Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II.

(1)

ABSTRAK

Wardinasari, Cahyani. 2016. Pengembangan Buku Suplemen Muatan

Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keterampilan membaca dan menulis dipelajari ketika anak masuk sekolah dasar. Tujuan membaca dan menulis permulaan tersebut untuk membekali siswa agar mampu membaca dan menulis permulaan serta mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi. Meskipun demikian, dalam kenyataanya penguasaan keterampilan membaca dan menulis siswa masih rendah. Buku latihan membaca dan menulis untuk siswa harus dikembangkan agar mampu membantu siswa dalam proses penguasaan kedua keterampilan tersebut.

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi produk hasil uji coba terbatas, hingga menghasilkan produk final buku suplemen membaca dan menulis permulaan untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD Negeri Gelaran II, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas buku suplemen oleh Pakar Bahasa Indonesia, dua guru kelas III SD, dan 6 siswa kelas III SD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen menghasilkan skor 3,62 dan 4,10 dari pakar bahasa Indonesia yang memiliki kualifikasi

“baik”, skor 4,41 dan 4,48 dari guru bahasa Indonesia kelas III yang

memiliki kualifikasi “sangat baik”, dan rerata skor 4,60 dari enam siswa

kelas III yang memiliki kualifikasi “sangat baik” serta rerata skor

keseluruhan dari pakar, guru dan siswa 4,24 yang memiliki kualifikasi

“sangat baik”. Dengan demikian buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penguasaan keterampilan membaca dan menulis.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen membaca


(2)

ABSTRACT

Wardinasari, Cahyani. 2016. The Development Indonesian Supplementary Book

for The Third Grade of First Semester in Gelaran II Elementary School.

Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Reading and writing skills learned when children enter elementary school. The purpose of reading and writing beginning to equip students to be able to be starters reading and writing as well as preparing students towards grade level or higher level. However, in reality mastery of reading and writing skills of students is still low. Exercise books for srudent to read and write should be developed in order to be able to help students in the process of mastering both these skills.

This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are seven steps of development procedure used in this research. They include (1) potential

and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4) professionals’ validation,

(5) design revision, (6) design trial implementation, (7) design revision, in such a way that it create a final product in a from of books supplement to read and write for the third grade students of Gelaran II Elementary School. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of Gelaran II Elementary School while the questionnaire is used to validate the books supplement two Indonesian experts, two teachers of grade III, and 6 grade III students.

The results showed that supplements book resulted in a score 3,62 and 4,10 of Indonesian experts who have the qualification of "good", scores of 4,41 and 4,48 of Indonesian teacher in the third grades qualification "very good", and mean a score of 4,60 out of six students in the third grades who have the qualification "very good" as well as the overall mean score from experts, teachers and students who have qualified 4,24 "very good". Thus Indonesian supplementary book for the third grade of first semester which already developed fit for use as a teaching material in learning Indonesian in particular mastery of reading and writing skills.

Keywords: research and development, supplement books read write starters, read


(3)

i

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER 1

SD NEGERI GELARAN II

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Cahyani Wardinasari NIM: 121134219

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberkati setiap langkah dan usahaku, memberikan kesehatan, dan mengabulkan doaku.

2. Kedua orang tuaku Suwarno dan Tisnowati yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat.

3. Kedua saudaraku Agung Wijanarko dan Buana Wijayanti yang selalu memberikan doa dan semangat.

4. Para sahabatku Elma, Agatha, Lisa, Dwi, dan Ria, yang selalu mendengarkan keluh kesah, memberi semangat dan mendukungku. 5. Teman – teman UKM Grisadha Dhesi, Shella, Ocha, Galuh, Aci, Yessi

dan Mas Agus yang selalu memberikan motivasi dan semangat. 6. Almamaterku Universitas Sanata Dharma


(7)

v

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

(QS, Ar

Ra’d: 11)

Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar

(K a fa ‘U ar)

Ketika berusaha maksimal, kita tidak pernah tahu keajaiban apa yang

akan datang pada kita atau orang lain


(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 27 Januari 2016 Penulis


(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Cahyani Wardinasari

NIM : 121134219

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER 1 SD NEGERI GELARAN II

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 27 Januari 2016 Yang menyatakan


(10)

viii

ABSTRAK

Wardinasari, Cahyani. 2016. Pengembangan Buku Suplemen Muatan

Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Keterampilan membaca dan menulis dipelajari ketika anak masuk sekolah dasar. Tujuan membaca dan menulis permulaan tersebut untuk membekali siswa agar mampu membaca dan menulis permulaan serta mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi. Meskipun demikian, dalam kenyataanya penguasaan keterampilan membaca dan menulis siswa masih rendah. Buku latihan membaca dan menulis untuk siswa harus dikembangkan agar mampu membantu siswa dalam proses penguasaan kedua keterampilan tersebut.

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Bord dan Gal. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian meliputi 7 langkah yaitu (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi produk hasil uji coba terbatas, hingga menghasilkan produk final buku suplemen membaca dan menulis permulaan untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas III SD Negeri Gelaran II, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas buku suplemen oleh Pakar Bahasa Indonesia, dua guru kelas III SD, dan 6 siswa kelas III SD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku suplemen menghasilkan skor 3,62 dan 4,10 dari pakar bahasa Indonesia yang memiliki kualifikasi

“baik”, skor 4,41 dan 4,48 dari guru bahasa Indonesia kelas III yang

memiliki kualifikasi “sangat baik”, dan rerata skor 4,60 dari enam siswa

kelas III yang memiliki kualifikasi “sangat baik” serta rerata skor

keseluruhan dari pakar, guru dan siswa 4,24 yang memiliki kualifikasi

“sangat baik”. Dengan demikian buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai salah satu bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya penguasaan keterampilan membaca dan menulis.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen membaca


(11)

ix

ABSTRACT

Wardinasari, Cahyani. 2016. The Development Indonesian Supplementary

Book for The Third Grade of First Semester in Gelaran II Elementary School. Thesis. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Reading and writing skills learned when children enter elementary school. The purpose of reading and writing beginning to equip students to be able to be starters reading and writing as well as preparing students towards grade level or higher level. However, in reality mastery of reading and writing skills of students is still low. Exercise books for srudent to read and write should be developed in order to be able to help students in the process of mastering both these skills.

This material development use the procedure of material development by Jerold E. Kemp and the procedures are adopted and become a more simple development model, which is used as the research’s principal. There are seven steps of development procedure used in this research.They include (1) potential and problem, (2) data gathering, (3) product design, (4)

professionals’ validation, (5) design revision, (6) design trial implementation, (7) design revision, in such a way that it create a final product in a from of books supplement to read and write for the third grade students of Gelaran II Elementary School. The research instrument used is interview and questionnaire. The interview is used to analize the teachers need of Gelaran II Elementary School while the questionnaire is used to validate the books supplement two Indonesian experts, two teachers of grade III, and 6 grade III students.

The results showed that supplements book resulted in a score 3,62 and 4,10 of Indonesian experts who have the qualification of "good", scores of 4,41 and 4,48 of Indonesian teacher in the third grades qualification "very good", and mean a score of 4,60 out of six students in the third grades who have the qualification "very good" as well as the overall mean score from experts, teachers and students who have qualified 4,24 "very good". Thus Indonesian supplementary book for the third grade of first semester which already developed fit for use as a teaching material in learning Indonesian in particular mastery of reading and writing skills.

Keywords: research and development, supplement books read write


(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, karuniah, dan limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah

yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester 1 SD Negeri Gelaran II”.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut: 1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan arahan, semangat, dan dukungan sehingga peneliti mampu menyelesaikan skripsi ini.

5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu memberikan arahan dan saran yang dibutuhkan oleh peneliti.

6. Kedua validator pakar bahasa Indonesia dan dua validator guru kelas III yang telah bersedia memvalidasi produk peneliti.

7. Jumbadi, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N Gelaran II yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di SD N Gelaran II.

8. Henricus Dwi Atmaja, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Gelaran II yang senantiasa bersedia membantu peneliti dalam proses pengambilan data penelitian.

9. Siswa kelas III SD N Gelaran II yang telah bekerjasama dan bersedia menjadi subjek peneltian sehingga penelitian berjalan lancar.


(13)

xi

10.Kedua orang tuaku Suwarno dan Tisnowati yang selalu memberikan dukungan, doa, dan semangat. Kedua saudaraku Agung Wijanarko dan Buana Wijayanti yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 11.Teman-teman kelompok payung Buku Suplemen yang telah

memberikan dukungan dan berbagi pengetahuan.

12.Teman-teman PGSD kelas E angkatan 2012 yang selalu memberikan dukungan.

13.Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan penelitian sampai skripsi ini selesai.

14.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Universitas Sanata Dharma.


