dalam Peraturan Daerah

11 124 202

Peranan Anggota Legislatif Perempuan Dalam Pengawasan Implementasi Perda No. 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan Dan Anak (Studi Kasus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sumatera Utara)

0 41 92

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak di Kota Medan

0 64 115

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak di Kota Medan

0 0 12

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak di Kota Medan

0 1 1

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak di Kota Medan

0 0 33

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak di Kota Medan

0 0 4

Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak di Kota Medan

0 0 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kebijakan Publik - Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak (Studi Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 oleh Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak, Keluarga Berencana Sekretariat Daerah Provins

0 0 20

Penghapusan Perdagangan Perempuan dan Anak (Studi Implementasi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 oleh Biro Pemberdayaan Perempuan, Anak, Keluarga Berencana Sekretariat Daerah Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13