Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I di SD Negeri Somokaton I.

(1)

ABSTRAK

Witasari, Agustina. (2016). Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I di SD Negeri Somokaton I. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Membaca dan menulis merupakan dua keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai siswa pada jenjang pendidikan. Membaca dan menulis mulai diajarkan pada awal masuk sekolah, sebagai pondasi siswa untuk memperoleh pengetahuan dijenjang yang lebih tinggi. Meskipun demikian, membaca dan menulis permulaan (MMP) belum dikuasai dengan baik oleh para siswa khususnya di sekolah dasar. Bahan ajar atau referensi untuk mengajar membaca dan menulis perlu dikembangkan agar keterampilan membaca dan menulis siswa dapat meningkat dan dikuasai dengan baik oleh siswa.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar berupa buku suplemen membaca dan menulis permulaan untuk siswa SD kelas III. Buku suplemen yang disusun berpedoman pada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator membaca dan menulis dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada siswa kelas III semester I di SD Negeri Somokaton 1 tahun ajaran 2015/2016, dengan alamat Kricakan, Somokaton, Ngluwar, Magelang.

Prosedur pengembangan buku suplemen ini menggunakan modifikasi model pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall. Prosedur yang digunakan dalam buku ini meliputi 7 langkah prosedur pengembangan, yaitu langkah 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, 7) revisi desain sampai menghasilkan desain produk hasil uji coba terbatas yang berupa buku suplemen MMP Bahasa Indonesia untuk siswa SD kelas III semester I.

Aspek yang dinilai dalam instrumen validasi pakar Bahasa Indonesia dan guru SD adalah 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) language content (isi kebahasaan), 5) language skill (Keterampilan) dan 6) metodologi. Sedangkan aspek yang dinilai dalam instrumen validasi siswa adalah tujuan dan pendekatan. Berdasarkan aspek tersebut, hasil validasi pakar Bahasa Indonesia diperoleh skor 4,1 dan 4,19 dengan kategori “baik”, skor hasil validasi guru SD kelas III adalah 4,54 dan 3,96 dengan kategori “sangat baik”, dan skor hasil validasi enam siswa kelas III SD Negeri Somokaton I diperoleh hasil rata-rata 4,8 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian buku suplemen membaca dan menulis permulaan yang dikembangkan berdasarkan kurikulum KBK dan KTSP sudah layak digunakan sebagai bahan ajar pendukung kegiatan belajar.


(2)

ABSTRACT

Witasari, Agustina. (2016). Developing supplement book of Indonesian Language lesson for third grade semester I in Somokaton 1 state elementary school. Yogyakarta: Primary School Teacher Education, Sanata Dharma University.

Reading and writing are two important language skills which must be had by the students. Reading and writing start to be taught in the beginning of school years, as the basic for the students to get the knowledge in higher class in the school. However, students are not doing well in basic reading and writing (MMP), specially in elementary school. The materials or references for reading and writing need to be developed, so student’s reading and writing skills will develope and fully-skilled by the students.

This research is a research and development (R&D). The aim of this research is to produce supplementary book of basic reading and writing for third grade student of elementary school. Supplement book has been made using Standard Competency (SK), Basic Competency (KD), and Indicator of reading and writing of Competency Based Curriculum (KBK) and Unitary Level Education Curriculum (KTSP) for third grade semester 1 of Somokaton 1 State Elementary School year 2015/2016, addressed in Kricakan, Somokaton, Ngluwar, Magelang.

The procedure of this supplement book development uses modification of study material development by Jerold E. Kemp and development steps by Borg and Gall. Seven development steps of procedure in this book are 1) potency and problem, 2) data collection, 3) product design, 4) expert validation, 5) design revision, 6) design test, 7) design revision until producing test result of limited product design that is supplement book MMP Indonesian Language for third grade student of elementary school semester I.

Assessment aspects in validation instrument by Indonesian Language experts and elementary school teacher are 1) aim and approach, 2) design and organization, 3) language content, 4) language skill, and 5) methodology. In validation instrument by students, the assessment aspects are aim and approach. Based on those aspects, validation result of Indonesian Language experts is 4,1 and 4,19 in score with “good” category, validation result of elementary school teacher is 4,54 and 3,96 in score with “very good” category, and validation result of 6 students of third grade Somokaton I state elementary school is 4,8 in average with “very good” category. It can be concluded that supplement book of basic reading and writing which is developed based on KBK and KTSP is suitable to be used as study material to support learning process.