(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR BAGAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Batasan Istilah ... 8

1.6 Spesifikasi Produk ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1 Kajian Teori ... 10

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ... 10

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah ... 14

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah.... 19

2.1.4 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan ... 20


(15)

2.2 Penelitian yang Relevan ... 37

2.3 Kerangka Berpikir ... 42

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 43

BAB III METODE PENELITIAN... 44

3.1 Jenis Penelitian ... 44

3.2 Prosedur Pengembangan ... 45

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 46

3.2.2 Pengumpulan Data ... 47

3.2.3 Desain Produk ... 47

3.2.4 Validasi Desain ... 48

3.2.5 Revisi Desain ... 48

3.2.6 Uji Coba Desain ... 49

3.2.7 Revisi Desain ... 49

3.3 Setting Penelitian ... 49

3.3.1 Subjek Penelitian ... 49

3.3.2 Lokasi Penelitian ... 50

3.3.3 Waktu Penelitian ... 50

3.4 Uji Validasi Produk ... 50

3.4.1 Uji Validasi Produk oleh Pakar ... 50

3.4.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan Terbatas ... 52

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 53

3.5.1 Wawancara ... 53

3.5.2 Kuesioner ... 53

3.6 Instrumen Penelitian... 54

3.7 Teknik Analisis Data ... 55

3.7.1 Data Kualitatif dan Kuantitatif pada Hasil Kuesioner ... 55

3.8 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

4.1 Analisis Kebutuhan ... 59

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 60


(16)

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 64

4.2.1 Cover buku dan identitas ... 65

4.2.2 Kata Pengantar ... 66

4.2.3 Pemetaan Kompetensi yang Akan Dicapai ... 66

4.2.4 Petunjuk Umum ... 67

4.2.5 Kegiatan Belajar ... 67

4.2.6 Review ... 72

4.2.7 Refleksi ... 73

4.2.8 Daftar Referensi ... 73

4.3 Data Uji Coba dan Revisi Produk ... 73

4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD... 74

4.3.2 Data Validasi Guru SD... 75

4.3.3 Revisi Produk ... 75

4.3.4 Data Uji Coba Terbatas dan Revisi Produk ... 77

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 79

4.4.1 Sampul Buku Suplemen ... 79

4.4.2 Isi Buku Suplemen ... 80

4.4.3 Pembahasan ... 88

BAB V PENUTUP ... 91

5.1 Kesimpulan ... 91

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 92

5.3 Saran ... 92


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp ... 34 Gambar 3.1 Langkah Pengembangan Buku Suplemen ... 46


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penguasaan Keterampilan Membaca Kelas III ... 21

Tabel 2. 2 KD & Indikator KBK Kelas III Semester 1 ... 24

Tabel 2. 3 SK & KD KTSP Kelas III semester 1 ... 25

Tabel 2. 4 SK, KD & Indikator Hasil Komparasi KBK dan KTSP ... 25

Tabel 3. 1 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Validasi Produk oleh Pakar ... 51

Tabel 3. 2 Kisi – Kisi Kuesioner Uji Validasi Produk di Lapangan ... 52

Tabel 3. 3 Konversi Nilai Skala Lima ... 55

Tabel 3. 4 Kriteria Skor Skala Lima ... 57

Tabel 3. 5 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 58

Tabel 4. 1 SK-KD Buku Suplemen Kelas III Semester 1 ... 67

Tabel 4. 2 Komentar Pakar Bahasa Indonesia dan Revisi ... 76

Tabel 4. 3 Komentar Guru Kelas III dan Revisi ... 76

Tabel 4. 4 Pelaksanaan Kegiatan Uji Coba Terbatas ... 78


(19)

xvii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Literature map penelitian-penelitian sebelumnya ... 41 Bagan 3.1 Langkah Penelitian Bord and Gall ... 44


(20)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 96

Lampiran 2. Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 97

Lampiran 3. Hasil Validasi Guru Bahasa Indonesia Kelas III SD ... 103

Lampiran 4. Hasil Validasi Siswa Kelas III ... 109

Lampiran 5. Rekapitulasi Jawaban Uji Keterbacaan oleh Pakar dan Guru ... 115

Lampiran 6. Tabulasi Hasil Validasi Produk oleh Pakar, Guru, dan Siswa Kelas III ... 116

Lampiran 7. Foto Penelitian ... 117

Lampiran 8. Surat Izin Penelitian... 118

Lampiran 9. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian... 119


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Manusia mengawali interaksi dengan dunia luar menggunakan bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan maksud atau tujuan yang ingin disampaikan. Bahasa menurut Sumantri (2006: 2.30) mencakup segala bentuk komunikasi, baik yang diutarakan dalam bentuk lisan, tulisan, bahasa isyarat, bahasa gerak tubuh, ekspresi wajah pantomim atau seni. Berbahasa sangatlah penting, selain menjadi alat komunikasi, Susanto (2013: 74) memaparkan dengan bahasa dapat mengakses segala pengetahuan dan memperoleh informasi dari sumber – sumber informasi.

Pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar baca, tulis, hitung, pengetahuan, dan keterampilan dasar serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan ditingkat lanjut. Salah satu pembelajaran yang dilakukan di sekolah dasar untuk mencapai tujuan tersebut ialah dengan pembelajaran berbahasa Indonesia. Pembelajaran berbahasa Indonesia di SD menjadi penting karena memiliki tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari pembelajaran berbahasa Indonesia sekolah dasar menurut Susanto (2013: 245) adalah agar siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan


(22)

pengetahuan dan kemampuan berbahasa. Tujuan khususnya agar siswa memiliki kegemaran membaca, meningkatkan karya sastra untuk meningkatkan kepribadian, mempertajam kepekaan, perasaan, dan memperluas wawasan kehidupannya. Selain itu juga dimaksudkan untuk melatih empat keterampilan didalamnya.

Pembelajaran berbahasa Indonesia tidak lepas dari empat keterampilan. Dua keterampilan diantaranya menurut Tarigan (2008:1) adalah keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Keterampilan tersebut yang dipelajari ketika anak masuk di sekolah atau lembaga pendidikan. Namun, dua keterampilan yang lain yaitu keterampilan menyimak dan berbicara juga tidak terlepas dari keterampilan membaca dan menulis, sehingga antar berbagai keterampilan saling mendukung, berjalan beriringan, berproses secara utuh serta saling terkait.

Keterampilan membaca dan menulis termasuk dalam kemampuan berbahasa tulis. Kedua keterampilan tersebut banyak dikembangkan dan diajarkan kepada siswa sekolah dasar. Keterampilan membaca mampu meningkatkan daya nalar seseorang, sedangkan keterampilan menulis merupakan keterampilan mengomunikasikan pesan dalam sebuah tulisan (Susanto, 2013:243). Kegiatan membaca dan menulis, memiliki manfaat yaitu dapat meningkatkan daya berpikir, sosial, kreasi dan memperluas cakrawala wawasannya. Kedua keterampilan tersebut juga menjadi sorotan penting karena membutuhkan proses pemahaman dan daya nalar yang bertahap dibandingkan dengan dua keterampilan yang lain.


(23)

Kegiatan pembelajaran membaca menulis khususnya membaca dan menulis permulaan memiliki tujuan tersendiri. Tujuan dari pembelajaran membaca dan menulis permulaan (MMP) adalah agar siswa terampil membaca dan menulis sederhana (Ngalimun, 2014: 34). Selain itu, dengan MMP ingin mengembangkan keterampilan dan pengetahuan berbahasa yang diperlukan siswa untuk mempelajari bidang studi yang lain dan mempersiapkan siswa menuju jenjang atau kelas yang lebih tinggi. Pembelajaran MMP ini memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk dapat menguasai teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik serta dapat menuliskannya dengan baik dan benar.

Perkembangan anak membaca dan menulis berkembang sejalan dan beriringan. Terdapat beberapa tahapan membaca yang terdiri dari fase atau tahap pramembaca, tahap pertama dan kedua untuk kelas rendah, sedangkan tahap ketiga, keempat, dan kelima untuk kelas atas. Tahap pramembaca (TK) mempelajari perbedaan huruf dan perbedaan angka yang satu dengan yang lainnya. Tahap pertama (kelas I dan II SD) memusatkan pada kata – kata lepas dalam kalimat sederhana atau cerita sederhana, memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata, kata yang diperlukan untuk membaca. Pada tahap kedua (kelas III SD) anak dapat menganalisis kata – kata yang diketahuinya menggunakan pola tulisan dan kesimpulan yang didasarkan konteksnya (Ngalimun, 2014: 36).

