Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1 SD Puluhan.

(1)

ABSTRAK

Septiani, Dewi. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa

Indonesia Untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Puluhan. Skripsi.

Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.

Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa kelas rendah. Keterampilan membaca dan menulis dapat dipelajari dengan menggunakan bahan ajar. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan perkembangan bahasa anak, kegiatan yang variatif, kontekstual, dan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai EYD.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan buku suplemen ini menggunakan modifikasi antar prosedur pengembangan bahan ajar Dick and Carey dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Modifikasi produk tersebut terdiri dari 7 langkah yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk akhir. Ketujuh langkah tersebut kemudian menghasilkan desain produk final berupa buku suplemen. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD N Nglahar dan SD Puluhan, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh dua orang pakar, dua guru kelas II SD, dan 6 Siswa kelas II SD sebagai subjek uji coba.

Berdasarkan hasil validasi, validasi pakar memperoleh skor sebesar 3,85. Guru kelas II SD memperoleh skor sebesar 4,6. Subjek uji coba sebesar 4,07. Rerata

skor validasi yaitu 4,17 dengan kategori “Baik”. Hal tersebut ditinjau dari aspek (1)

tujuan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) language /isi kebahasaan, (4)

language skill/keterampilan, dan (5) metodologi. Dengan demikian, buku suplemen

yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1.

Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen muatan pelajaran bahasa Indonesia, membaca dan menulis permulaan.


(2)

ABSTRACT

Septiani, Dewi. (2016). The Development of Indonesian Supplement Books For

Second Grade at First Semester of SD Puluhan. A Thesis. Yogyakarta:

Elementary Teacher Education Study Program. Universitas Sanata Dharma.

Reading and writing are skills which are needed by students in their initial year. Reading and writing skills could be studied through the learning material given inside the classroom. The main purpose of the study was to develop a product which was in the form of supplement book of Indonesian Language subject that was developed with regard to develop of children’s language, varied activity, context based, and the use of the appropriate form of Bahasa Indonesia based on Ejaan Yang

Disempurnakan (Enhanced Spelling).

This study was a developmental research. The development of the supplement book used the modification among the teaching material development procedure by Dick & Carey and research development procedure by Borg & Gall. These product modifications consisted of at least seven steps, they were: (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop primary form of product, (4) preliminary field, (5) main product revision, (6) main field testing, and (7) operasional product revision. Those seven steps obtained the design of the final product which was in the form of supplement book. The research instrumens of the study were interview protocol of need analysis and questionnaire. Interview was conducted in order to give the need analysis for the second grade classroom teacher of SD N Nglahar and SD Puluhan, whilst questionnaire was given to validate the quality of teaching material done by two experts, two classroom second grade teacher of elementary school, and six second grade students as the research subject.

Based on the validation result, the point of the expert validation was 3,85. The point of the second grade teacher was 4,6. The subject of study’s point was 4,07. The average point of validation was 4,17 with “Good” category. The result was reviewed from some aspect which were (1) the purpose of the approach, (2) the design and organization, (3) the language content, (4) language skill and (5) methodology. Therefore, the developed supplement book was worth using as the teaching materials of Indonesian Language subject for the second grade of the elementary students. Keywords: research and development (R & D), the Indonesian supplement book, reading and writing skills for children/ (beginer)/ (elementary school students)


(3)

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 1 SD PULUHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Dewi Septiani NIM. 121134102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 1 SD PULUHAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Dewi Septiani NIM. 121134102

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

ii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 1 SD PULUHAN

Oleh:

Dewi Septiani NIM : 121134102

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Puji Purnomo, M.Si. Tanggal: 19 Januari 2016

Pembimbing II


(6)

iii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK SISWA KELAS II SEMESTER 1 SD PULUHAN

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Dewi Septiani

NIM. 121134102

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 28 Januari 2016

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Tanda Tangan

Ketua : Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ...

Anggota : Drs. Puji Purnomo, M.Si. ...

Anggota : Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. ... Anggota : Brigitta Erlita Tri Anggadewi, M.Psi ...

Yogyakarta, 28 Januari 2016

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini saya persembahkan kepada:

TRI TUNGGAL MAHA KUDUS

Sumber kekuatan dan harapanku

Ibu dan Bapak tercinta

Ibu Valentina Ngadinem dan Ag. Slamet Sujamal

yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan

Kangmas Stefanus Dyan Indriyawan, Mbakyu Benedicta Dian Alfanda, dan Eufemia

Ellena Alexandra, Keluarga Tonorejo dan Soma Inangun yang mendoakan selalu.

Teman Dekat dan Sahabat-sahabat yang selalu memberi penghiburan Siska, Septy,

Nia, Sita,Titin, Vita, Dias, Mas Bayu Prasetyo, serta semua pihak yang mendukung.

Terimakasih atas segala semangat, perhatian, bantuan dan kasih sayang yang telah

diberikan.


(8)

v

MOTTO

All is Well

Gusti Mboten Sare

Hari Ini Harus Lebih Baik Daripada Hari Kemarin

“Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataan

-

Mu”

-

Lukas 1:38”

“Manusia hidup untuk menghidupkan orang

lain”

-Sam Ratulangi-

Tuhan memberikan masalah berikut dengan solusinya


(9)

-anonim-vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang sudah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 19 Januari 2016 Peneliti


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dewi Septiani

Nomor Induk Mahasiswa : 121134102

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

Pengembangan Buku SuplemenMuatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Puluhan

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 19 Januari 2016 Yang Menyatakan,


(11)

viii

ABSTRAK

Septiani, Dewi. (2016). Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran

Bahasa Indonesia Untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Puluhan.

Skripsi. Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.

Membaca dan menulis merupakan keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa kelas rendah. Keterampilan membaca dan menulis dapat dipelajari dengan menggunakan bahan ajar. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan suatu produk berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yang sesuai dengan perkembangan bahasa anak, kegiatan yang variatif, kontekstual, dan menggunakan bahasa Indonesia yang sesuai EYD.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan. Pengembangan buku suplemen ini menggunakan modifikasi antar prosedur pengembangan bahan ajar Dick and Carey dan prosedur penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Modifikasi produk tersebut terdiri dari 7 langkah yaitu: (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk akhir. Ketujuh langkah tersebut kemudian menghasilkan desain produk final berupa buku suplemen. Instrumen dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan dan kuesioner. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas II SD N Nglahar dan SD Puluhan, sedangkan kuesioner digunakan untuk validasi kualitas bahan ajar oleh dua orang pakar, dua guru kelas II SD, dan 6 Siswa kelas II SD sebagai subjek uji coba.

Berdasarkan hasil validasi, validasi pakar memperoleh skor sebesar 3,85. Guru kelas II SD memperoleh skor sebesar 4,6. Subjek uji coba sebesar 4,07.

Rerata skor validasi yaitu 4,17 dengan kategori “Baik”. Hal tersebut ditinjau dari

aspek (1) tujuan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) language /isi kebahasaan, (4) language skill/keterampilan, dan (5) metodologi. Dengan demikian, buku suplemen yang dikembangkan sudah layak digunakan sebagai bahan ajar muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1. Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, buku suplemen muatan pelajaran


(12)

ix ABSTRACT

Septiani, Dewi. (2016). The Development of Indonesian Supplement Books For

Second Grade at First Semester of SD Puluhan. A Thesis. Yogyakarta:

Elementary Teacher Education Study Program. Universitas Sanata Dharma.

Reading and writing are skills which are needed by students in their initial year. Reading and writing skills could be studied through the learning material given inside the classroom.The main purpose of the study was to develop a product which was in the form of supplement book of Indonesian Language subject that was developed with regard to develop of children’s language, varied activity, context based, and the use of the appropriate form of Bahasa Indonesia based on Ejaan Yang Disempurnakan (Enhanced Spelling).

This study was a developmental research. The development of the supplement book used the modification among the teaching material development procedure by Dick & Carey and research development procedure by Borg & Gall. These product modifications consisted of at least seven steps, they were: (1) research and information collecting, (2) planning, (3) develop primary form of product, (4) preliminary field, (5) main product revision, (6) main field testing, and (7) operasional product revision. Those seven steps obtained the design of the final product which was in the form of supplement book. The research instrumens of the study were interview protocol of need analysis and questionnaire. Interview was conducted in order to give the need analysis for the second grade classroom teacher of SD N Nglahar and SD Puluhan, whilst questionnaire was given to validatethe quality of teaching material done by two experts, two classroom second grade teacher of elementary school, and six second grade students as the research subject.

Based on the validation result, the point of the expert validation was 3,85. The point of the second grade teacher was 4,6. The subject of study’s point was 4,07. The average point of validation was 4,17 with “Good” category. The result was reviewed from some aspect which were (1) the purpose of the approach, (2) the design and organization, (3) the language content, (4) language skill and (5) methodology. Therefore, the developed supplement book was worth using as the teaching materials of Indonesian Language subject for the second grade of the elementary students.

Keywords: researchand development (R & D), the Indonesian supplement book, reading and writing skills for children/ (beginer)/ (elementary school students)


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan kesehatan pada peneliti, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II SD Puluhan” dapat peneliti selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ. B.S.T. MA. selaku Kepala Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah membantu peneliti dengan baik. 6. Suradaludin, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Puluhan yang telah

memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.