(3)

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER I

DI SD NEGERI SOMOKATON 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Agustina Witasari

121134095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

i

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN

MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER I

DI SD NEGERI SOMOKATON 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh : Agustina Witasari

121134095

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk :

TUHAN YESUS KRISTUS

Selalu menyertai dan membimbing langkahku dengan Roh Kudus-Mu, sehingga skripsi ini dapat selesai dengan lancar dan tepat waktu

Ibu dan Bapakku tercinta

Ibu Chatarina Sri Hartati dan Bapak Agustinus Sarwiji yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam bentuk moril maupun material

Kakak-kakakku terkasih

Theresia Martya Jitasari dan Yohanes Pandu Prihantoko yang selalu memberikan semangat dan dukungan

Albertus Tomy Aryo Yudhanto

Teman dekatku yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan kasih sayang

Sahabat-sahabatku satu payung buku suplemen MMP terima kasih atas kebersamaan, pengalaman, dan keceriaan dalam proses pengerjaan skripsi ini.

Teman-teman PPL SD Negeri Nogopuro (Ardi, Annas, Ones, Pungky, Vero), yang selalu berjuang bersama dan saling mendukung dalam menyelesaikan skripsi ini.

Sahabat satu kelas dan satu angkatan PGSD 2012, terima kasih atas kebersamaan, dukungan, bantuan, dan saling berbagi selama belajar

di PGSD Sanata Dharma

Kupersembahakan karya ini untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma


(8)

v

MOTTO

Di dalam hidup ini, semua ada waktunya Ada waktunya kita menabur

Ada juga waktu menuai

Mungkin dalam hidupmu badai datang menyerbu, Mungkin doamu bagai tak terjawab!

Namun yakinlah tetap

Tuhan tak’kan terlambat!

Juga tak akan lebih cepat Dia jadikan tepat pada waktu-Nya

Tuhan selalu dengar doamu! Tuhan tak pernah tinggalkanmu!

Pertolongan-Nya pastikan tiba tepat pada waktu-Nya

Bagaikan kuncup mawar pada waktunya mekar Percayalah ...

Tuhan jadikan semua indah pada waktu-Nya

Hendaklah kita s’lalu dalam firman-Nya Percayalah kepada Tuhan! Nantikan Dia bekerja pada waktu-Nya

Tuhan takkan terlambat Juga tak akan lebih cepat

Ajarlah kami setia s’lalu menanti waktuMu Tuhan


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Januari 2016 Penulis,


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma: Nama : Agustina Witasari

Nomor Mahasiswa : 121134095

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENGEMBANGAN BUKU SUPLEMEN MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

UNTUK SISWA KELAS III SEMESTER I DI SD NEGERI SOMOKATON 1

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 25 Januari 2016 Yang menyatakan,


(11)

viii

ABSTRAK

Witasari, Agustina. (2016). Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I di SD Negeri Somokaton I. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

Membaca dan menulis merupakan dua keterampilan berbahasa yang penting untuk dikuasai siswa pada jenjang pendidikan. Membaca dan menulis mulai diajarkan pada awal masuk sekolah, sebagai pondasi siswa untuk memperoleh pengetahuan dijenjang yang lebih tinggi. Meskipun demikian, membaca dan menulis permulaan (MMP) belum dikuasai dengan baik oleh para siswa khususnya di sekolah dasar. Bahan ajar atau referensi untuk mengajar membaca dan menulis perlu dikembangkan agar keterampilan membaca dan menulis siswa dapat meningkat dan dikuasai dengan baik oleh siswa.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan bahan ajar berupa buku suplemen membaca dan menulis permulaan untuk siswa SD kelas III. Buku suplemen yang disusun berpedoman pada Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator membaca dan menulis dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada siswa kelas III semester I di SD Negeri Somokaton 1 tahun ajaran 2015/2016, dengan alamat Kricakan, Somokaton, Ngluwar, Magelang.

Prosedur pengembangan buku suplemen ini menggunakan modifikasi model pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall. Prosedur yang digunakan dalam buku ini meliputi 7 langkah prosedur pengembangan, yaitu langkah 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, 7) revisi desain sampai menghasilkan desain produk hasil uji coba terbatas yang berupa buku suplemen MMP Bahasa Indonesia untuk siswa SD kelas III semester I.