Berdasarkan data dari Organization for Economic Cooperation and


(24)

Student Assessment) tahun 2012 kemampuan siswa-siswi Indonesia dalam

bidang membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan menempati peringkat ke 64 dari 65 negara jauh lebih buruk daripada tahun 2009 yang menempati peringkat 57 (OECD, 2012: 19). Skor ujian membaca yang diperoleh

Indonesia adalah 396 . Paparan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar

siswa-siswi Indonesia tetap berada pada level yang rendah. Sejalan dengan data tersebut, ditemukan fenomena di lapangan, bahwa siswa sekolah dasar kelas rendah masih kesulitan dalam penguasaan keterampilan membaca dan menulis permulaan. Oleh karena itu, dengan adanya kesulitan terkait membaca dan menulis yang dialami oleh siswa, menjadi suatu persoalan perkembangan pengetahuan dan daya pikir dalam pengembangan potensi siswa. Hal ini didukung dari data hasil wawancara dan observasi yang dilakukan pada hari Sabtu, 04 April 2015. Wawancara dan observasi dilakukan kepada SD yang berada di Gunungkidul yaitu SD Negeri Gelaran II.

Wawancara guru dan observasi di SD Negeri Gelaran II mendapatkan hasil anak kelas III SD banyak mengalami kesulitan dalam kegiatan membaca seperti membaca huruf b dan d, huruf yang tidak terdapat huruf vokalnya seperti ng dan ny, serta kurang lancarnya atau siswa masih mengeja dalam membaca sederhana. Siswa kurang memahami bacaan apa yang telah mereka baca. Peserta didik hanya sekedar membaca tanpa mengetahui makna atau isi dari bacaan. Siswa dalam kegiatan menulis mengalami kesulitan karena hanya terbiasa meniru tulisan daripada


(25)

memproduksi atau menuliskan apa yang ada dipikirannya. Anak juga merasa sulit dalam mengingat huruf abjad. Siswa juga merasa cepat bosan saat melakukan kegiatan membaca dan menulis karena buku yang mereka pakai tidak memiliki variasi dalam penyajiannya.

Hasil wawancara dan observasi dari SD tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu penghambat dalam penguasaan keterampilan membaca dan menulis tersebut adalah ketersediaan bahan ajar yang menunjang pembelajaran. Prastowo (2014: 138) menjelaskan bahwa bahan ajar adalah segala bahan (baik itu informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar memiliki fungsi penting tidak hanya untuk peserta didik namun juga untuk pendidik sendiri. Salah satu fungsi bahan ajar untuk peserta didik adalah siswa dapat belajar tanpa harus ada pendidik atau teman yang lain. Fungsi bagi pendidik salah satunya ialah meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.

Bahan ajar dapat dibedakan menurut bentuk bahan ajarnya, salah satunya adalah bahan ajar cetak. Bahan ajar cetak yang digunakan di sekolah dasar berbentuk buku. Buku ajar menurut Prastowo (2014: 244) adalah buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi dasar, yang tertuang dalam kurikulum dan digunakan oleh siswa untuk belajar. Buku menjadi penting baik bagi siswa maupun pendidik, karena


(26)

memudahkan pendidik menyampaikan materi pembelajaran dan memberi kesempatan untuk siswa agar mampu mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.

Berdasarkan paparan di atas dan hasil wawancara serta observasi SD tersebut, dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan suatu buku tambahan latihan dalam pembelajarannya. Buku tambahan latihan disini dimaksudkan untuk melatih penguasaan keterampilan membaca dan menulis dengan menyajikannya dalam bentuk yang sesuai dengan tahap perkembangan bahasa anak dan bervariatif. Oleh karena itu,untuk mendapatkan buku yang sesuai, peneliti mengembangkan buku yang mencakup kebutuhan guru dan

siswa membaca menulis permulaan dengan judul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester I SD Negeri Gelaran II”.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II?

1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II?


(27)

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Gelaran II.

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.4.1 Bagi Mahasiswa

Penelitian pengembangan ini memberikan pengalaman dan pengetahuan baru tentang pengembangan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 Sekolah Dasar.

1.4.2 Bagi Guru

Penelitian pengembangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif latihan keterampilan membaca dan menulis muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 Sekolah Dasar.


(28)

1.4.3 Bagi Siswa

Buku suplemen ini membantu siswa kelas III sekolah dasar dalam melakukan pembelajaran membaca dan menulis bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 sekolah dasar.

1.4.4 Bagi Sekolah

Sebagai tambahan referensi bagi sekolah dalam mengembangkan bahan ajar muatan pelajaran membaca dan menulis bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 sekolah dasar.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 sekolah dasar.

1.5Batasan Istilah

1.5.1 Membaca dan menulis pada muatan pelajaran bahasa Indonesia SD kelas rendah adalah pembelajaran membaca menulis sederhana yang memberi bekal pengetahuan dan keterampilan kepada siswa untuk menguasai teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik serta dapat menuliskannya dengan baik dan benar.

1.5.2 Buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia adalah buku pelengkap atau pengayaan pembelajaran bahasa Indonesia yang


(29)

digunakan guru dan siswa serta berisikan latihan –latihan keterampilan membaca dan menulis.

1.6Spesifikasi Produk

1.6.1 Buku suplemen mengandung komponen kata pengantar, kemampuan yang akan dicapai (KD baru hasil analisis KBK dan Panduan KTSP), indikator, petunjuk umum, kegiatan belajar (berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)), refleksi, dan review.

1.6.2 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan perkembangan bahasa anak (konkrit, menarik, dan dari yang sederhana ke yang kompleks).

1.6.3 Buku suplemen bersifat kontekstual (mengaitkan dengan lingkungan sekitar anak).

1.6.4 Buku suplemen disusun sesuai dengan EYD (pola kalimat, tanda baca, dan penggunaan huruf kapital).

1.6.5 Buku suplemen dilengkapi dengan CD pembelajaran yang membantu siswa dalam kegiatan membaca sederhana dengan memperhatikan tanda baca yang ada di dalam bacaan.

1.6.6 Buku suplemen berisi kegiatan siswa yang variatif (kegiatan menyimak, berbicara, menyalin, mengurutkan, melengkapi kalimat, dan mengarang).


(30)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab II akan dibahas tentang kajian pustaka mengenai karakteristik perkembangan anak SD kelas rendah, perkembangan bahasa anak SD kelas rendah, karakteristik pembelajaran bahasa Indonesia SD kelas rendah, dan buku suplemen. Bab II ini juga membahas mengenai penelitian yang relevan dengan pengembangan buku suplemen, kerangka berpikir dalam pengembangan buku suplemen, dan pertanyaan dalam pengembangan penelitian.

2.1Kajian Teori

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah

2.1.1.1Ciri Khas Anak Sekolah Dasar

Pada tahap sekolah dasar anak diharapkan menguasai beberapa keterampilan yang dibutuhkan untuk persiapan anak menuju kehidupan di masa dewasa nanti. Iskandarwassid (2008 : 140) menjelaskan bahwa keterampilan yang harus dimiliki anak usia sekolah dasar sebagai berikut : a. Keterampilan membantu diri sendiri. Pada masa ini anak mampu

membantu dirinya sendiri dan memecahkan masalahnya sendiri untuk dapat berintegrasi dengan lingkungannya.

b. Keterampilan sosial. Pada tahap ini anak mampu bersosialisasi baik dengan teman sebaya maupun orang yang lebih tua/muda darinya. c. Keterampilan sekolah. Anak pada masa ini mampu untuk bersekolah,


(31)

d. Keterampilan bermain. Pada usia anak sekolah dasar, anak – anak mampu bermain mainan untuk usia mereka.

Usia sekolah dasar disebut juga masa intelektual. Keterbukaan dan keinginan anak untuk mendapat pengetahuan dan pengalaman menjadi ciri khas masa tersebut. Beberapa ciri khas anak –anak pada usia ini ialah sebagai berikut (Purwanti, 2015: 2) :

1. Keadaan jasmani tumbuh sejalan dengan prestasi sekolah. 2. Sikap tunduk kepada peratuan permainan yang tradisional. 3. Ada kecenderungan suka memuji diri sendiri.

4. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain.

5. Bila tidak dapat menyelesaikan suatu soal maka soal tersebut dianggap tidak penting.

6. Anak menghendaki nilai yang baik.

7. Minat kepada kehidupan praktis sehari – hari. 8. Realistis dan ingin tahu.

2.1.1.2Segi Perkembangan Anak Sekolah Dasar

Segi perkembangan anak sekolah dasar terbagi atas dua (Iskandarwassid, 2008: 144) yaitu, perkembangan fisik dan pertumbuhan serta perkembangan kognitif.

a. Perkembangan Fisik

Pertumbuhan fisik pada masa ini tidak secepat pada masa anak – anak, atau seperti pada masa remaja. Bentuk badan pada umumnya


(32)

mempengaruhi tinggi dan berat badan. Secara umum perkembangan fisik berjalan sejajar dengan perkembangan mental.

1. Perkembangan emosi

Anak usia sekolah dasar mulai belajar mengungkapkan perasaaannya dalam perilaku yang dapat diterima secara sosial. Ia tahu pesan yang harus dilakukan di lingkungan rumah, sekolah dan dikalangan teman sebaya. Selain itu, melalui permainan dan olahraga anak dimungkinkan mengeluarkan emosinya secara wajar.