7. Pakar Bahasa Indonesia yang telah memberikan saran, masukan, dan pendapat dalam proses validasi produk sehingga produk dapat disusun dan dikembangkan dengan maksimal.

8. Yudi Heriana Tantri, M.Pd. selaku guru kelas II SD Puluhan yang telah membantu dalam melakukan validasi dan membantu selama penelitian berlangsung di sekolah.

9. Heni Suprapti selaku guru kelas II SD N Nglahar yang telah membantu dalam melakukan validasi.

10.Seluruh siswa kelas II SD Puluhan yang telah membantu selama penelitian berlangsung.


(14)

xi

11.Kedua orang tuaku, Valentina Ngadinem dan Ag. Slamet Sujamal yang selalu memberi semangat, doa dan dukungan.

12.Kangmas dan Mbakyu Dyan dan Dian serta Ellena yang memberi semangat dan mendoakan.

13.Teman dekat, sahabat-sahabat, saudara-saudara dan teman-teman skripsi payung pengembangan buku suplemen.

14.Teman-teman PGSD angkatan 2012 dan semua yang pernah berdinamika selama masa perkuliahan.

15.Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungan.

Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka peneliti sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya peneliti mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 19 Januari 2016

Peneliti

Dewi Septiani


(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Definisi Operasional... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 9

2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ... 9

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah ... 11

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah... 15

2.1.4 Bahan Ajar ... 20


(16)

xiii

2.2.1 Penelitian tentang Buku Suplemen ... 24

2.2.2 Penelitian tentang Keterampilan Membaca dan Menulis ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 29

2.4 Pertanyaan Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1 Jenis Penelitian ... 31

3.2 Prosedur Pengembangan ... 32

3.2.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal ... 33

3.2.2 Perencanaan... 34

3.2.3 Pengembangan Produk Awal ... 35

3.2.4 Uji Coba Awal ... 35

3.2.5 Revisi Produk ... 36

3.2.6 Uji Coba Lapangan ... 36

3.2.7 Revisi Produk ... 36

3.3 Setting Penelitian ... 37

3.3.1 Subjek Penelitian ... 37

3.3.2 Objek Penelitian ... 37

3.3.3 Lokasi Penelitian ... 38

3.3.4 Waktu Penelitian ... 38

3.4 Uji Validasi Produk ... 38

3.4.1 Uji Validasi Produk oleh Pakar ... 38

3.4.2 Uji Validasi Produk melalui Uji Coba Lapangan ... 38

3.5 Instrumen Penelitian... 39

3.5.1 Jenis Data ... 39

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 39

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.6.1 Teknik Non-Tes ... 43

3.7 Teknik Analisis Data ... 45

3.7.1 Data Kualitatif ... 45


(17)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

4.1 Analisis Kebutuhan ... 49

4.1.1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 49

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 52

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 53

4.2.1 Sampul Buku Suplemen ... 53

4.2.2 Isi Buku Suplemen ... 54

4.3 Data Uji Coba Awal dan Revisi Produk ... 60

4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia dan Revisi Produk ... 60

4.3.2 Data Validasi Guru Kelas II dan Revisi Produk ... 61

4.4 Data Validasi Uji Coba Lapangan dan Revisi Produk ... 64

4.5 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 65

4.5.1 Sampul Buku Suplemen ... 66

4.5.2 Isi Buku Suplemen ... 67

4.6 Pembahasan ... 69

BAB V PENUTUP ... 73

5.1 Kesimpulan ... 73

5.2 Keterbatasan Pengembangan ... 74

5.3 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Pengembangan Bahan Ajar Dick & Carey ... 23

Gambar 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan... 28

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall ... 32

Gambar 3.2 Prosedur pengembangan yang Digunakan Peneliti ... 33

Gambar 4.1 Cover Buku Suplemen ... 53


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan KBK dan KTSP ... 16

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara ... 40

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validasi Pakar Dan Guru ... 41

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Uji Validasi Untuk Siswa ... 42

Tabel 3.4 Konversi Data Kuantitatif Ke Data Kualitatif Skala Lima ... 46

Tabel 4.1 Hasil Analisis SK dan KD Baru ... 55

Tabel 4.2 Indikator pada Setiap Kegiatan ... 58

Tabel 4.3Hasil Validasi Ahli Pakar ... 60

Tabel 4.4 Komentar Pakar dan Revisi ... 61

Tabel 4.5Hasil Validasi Guru Kelas II SD ... 63

Tabel 4.6 Komentar Guru Kelas II SD dan Revisi ... 63

Tabel 4.7 Hasil Validasi Subjek Penelitian ... 64

Tabel 4.8 Komentar Subjek Penelitian dan Revisi ... 65


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 78

Lampiran 2 Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 79

Lampiran 3 Hasil Validasi Guru Kelas II SD ... 85

Lampiran 4 Hasil Validasi Siswa Kelas II ... 91

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian... 103

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian ... 104

Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian ... 105

Lampiran 8 Biodata Penulis ... 107


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang perlu dikuasi oleh Bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara mempunyai empat fungsi yaitu bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, alat penghubung tingkat nasional, dan alat pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Kuntarto, 2009:3). Bahasa Indonesia juga mengandung nilai-nilai yang luhur, sehingga bahasa Indonesia diajarkan di sekolah. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dapat memenuhi kebutuhan akan bahasa yang seragam dalam pendidikan di Indonesia. Pemakaian bahasa Indonesia dalam pendidikan bukan hanya sebatas pada bahasa pengantar, melainkan pada bahan-bahan ajar juga menggunakan bahasa Indonesia.

Pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah mengajarkan keterampilan berbahasa yang dibutuhkan oleh siswa. Keterampilan berbahasa tersebut terdiri dari empat komponen. Keempat komponen keterampilan berbahasa tersebut adalah keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan, 2009: 187). Keempat keterampilan tersebut memengaruhi satu sama lain. Dalam penggunaannya, mendengarkan dan berbicara termasuk bahasa lisan, sedangkan membaca dan menulis termasuk ke dalam bahasa tertulis (Ngalimun & Alfulaila, 2014: 3).


(22)

Keterampilan mendengarkan dan keterampilan berbicara dapat dipelajari dan dikuasai anak sejak usia dini. Kedua keterampilan itu dapat dipelajari dalam kehidupan sehari-hari mereka karena keterampilan mendengarkan dan berbicara termasuk bahasa lisan yang dapat dipelajari jauh sebelum mereka memasuki bangku sekolah. Keterampilan membaca dan menulis memerlukan pembelajaran khusus dan lebih mendalam. Keterampilan membaca dan menulis mulai diajarkan secara formal saat masuk sekolah.

Dari keempat keterampilan yang ada, keterampilan membaca dan keterampilan menulis lebih difokuskan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Keterampilan membaca merupakan proses keterampilan yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak dilakukan penulis melalui media bahasa tulis (Tarigan, 1987: 7). Membaca bertujuan untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langusng atau tidak secara bertatap muka dengan orang lain. Keterampilan menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan siswa untuk berpikir dan membantu siswa untuk berpikir secara kritis. Keterampilan membaca dan menulisharus diberikan pada kelas-kelas awal di SD. Keterampilan membaca dan menulis ini sangat penting sehingga harus ditanamkan sejak dini. Keterampilan membaca dan menulis di kelas-kelas awal SD dikenal dengan membaca menulis permulaan (MMP) (Ngalimun & Alfulaila, 2014: 3).


(23)

Membaca menulis permulaan (MMP) merupakan dasar utama karena tidak saja digunakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia, tetapi juga digunakan untuk mempelajari pelajaran lain. Sesuai dengan perkembangan bahasa siswa kelas awal, pembelajaran MMP mempunyai tujuan agar siswa terampil membaca dan menulis sederhana. MMP juga bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berbahasa yang dibutuhkan siswa(Ngalimun & Alfulaila, 2014: 3).

Keterampilan membaca dan menulis merupakan keterampilan yang penting. Akan tetapi, kemampuan membaca dan menulis di Indonesia saat ini masih sangat kurang. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh PISA (Programme Internasional for Student Assessment) pada tahun 2012. PISA menyebutkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 64 dari

65 negara dalam kaitannya dengan membaca dan menulis.

(http://www.kompasiana.com/www.febrialdiali.blogspot.com/siswa-indonesia-peringkat-64-dari-65-negara-tapi-paling-bahagia-di-dunia).

Pembelajaran membaca dan menulis tidak akan terlepas dengan adanya bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan dalam mempelajari keterampilan tersebut dapat berupa buku bahan ajar. Buku sebagai bahan ajar juga merupakan salah satu hal yang penting dalam mengajar. Guru harus mempunyai wawasan yang cukup tentang strategi pembelajaran yang diampunya, minimal dalam bentuk panduan yang dapat dipakai sebagai pegangan (Muslich, 2007: 12). Bahan ajar dapat menghemat waktu dalam mengajar, mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi fasilitator, meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih


(24)

efektif dan interaktif, serta menjadi pedoman bagi pendidik (Prastowo, 2014: 139).

Peneliti melihat pentingnya membaca, menulis, dan bahan ajar untuk guru dan siswa. Oleh karena itu, peneliti melakukan wawancara untuk mengidentifikasi kesulitan belajar membaca dan menulis serta kebutuhan bahan ajar. Peneliti melakukan wawancara pada dua sekolah dasar. Kedua SD tersebut adalah SD N Nglahar dan SD Puluhan.