Aspek yang dinilai dalam instrumen validasi pakar Bahasa Indonesia dan guru SD adalah 1) tujuan dan pendekatan, 2) desain dan pengorganisasian, 3) language content (isi kebahasaan), 5) language skill (Keterampilan) dan 6) metodologi. Sedangkan aspek yang dinilai dalam instrumen validasi siswa adalah tujuan dan pendekatan. Berdasarkan aspek tersebut, hasil validasi pakar Bahasa Indonesia diperoleh skor 4,1 dan 4,19 dengan kategori “baik”, skor hasil validasi guru SD kelas III adalah 4,54 dan 3,96 dengan kategori “sangat baik”, dan skor hasil validasi enam siswa kelas III SD Negeri Somokaton I diperoleh hasil rata-rata 4,8 dengan kategori “sangat baik”. Dengan demikian buku suplemen membaca dan menulis permulaan yang dikembangkan berdasarkan kurikulum KBK dan KTSP sudah layak digunakan sebagai bahan ajar pendukung kegiatan belajar.


(12)

ix

ABSTRACT

Witasari, Agustina. (2016). Developing supplement book of Indonesian Language lesson for third grade semester I in Somokaton 1 state elementary school. Yogyakarta: Primary School Teacher Education, Sanata Dharma University.

Reading and writing are two important language skills which must be had by the students. Reading and writing start to be taught in the beginning of school years, as the basic for the students to get the knowledge in higher class in the school. However, students are not doing well in basic reading and writing (MMP), specially in elementary school. The materials or references for reading and writing need to be developed, so student’s reading and writing skills will develope and fully-skilled by the students.

This research is a research and development (R&D). The aim of this research is to produce supplementary book of basic reading and writing for third grade student of elementary school. Supplement book has been made using Standard Competency (SK), Basic Competency (KD), and Indicator of reading and writing of Competency Based Curriculum (KBK) and Unitary Level Education Curriculum (KTSP) for third grade semester 1 of Somokaton 1 State Elementary School year 2015/2016, addressed in Kricakan, Somokaton, Ngluwar, Magelang.

The procedure of this supplement book development uses modification of study material development by Jerold E. Kemp and development steps by Borg and Gall. Seven development steps of procedure in this book are 1) potency and problem, 2) data collection, 3) product design, 4) expert validation, 5) design revision, 6) design test, 7) design revision until producing test result of limited product design that is supplement book MMP Indonesian Language for third grade student of elementary school semester I.

Assessment aspects in validation instrument by Indonesian Language experts and elementary school teacher are 1) aim and approach, 2) design and organization, 3) language content, 4) language skill, and 5) methodology. In validation instrument by students, the assessment aspects are aim and approach. Based on those aspects, validation result of Indonesian Language experts is 4,1 and 4,19 in score with “good” category, validation result of elementary school teacher is 4,54 and 3,96 in score with “very good” category, and validation result of 6 students of third grade Somokaton I state elementary school is 4,8 in average with “very good” category. It can be concluded that supplement book of basic reading and writing which is developed based on KBK and KTSP is suitable to be used as study material to support learning process.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk

Siswa Kelas III Semester I di SD Negeri Somokaton 1” dapat selesai dengan

lancar dan tepat waktu. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis pada kesempatan ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ.,B.S.T.,MA. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik. 6. Ibu Septi selaku Pakar Bahasa Indonesia yang telah bersedia meluangkan

waktunya untuk mevalidasi dan memberikan komentar dan saran perbaikan produk yang peneliti buat.

7. Ibu Yuli selaku Pakar Bahasa Indonesia yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk mevalidasi dan memberikan komentar dan saran perbaikan produk yang peneliti buat.

8. Titin Sumarni, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Nogopuro yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.

9. Novi Andriyani, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Nogopuro yang telah membantu peneliti dalam melakukan validasi produk penelitian.


(14)

xi

10.Ibu Siti Khotijah, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Somokaton 1 yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan penelitian di sekolah.

11.Ibu Iswi Hartutik, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri Somokaton 1 yang telah memberikan bantuan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah.

12.Seluruh siswa kelas III SD Negeri Somokaton 1 tahun ajaran 2015/2016 yang telah membantu selama penelitian berlangsung.