2. Perkembangan mental intelektual

Anak yang mulai masuk sekolah, minat dan pengalamannya bertambah, sehingga ia lebih dapat memahami orang – orang, benda – benda, dan situasi sekitarnya. Anak sekolah dasar ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget memasuki tahap operasional konkrit. Ia belajar menghubungkan konsep – konsep baru dengan konsep lama. Berdasarkan pengalaman ini, ia membentuk konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi badan, peran jenis kelamin, moral, dan sebagainya. 3. Perkembangan sosial

Anak sejak masuk sekolah dasar memiliki keinginan untuk menjadi anggota kelompok dan diterima oleh kelompok sebaya. Hal ini yang mendorong ia cenderung mengikuti nilai – nilai kelompok.

4. Perkembangan moral

Pada masa ini pengertian anak tentang baik dan buruk, keadilan, menjadi lebih beragam dan fleksibel. Penilaian tentang baik buruk ia mulai


(33)

pertimbangkan mengenai dampak dari situasi khusus. Anak mulai memahami bahwa penilaian tentang baik buruk dapat berubah, tergantung dengan keadaan atau situasi munculnya perilaku itu.

5. Perkembangan kepribadian

Anak membentuk konsep diri yang ideal, pribadi sebagaimana yang ia cita – citakan bagi dirinya berdasarkan pengalaman yang ia alami. Mula

– mula idealisme ini dibantu menurut pola orang tua, pengajar, dan tokoh – tokoh lain dalam lingkungan terdekatnya. Dengan meningkatnya usia, orang – orang yang tak dikenal tetapi pernah didengar atau dibaca dapat menjadi inti idealisme.

b. Pertumbuhan dan Perkembangan Kognitif

Pertumbuhan dan perkembangan dapat dikelompokkan atas kognitif, psikologis, dan fisik. Pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi kaakteristik manusia. Perubahan tersebut terjadi dalam kemajuan yang mantap, yang menuju pada suatu kematangan. Perubahan ini tidak bersiat umum, melainkan merupakan hasil interaksi antara potensi bawaan dengan potensi lingkungan sebagaimana dikemukakan oleh Stern (Iskandarwassid, 2008: 145)

Empat tahap pokok perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget (Salkind, 2009: 328) adalah sebagai berikut :

1. Tahap sensimotor (lahir – 2 tahun). Individu mulai menyadari bahwa benda – benda di sekitarnya mempunyai keberadaan, dapat ditemukan


(34)

kembali dan mulai mampu membuat hubungan – hubungan sederhana antara benda – benda yang mempunyai persamaan.

2. Tahap operasional (2 – 7 tahun). Pada tahap ini obyek – obyek dan peristiwa mulai menerima arti secara simbolis. Anak menyadari bahwa kemampuannya untuk belajar tentang konsep – konsep yang lebih kompleks meningkat bila ia diberi contoh – contoh nyata atau familiar. Dengan contoh tersebut anak memperoleh kriteria yang digunakan untuk mendefinisikan suatu konsep.

3. Tahap operasional konkrit (7 – 11 tahun).Anak mengatur informasi ke dalam hubungan – hubungan logis dan mendapatkan kemudahan dalam memanipulasi data dalam situasi pemecahan masalah. Operasi demikian bisa terjadi jika obyek – obyek nyata memang ada, atau pengalaman – pengalaman lampau yang aktual bisa disusun.

4. Tahap operasional formal ( >11 tahun). Tahap ini ditandai dengan pekembangan kegiatan (operasi) berpikir normal dan abstrak. Individu mampu menganalisis ide – ide, memahami tentang ruang dan hubungan

– hubungan yang besifat sementara (temporal).

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah

2.1.2.1Pengertian Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah

Perkembangan bahasa anak ialah suatu rangkaian kesatuan kegiatan ucapan dari yang sederhana menuju ucapan yang utuh (Slamet, 2014: 7). Mulai dari bayi mengeluarkan tangisan, dan celotehan kata yang tidak


(35)

bermakna. Selanjutnya anak akan berkembang dan menghasilkan beberapa kata yang mulai memiliki makna.

Anak memasuki masa sekolah dasar memiliki penguasaan bahasa yang beragam. Bahasa lisan menjadi bekal utama dari anak sebelum memasuki sekolah. Bekal penguasaan bahasa yang telah ada kemudian oleh guru semakin dikembangkan. Anak dihadapkan dengan pesoalan yang lebih tinggi dari bahasa lisan yaitu bahasa tulis. Fokus dalam perkembangan anak usia sekolah dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. Sehingga, dengan anak bertambahnya usia menjadi semakin matang dan terampil berbahasa yang baik dan benar.

2.1.1.2Tahap – Tahap Perkembangan Bahasa Anak

Kemampuan berbahasa anak tidak didapat secara tiba – tiba melainkan melalui tahapan perkembangan bahasa. Slamet (2014: 8) memaparkan bahwa tahapan perkembangan bahasa anak sebagai berikut : a. Tahap Pralinguistik (0-12 bulan)

Tahap pralinguistik ini, bunyi – bunyian yang dihasilkan oleh bayi belum memiliki makna. Bayi pada usia 4-7 bulan mengalami masa

ekspansi yang ditandai dengan menghasilkan bunyi bisikan, menggeram,

dan memekik. Selanjutnya memasuki usia 7-12 bulan, anak memasuki masa connical yang ditandai dengan mengucapkan suku kata dan


(36)

b. Tahap Satu Kata (12-18 bulan)

Tahap ini, anak mulai belajar menggunakan satu kata yang memiliki arti yang mewakili keseluruhan idenya. Memahami makna bahasa anak pada tahap ini tidaklah mudah, karena bahasa anak masih terbatas sehingga belum memungkinkan mengekspresikan ide atau perasaannya secara lengkap. Selain itu, apa yang diucapkan anak adalah sesuatu yang dapat menarik perhatiannya saja.

c. Tahap dua kata (18-24 bulan)

Kebanyakan anak pada tahap ini mulai mencapai kombinasi dua kata. Anak mulai mengenal berbagai makna kata tetapi belum dapat menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin, dan waktu terjadinya peristiwa serta belum dapat menggunakan kata promina.

d. Tahap banyak kata (3-5 tahun)

Anak pada usia ini mempunyai perbendaraan kosakata. Anak sudah mampu membuat kalimat pertanyaan, pernyataan negatif, kalimat majemuk, dan berbagai bentuk kalimat. Sebagian besar aturan gramatika telah dikuasainya dan pola bahasa serta panjang tuturannya semakin bervariasi. Mereka mampu menggunakan bahasa dalam berbagai cara untuk berbagai keperluan, termasuk bercanda atau menghibur.

Ross dan Roe (Slamet, 2014: 11) mengatakan bahwa tahapan perkembangan bahasa anak seperti berikut :


(37)

1. Perkiraan umur 0-2 tahun. Tahap perkembangan bahasa fase fonologis, anak dapat mengucapkan bunyi – bunyi bahasa hingga menyebutkan kata – kata yang sederhana.

2. Perkiraan umur 2-7 tahun. Tahap perkembangan bahasa fase sintaktik, kemampuan anak menunjukkan kesadaran gramatis, berbicara menggunakan kalimat.

3. Perkiraan umur 7-11 tahun. Perkembangan bahasa fase semantik, kemampuan anak dapat membedakan kata sebagai simbol dan konsep yang terkandung dalam kalimat.

Seiring dengan perkembangan bahasa, berkembang juga penguasaan anak – anak atas sistem bahasa yang dipelajarinya. Sistem bahasa terdiri dari subsistem fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan pragmantik (Slamet, 2014: 11).

1. Perkembangan Fonologis

Perkembangan fonologis ialah perkembangan pada sistem suara dalam sebuah bahasa. Contoh kesalahan pengucapan bunyi s, z, dan v.

2. Perkembangan Morfologis

Perkembangan morfologis adalah proses perkembangan afiksasi bahasa (prefix, sufiks, simulfiks) yang dapat merubah –rubah makna kata. Contohnya kata satu dapat berubah menjadi : bersatu, menyatu, persatuan. Berdasarkan kerumitan afiksasi, perkembangan morfologis anak SD dapat dibedakan menjadi :


(38)

a. Anak kelas awal SD telah dapat menggunakan kata berprefiks dan bersufiks seperti ditipu, tipuan.

b. Anak kelas menengah SD telah dapat menggunakan kata berimbuhan simulfiks/konfiks sederhana seperti menjauhi, disatukan.

c. Anak kelas atas SD telah dapat menggunakan kata berimbuhan konfiks yang sudah kompleks.