Dalam wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2015, peneliti mewawancari guru kelas II di SD Negeri Nglahar dan SD Puluhan. Guru SD Nglahar menyebutkan 2 dari 11 siswa (18,18%) kurang mampumenguasai keterampilan membaca dan menulis. Sedangkan pada SD Puluhan, 3 dari 18 siswa (16,67%) kurang mampu menguasai keterampilan membaca dan menulis. Kesulitan yang dialami siswa dalam keterampilan membaca yaitu kurangnyakemampuan untuk mengeja dengan menguraikan kata menjadi huruf-huruf. Padaketerampilan menulis, siswa-siswa tersebut sudah mengetahui dan hafal huruf, tetapi kurang mampu menggabungkan huruf-huruf untuk menjadi kata.Selain itu, ada satu siswa yang menulis dengan bentuk huruf masih jauh dari huruf yang baku. Guru di kedua SD tersebut mengatakan bahwa mereka tidak memiliki buku yang digunakan untuk mengembangkan keterampilan membaca dan menulis siswa. Mereka mengatakan bahwa mereka membutuhkan buku di luar buku utama yang digunakan untuk mengajari siswa keterampilan membaca dan menulis.


(25)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peneliti melihat pentingnya keterampilan membaca dan menulis pada siswa SD kelas rendah serta pentingnya bahan ajar untuk melatih keterampilan membaca dan menulis. Oleh karena itu, peneliti mencoba untuk mengembangkan buku suplemen. Buku suplemen yang dikembangkan adalah buku suplemen yang mencakup kebutuhan siswa dan guru

dengan judul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan?

1.2.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan.

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitasbuku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II semester 1SD Puluhan.

1.4 Manfaat Penelitian


(26)

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman peneliti dalam mengatasi kurangnya keterampilan membaca dan menulis. Penelitian ini juga dapat digunakan peneliti untuk belajar membuat buku suplemen yang dibutuhkan oleh siswa agar dapat membantu siswa dalam menguasai keterampilan membaca dan menulis.

1.4.2 Bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan guru untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis pada siswa, sehingga dapat digunakan oleh guru untuk mengatasi permasalahan yang sama dikemudian hari.

1.4.3 Bagi siswa

Penelitian ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan membaca dan menulis. Dengan demikian, penelitian ini menunjang kemampuan siswa dalam memahami pelajaran atau materi lain serta membantu siswa dalam kehidupannya.

1.4.4 Bagi sekolah

Penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan siswa yang berguna bagi kemajuan sekolah. Penelitian ini juga dapat membantu sekolah untuk menyediakan buku-buku yang dapat mendukung keterampilan yang dibutuhkan oleh siswa.


(27)

Penelitian ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia yaitu membaca dan menulis permulaan.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Keterampilan membaca dan menulis permulaan adalah keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh siswa agar dapat memasuki tahap membaca dan menulis yang lebih tinggi yaitu berupa membaca kalimat, membaca cerita sederhana, melengkapi kalimat, dan membuat karangan sederhana. 1.5.2 Buku suplemen adalah bahan ajar berupa buku yang digunakan untuk

melengkapi buku utama yang sudah ada.

1.5.3 Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah bahan ajar berupa buku pelengkapyang dapat digunakan oleh siswa, guru, dan orang tua untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis berisi gambar dan tulisan yang disesuaikan dengan tahap perkembangan anak serta indikator yang mengacu pada keterampilan membaca dan menulis yang ingin dicapai.

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Buku suplemen berisi kata pengantar, kegiatan yang ingin dicapai, petunjuk umum, latihan,review, refleksi, dan daftar referensi.

1.6.2 Buku suplemen mengandung kegiatan yangsesuai dengan perkembangan bahasa anak yaitu disusun dari hal-hal yang sederhana menuju hal-hal yang kompleks, konkret, dan menarik.


(28)

1.6.3 Buku suplemen bersifat kontekstual dengan anak, yaitu disusun dengan menghubungkan dunia sekitar anak, sehingga anak lebih mudah dalam memahami materi.

1.6.4 Buku suplemen dilengkapi dengan CD berisi materi dikte sesuai dengan kegiatan yang ada sebagai media yang mendukung pembelajaran anak. 1.6.5 Buku suplemen menggunakan Bahasa Indonesia dengan memperhatikan

EYD yaitu menggunakan huruf kapital pada materi yang sesuai dan kalimat yang mengandung subjek predikat.


(29)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah

Setiap manusia pasti mengalami perkembangan. Tahap perkembangan menurut Piaget dibagi menjadi empat tahap. Keempat tahap tersebut yaitu, (1) tahap sensorimotor yang berlangsung sejak lahir sampai usia 2 tahun, (2) tahap praoperasional yang berlangsung dari usia 2 tahun sampai dengan 7 tahun, (3) tahap operasional konkret yang berlangsung dari usia 7 tahun sampai dengan 11 tahun, (4) tahap operasional formal yang berlangsung pada usia 11 tahun sampai dengan dewasa (Dahar, 2011:136).

Tahap perkembangan yang pertama disebut tahap sensorimotor, terjadi pada usia 0-2 tahun. Tahap ini ditandai dengan adanya refleks-refleks sederhana pada bayi yang baru lahir dan pada usia 2 tahun anak memulai pikiran simbolis yang menggambarkan bahasa anak usia dini (Salkind, 2009: 327). Pada tahap sensorimotor, anak banyak menggunakan indera-indera untuk berkembang dalam dunianya sendiri. Selama periode ini konsep anak tentang objek masih berubah-ubah, dan anak belum mengenal konsep ruang dan waktu (Dahar, 2011: 137). Pada tahap ini Piaget mengatakan ada enam subtahap yaitu, penggunaan refleks-refleks awal, reaksi siklus primer, reaksi siklus sekunder, koordinasi skemata sekunder, reaksi siklus tersier, dan representasi simbolik. Inteligensi pada tahap ini berdasarkan pada pengalaman perseptual (Salkind, 2009: 328).


(30)

Tahap kedua adalah tahap praoperasional konkret, berlangsung pada usia 2-7 tahun. Seorang anak pada tahap praoperasional dapat merekayasa simbol-simbol yang merepresentasikan objek-objek dalam dunia nyata seperti bahasa. Permulaan dan perkembangan bahasa merupakan perkembangan yang sangat penting pada tahap ini. Karakteristik dari tahap ini adalah munculnya sistem bahasa yang canggih, penalaran egosentris, dan pemikiran yang terbatas pada persepsi indera (Salkind, 2009: 328).

Tahap ketiga adalah tahap operasional konkret dengan usia anak 7-11 tahun. Tahap ini merupakan tahap awal anak untuk berpikir rasional. Hal ini berarti anak dapat melakukan operasi-operasi logis untuk menyelesaikan masalah-masalah konkret. Anak sudah dapat menghadapi masalah-masalah yang bertentangan dengan pikiran dan persepsi. Jika ada masalah, anak lebih memilih keputusan logis. Pada tahap operasional konkretini anak membutuhkan pengalaman langsung agar dapat memecahkan masalah (Widyastono, 2014: 29). Pada tahap ini anak mampu melaksanakan konservasi, menjalankan operasi, dan menguasai berbagai macam tugas kognitif. Pada tahap ini, struktur kognitif anak jauh lebih berkembang, namun anak masih sering berada pada batas-batas persepsinya.

Tahap yang keempat adalah tahap operasional formal dengan usia lebih dari 11 tahun. Tahap ini ditandai dengan kepekaan anak terhadap orang lain, kemampuan untuk menghadapi pertentangan, dan kemampuan untuk menangani logika dan permutasi.Tahap operasional formal ini dilalui ketika anak sudah dapat melakukan operasi-operasi konkret untuk membentuk operasi-operasi yang lebih


(31)

kompleks. Anak juga tidak memerlukan benda-benda untuk membantunya. Anak sudah dapat berpikir abstrak.

Berdasarkan pernyataan di atas, siswa SD usia 7-11 tahun berada pada tahap yang ketiga yaitu tahap operasional konkret. Siswa yang berada tahap operasional konkret membutuhkan banyak latihan keterampilan konkret agar dapat menguasai keterampilan membaca dan menulis. Latihan keterampilan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan buku suplemen. Jadi, siswa kelas II SD membutuhkan buku suplemen dalam melatih keterampilan membaca dan menulis secara konkret.

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD kelas rendah

Bahasa memiliki peranan yang besar dalam kehidupan sehari-hari untuk melakukan komunikasi. Komunikasi dilakukan untuk berhubungan dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan menggunakan bahasa. Setiap orang mengalami perkembangan bahasa. Teori mengenai perkembangan bahasa disampaikan oleh Chomsky. Chomsky menyebutkan beberapa tahap perkembangan bahasa (Crain, 2007: 528-532), yaitu:

2.1.2.1Bahasa Awal

Bahasa pada bayi sejak lahir dimulai dengan gerakan-gerakan tubuh yang sangat halus sebagai respon terhadap ucapan. Gerakan bayi menjadi beragam sesuai ikatan suara dan kata-kata dari ucapan tersebut. Pada usia satu bulan, bayi mulai mendeguk dan menjekut. Pada usia enam bulan bayi mulai meraba dan membuat suara-suara getaran.