13.Orang tuaku Chatarina Sri Hartati dan Agustinus Sarwiji yang setia memberikan semangat, doa, dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman satu perjuangan 15 payung buku suplemen MMP

15.Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

Untuk memperbaiki skripsi ini diperlukan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca dan semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 25 Januari 2016 Penulis


(15)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.5 Batasan Istilah ... 7

1.6 Spesifikasi Produk ... 7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 9

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah ... 9

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah ... 11

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah... 14

2.1.4 Buku Suplemen ... 19


(16)

xiii

2.3 Kerangka Berpikir ... 30

2.4 Pertanyaan Peneliti ... 31

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Prosedur Pengembangan ... 35

3.2.1 Potensi dan Masalah ... 37

3.2.2 Pengumpulan Data ... 37

3.2.3 Desain Produk ... 38

3.2.4 Validasi Desain ... 38

3.4.5 Revisi Desain ... 39

3.4.6 Uji Coba Desain ... 39

3.4.7 Revisi Desain ... 39

3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 40

3.4 Uji Coba Produk ... 41

3.4.1 Desain Uji Coba ... 41

3.4.2 Subjek Uji Coba ... 41

3.4.3 Instrumen Penelitian... 41

3.4.3.1 Wawancara ... 41

3.4.3.2 Kuesioner ... 42

3.4.4 Teknik Pengupulan Data ... 44

3.4.5 Teknik Analisis Data ... 45

3.4.5.1 Data Kualitatif ... 45

3.4.5.2 Data Kuantitatif ... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kebutuhan ... 49

4.1.1 Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 49

4.1.2 Pembahasan Hasil Wawancara Survei Kebutuhan ... 52

4.2 Deskripsi Produk Awal ... 53

4.2.1 Sampul Buku Suplemen Membaca dan Menulis ... 53

4.2.2 Isi Buku Suplemen Membaca dan Menulis Permulaan ... 54


(17)

xiv

4.3.1 Data Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD... 62

4.3.2 Data Validasi Guru SD Kelas III ... 64

4.3.3 Revisi Produk ... 68

4.3.4 Data Uji Coba Terbatas ... 71

4.3.5 Revisi Produk ... 74

4.4 Kajian Produk Akhir dan Pembahasan ... 75

4.4.1 Kajian Produk Akhir ... 75

4.4.2 Pembahasan ... 83

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 89

5.3 Saran ... 89

DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN


(18)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kemapuan Komunikasi Anak Usia SD ... 14

Tabel 2.2 SK, KD Bahasa Indonesia Kurikulum KTSP ... 17

Tabel 2.3 KD, Materi, Indikator Bahasa Indonesia Kurikulum KBK ... 18

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 40

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan ... 42

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Pakar Bahasa Indonesia dan Guru SD Kelas III ... 43

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Uji Validasi untuk Siswa SD Kelas III ... 44

Tabel 3.5 Konversi Nilai Skala Lima ... 46

Tabel 3.6 Kriteria Skor Skala Lima ... 48

Tabel 4.1 KD dan Indikator Buku Suplemen MMP ... 56

Tabel 4.2 Rincian Kegiatan Setiap Pembalajaran ... 60

Tabel 4.3 Komentar dan Saran Perbaikan Pakar Bahasa Indonesia SD ... 64

Tabel 4.4 Komentar dan Saran Perbaikan Guru SD Kelas III ... 66

Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Kuisioner Validasi Buku Suplemen Membaca Menulis Permulaan oleh Pakar dan Guru ... 67

Tabel 4.6 Perbaikan dari komentar dan saran oleh kedua pakar ahli Bahasa Indonesia dan kedua guru SD kelas III ... 69

Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Validasi Siswa Kelas III ... 74

Tabel 4.8 KD dan Indikator Buku Suplemen MMP ... 77

Tabel 4.9 Rincian Kegiatan Belajar Setiap Pembalajaran ... 81


(19)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sistem Pengembangan Bahan Ajar Menurut Jerold E Kemp ... 22

Gambar 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan ... 29

Gambar 3.1 Langkah-langkah Prosedur Pengembangan Borg dan Gall... 32

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Buku Suplemen ... 33


(20)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan ... 93

Lampiran 2 Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 95

Lampiran 3 Hasil Validasi Guru SD Kelas III ... 101

Lampiran 4 Hasil Validasi Siswa SD Kelas III ... 107

Lampiran 5 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Pakar Bahasa Indonesia SD ... 119

Lampiran 6 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Guru SD Kelas III ... 122

Lampiran 7 Rekapitulasi Data Hasil Validasi Siswa SD Kelas III ... 125

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian... 126

Lampiran 9 Surat Keterangan Melakukan Penelitian ... 127

Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian ... 128

Lampiran 11 Biodata Peneliti ... 130


(21)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I ini membahas mengenai 6 hal yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan spesifikasi produk yang dikembangkan.