3. Perkembangan Sintaksis

Perkembangan sintaksis ialah ketika anak belajar menerapkan aturan untuk membentuk kalimat sesuai aturan. Sintaksis adalah sistem yang melibatkan bagaimana kata – kata dikombinasikan sehingga membentuk frasa – frasa dan kalimat yang dapat diterima.

4. Perkembangan Semantik

Keseluruhan proses perkembangan semantik yang dimulai pada tahun awal sekolah dasar dapat dihubungkan dengan proses kognitif. Pada usia sekolah dasar dan dewasa, ada dua jenis penambahan makna kata. Secara horizontal, anak – anak semakin mampu memahami dan dapat menggunakan suatu kata dengan makna yang tepat. Penambahan vertikal berupa peningkatan jumlah kata – kata yang dapat dipahami dan digunakan dengan tepat (Ngalimun, 2014: 11).

5. Perkembangan Pragmantik

Perkembangan pragmatik adalah perkembangan atau peningkatan penggunaan bahasa. Pada usia sekolah, proses kognitif meningkat


(39)

sehingga memungkinkan anak menjadi komunikator yang lebih efektif. Anak – anak mulai mengenal adanya berbagai padangan mengenai topik. Mereka dapat mendeskripsikan sesuatu, tetapi deskripsi yang mereka buat lebih bersifat personal dan tidak mempertimbangkan makna informasi yang disampaikannya bagi pendengar (Ngalimun, 2014: 11).

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah

2.1.3.1Pengertian Bahasa

Bahasa adalah alat komunikasi antar anggota masyarakat, berupa lambang bunyi ujaran, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 1991:2). Sependapat dengan Keraf, Hurlock (1998: 176) memaparkan bahwa bahasa mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi ujaran. Bahasa juga dapat menggambarkan pikiran dan perasaan kepada orang lain.

2.1.3.2Tujuan Pembelajaan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar (BSNP, 2006) sebagai berikut :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.

2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.


(40)

3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.

4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

2.1.3.3Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan menurut Zulela (2012: 5) mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Mendengarkan 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis

2.1.4 Keterampilan Membaca Menulis Permulaan

2.1.4.1Keterampilan Membaca Permulaan

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata – kata/bahasa tulis (Keraf, 1991: 7). Membaca


(41)

menurut Subaktyo-Nataban (1993: 164) adalah suatu aktivitas yang rumit atau kompleks karena bergantung pada keterampilan berbahasa pelajar, dan pada tingkat penalarannya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Rahim (2007: 2) menjelaskan bahwa membaca pada hakikatnya ialah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif.

Membaca merupakan suatu keterampilan untuk meningkatkan daya nalar seseorang (Susanto, 2013: 90). Membaca permulaan adalah tahapan proses belajar membaca bagi siswa SD kelas awal/rendah. Penekanan membaca pada kelas rendah (I,II,III) adalah proses perseptual, yaitu pengenalan korespondensi rangkaian huruf dengan bunyi – bunyi bahasa (Rahim, 2007: 2). Penguasaan keterampilan membaca khususnya pada kelas III sekolah dasar dibagi dua yaitu penguasaan keterampilan membaca nyaring dan membaca dalam hati (Keraf, 1991: 38). Berikut keterampilan membaca kelas III yang harus dikuasai:

Tabel 2.1 Penguasaan Keterampilan Membaca Kelas III

Membaca nyaring Membaca dalam hati (intensif) Membaca dengan penuh perasaan,

ekspresi.

Mengerti serta memahami bahan bacaan.

2.1.4.2Keterampilan Menulis Permulaan

Keterampilan menulis menurut Byrne (Slamet, 2014: 109) adalah kemampuan menuangkan buah pikiran dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Tarigan


(42)

menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif (Susanto, 2013: 247). Penulis dalam kegiatan menulis harus terampil memanfaatkan struktur bahasa dan kosa kata.

Keterampilan menulis tidak datang secara otomatis, tetapi harus melalui latihan dan praktik yang banyak serta teratur. Hal ini didukung dengan pendapat Susanto (2013: 249) bahwa menulis merupakan kegiatan yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan. Menulis merupakan kombinasi antara proses dan produk. Tujuan menulis dapat dibedakan dalam empat macam yaitu :

a. Tulisan yang bertujuan memberitahukan mengajar, disebut wacana informatif (informative discourse).

b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan, disebut wacana persuasif (persuasive discourse).

c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetis disebut tulisan literer atau wacana kesastraan (literacy discourse).

d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi – api disebut wacana ekspresif (expressive discourse).

Pembelajaran menulis khususnya di kelas rendah disebut pembelajaran menulis permulaan. Pembelajaran menulis permulaan harus memperhatikan langkah – langkah dalam proses pembelajarannya. Susanto (2013: 258) menyebutkan langkah – langkah tersebut ialah :


(43)

1. Pengenalan. Guru perlu memperhatikan benar tulisan yang hendak dikenalkan kepada anak.

2. Menyalin. Kegiatan menyalin dapat dilakukan dengan alternatif sebagai berikut:

a. Menjiplak

b. Menyalin dari tulisan cetak (lepas) ke tulisan latin tegak bersambung atau sebaliknya.

c. Menyalin dari huruf kecil menjadi huruf besar pada pertama awal kalimat.

d. Menyalin dengan cara melengkapi, yakni dengan cara melengkapi dengan tanda baca dan melengkapi dengan kata.

3. Menulis halus atau indah. 4. Menulis nama.

5. Mengarang sederhana.

2.1.4.3Perbandingan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator Keterampilan MMP menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum 2004 yang biasa dikenal dengan istilah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dikembangkan mengacu pada Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah dan Peraturan pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom. Menurut Depdiknas (Widyastono, 2014: 62) kurikulum berbasis kompetensi merupakan


(44)

seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapainnya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah. Puskur (Muslich, 2007: 17) memaparkan bahwa KBK merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar, serta pemberdayaan sumber daya pendidikan.

Penyempurnaan dari kurikulum KBK adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) atau kurikulum 2006. Muslich (2007: 17) memaparkan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksankan oleh masing – masing satuan pendidikan/sekolah. Kurikulum ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (PP No.19 Tahun 2005 tentang SNP).

Berikut tabel perbandingan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator MMP pada kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan KTSP:

Tabel 2.2 Kompetensi Dasar dan Indikator KBK Kelas III Semester 1

No Kompetensi Dasar

1. Mendengarkan, mengikuti, dan mengingat cerita

2. Bercerita

3. Membaca dalam hati (intensif) 4. Membaca denah

5. Membaca petunjuk

6. Membaca bersuara (nyaring) 7. Menerapkan EYD dalam menulis. 8. Menulis dari pikiran sendiri. 9. Membaca intensif

10. Membaca dan memprediksi isi teks 11. Membaca bersuara (nyaring)


(45)

Tabel 2.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar KTSP Kelas III Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Membaca

1. Memahami teks dengan membaca nyaring, membaca intensif, dan membaca dongeng

1.1 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat. 1.2 Menjelaskan isi teks (100- 150 kata)

melalui membaca intensif.

1.3 Menceritakan isi dongeng yang dibaca. Menulis

2. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi

2.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

2.2 Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar.

Berikut adalah rumusan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator hasil komparasi dan analisis KBK dan KTSP kelas III semester 1.

Tabel 2.4 SK – KD dan Indikator Hasil Komparasi dan Analisis KBK dan KTSP Kelas III Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator 1. Membaca nyaring

dan membaca intensif beragam jenis teks bacaan.

1. Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat.

1. Membaca nyaring teks cerita 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi yang jelas.

2. Membaca nyaring teks kebersamaan di masyarakat 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi yang jelas. 3. Membaca nyaring teks

berlibur 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi yang jelas.

4. Membaca nyaring teks ulang tahun 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi yang jelas. 5. Membaca nyaring teks

merawat kesehatan tubuh 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi yang jelas.

6. Membaca nyaring teks makanan dan minuman favorit 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi


(46)

yang jelas.

7. Membaca nyaring teks sekolahku 20-25 kalimat dengan lafal dan intonasi yang jelas.

2. Menjelaskan isi teks (100-150 kata) melalui membaca intensif.

1. Membaca intensif 100-150 kata teks cerita peristiwa alam.

2. Menjelaskan isi teks cerita peristiwa alam 100-150 kata dari membaca intensif. 3. Membaca intensif

100-150 kata cerita merawat kesehatan.

4. Menjelaskan isi teks cerita merawat kesehatan 100-150 kata dari membaca intensif. 5. Membaca intensif

100-150 kata cerita merawat lingkungan sekitar. 6. Menjelaskan isi teks

cerita merawat lingkungan 100-150 kata dari membaca intensif. 3. Menceritakan

isi dongeng atau cerita rakyat yang dibaca dan melengkapi penggalan suatu cerita dalam teks.