(32)

2.1.2.2Pengucapan Satu-Kata

Pada usia sastu tahun, bayi mulai memproduksi kata-kata tunggal. Mereka menggunakan kata tunggal untuk mengekspresikan seluruh kalimat. Satu kata yang diucapkan seorang bayi mengandung banyak makna yang disesuaikan dengan konteks saat itu.

2.1.2.3Pengucapan Dua-Kata

Pada usia satu setengah tahun, anak-anak meletakkan dua kata bersama-sama. Bahasa anak dengan usia tersebut juga menunjukkan struktur tertentu. Anak memiliki pengetahuan dasar tentang hubungan objek-kata kerja-dan objek.

2.1.2.4Pengembangan Gramatika

Pada usia dua sampai tiga tahun, anak biasanya menggunakan tiga atau lebih kata secara bersamaan. Ucapan anak biasanya sudah dapat mengikuti S-P-O. Selama tahap ini anak juga mulai suka menggunakan akhiran kata.

2.1.2.5Perubahan-perubahan

Pada usia tiga sampai dengan enam tahun, gramatika anak berubah dengan cukup kompleks. Pada tahap ini anak banyak mengalami perubahan-perubahan. Anak-anak tidak dapat menguasai operasi-operasi pengubahan kalimat sekaligus. 2.1.2.6Mendekati Gramatika Orang Dewasa.

Pada usia lima atau enam tahun, banyak aspek gramatika yang mereka kuasai. Mereka tampak kesulitan dengan menggunakan kalimat pasif sampai usia tujuh atau lebih. Sementara pada usia lima sampai sepuluh tetap penting menentukan kemampuan gramatika anak yang paling halus dan kompleks.


(33)

Bahasa yang digunakan tergantung dengan kebiasaannya sehari-hari. Setiap orang melewati tahap-tahap pemerolehan bahasa, meskipun secara umum tahapan yang diperoleh biasanya mempunyai urutan tertentu. Tahap perkembangan perolehan bahasa dapat dibagi menjadi tiga urutan yaitu, (1) perkembangan prasekolah, (2) perkembangan ujaran kombinatori, (3) perkembangan masa sekolah (Tarigan, 1988: 14).

2.1.2.7Perkembangan Prasekolah

Perkembangan pemerolehan bahasa anak sebelum sekolah terdiri dari perkembangan linguistik, tahap satu kata, dan ujaran kombinasi permulaan (Tarigan, 1988: 14). Perkembangan linguistik merupakan bahasa yang digunakan anak sejak lahir. Bahasa yang digunakan adalah simbol-simbol dan vokalisasi. Selanjutnya bahasa anak berkembang menjadi tahap satu kata. Tahap tersebut disebut tahap satu katakarena dengan kata yang begitu sedikit anak mampu mengekspresikan begitu banyak arti. Tahap selanjutnya adalah ujaran kombinatori permulaan yaitu bertambahnya kata-kata yang digunakan anak ketika akan mengatakan sesuatu. Panjang ucapan anak kecil merupakan indikator perkembangan bahasa yang lebih baik.

2.1.2.8Perkembangan Ujaran Kombinatori

Perkembangan ini mencakup perkembangan negatif, perkembangan interogatif, perkembangan penggabungan kalimat, dan perkembangan sistem bunyi. Perkembangan negatif adalah penggunaan kata tidak yang digunakan untuk noneksistensi, penolakan, atau penyangkalan. Perkembangan interogatif digunakan untuk menuntut informasi atau menagih keterangan. Perkembangan ini


(34)

mempunyai tiga tipe struktur yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban ya/tidak, pertanyaan yang menuntut informasi, dan pertanyaan yang menuntut jawaban salah satu dari yang berlawanan. Anak-anak pada tahap ini mempelajari ucapan-ucapan yang merupakan pertanyaan, hal yang ditanyakan, dan cara mengemukakan pertanyaan (Tarigan, 1988: 23-24).

Perkembangan penggabungan kalimat tahap ini lebih rumit lagi. Tahap ini memperlihatkan sarana atau cara pengembangan penggabungan kalimat anak melalui beberapa dimensi yaitu penggabungan dua klausa setara menuju yang tidak setara, klausa utama yang tidak tersela menuju penggunaan klausa yang tersela, susunan klausa yang memuat kejadian tetap menuju susunan klausa yang bervariasi, serta penggunaan perangkat semantik-sintaksis yang kecil menuju perangkat yang lebih luas (Tarigan, 1988: 25). Pada pemerolehan sistem bunyi, terdapat gerak dari pembuatan bunyi ke arah pembuatan pengertian. Pembuatan pembedaan atas dua bunyi dapat dikenali selama tahun pertama yaitu periode vokalisasi dan prameraban serta periode meraban. Vokalisasi mencakup berbagai bunyi dan belum memperlihatkan suatu pola.

2.1.2.9Perkembangan Masa Sekolah

Perkembangan bahasa ini berada pada masa ketika anak-anak sudah sekolah. Baik sekolah awal seperti TK atau SD kelas rendah. Selama masa-masa sekolah anak mengembangkan dan memakai bahasa secara unik dan universal. Hal tersebut dapat menandai dan memberinya ciri sebagai pribadi yang nyata dalam masyarakat tersebut. Perkembangan bahasa pada masa-masa sekolah


(35)

terutama dapat dibedakan dalam tiga bidang yaitu struktur bahasa, pemakaian bahasa, dan kesadaran metalinguistik (Tarigan, 1988: 29).

Struktur bahasa ini mengalami perluasan dan penghalusan terus-menerus mengenai semantik dan sintaksis. Tarafnya menuju ke taraf yang lebih kecil seperti fonologi. Pemakaian bahasa dapat meningkatkan kemampuan menggunakan bahasa secara lebih efektif dan melayani aneka fungsi dalam situasi-situasi komunikasi yang beraneka ragam. Kesadaran metalinguistik berkaitan dengan pertumbuhan kemampuan untuk memikirkan, mempertimbangkan, dan berbicara mengenai bahasa sebagai sandi atau kode formal (Tarigan, 1988: 29).

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa semua pemerolehan bahasa berlangsung secara bertahap dan terus-menerus. Hal tersebut dapat terjadi karena pengalaman anak bersambung dan meluas. Dengan demikian, sekolah mempunyai peranan yang penting dalam mengembangkan bahasa siswanya.

2.1.3 Karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah

2.1.3.1Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia diajarkan di sekolah karena bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa pengantar pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan (Kuntarto, 2009: 3).Dengan demikian, bahasa Indonesia perlu diajarkan pada siswa SD. Pelajaran Bahasa Indonesia ini sudah ada sejak SD kelas rendah. Kurikulum Berbasis Kompetensimenentukan untuk kelas I dan II, dari 27 jam pelajaran perminggu, pada dasarnya dapat diatur dengan komposisi 50%


(36)

untuk membaca dan menulis permulaan, serta berhitung (Widyastono, 2014: 74). Penekanan mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah pada aspek peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan. Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra.

2.1.3.2Perbandingan SK dan KD dari KBK dan KTSP

Widyastono menjelaskan dalam bukunya (2014: 62) KBK atau kurikulum 2004 adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi yang dibakukan dan cara pencapaiannya disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan daerah (Depdiknas, 2003a). Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi berlandaskan pada fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana yang tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SNP (Widyastono, 2014: 70). Kurikulum 2006 atau KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah (Widyastono, 2014: 90). Penyusunan KTSP dipercayakan pada setiap tingkat satuan pendidikan. Penyusunan KTSP tersebut dengan memperhatikan acuan operasional (Muslich, 2007: 20).

Tabel 2.1 Perbandingan KBK dan KTSP

KBK KTSP

Membaca Materi Pokok

1. Beberapa kalimat dalam teks (150 kata)

2. Buku cerita (150 kata) Kompetensi Dasar

- Dapat membaca nyaring (didengar siswa lain) kalimat demi kalimat dalam teks, menggunakan lafal dan intonasi yang tepat sehingga dapat dipahami

Standar Kompetensi

1. Memahami teks pendek dengan membaca lancar dan membaca puisi anak.

Kompetensi Dasar

1.1 Menyimpulkan isi teks pendek (10-15 kalimat) yang dibaca dengan


(37)

orang lain. membaca lancar.

1.2 Menjelaskan isi puisi anak yang dibaca.

Menulis Materi Pokok

1. Kalimat yang didiktekan 2. Kalimat rumpang 3. Kegemaran

4. Kegiatan sehari-hari Kompetensi Dasar

- Dapat menuliskan beberapa kalimat yang didiktekan guru atau teman secara benar, menggunakan huruf lepas dengan memperhatikan cara penulisan yang benar.

- Dapat melengkapi kalimat yang belum selesai dengan benar.

- Dapat menuliskan pengalaman yang berkaitan dengan kegemaran atau kegiatan sehari-hari secara runtut dan jelas, menggunakan huruf lepas dengan memperhatikan cara penulisan yang benar.

Standar Kompetensi

2. Menulis permulaan melalui kegiatan melengkapi cerita dan dikte.

Kompetensi Dasar

2.1 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yang tepat.