1.1 Latar Belakang masalah

Belajar adalah proses pengumpulan sejumlah pengetahuan (Imron, 1996: 2). Pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang disebut guru dalam proses pembelajaran. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada dalam pembelajaran. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang diterapkan di sekolah saat ini merupakan dasar yang sangat penting dalam keikutsertaannya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis (Tarigan, 2008: 1).

Dua jenis keterampilan berbahasa pertama, yakni menyimak dan berbicara diperoleh seseorang untuk pertama kalinya di lingkungan rumah. Dua keterampilan berbahasa berikutnya, yakni membaca dan menulis diperoleh seseorang setelah mereka memasuki usia sekolah (Tarigan, 2008: 2). Kedua jenis keterampilan berbahasa yaitu membaca dan menulis, merupakan keterampilan pembelajaran yang utama dan pertama bagi murid-murid sekolah dasar di kelas awal. Kedua materi keterampilan berbahasa ini dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenal dengan paket Membaca dan Menulis Permulaan (MMP).


(22)

MMP merupakan kependekan dari Membaca dan Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya itu, MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas rendah (I sampai III) pada awal masuk sekolah (Darmiyati dan Budiasih, 1997: 57). Membaca dan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca dan menulis seseorang akan dapat memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan serta pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui membaca dan menulis itu akan memungkinkan siswa mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangan dan memperluas wawasannya. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Menulis berhubungan dengan membaca, kemampuan menulis biasanya terintegrasi dengan proses belajar mengajar. Setiap mata pelajaran pasti memiliki tugas sebagai latihan dan pengayaan. Hal tersebut sering dilakukan secara terintegrasi dengan keterampilan menulis. Dengan demikian, kegiatan membaca dan menulis di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar.

Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dimulai di sekolah dasar kelas rendah yaitu kelas I sampai kelas III. Siswa di kelas III diharapkan sudah menguasai kemampuan membaca dan menulis permulaan. Penguasaan membaca dan menulis di kelas III akan menjadi dasar yang sangat berpengaruh pada pembelajaran terutama pemahaman materi di kelas berikutnya. Kemampuan


(23)

membaca dan menulis permulaan sangat memerlukan perhatian khusus dari guru, jika pondasi itu tidak kuat maka pada tahap membaca dan menulis lanjut siswa akan mengalami kesulitan untuk menguasai keterampilan membaca dan menulis. Siswa yang kurang menguasai keterampilan membaca dan menulis akan mengalami kesulitan mengikuti kegiatan pembelajaran pada semua mata pelajaran. Siswa akan mengalami kesulitan menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran siswa. Hal ini akan berdampak pada kemajuan belajar siswa, siswa akan lamban dalam belajar dibandingkan teman-temannya. Secara otomatis prestasi belajar siswa akan menjadi rendah. Menyikapi hal tersebut, guru memiliki tugas untuk mempersiapkan siswa dalam meningkatkan kemampuan membaca dan menulis agar pemahaman terhadap apa yang dibaca dapat tercapai.

Wawancara peneliti lakukan kepada Ibu IH. selaku wali kelas III pada hari Senin, 6 April 2015 di SD Negeri Somokaton 1. Ibu IH memaparkan bahwa kesulitan membaca dan menulis yang ditemukan pada siswa kelas III sangat beraneka ragam. Sepertiga siswa belum dapat tuntas KKM dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sejauh mana kesulitan siswa dalam kegiatan membaca dan menulis, Ibu IH menjelaskan sebagian siswa sudah lancar, namun sebagian masih mengeja persuku kata. Penerapan EYD (titik, koma, seru, tanya) belum dipahami karena kesulitan membaca tersebut. Siswa menggalami kesulitan dalam penggunaan huruf kapital, siswa masih kesulitan pada tanda baca, penggunaan spasi yang belum tepat, siswa masih belum membaca dengan intonasi yang jelas, dan siswa mengalami kesulitan pemenggalan kata.