1. Membaca intensif cerita rakyat.

2. Menceritakan isi cerita rakyat yang mengandung sifat, dan hal menarik dari membaca intensif. 3. Melengkapi cerita

dengan pilihan kata sesuai dengan alur cerita. 4. Menyusun kalimat

menjadi sebuah cerita. 4. Membaca

dalam hati (intensif)

1. Membaca secara intensif dari teks yang terdiri atas 2-3 paragraf.

2. Menuliskan kembali

dengan tegak

bersambung rangkuman isi dongeng/cerita rakyat dengan cara membaca intensif.

3. Membaca teks cerita. 4. Menuliskan ringkasan

berdasarkan teks cerita yang sudah dibaca. 5. Membaca

denah

1. Membaca simbol-simbol petunjuk dalam denah. 2. Memahami isi denah

dengan mengikuti petunjuk.


(47)

3. Menjawab pertanyaan berdasarkan denah. 4. Menuliskan informasi

berdasarkan denah. 5. Membuat/merencanakan

denah lingkungan sekitar.

6. Menceritakan denah yang dibuat dalam bentuk tulisan tegak bersambung.

6. Membaca petunjuk

1. Menjelaskan urutan petunjuk minum obat dalam bentuk tulisan tegak bersambung. 2. Mengurutkan cara

pemberian pupuk tanaman berdasarkan petunjuk.

3. Menjelaskan kembali tanpa melihat teks petunjuk pemakaian barang tertentu dalam bentuk tulisan tegak bersambung.

4. Menjawab pertanyaan berdasarkan petunjuk yang telah dibaca. 5. Menulis kembali dengan

tegak bersambung petunjuk yang telah dibaca.

6. Merancang petunjuk penggunaan barang tertentu dalam tulisan tegak bersambung. 7. Membaca

bersuara (nyaring)

1. Membaca beragam teks dengan intonasi yang sesuai dengan isi teks cerita.

2. Membaca teks cerita dengan suara lantang, keras dan jelas.

3. Membaca teks cerita dengan memperhatikan ejaan (tanda baca). 4. Membaca teks cerita

dengan lancar dengan ejaan yang tepat.

5. Membaca teks cerita dengan artikulasi yang jelas.

6. Membaca puisi dengan penghayatan sesuai dengan isi dan


(48)

memperhatikan

penggunaan lafal dan intonasi yang sesuai. 8. Membaca dan

memprediksi isi teks

1. Membaca teks cerita. 2. Melengkapi cerita

dengan urutan yang logis.

3. Menuliskan kembali cerita dengan menggunakan bahasa 2. Mengungkapkan

pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan karangan

sederhana

9. Menerapkan EYD dalam menulis

1. Menuliskan huruf kapital pada nama bangsa. 2. Menuliskan huruf kapital

pada nama bahasa. 3. Menuliskan huruf kapital

pada suku bangsa. 4. Menuliskan huruf kapital

sebagai huruf pertama nama orang.

5. Memberi tanda titik untuk memisahkan angka ribuan.

6. Memberi tanda titik untuk memisahkan jam, menit, detik yang menunjukkan waktu. 7. Memberi tanda titik

untuk memisahkan jam, menit, detik yang menunjukkan jangka waktu.

8. Memberi tanda koma pada unsur-unsur dalam perincian atau pembilangan.

9. Memberi tanda koma untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat.

10. Memberi tanda hubung untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris.

11. Memberi tanda hubung pada unsur-unsur kata ulang.

12. Menggunakan kata

hubung untuk

menggabungkan dua anak kalimat.

13. Menulis kalimat dengan pola spok.

10. Menceritakan pengalaman

1. Menuliskan pengalaman pribadi dengan tulisan


(49)

pribadi. lepas.

2. Menuliskan pengalaman pribadi dengan tulisan tegak bersambung. 3. Membaca nyaring teks

pengalaman pribadi dengan lafal dan intonasi yang tepat.

4. Membaca intensif teks pengalaman seseorang. 5. Menceritakan isi teks

pengalaman pribadi dari membaca intensif. 11. Menyusun

paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan.

1. Menulis paragraf dengan tegak bersambung berdasarkan informasi dari kegiatan menyimak informasi yang telah dibacakan guru dengan memperhatikan

penggunaan ejaan. 2. Menulis dengan tegak

bersambung langkah-langkah satu kegiatan berdasarkan gambar yang telah disediakan dengan memperhatikan penggunaan ejaan. 3. Menulis kembali dengan

tegak bersambung urutan langkah-langkah cara menelepon yang sopan dan santun dengan memperhatikan

penggunaan ejaan. 4. Menuliskan kembali

dalam tulisan tegak bersambung dari cerita anak yang telah dibacakan dengan memperhatikan

penggunaan ejaan. 12. Menulis dari

pikiran sendiri

1. Menulis ringkasan dalam beberapa kalimat, menggunakan kata-katanya sendiri.

2. Menulis pengalaman pribadi dalam dua paragraf.

3. Menulis surat pribadi kepada teman atau keluarga dalam dua paragraf.

4. Membuat slogan menggunakan


(50)

kata-katanya sendiri 13. Melengkapi

puisi anak berdasarkan gambar.

1. Melengkapi puisi anak dengan menggunakan kata yang telah disediakan.

2. Melengkapi puisi anak dengan menggunakan kalimat yang telah disediakan.

3. Membuat puisi dalam tulisan tegak bersambung berdasarkan gambar yang telah disediakan. 2.1.5 Bahan Ajar

2.1.5.1Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar menurut National Center for Vocational Education

Research Ltd (Prastowo, 2014:138) adalah segala bentuk bahan yang

digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun bahan tak tertulis. Bahan ajar pada dasarnya merupakan segala bahan (baik itu informasi, alat maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran.

Fungsi bahan ajar bagi pendidik antara lain sebagai berikut : a. Menghemat waktu dalam mengajar.

b. Mengubah peran pendidik dari pengajar menjadi fasilitator. c. Meningkatkan proses pembelajaran.

d. Pedoman bagi pendidik untuk mengarahkan aktivitas pembelajaran. Fungsi bahan ajar untuk peserta didik sebagai berikut:


(51)

b. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya masing – masing.

c. Membantu potensi peserta didik untuk menjadi pelajar/mahasiswa yang mandiri.

d. Sebagai pedoman belajar bagi peserta didik.

Bahan ajar salah satunya dapat dibedakan menurut bentuknya. Dari segi bentuknya, bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu: 1. Bahan cetak (printed) adalah sejumlah bahan ajar yang disiapkan dalam

kertas yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi.

2. Bahan ajar dengar (audio).

3. Bahan ajar pandang dengar (audiovisual). 4. Bahan ajar interaktif.

2.1.5.2Buku sebagai Bahan Ajar

Buku adalah kumpulan kertas berisi informasi, tercetak, disusun secara sistematis, dijilid, serta bagian luarnya diberi pelindung terbuat dari kertas tebal, karton atau bahan lain (Sitepu, 2012: 13). Sependapat dengan penjelasan sebelumnya, Prastowo (2014: 244) memaparkan bahwa buku ajar merupakan buku berisi ilmu pengetahuan yang diturunkan dari kompetensi dasar yang tertuang dalam kurikulum, dimana buku tersebut digunakan oleh siswa untuk belajar. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, maka buku ajar ialah informasi yang tercetak, disusun sistematis, didalamnya berisi ilmu


(52)

pengetahuan yang didapat dari kompetensi dasar pada kurikulum, dan digunakan oleh siswa untuk belajar.

Buku ajar memiliki fungsi, dan tujuan. Buku ajar memiliki lima fungsi yaitu buku ajar sebagai referensi, buku ajar sebagai bahan evaluasi, sebagai alat bantu pendidikan dalam melaksanakan kurikulum, sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran, dan sebagai sarana untuk peningkatan karier serta jabatan. Adapun tujuan dari buku ajar adalah memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi, memberi kesempatan kepada siswa untuk mengulangi pelajaran atau mempelajari pelajaran baru, dan menyediakan materi pelajaran yang menarik (Prastowo, 2014: 244-245).

Sitepu (2012: 14) membagi jenis buku berdasarkan si, pembaca sasaran, tampilan, dan peruntukannya. Dilihat dari kebenaran isinya maka buku dibagi menjadi buku fiksi, nonfiksi, dan buku fiksi ilmu pengetahuan. Berdasarkan sasaran pembacanya dibedakan menjadi buku anak – anak, buku remaja, dan buku orang dewasa. Menurut tampilan fisiknya dikategorikan menjadi buku teks, buku bergambar, dan buku gambar. Berdasar kepentingan pendidikan dibedakan menjadi buku pelajaran dan buku bacaan.

Menurut keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No. 262/C/Kep/R.1992 (Sitepu, 2012: 16) membedakan buku menjadi empat macam, yaitu:

a. Buku pelajaran pokok. b. Buku pelajaran pelengkap.


(53)

c. Buku bacaan. d. Buku sumber.