2.2 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan guru dengan menggunakan huruf tegak bersambung dan memperhatikan penggunaan huruf kapital dan tanda titik.

2.1.3.3Metode Pembelajaran Membaca dan Menulis Permulaan

Membaca dan menulis permulaan dapat dilatih dengan berbagai metode. Metode pembelajaran membaca dan menulis permulaan memiliki beberapa langkah. Berikut ini adalah langkah-langkah belajar membaca dan menulis permulaan (Karli, 2010: 62-84).

2.1.3.3.1 Belajar Membaca tanpa Buku

Awali KBM yang dapat merangsang dan menggali pengalaman anak (sapaan, percakapan, nyanyian atau demonstrasi). Pilihlah variasi kegiatan seperti: menunjukkan gambar, menemukan gambar, anak bercerita dengan bahasa sendiri, memperkenalkan bentuk tulisan melalui gambar, membaca tulisan bergambar, memperkenalkan huruf, suku kata, kalimat (Karli, 2010: 62-84).


(38)

2.1.3.3.2 Belajar Membaca Menggunakan Buku

Pertama dapat diawali dengan membaca buku pelajaran (paket). Guru juga dapat memberi kesempatan pada anak untuk melihat isi buku terutama gambarnya. Guru memberi penjelasan tentang buku tersebut misalnya: warna, jilid, tulisan, dan cara membuka halaman buku agar buku tidak rusak. Siswa juga dapat diberi penjelasan tentang fungsi dan kegunaan angka-angka yang menunjukkan halaman buku. Anak diajak untuk memusatkan perhatian pada salah satu teks yang terdapat pada halaman tertentu. Jika bacaan itu disertai gambar, sebaiknya terlebih dulu guru bercerita tentang gambar. Dengan demikian, pembelajaran membaca dapat dimulai (Karli, 2010: 62-84).

2.1.3.3.3 Membaca Buku dan Majalah Anak yang Sudah Terpilih

Pertimbangkan taraf kemampuan anak, asas kebermaknaan, kebermanfaatan, kemenarikan, dan kemudahan pemerolehan, untuk menumbuhkan minat baca anak (Karli, 2010: 62-84).Membaca bacaan melalui kegiatan secara berkelompok atau kegiatan anak secara perorangan (Karli, 2010: 62-84).Pengenalan huruf diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalan yang benar. Pelatihan indera anak dalam mengenal dan membeda-bedakan bentuk gambar atau tulisan (Karli, 2010: 62-84).

2.1.3.3.4 Latihan Menulis Permulaan untuk Anak SD Kelas I-II

Latihan diawali dengan berlatih menggunakan pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.Latihan gerak tangan, mula-mula melatih gerakan tangan di udara dengan telunjuk sendiri atau dengan bantuan alat seperti pensil. Kemudian, latihandilanjutkan dengan berlatih di buku latihan disertai kegiatan


(39)

cerita. Misalnya, membuat lingkaran cerita tentang telur,dsb.Latihan mengeblat yaitu menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang sudah ada. Latihan menghubungkan tanda titik yang membentuk tulisan.Latihan menarik garis atau lengkung diawali dengan cerita dari guru. Latihan menatap bentuk tulisan untuk mengkoordinasi antara mata, ingatan, dan jemari anak untuk menulis sehingga anak dapat menyimpan bentuk kata/huruf dalam benaknya dan memindahkannya ke jari jemari tangan.Latihan menyalin, latihan ini hendaknya diberikan setelah dipastikan anak mengenal huruf dengan baik. Anak kelas 1 SD semester 1 menulis lepas dahulu selanjutnya semester 2 anak belajar menulis tegak bersambung.Latihan menulis tegak bersambung gunakan buku bergaris khusus untuk menulis tegak bersambung (untuk pemula gunakan garis tiga yang ukurannya besar sekitar ±5 mm).Latihan dikte/imla dimaksudkan agar siswa terlatih untuk mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan, dan jari-jari ketika menulis.Latihan memberi tanda baca seperti titik, koma, tanya tanya dan tanda seru untuk kalimat yang ditulis sejak awal (Karli, 2010: 62-84).

Berdasarkan dari pernyataan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa materi membaca dan menulis kelas II SD memerlukan berbagai latihan keterampilan. Metode untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis mempunyai tahap-tahap tertentu. Tahap-tahap ini perlu dilakukan agar siswa dapat menguasai keterampilan membaca dan menulis.


(40)

2.1.4 Bahan Ajar

2.1.4.1Macam-macam Bahan Ajar

Bahan ajar terdiri dari berbagai macam jenis. Salah satu bentuk bahan ajar tersebut berbentuk cetak. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Prastowo, 2014: 187).

2.1.4.2Model Pengembangan Bahan Ajar

Model pengembangan yang ada saat ini ada beberapa macam. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dirancang dan dikembangkan oleh Dick & Carey. Model ini terdiri dari sepuluh langkah. Kesepuluh langkah tersebut adalah: (1) analisis kebutuhan dan tujuan, (2) analisis pembelajaran, (3) analisis pembelajar dan konteks, (4) merumuskan tujuan performansi, (5) mengembangkan instumen penelitian (6) mengembangkan strategi pembelajaran, (7) mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran, (8) merancang dan melakukan evaluasi formatif, (9) melakukan revisi, (10) evaluasi sumatif, (10) . Kesepuluh langkah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut (Setyosari, 2013: 230).

Analisis kebutuhan dan tujuan adalah kegiatan untuk mengidentifikasi kebutuhan yang paling utama dan perlu dipenuhi. Analisis mengkaji kebutuhan yang seharusnya dan keadaan sesungguhnya di lapangan. Berdasarkan analisis ini dikembangkan suatu persoalan dan sekaligus solusi.

Analisis pembelajaran mencakup keterampilan, proses, prosedur, dan tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Analisis juga mengidentifikasi


(41)

hal-hal yang menjadi kebutuhan. Hasil analisis ini digunakan untuk merancang dan mendesain produk yang ingin dikembangkan dan memiliki ciri khas.

Analisis pembelajar dan konteks mencakup kemampuan, sikap dan karakteristik awal pembelajara dalam latar pembelajaran. Analisis ini dapat termasuk karakteristik latar pembelajar di mana pengetahuan dan keterampilan baru akan digunakan. Langkah ini dapat dilakukan bersamaan dengan analisis pembelajaran atau dapat dilakukan secara berurutan.

Merumuskan tujuan performansi dilakukan dengan menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik. Rumusan ini menunjukan tujuan produk yang dikembangkan. Tujuan yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi yang telah ada menjadi indikator-indikator. Tujuan khusus berkaitan dengan tujuan operasional yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai ini berdasarkan indikator-indikator tertentu.

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan instrumen assessment. Mengembangkan instrumen assessment dilakukan dengan membuat penilaian. Instrumen untuk mengukur perangkat produk berupa kuesioner atau daftar cek.

Mengembangkan strategi pembelajaran untuk membantu pembelajar mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajar ini dirancang berkaitan dengan produk atau desain yang dikembangkan. Peranan strategi penting berkaitan dengan proses pengembangan yang ingin dilakukan.

Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran merupakan kegaitan nyata yang dilakukan pengembang. Bahan pembelajaran dapat berupa bahan


(42)

cetak, manual dan media lain. Produk dikembangkan berdasarkan tipe, jenis, dan model tertentu. Alasan pemilihan model juga perlu dijelaskan pada langkah ini.

Merancang dan melakukan evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program, atau produk yang dikembangkan. Evaluasi formatif juga dapat dilakukan saat proses pembelajaran. Dick & Carey merekomendasikan tiga langkah proses evaluasi formatif yaitu (1) uji coba prototipe yaitu perorangan atau 1-3 subjek, (2) uji coba kelompok kecil yang melibatkan 6-8 subjek, (3) uji coba lapangan yang melibatkan 15-30 subjek. Dalam kondisi tertentu, pengembang cukup sampai pada langkah ini.

Revisi dilakukan terhadap proses, prosedur, program atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya. Revisi dilakukan terhadap tujuh langkah pertama. Tujuh langkah tersebut yaitu, tujuan umum pembelajaram analisis pembelajaran, perilaku awal, tujuan unjuk kerja atau performansi, butir tes, strategi pembelajaran, dan/atau bahan-bahan pembelajaran.

Evaluasi sumatif dilaksanakan setelah suatu produk atau proses pengembangan selesai dikembangkan. Evaluasi ini dilaksanakan dengan tujuan menentukan tingkat efektivitas produk, program atau proses. Peneliti dengan keperluan pengembangan ini biasanya hanya sampai pada langkah kesembilan yaitu evaluasi formatif di mana rancangan dianggap selesai.


(43)

Gambar 2.1 Model Pengembangan Bahan Ajar Dick & Carey (Setyosari, 2013: 234)

2.1.4.3Buku sebagai Bahan Ajar Cetak

Kamus Collins (2013: 98) menyebutkan bahwa buku adalah sejumlah lembaran kertas baik cetakan maupun kosong yang dijilid dan diberi kulit. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 149) mencatat bahwa buku adalah lembar kertas yang berjilid, berisi tulisan atau kosong. Bahan ajar cetak adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang dapat berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Prastowo, 2014:187). Buku sebagai bahan ajar berarti kertas yang berisi pembelajaran atau penyampaian informasi.