(24)

Ibu IH menjelaskan kesulitan yang dialami siswa karena belum ada bahan ajar yang yang mendukung untuk berlatih membaca dan menulis. Di sisi lain, Ibu IH sudah terbantu dengan adanya bahan ajar yang diberikan dari pemerintah, akan tetapi bahan ajar belum sesuai dengan kebutuhan belajar siswa yang ada di sekolah tersebut. Ibu IH harus kreatif dalam mengaitkan pelajaran dengan budaya lokal setempat dan menanamkan pendidikan karakter bagi siswa. Ibu IH mengatakan masih perlu adanya modifikasi terhadap bahan ajar yang sudah disediakan agar sesuai dengan kebutuhan siswa di lapangan. Selain itu, Ibu IH mengalami kesulitan untuk membimbing siswa dalam mengasah keterampilan membaca dan menulis. Ibu IH membutuhkan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa agar dapat mempermudah dalam mengajar, sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. Bahan ajar yang diharapkan mampu digunakan untuk belajar secara mandiri oleh siswa.

Bahan ajar memiliki peran pokok dalam proses pembelajaran. Menurut National Center for Vocation Education Research, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas (Prastowo, 2014: 138). Berdasarkan kesulitan-kesulitan yang ditemukan, bahan ajar menjadi hal yang terpenting sebagai pedoman dalam mengarahkan dan memberikan materi kepada siswa. Buku merupakan salah satu bahan ajar berbasis cetak (Prastowo, 2014: 149). Peneliti akan memusatkan perhatian pada bahan ajar berupa buku untuk membantu meningkatkan kemampuan membaca dan menulis permulaan. Oleh sebab itu, untuk mendapatkan bahan ajar yang sesuai, maka peneliti mencoba


(25)

untuk mengembangkan bahan ajar berupa buku suplemen dengan judul “Pengembangan Buku Suplemen Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I di SD Negeri Somokaton 1”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Somokaton 1?

1.2.3 Bagaimana kualitas buku suplemen keterampilan membaca dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Somokaton 1?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Untuk mengembangkan buku suplemen keterampilan membaca dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Somokaton 1

1.3.2 Untuk mendeskripsikan kualitasbuku suplemen keterampilan membaca dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester 1 SD Negeri Somokaton 1


(26)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian Pengembangan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: 1.4.1 Bagi mahasiswa

Penelitian memberikan pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti untuk mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia MMP untuk siswa kelas III semester I Sekolah Dasar.

1.4.2 Bagi guru

Buku Suplemen ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif bahan ajar yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I Sekolah Dasar.

1.4.3 Bagi siswa

Buku suplemen ini membantu siswa kelas III semester I Sekolah Dasar untuk belajar mandiri dalam mengembangkan keterampilan membaca dan menulis.

1.4.4 Bagi sekolah

Buku suplemen dapat sebagai tambahan refrensi bagi sekolah dalam mengembangkan bahan ajar Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I Sekolah Dasar.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

Penelitian pengembangan ini dapat menambah pustaka prodi PGSD Universitas Sanata Dharma terkait dengan pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I Sekolah Dasar.


(27)

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Siswa kelas III adalah siswa SD yang berada pada kelas rendah, dengan usia sekitar 8-9 tahun terutama yang berada pada semester I.

1.5.2 MMP merupakan kependekan dari Membaca Menulis Permulaan. Sesuai dengan kepanjangannya itu, MMP merupakan program pembelajaran yang diorientasikan kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal (I sampai III) pada saat siswa memasuki bangku sekolah. 1.5.3 Buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia adalah buku yang

membantu kegiatan berlatih membaca dan menulis yang berisi ilmu pengetahuan tentang muatan pelajaran Bahasa Indonesia.

1.6 Spesifikasi Produk yang dikembangkan

1.6.1 Buku suplemen berisi komponen kata pengantar, kemampuan yang akan dicapai, petunjuk umum, kegiatan belajar, review, refleksi, dan daftar referensi.

1.6.2 Buku Suplemen ini disusun dengan memperhatikan perkembangan bahasa anak (konkret, menarik, dan sederhana)

1.6.3 Buku suplemen bersifat kontekstual (mengaitkan dengan lingkungan sekitar anak).

1.6.4 Buku suplemen ini dilengkapi dengan CD sesuai dengan kebutuhan dalam buku suplemen.


(28)

1.6.5 Buku suplemen berisi kegiatan siswa yang variatif (membaca, menulis, menyimak, menceritakan, mengurutkan, meringkas, menyimpulkan, dan mengisi bagian rumpang).