Sejalan dengan hal tersebut, kategorisasi buku menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 (Sitepu, 2012: 17) adalah sebagai berikut:

a. Buku teks pelajaran. b. Buku panduan guru. c. Buku pengayaan d. Buku referensi.

Berdasarkan uraian di atas maka buku suplemen yang dikembangkan oleh peneliti termasuk pada buku pelajaran pelengkap atau buku pengayaan. Buku suplemen untuk siswa kelas III sekolah dasar ini memuat materi yang dapat memperkaya buku teks pendidikan dasar atau sebagai buku yang memuat informasi tentang pokok bahasan tertentu yang ada dalam kurikulum secara lebih luas dan lebih dalam.

2.1.5.3Model Pengembangan Bahan Ajar

Model pengembangan yang digunakan dalam mengembangkan bahan ajar buku suplemen pada penelitian ini adalah model pengembangan menurut Kemp. Pengembangan perangkat menurut Kemp (Trianto, 2009:179) merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan perangkat model ini memberikan kesempatan untuk dapat memulai dari komponen manapun. Tiap – tiap langkah pengembangan berhubungan


(54)

langsung dengan aktivitas revisi. Berikut gambar siklus pengembangan perangkat model Kemp.

Gambar 2.1 Siklus Pengembangan Perangkat Model Kemp Unsur – unsur pengembang perangkat pembelajaran menurut model Kemp, meliputi:

a. Identifikasi masalah pembelajaran.

Tahap identifikasi masalah pembelajaran memiliki tujuan untuk mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.


(55)

b. Analisis siswa

Tahap analisis siswa ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

c. Analisis tugas

Analisis tugas atau tujuan ialah analisis isi pelajaran, konsep, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas – tugas belajar dan tujuan pembelajaran. d. Merumuskan indikator

Perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan – pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembelajaran. e. Penyususnan instrumen evaluasi

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.

f. Strategi pembelajaran.

Tahap strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang akan dicapai. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi pemilihan model, pendekatan dan metode, pemilihan format yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.


(56)

g. Pemilihan media atau sumber belajar

Pemilihan media dan sumber belajar disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa. h. Pelayanan pendukung

Layanan pendukung diperlukan selama proses pengembangan. Layanan pendukung dapat berupa kebijakan kepala sekolah, guru mitra, tata usaha, dan tenaga – tenaga terkait serta layanan laboratorium dan perpustakaan.

i. Evaluasi formatif

Evaluasi formatif berfungsi sebagai pemberi informasi kepada pengajar atau tim pengembang seberapa baik program telah berfungsi dalam mencapai berbagai sasaran. Penilaian formatif dilaksanakan selama pengembangan dan uji coba.

j. Evaluasi sumatif.

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan – tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.

k. Revisi perangkat pembelajaran.

Kegiatan revisi memiliki fungsi untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajaran oleh pakar, simulasi terbatas dan uji coba terbatas sehingga validasi ini


(57)

lebih pada tujuan kebenaran dan kesesuaian isi pada saat menerapkannya sebagai perangkat pembelajaran di sekolah.

2.2Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 merupakan hal yang baru sehingga sedikit yang dapat digunakan sebagai sumber penelitian yang relevan. Berikut ini tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan buku suplemen.

Retno Purnama Irawati dan Zaim Elmubarok (2013) meneliti tentang

“ Pengembangan Buku Ajar Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter Bagi Siswa SD Melalui Sastra Anak.” Penelitian ini menggunakan jenis

penelitian R&D (Research and Development). Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner, dengan menggunakan model pertanyaan kombinasi terbuka dan tertutup, serta wawancara bebas dari siswa dan guru. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan perhitungan statistik deskriptif. Jawaban dari pertanyaan tersebut dianalisis secara kualitatif. Hasil pembahasan dari penelitian dan pengembangan tersebut, sebanyak 85 orang (91%) guru menginginkan adanya pengembangan buku bahasa Indonesia agar lebih lengkap sehingga memudahkan guru dalam mengajar. Sebanyak 79 orang (85%) guru berpendapat bahwa buku ajar bahasa Indonesia yang ada pada saat ini belum membantu dalam mengajarkan pendidikan karakter kepada siswa.


(58)

Kedua, penelitian pengembangan yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Kimia Berbasis Kearifan Lokal Kota Tangerang” yang dilakukan oleh Annisah Aynun Najid (2015). Pengumpulan data dilakukan dengan analisis kebutuhan yang terdiri dari analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA, analisis kearifan lokal, dan analisis indikator buku suplemen. Analisis kebutuhan buku suplemen kimia SMA melalui pengamatan dan wawancara langsung. Analis kearifan lokal menggunakan dua cara yaitu menggunakan studi literatur dan studi langsung. Selain itu, analisis indikator buku suplemen dilakukan dengan menentukan indikator berdasarkan aspek kompetensi kearifan lokal, penentuan indikator juga disesuaikan dengan materi dan KD kimia SMA. Analisis data dilakukan dengan penialaian melalui angket dan dianalisis ke dalam data kuantitatif. Berdasarkan hasil pengolahan data buku suplemen berbasis kearifan lokal Kota Tangerang memiliki skor total akhir sebesar 80,24 yang bermakna bahwa buku ini temasuk kedalam kategori layak dengan predikat baik.

Penelitian relevan selanjutnya berjudul “Pengembangan Video Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III Semester II

Tahun Pelajaran 2012/2013 di SD Negeri 1 Bondalem Kecamatan Tejakula

Kabupaten Buleleng” yang dikembangkan oleh Ketut Sucuningsih, Desak Putu Parmiti, I. Kadek Suartama (2012). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Hannafin dan Peck yang melibatkan tiga tahap yaitu tahap analisis kebutuhan, tahap desain dan tahap pengembangan dan implementasi. Tahap pertama yaitu


(59)

menganalisis kebutuhan yang diperlukan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan perlunya pengembangan video pembelajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Tahap kedua adalah mendesain produk yang telah ditentukan. Tahap ketiga yaitu menjadikan naskah sebagai acuan yang dapat membantu dalam poses pembuatan media pembelajaran. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket/kuesioner. Penelitian pengembangan ini menggunakan dua teknik analisis data yaitu teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.

Kualitas media video pembelajaran setelah dikaji oleh ahli isi/materi pelajaran Bahasa Indonesia kualitas media video pembelajaran berada pada kriteria baik dengan persentase tingkat pencapaian 88,57 %, ahli desain pembelajaran termasuk dalam kriteria baik dengan persentase tingkat pencapaian 88%, dilihat dari hasil validasi oleh ahli media pembelajaran kualitas media video pembelajaran berada pada kriteria sangat baik dengan persentase tingkat pencapaian 92,00%, sedangkan dilihat dari hasil uji coba perorangan kualitas media video pembelajaran berada pada kualifiksi baik dengan tingkat persentase sebesar 88,51%, uji coba kelompok kecil termasuk dalam kriteria baik dengan persentase tingkat pencapaian sebesar 89,90% dan uji coba lapangan termasuk dalam kriteria sangat baik dengan tingkat presantase sebesar 92,21%.

Penelitian relevan keempat berjudul “Pengembangan Model Bahan Ajar Membaca Menulis Permulaan dengan Pendekatan Atraktif di Sekolah


(60)

Andayani (2010). Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan Jenis penelitian ini secara metodologis dekat dengan penelitian pengembangan (R&D/ research and development) yang berbentuk riset operasional.Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara berikut ini. (1) Teknik analisis interaktif digunakan untuk menganalisis data tentang kemugkinan pengembangan prototype model atau model awal; (2) Keterandalan bahan ajar dan buku panduan dilakukan dengan expert-

judgement, yaitu mendapatkan tanggapan stakeholders; (3) analisis

kualitatif digunakan untuk mengetahui keterandalan buku pedoman melalui uji coba terbatas di lapangan oleh guru, dan (4) analisis statistik deskriptif dan statistik komparatif dilakukan untuk menguji keefektivan model dalam meningkatkan kompetensi membaca menulis permulaan murid.

Hasil uji keefektifan bahan ajar MMP dengan pendekatan atraktif di SD kawasan miskin Kota Surakarta menunjukkan bahwa bahan ajar MMP dengan pendekatan atraktif dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi membaca menulis permulaan secara efektif dan signifikan di SD-SD kawasan miskin Kota Surakarta. Keberterimaan bahan ajar membaca menulis permulaan dengan pendekatan atraktif berdasarkan pendapat guru (stakeholders) menunjukkan bahwa tanggapan para guru di sekolah-sekolah yang bersangkutan semuanya positif. Hal ini akan dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi keberlangsungan penerapan pembelajaran membaca menulis permulaan dengan pendekatan atraktif di


(61)

sekolah dasar kawasan miskin Kota Surakarta pada waktu-waktu mendatang.