2.1.4.4Buku Suplemen

Suplemen pembelajaran merupakan tambahan/pelengkap yang digunakan dalam proses pembelajaran. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011: 1359) menyebutkan, suplemen adalah sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi,


(44)

tambahan, bagian ekstra pada surat kabar, majalah dan sebagainya, lampiran pelengkap.Buku suplemen merupakan buku pelengkap yang memberikan tentang pokok bahasan tertentu yang ada dalam kurikulum secara lebih luas atau lebih dalam (Sitepu, 2016: 16). Buku suplemen dibuat dengan tujuan untuk melengkapi materi yang telah ada.

Berdasarkan pengertian yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa suplemen merupakan tambahan atau pelengkap dari sesuatu yang telah ada. Sedangkan buku suplemen berarti, buku penunjang yang dibuat untuk melengkapi buku teks utama dalam pembelajaran. Buku suplemen dapat digunakan untuk melengkapi latihan keterampilan atau materi-materi yang membantu pelajaran.

2.2 Penelitian yang Relevan

2.2.1 Penelitian tentang Buku Suplemen

Selfiardy (2013) mengembangkan buku suplemen bahan ajar mata pelajaran Geografi dengan topik bahasan hidrosfer untuk kelas X SMA. Subjek penelitian adalah 26 siswa kelas X di SMA Negeri 6 Malang. Model pengembangan yang digunakan oleh Selfiardy adalah model pengembangan prosedural yang bersifat deskriptif dan pengembangan Borg&Gall dengan tahapan identifikasi Kompetensi Dasar, identifikasi dan analisis materi ajar, desain buku suplemen, prototipe buku suplemen, validasi produk, revisi, uji lapangan, dan produk akhir. Hasil uji coba menunjukkan persentase 82,7%. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengembangkan buku suplemen untuk sebuah mata pelajaran.


(45)

Nuryanti (2014) mengembangkan suplemen buku siswa menggunakan

mind mappingberbasis scientific approach. Subjek penelitian Nuryati adalah

siswa SMA Al Kutsar. Penelitian dan pengembangannya memodifikasi prosedur pengembangan Sadiman, dkk yang terdiri atas tahap uji ahli desain dan uji ahli materi. Kesimpulan dari penelitian ini menghasilkan produk suplemen buku siswa dengan kualitas menarik, memudahkan, sangat bermanfaat dan efektif dalam pembelajaran. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengembangkan suplemen berupa buku siswa.

Kurniasari (2015) mengembangkan buku suplemen IPA terpadu, mengetahui kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan buku suplemen IPA terpadu dengan tema Pendengaran. Subjek penelitian Kurniasari adalah 30 siswa kelas VIII D di SMP Ya BAKKI 1 Kesugihan. Hasil validasi pakar adalah 3,40. Hasil ketuntasan siswa 97% dengan nilai akhir siswa adalah 75 serta rata-rata hasil N-Gain adalah 0,34. Relevansi dengan penelitian ini adalah sama-sama mengembangkan buku suplemen untuk suatu mata pelajaran.

2.2.2 Penelitian tentang Keterampilan Membaca dan Menulis

Haryanto (2009) meneliti peningkatan membaca dan menulis permulaan dengan media gambar. Subjek penelitian adalah siswa kelas I SD N 03 Wuryorejo Kecamatan Wonogiri. Hasil penelitian adalah Pelaksanaan penerapan pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan siswa. Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian nilai rata-rata 63,33. Dengan adanya penelitian meningkat menjadi 77,41. Dengan demikian, indikator kompetensi belajar siswa kelas I SDN


(46)

03 Wuryorejo pada kemampuan membaca dan menulis permulaan meningkat lebih baik dari yang distandarkan yaitu rata-rata 70,00. Relevansi dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti mengenai membaca dan menulis permulaan.

Sumardi (2011) meneliti pengajaran membaca dan menulis permulaan di kelas rendah dengan media SMS. Jenis penelitian adalah penelitian tidakan kelas dengan subyek penelitian yaitu kelas I SD Negeri Nyantong Kota Tasikmalaya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media “SMS” ternyata dapat dijadikan solusi alternatif oleh guru dalam mengatasi masalah pembelajaran membaca dan menulis permulaan di kelas rendah. Melalui media SMS, siswa mampu membaca nyaring kalimat sederhana dengan lafal dan intonasi yang tepat serta siswa dapat memahami pesan atau isi tulisan yang dibacanya. Selain itu siswa dapat menuliskan kalimat sederhana sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan menyampaikan pesan atau isi tulisan perihal perkenalan nama diri. Relevansi penelitian yaitu sama-sama meneliti membaca dan menulis permulaan di kelas rendah.

Misdar (2013) meneliti peningkatan membaca permulaan dengan media kartu kata bagi anak lambat belajar. Subjek penelitian Misdar adalah tiga anak kelas I SD N 14 Koto Panjang yang digolongkan ke dalam anak lambat belajar di Kec. Pauh Padang. Metode yang digunakan Misdar adalah Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan membaca kata bagi anak lambat belajar kelas I. Siklus I (pembelajaran membaca kata yang berkonsonan [b, p]) diperoleh nilai untuk I meningkat menjadi (100%), G menjadi (85%) dan Iq memperoleh nilai (95%). Jadi, peningkatan kemampuan I adalah


(47)

(80%), G adalah (75%) dan Iq adalah (80%). Sedangkan siklus II (pembelajaran membaca kata yang berkonsonan [d]) diperoleh nilai Id meningkat menjadi (100), G menjadi (90) dan Iq memperoleh nilai (100). Jadi, peningkatan kemampuan I adalah (80%), G adalah (75%) dan Iq adalah (85%). Relevansi dari penelitian ini adalah sama-sama meneliti membaca dan menulis permulaan.

Keenam penelitian pengembangan tentang buku suplemen dan keterampilan membaca dan menulis ini dapat dibagankan seperti berikut ini.


(48)

Gambar 2.2 Hasil Penelitian yang Relevan.

Gambar di atas menunjukkan bahwa sudah ada penelitian mengenai membaca dan menulis permulaan. Beberapa penelitian juga sudah ada yang meneliti mengenai buku suplemen. Berdasarkan hasil penelitian yang relevan

Haryanto. (2009). Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan pada Siswa Kelas I SD Negeri 03 Wuryurejo, Wonogiri.

Selfiardy. (2013). Pengembangan Buku Suplemen Bahan Ajar Mata Pelajaran Geografi Topik Bahasan Hidrosfer untuk kelas X SMA di SMA Negeri 6 Malang.

Kurniasari. (2014). Pengembangan Buku Suplemen IPA Terpadu dengan Tema Pendengaran Kelas VIII di SMP Ya BAKKI.

Nuryanti. (2015). Pengembangan Suplemen Buku Siswa

Menggunakan Mind Mapping Berbasis Scientific Approach di SMA Al-Kautsar.

Sumardi. (2011) “SMS” sebagai

Media Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas Rendah yaitu kelas I SD Negeri Nyantong Kota Tasikmalaya.

Misdar. (2013) Melalui Media Kartu Kata untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Bagi Anak Lambat Belajar pada siswa kelas I di SD 04 Koto Panjang Pauh Padang.

Penelitian yang dilakukan

Pengembangan Buku SuplemenMuatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester I di SD Puluhan.

Penelitian tentang Keterampilan Membaca dan Menulis Penelitian tentang Buku Suplemen


(49)

tersebut, belum ada penelitian yang mengembangkan buku suplemen untuk keterampilan membaca dan menulis permulaan. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1 di SD Puluhan, Sedayu, Yogyakarta.

2.3 Kerangka Pikir

Keterampilan berbahasa dapat digunakan untuk membantu manusia dalam kehidupannya. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat komponen yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keterampilan membaca menulis lebih didalami sejak siswa memasuki usia sekolah. Membaca dan menulis permulaan merupakan keterampilan yang diperlukan untuk dapat memahami materi lain.

Membaca dan menulis permulaan diajarkan pada pelajaran Bahasa Indonesia. Buku pelajaran Bahasa Indonesia sebagai bahan ajar saat ini masih kurang, baik jumlah dan materinya.Bahan ajar yang kurang menyebabkan guru tidak dapat melatih keterampilan membaca dan menulis siswanya. Bahan ajar juga menyebabkan orang tua tidak mempunyai pedoman dalam melatih anak-anaknya. Buku suplemen ini berisi berbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh siswa untuk melatih keterampilan membaca dan menulis permulaan. Dengan demikian diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan sebagai salah satu keterampilan yang dapat digunakan untuk memahami mata pelajaran lain. Jika menggunakan buku suplemen ini, siswa kelas II dapat meningkatkan keterampilan membaca dan menulis permulaan.


(50)

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

2.4.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan?

2.4.2 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan menurut pakar Bahasa Indonesia SD?

2.4.3 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhan menurut guru SD Bahasa Indonesia?

2.4.4 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas II semester 1SD Puluhanmenurut hasil uji coba terbatas?


(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau Research and Development (RnD). RnD adalah penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010:407). Tujuan penelitian pengembangan yaitu ingin menilai perubahan-perubahan yang terjadi dalam kurun waktu tertentu.