1.6.6 Buku suplemen disusun dengan memperhatikan karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia SD di kelas rendah.


(29)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II ini menguraikan kajian teori yang akan digunakan untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini. Kajian teori membahas empat bagian penting yaitu kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka membahas empat bagian utama. Bagian pertama membahas tentang karakteristik perkembangan anak SD kelas rendah, bagian kedua membahas tentang perkembangan bahasa anak SD kelas rendah, bagian ketiga membahas tentang karakteristik pembelajaran Bahasa Indonesia SD kelas rendah, dan bagian keempat membahas tentang buku suplemen.

2.1.1 Karakteristik Perkembangan Anak SD Kelas Rendah

Perkembangan pada dasarnya adalah perubahan, perubahan menuju tahap yang lebih tinggi atau lebih baik. Perkembangan berkenaan dengan peningkatan kualitas, yaitu peningkatan dan penyempurnaan fungsi (Sukmadinata, 2009: 111). Perkembangan berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak masa pertemuan sel ayah dengan ibu dan berakhir pada saat kematian. Perkembangan yang begitu panjang ini, oleh para ahli dibagi-bagi atas fase-fase atau tahapan perkembangan.

Aristoteles seorang ahli Yunani membagi masa perkembangan anak atas tiga tahap, yaitu: masa kanak-kanak (0-7 tahun), masa anak (7-14 tahun), masa remaja (14-21 tahun). Jean Jacques Rousseau soorang filosof dan negarawan Perancis juga mengemukakan tahap perkembangan anak. Menurut Rousseau ada


(30)

empat tahap perkembangan, yaitu masa bayi (0-2 tahun), masa kanak-kanak (2-12 tahun), masa remaja (12-15 tahun) dan masa remaja sesungguhnya (15-22 tahun). Ahli psikologi perkembangan lainnya, yaitu Stanley Hall juga membagi perkembangan anak menjadi empat tahap, yaitu masa kanak-kanak (0-4 tahun), masa anak (4-8 tahun), masa remaja 8-12 tahun, dan masa remaja sesungguhnya (12-dewasa) (Sukmadinata, 2009: 117).

Berdasarkan uraian yang dikemukakan para ahli, seorang ahli berkebangsaan Perancis yaitu Jean Piaget melakukan penelitian tentang perkembangan kognitif atau kemampuan berpikir pada anak. Lima tahap perkembangan kognitif anak menurut Jean Piaget, yaitu : tahap sensori motor (sensory-motor stage) usia 0-2 tahun, pada masa bayi bisa membedakan dan mengetahui nama-nama benda; tahap pra-operasional (pre-operasional stage) usia 2-7 tahun. Tahap ini terbagi lagi atas tahap prakonseptual (preconceptual stage) usia 2-4 tahun masa awal perkembangan bahasa dengan pemikiran yang sederhana, dan tahap pemikir intuitif (intuitive thought) usia 4-7 tahun, merupakan masa berpikir khayal. Pada tahap praoperasional ini anak belum mampu berpikir abstrak, jangkauan waktu dan tempatnya masih pendek; tahap selanjutnya adalah operasional konkrit (concrete operational), dalam masa ini kemampuan berpikir anak telah lebih tinggi, tetapi masih terbatas kepada hal-hal yang konkrit, ia sudah menguasai operasi-operasi hitungan seperti menambah, mengurangi, melipat, membagi, menyusun, mengurutkan dll; tahap selanjutnya adalah operasional formal (formal operational) usia 11 tahun ke atas. Pada tahap ini kemampuan


(31)

berpikir anak telah sempurna, telah mampu berpikir abstrak, berpikir deduktif dan induktif, berpikir analitis dan sintetis (Sukmadinata, 2009: 118).

Pada masa anak-anak dunianya lebih banyak di sekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan hal itu, ada tiga dorongan yang dialami anak pada masa ini: 1) dorongan untuk keluar rumah dan masuk kekelompok sebaya (peer group), 2) dorongan fisik untuk melakukan berbagai bentuk permainan dan kegiatan yang menuntut keterampilan/gerakan fisik, dan 3) dorongan mental untuk masuk ke dunia konsep, pemikiran, interaksi dan simbol-simbol orang dewasa (Sukmadinata, 2009: 123).