Berdasarkan paparan dari keempat penelitian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian dilakukan sebatas pada pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia untuk siswa sekolah dasar. Pengembangan bahan ajar khususnya berbentuk buku suplemen masih jarang dikembangkan oleh para peneliti. Sehingga penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan memperluas ruang lingkup pengembangan buku suplemen sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa untuk memperlancar membaca menulis permulaan muatan pelajaran bahasa Indonesia kelas III semester 1.

Bagan 2. 1 Literature map penelitian-penelitian sebelumnya Retno Purnawati dan

Zaim Elmubarok (2013)

Buku Ajar - Bahasa Indonesia Tematik Berkarakter Bagi Siswa SD Annisah Aynun Najid (2015) Buku Suplemen Kimia - Kearifan Lokal Kota Tangerang

Ketut Sucuningsih, Desak Putu Parmiti, I. Kadek Suartama (2012)

Pengembangan Video Pembelajaran Bahasa

Indonesia – Siswa Kelas

III Semester II

Yang perlu diteliti :

Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas III Semester I

Andayani (2010)

Buku Ajar - Bahasa Indonesia Membaca

Menulis Permulaan –


(62)

2.3Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berpikir tentang pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1. Buku suplemen ini dianggap perlu karena melihat dari data PISA yang menjelaskan bahwa Indonesia menjadi negara yang mendapatkan skor terendah kedua dalam aspek membaca. Data tersebut didukung dengan kenyataan di lapangan, siswa kelas rendah khususnya kelas III masih mengalami kesulitan membaca dan menulis permulaan. Salah satu faktor anak masih mengalami kesulitan dalam penguasaan keterampilan membaca dan menulis permulaan adalah kurangnya bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran.

Berdasarkan alasan tersebut peneliti berusaha mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1. Penyusunan buku suplemen ini dengan memetakan KD dari kurikulum KBK dan KTSP yang memuat keterampilan membaca dan menulis permulaan yang seharusnya dikuasai oleh siswa kelas III semester 1. Setelah menentukan KD, kemudian menganalisis indikator yang hendak dicapai bedasarkan KD yang telah dibuat. Pembuatan buku suplemen juga mempehatikan tingkat perkembangan anak kelas rendah sehingga kegiatan belajar di dalamnya bervariasi dan untuk menganalisis kebutuhan buku suplemen membaca menulis permulaan untuk siswa kelas III semester 1 digunakan daftar wawancara.


(63)

Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator buku suplemen membaca menulis permulaan, dipergunakan untuk melakukan validasi buku suplemen yang telah dibuat oleh peneliti. Lembar kuesioner tersebut diisi oleh dua validator ahli bahasa Indonesia, dua guru kelas III dan 6 siswa kelas III. Masukan dari hasil validasi melalui kuesioner digunakan untuk melakukan revisi atas buku suplemen yang dibuat. Bahan ajar yang ingin dikembangkan oleh peneliti pun belum sempurna dan masih perlu perbaikan.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

2.4.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II?

2.4.2 Bagaimana kualitas buku suplemen membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II menurut pakar bahasa Indonesia SD?

2.4.3 Bagaimana kualitas buku suplemen membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II menurut guru SD bahasa Indonesia?

2.4.4 Bagaimana kualitas buku suplemen membaca dan menulis dalam muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD N Gelaran II menurut hasil uji coba terbatas?


(64)

44

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian R&D (Research and Development), yang dikenal sebgai jenis penelitian dan pengembangan. Jenis penelitian dan pengembangan (R&D) ini adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Langkah penelitian Research and Development (R & D) seperti yang telah diungkapkan oleh Bord and Gall memiliki 10 tahapan, yaitu adanya indikasi potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, uji coba pemakaian, revisi produk, uji coba produk, revisi desain, revisi produk, dan produksi masal (Sugiyono, 2008:298-311). Berikut bagan langkah penelitian Bord and Gall.

Bagan 3.1 Langkah Penelitian Bord and Gall Potensi dan

Masalah

Pengumpulan data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Ujicoba

Produk Revisi

Produk Ujicoba

Pemakaian


(65)

3.2 Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan dalam penelitian ini menggunakan prosedur yang menghasilkan desain produk hasil uji coba terbatas berupa buku suplemen. Pengembangkan produk ini dengan melalui prosedur penelitian pengembangan hasil modifikasi antara model pengembangan Kemp dalam Trianto (2009: 179) dan langkah penelitian pengembangan Borg dan Gall dalam Sugiyono (2010: 409). Ketujuh langkah prosedur pengembangan tersebut yaitu, langkah (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, (5) revisi desain, (6) uji coba desain, (7) revisi desain sampai menghasilkan desain produk hasil uji coba terbatas buku suplemen membaca menulis permulaan muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1. Peneliti menggunakan 7 langkah prosedur pengembangan dikarenakan keterbatasan waktu dalam melakukan penelitian. Berikut ini peneliti akan menjelaskan langkah prosedur pengembangan berserta keterangan secara lengkap pada gambar di bawah ini.


(66)

Gambar 3.1 Langkah – Langkah Pengembangan Buku Suplemen Bahasa Indonesia Kelas III Semester 1

3.2.1 Potensi dan Masalah

Penelitian ini bermula dari adanya potensi dan masalah yang ditemukan di lapangan. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui adanya potensi dan permasalahan. Kegiatan analisis kebutuhan dilaksanakan


(1)

115

Rekapitulasi Jawaban Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Siswa

No Pernyataan 1 2 3 4 5 6 TUJUAN DAN PENDEKATAN

1 Buku suplemen menggunakan

bahasa yang mudah dipahami 5 5 4 5 4 5 2 Petunjuk dalam buku suplemen

mudah dipahami 4 4 5 4 5 5 3 Ukuran dan jenis huruf dalam buku

suplemen cukup jelas dan mudah

dibaca siswa 4 4 5 5 4 5 4 Gambar dan foto dalam buku

suplemen jelas dan menarik 4 5 5 4 5 5 5 Buku suplemen dapat

mempermudah siswa dalam belajar

mandiri 5 4 4 5 5 4

6 Buku suplemen disusun dari yang

mudah ke yang sulit 4 5 5 4 4 5 7 Buku suplemen membuat siswa

senang dan berminat dalam belajar 5 5 5 5 4 4 8 Buku suplemen membuat siswa

senang dan berminat dalam belajar 5 5 4 5 5 4 9 Buku suplemen sesuai dengan

keadaan lingkungan siswa 4 5 5 5 5 4 10 Buku suplemen sesuai dengan yang

dibutuhkan siswa 5 5 5 5 4 5 11 Buku suplemen mengandung bentuk

kegiatan/latihan yang

bermacam-macam 5 5 5 4 5 5

12 Ruang lingkup materi buku

suplemen sesuai dengan waktu yang

tersedia 5 4 4 5 4 5 13 Buku suplemen mempermudah

siswa membaca dan menulis dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran 5 4 4 5 5 4 Jumlah 60 61 60 61 59 60 Rata – rata 4,62 4,62 4,62 4,62 4,54 4,62 Rata – rata total 4,60


(2)

116

Rekapitulasi Jawaban Uji Keterbacaan Kuesioner Validasi Produk oleh Pakar dan Guru

Data Skor Validasi Ahli Pakar Membaca dan Menulis Permulaan Pakar Skor Validasi Pakar MMP (

) Nama Pakar Institusi Pakar

Pakar 1 - Universitas Sanata Dharma Pakar 2 - Universitas Sanata Dharma

Data Skor Validasi Guru Kelas untuk Membaca dan Menulis Permulaan

Guru

kelas Nama Guru SD Nama SD Alamat SD

Skor validasi guru kelas (

) 3 Agung Nugroho , S.

Pd

SD Negeri Candibaru 1

Kerdon, Jatiayu, Karangmojo,

Gunung Kidul

3 Edi Priyanto, S. Pd. SD

SD Negeri Candibaru 1

Kerdon, Jatiayu, Karangmojo,

Gunung Kidul


(3)

117 Foto Penelitian

Gambar 1 Gambar 2

Gambar 3 Gambar 4


(4)

118


(5)

119


(6)

120

CURICULUM VITAE

Cahyani Wardinasari merupakan anak ketiga dari pasangan Suwarno dan Tisnowati. Lahir di Gunungkidul pada tanggal 07 Juni 1994. Penulis memulai pendidikan awal di TK Masyitoh lulus tahun 1999/2000. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Bejiharjo II dan lulus pada tahun2005/2006. Penulis melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya di SMP Negeri 1 Karangmojo dan lulus pada tahun 2008/2009, melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Wonosari lulus tahun 2011/2012, kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2012. Selama menempuh perkuliahan, penulis aktif mengikuti perlombaan menari dengan UKM Grisadha baik Peksimida (Pekan Seni Mahasiswa Daerah) maupun Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional) tahun 2014 dan mengikuti work shop yang diadakan oleh kampus. Selain itu, penulis juga pernah mewakili kampus dan sebagai duta penari Indonesia untuk mengikuti