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dirancang dan dikembangkan oleh Dick & Carey (2003). Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian mengacu pada prosedur penelitian Borg & Gall. Kesepuluh langkah tersebut yaitu (1) penelitian dan pengumpulan informasi awal, (2)perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, (7) revisi produk, (8) uji lapangan, (9) revisi produk akhir, (10) desiminasi dan implementasi. Berikut ini adalah gambar


(52)

Gambar 3.1Prosedur Penelitian Pengembangan Borg & Gall

Penelitian ini berhenti pada langkah ketujuh. Hal ini disebabkan karena beberapa hal. Pertama, kondisi di lapangan tidak memungkinkan untuk melakukan penelitian sampai pada langkah kesepuluh. Kedua, secara teoritis Borg & Gall juga memperbolehkan sebuah penelitian pengembangan untuk berhenti pada langkah ketujuh.

3.2 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan desain produk hasil uji coba berupa buku suplemen Bahasa Indonesia. Peneliti mengembangkan produk ini dengan memodifikasi model pengembangan bahan ajar Dick & Carey dan langkah penelitian pengembangan Borg & Gall. Hasil modifikasi ini menghasilkan tujuh langkah penelitian. Tujuh langkah prosedur penelitian pengembangan ini yaitu, (1) penelitian dan pengumpulan informasi


(53)

awal, (2) perencanaan, (3) pengembangan produk awal, (4) uji coba awal, (5) revisi produk, (6) uji coba lapangan, dan (7) revisi produk.

Berikut adalah gambar langkah-langkah prosedur penelitian yang dilakukan.

Gambar 3.2 Prosedur Pengembangan yang Digunakan Peneliti

3.2.1 Penelitian dan Pengumpulan Informasi Awal

Penelitian ini berangkat dari adanya potensi dan masalah. Peneliti melakukan analisis kebutuhan untuk mengetahui adanya potensi dan masalah. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara langsung dengan Ibu


(54)

YHT dan Ibu HS yang merupakan guru kelas II SD di SD Nglahar dan SD Puluhan. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di lapangan.

Masalah yang terjadi adalah masih ada siswa dengan kemampuan keterampilan membaca dan menulis yang kurang. Masalah yang lain yaitu menyangkut kurangnya bahan ajar dan kompetensi dasar yang menganggap bahwa semua siswa, terutama siswa kelas bawah sudah dapat membaca dan menulis dengan baik. Lebih lanjut, peneliti menawarkan solusi yaitu bahan ajar untuk melatih keterampilan membaca dan menulis siswa.

3.2.2 Perencanaan

Hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia. Perencanaan untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

Pada tahap ini juga dituliskan tujuan yang lebih spesifik. Tujuan khusus disusun berdasarkan SK-KD kurikulum 2004 dan 2006 yang sudah dianalisis untuk menyesuaikan perkembangan siswa kelas II SD.Proses analisis tersebut dilakukan dengan mengkomparasikan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kedua kurikulum tersebut.

Ketika sebuah SK dan KD pada kurikulum 2004 dan kurikulum 2006 mempunyai kesamaan maka akan dijadikan satu. Namun, ketika ada SK dan KD


(55)

dari kurikulum 2004 dan kurikulum 2006 yang belum tertulis pada kedua kurikulum, akan dimodifikasi agar dapat digunakan kembali. Setelah proses tersebut selesai, terbentuk SK dan KD baru yang merupakan hasil analisis dari kurikulum 2004 dan kurikulum 2006. SK dan KD baru ini dikembangkan menjadi indikator-indikator keterampilan membaca dan menulis.

Langkah selanjutnya adalah pengembangan instrumen assessment. Pengembangan instrumen assessment dilakukan dengan pembuatan kuesioner untuk validasi. Kuesioner ini digunakan untuk menilai buku suplemen yang telah dibuat.

3.2.3 Pengembangan Produk Awal

Strategi pembelajaran juga direncanakan pada tahap ini. Presentasi produk dimulai dengan menentukan desain awal buku suplemen. Desain awal dilakukan dengan membuat rancangan buku suplemen. Pengembangan produk awal ini juga dipilih menggunakan bahan cetak. Desain awal buku suplemen dicetak menggunakan HVS 70 gr. Buku ini berisi kegiatan-kegiatan berdasarkan indikator-indikator hasil analisis. Kegiatan-kegiatan yang ada bervariasi disesuaikan dengan spesifikasi produk.

3.2.4 Uji Coba Awal

Produk yang dikembangkan akan divalidasi oleh dua pakar ahli dan dua guru kelas II SD. Validator memvalidasi produk ini dengan sebuah instrumen yang telah disiapkan. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh kritik dan saran serta penilaian produk yang dikembangkan oleh peneliti. Kritik dan saran tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang dikembangkan


(56)

sebagai perbaikan terhadap buku suplemen. Uji coba awal ini merupakan evaluasi formatif.

3.2.5 Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran hasil validasi keempat validator yaitu pakar dan dua guru kelas II SD. Peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar yang terdapat atau disampaikan dalam instrumen. Revisi dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar.

3.2.6 Uji Coba Lapangan

Setelah melakukan revisi pada produk sesuai dengan kritik saran dari validator, produk kemudian diujicobakan. Uji coba lapangan dilaksanakan pada tanggal 28 September 2015 – 3 Oktober 2015. Uji coba lapangan melibatkan siswa kelas II SD Puluhan. Subjek uji coba berjumlah enam siswa dengan tiga siswa laki-laki dan tiga siswa perempuan. Setelah para siswa selesai melakukan uji coba, siswa menilai produk dengan sebuah kuesioner untuk mengetahui produk tersebut sudah sesuai dan baik untuk siswa atau belum. Hasil uji coba ini merupakan evaluasi sumatif terhadap desain produk pengembangan buku suplemen.

3.2.7 Revisi Produk

Revisi produk dilakukan setelah uji coba lapangan. Produk yang sudah diujicobakan kepada siswa akan mendapat masukan dari siswa melalui kuesioner. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk akhir buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia kelas II SD.


(57)

Penelitian menggunakan tujuh langkah pengembangan tersebut karena pengembangan produk buku suplemen ini merupakan pengembangan secara terbatas. Penelitian ini juga masih memerlukan masukan serta saran dari semua pihak sehinggabuku suplemen ini layak digunakan oleh siswa.Ketujuh langkah tersebut akan membantu peneliti dalam menghasilkan buku suplemen sehingga dapat bermanfaat dan layak untuk siswa kelas II SD yang akan menggunakan produk tersebut.

3.3 Setting Penelitian 3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian pengembangan ini adalah enam siswa kelas II SD Puluhan Tahun Ajaran 2015/2016. Keenam siswa kelas II tersebut diambil untuk mewakili siswa dengan rata-rata prestasi mulai dari siswa dengan predikat pintar, sedang, dan kurang. Keenam siswa subjek uji coba tersebut tiga laki-laki dan tiga perempuan. Pemilihan keenam siswa ini dilakukan dengan bantuan wali kelas agar lebih mudah dalam pelaksanaannya.

3.3.2 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa kelas II menggunakan hasil pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang digunakan adalah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar hasil komparasi atau gabungan dari KBK dan KTSP yang sudah dilakukan oleh peneliti.


(58)

3.3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian pengembangan ini dilakukan di salah satu SD di Bantul. Tepatnya adalah SD Puluhan yang beralamat di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul. Sekolah ini terletak di pinggiran Kota Yogyakarta.

3.3.4 Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan sejak wawancara sampai pada revisi dilakukan mulai Maret 2015 hingga Februari 2016. Waktu penelitian dijabarkan sebagai berikut.

3.4 Uji Validasi Produk

3.4.1 Uji Validasi Produk oleh Pakar

Pakar yang memvalidasi produk berupa buku suplemen ini adalah dua orang pakar ahli dan dua orang guru kelas II SD. Uji validasi produk ini merupakan tindak lanjut dari desain buku suplemen yang sudah dibuat oleh peneliti. Validasi oleh pakar berupa penilaian secara kuantitatif dan juga komentar. Hasil validasi produk oleh pakar nantinya akan dijadikan dasar untuk merevisi buku suplemen agar lebih layak digunakan dalam uji coba terbatas.

3.4.2 Uji Validasi Produk melalui Uji CobaLapangan

Buku suplemen yang telah divalidasi dan direvisi selanjutnya diuji validasi melalui uji coba lapangan. Uji coba lapangan merupakan hal penting untuk mengetahui kelayakan produk pengembangan. Uji coba terbatas ini dilakukan pada siswa kelas II sebagai subjek penelitian. Uji coba ini dilakukan oleh enam siswa dengan mengerjakan buku suplemen sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Di akhir uji coba, siswa diminta mengisi kuesioner berkaitan dengan


(59)

produk buku suplemen tersebut. Hasil kuesioner ini yang akan digunakan peneliti untuk merevisi produk agar menghasilkan produk akhir yang layak digunakan.

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia khususnya keterampilan membaca dan menulis. Lembar kuesioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator buku suplemen yang baik.

3.5.1 Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang didapatkan dari hasil wawancara kepada guru, serta komentar dan saran yang terdapat pada kuesioner. Data kuantitatif merupakan data yang didapatkan dari hasil penskoran kuesioner.

3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpulan data dalam suatu penelitian, sehingga skala pengukuran instrumen dapat menentukan satuan yang diperoleh, sekaligus jenis data atau tingkatan data (Siregar, 2010:138).

3.5.2.1Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara digunakan oleh peneliti sebagai acuan dalam melakukan wawancara dengan guru kelas II. Wawancara bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran, keterampilan membaca dan menulis permulaan


(60)

siswa. Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas II untuk mengetahui kondisi awal siswa berkaitan dengan keterampilan membaca dan menulis permulaan yang dikuasai oleh siswa. Soal wawancara terdiri dari sembilan pertanyaan pokok. Peneliti juga memperoleh informasi mengenai kebutuhan buku untuk mengembangkan keterampilan membaca dan menulis permulaan dari hasil wawancara ini. Berikut ini adalah pedoman pertanyaan wawancara.

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan Wawancara

No DaftarPertanyaanWawancara

1 Berapa jumlah siswa kelas II saat ini? 2 Apakah ada siswa kelas II yang kesulitan

dalam membaca dan menulis permulaan? 3 Berapakah siswa yang mengalami kesulitan

dalam membaca dan menulis permulaan? 4 Apakah kesulitan yang dialami siswa

tersebut?

5 Apakah siswa sudah bisa menulis huruf tegak bersambung?

6 Berapakah KKM Bahasa Indonesia di SD ini?

7 Apakah anak-anak mendapat pendampingan belajar membaca dan menulis di rumah?

8

Apakah Bapak/Ibu guru membutuhkan sebuah buku untuk membantu siswa dalam melatih keterampilan membaca dan menulis permulaan?

9 Buku seperti apa yang dibutuhkan?

3.5.2.2Kuesioner

Kuesioner digunakan peneliti sebagai acuan dalam merevisi produk menjadi lebih baik. Peneliti menggunakan kuesioner dalam proses validasi baik oleh pakar, guru kelas II SD, maupun siswa kelas II SD sebagai subjek penelitian. Kuesioner ini berisi penilaian terhadap produk yang dibuat oleh peneliti. Dalam kuesioner terdapat pernyataan-pernyataan yang disesuaikan dengan spesifikasi


(61)

produk yang dikembangkan serta kolom untuk mengisi komentar dan saran bagi peneliti. Kuesioner untuk validasi ahli terdiri dari lima aspek pernyataan yang semuanya berjumlah 29 pernyataan. Kuesioner untuk validasi subjek penelitian terdiri dari tiga aspek dan semuanya berjumlah 13 pernyataan. Kuesioner validasi ahli dan kuesioner subjek penelitian ini dibuat berdasarkan kisi-kisi.

Instrumen penelitian berupa kuesioner ini dibuat menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Cunningsworth. Indikator tersebut yaitu, (1) tujuan dan pendekatan, (2) desain dan pengorganisasian, (3) language content/isi kebahasaan, (4) language skill/keterampilan,dan (5) metodologi (Cunningsworth, 1995: 2-4). Instrumen penelitian ini layak digunakan karena sudah divalidasi dengan cara Expert Judgement. Berikut ini adalah kisi-kisi uji validasi untuk pakar dan guru.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar dan Guru

Indikator Deskriptor Nomor

Item

Tujuan dan Pendekatan

1. Kesesuaian tujuan MMP yang akan dicapai. 1 2. Kesesuaian dengan situasi pembelajaran MMP

pada tingkatan kelasnya.

2 3. Ketepatan penjabaran KD ke dalam indikator

pembelajaran MMP

3 4. Kesesuaian buku suplemen dengan kebutuhan

siswa berupa kemampuan yang harus dikuasai dalam pembelajaran MMP.

4

5. Merupakan sumber belajar yang baik bagi siswa dan guru dalam pembelajaran MMP.

5 6. Menyajikan berbagai variasi mengajar bagi guru. 6

Desain dan pengorganisasian

1. Kelengkapan komponen dalam buku suplemen. 7 2. Penyusunan dari materi yang sederhana ke yang

komplek.

8 3. Sistematika urutan materi. 9 4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu. 10 5. Memfasilitasi belajar siswa secara mandiri. 11 6. Kemudahan untuk dipahami. 12

7. Tampilan fisik menarik. 13

8. Tampilan fisik sesuai dengan perkembangan bahwa siswa SD kelas rendah.

14 9. Penggunaan bahasa tulis yang baik dan benar. 15


(62)

Language content

(Isi kebahasaan)

1. Huruf, kata, dan kalimat yang dimuat sesuai dengan perkembangan bahasa anak pada setiap kelasnya.

16 2. Memuat cara membaca dan menulis yang baik dan

benar.

17 3. Melatih siswa merangkai huruf, suku kata, kata,

kalimat, dan alinea sesuai tingkatan kelasnya.

18 4. Membekali siswa untuk mampu berkomunikasi

dengan lingkungan sosialnya.

19

Language skill

(keterampilan)

1. Mengintegrasikan keterampilan MMP secara tepat dan tertuang dalam perumusan KD dan Indikator

20 2. Memuat kegiatan yang menuntut pengintegrasian

keterampilan MMP.

21 3. Memuat kegiatan MMP yang menyenangkan dan

sesuai dengan minat siswa SD kelas rendah.

22 4. Dilengkapi dengan rekaman untuk memperlancar

pembelajaran.

23 5. Dilengkapi dengan praktik oral secara terbatas

dalam kehidupan nyata.

24 6. Memuat petunjuk dalam menuliskan huruf, suku

kata, kata, dan kalimat.

25

Metodologi

1. Kesesuaian pendekatan dalam buku suplemen dengan pendekatan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SD kelas rendah.

26

2. Mengandung banyak latihan terkait pembelajaran MMP siswa SD kelas rendah.

27 3. Membuat siswa aktif berlatih. 28 4. Memfasilitasi beragam gaya belajar siswa. 29

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Siswa

Indikator Deskriptor Nomor

Item

Desain dan pengorganisasian

1. Penggunaan bahasa yang mudah dipahami. 1 2. Kejelasan ukuran dan jenis huruf. 2 3. Gambar dan foto yang menarik. 3 4. Disusun dari yang mudah ke yang sulit. 4 5. Membuat siswa aktif dalam belajar. 5 6. Membuat siswa senang dan berminat dalam

belajar. 6

7. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu. 7 Tujuan dan

pendekatan

1. Sesuai dengan keadaan lingkungan siswa. 8 2. Sesuai dengan yang dibutuhkan siswa. 9 3. Mempermudah siswa membaca dan menulis

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. 10

Language skill

(keterampilan)

1. Petunjuk yang mudah dipahami. 11 2. Mempermudah siswa belajar secara mandiri. 12 3. Mengandung bermacam-macam kegiatan/latihan. 13


(63)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk melakukan survei kebutuhan. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas II SD N Nglahar, Sleman dan SD Puluhan, Sedayu. Data kemudian dianalisis untuk mendapatkan informasi mengenai kesulitan membaca dan menulis serta kebutuhan guru akan buku bahan ajar. Teknik pengumpulan data berupa kuesioner bertujuan untuk memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan revisi atas bahan ajar tersebut.

Teknik pengumpulan data adalah teknik yang digunakan untuk

mendapatkan data, dengan teknik tertentu (Sugiyono, 2010: 308). Teknik pengumpulan data terdiri dari tes dan non tes. Penelitian pengembangan ini menggunakan teknik non tes.

3.6.1 Teknik Non-Tes

Teknik non tes digunakan untuk melihat perkembangan keterampilan siswa dalam membaca dan menulis permulaan. Keterampilan membaca dan menulis permulaan siswa ini dapat menggunakan teknik pengumpulan data yang meliputi wawancara dan kuesioner.

3.6.1.1Wawancara

Wawancara merupakan kegiatan untuk mendapatkan berbagai informasi melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. Wawancara memiliki beberapa tujuan, yaitu untuk memperoleh informasi berkaitan dengan situasi atau kondisi tertentu, melengkapi hasil dari penyelidikan ilmiah, dan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 8

BIODATA PENULIS

Dewi Septiani lahir di Wonosobo, 16 September 1993. Pendidikan pertama diperoleh di TK Pius Wonosobo dan tamat pada tahun 2000. Pendidikan dasar diperoleh di SD Pius Wonosobo, Jawa Tengah, tamat pada tahun 2006. Pendidikan menengah pertama diperoleh di SMP Negeri 1 Wonosobo, Jawa Tengah tamat pada tahun 2009. Pendidikan menengah atas diperoleh SMA Pangudi Luhur Van Lith, tamat pada tahun 2012.

Pada tahun 2012, peneliti melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang

berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas II Semester 1 SD Puluhan.

Selama menempuh pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan baik di dalam maupun di luar perkuliahan. Berikut daftar kegiatan dan prestasi yang pernah diikuti oleh peneliti.

1. Anggota Konsumsi Insipro tahun 2013.

2. Koordinator Konsumsi Pekan Kreativitas Mahasiswa tahun 2014. 3. Pemandu Konservasil Lingkungan pada tahun 2014.

4. Koordinator Konsumsi Parade Gamelan Anak tahun 2014. 5. Anggota Karawitan Jawantara 2015.


(6)

Lampiran 9