Anak usia SD kelas rendah adalah usia 7-9 tahun, menurut uraian para ahli usia ini masuk dalam tahap masa anak-anak. Menurut perkembangan kognitifnya, masa anak-anak adalah masa operasional kongkret (concrete operational), dalam masa ini kemampuan berpikir anak telah lebih tinggi, tetapi masih terbatas kepada hal-hal yang konkrit, ia sudah menguasai operasi-operasi hitungan seperti menambah, mengurangi, melipat, membagi, menyusun, mengurutkan dll. Pada tahap ini ditandai pula kemampuan anak untuk menciptakan sesuatu dan rasa rendah diri (industry-inferitority). Selain itu, anak usia SD kelas rendah memiliki karakteristik masih ingin bermain diluar rumah bersama teman sebayanya, senang melakukan kegiatan yang menuntut keterampilan fisik, dan memiliki rasa ingin tau untuk berpikir, mengenali konsep dan simbol-simbol.

2.1.2 Perkembangan Bahasa Anak SD Kelas Rendah

Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat dipisahkan dari kegiatan saling berkomunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh


(32)

seseorang dalam pergaulan atau hubungannya dengan orang lain (Sunarto, 2008: 136). Dalam bergaul dan berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa, baik dalam bentuk tulisan, percakapan, bahasa isyarat maupun ekspresi wajah. Bayi yang dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Sejak seorang bayi itu mulai berkomunikasi dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Perkembangan bahasa seseorang (bayi-anak) dimulai dengan meraba (suara atau tanpa bunyi) dan diikuti dengan bahasa satu suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat sederhana, dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks sesuai dengan tingkat perilaku sosial.

Selain itu, perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan (Sunarto, 2008: 137). Perkembangan bahasa anak akan meningkat pada lingkungan belajarnya yaitu sekolah dan lingkungan bermain yaitu bersama teman sebayanya. Anak usia SD lebih bisa memahami dan mengintepretasikan komunikasi oral dan tulisan dan untuk membuat mereka sendiri lebih paham. Bagi anak usia SD, penguasaan bahasa bukan hanya ucapan yang tepat, namun penguasaan cara menggabungkan kata menjadi satu kalimat terstuktur dan efektif. Bagi mereka, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, mengungkapakan perasaan. Dengan bahasa, anak dapat bersosialisasi, bergaul, saling bertukar pikiran, dan bahkan saling menyayangi serta menghormati.

Bahasa erat hubungannya dengan pergaulan sehari-hari. Oleh sebab itu, perkembangan bahasa dipengaruhi beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa adalah (Sunarto, 2008: 139-140):


(33)

1. Umur Anak

Dengan bertambahnya umur anak akan semakin matang, bertambah pengalaman, dan meningkatkan kebutuhan. Semakin bertambah kosakata yang dimiliki. Contohnya, anak kelas III yang berusia 9 tahun sudah dapat memberikan pendapat sementara anak kelas 1 yang berusia 7 tahun belum dapat memberikan pendapat.

2. Kondisi Lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberikan andil yang cukup besar dalam bahasanya. Perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan, dan daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan. Contohnya, anak yang tinggal di kota lebih lancar berbicara dibandingkan anak di daerah terpencil.

3. Kecerdasan Anak

Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenai tanda-tanda, memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkorelasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Contohnya, untuk setiap anak memiliki kemampuan berbeda untuk menirukan suara.

4. Status Sosial Ekonomi Keluarga

Keluarga yang berstatus sosial, ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi perkembangan bahasa anak-anak. Pendidikan keluarga berpengaruh pula terhadap perkembangan bahasa. Contohnya, keluarga yang


(34)

memiliki ekonomi mampu akan menyekolahkan anaknya mulai dari paud sementara keluarga ekonomi kurang langsung menyekolahkan di SD.

5. Kondisi Fisik

Kondisi fisik yang dimaksud adalah kondisi kesehatan anak, orang yang cacat akan terganggu kemampuannya untuk berkomunikasi. Contohnya, anak yang

tuli akan susah menirukan suara dibandingkan anak yang normal.

Kemampuan komunikasi anak usia SD telah diteliti seorang ahli. Hasil penelitian Owens tahun 1996 (Papalia, 2014: 259) menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi anak usia SD adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kemampuan komunikasi anak usia SD

NO USIA ANAK KEMAMPUAN

1 6 tahun a. Memiliki kosa kata yang dapat di komunikasikan b. Mampu menyerap 20000-24000 kata

c. Mampu membuat kalimat meskipun masih dalam bentuk kalimat pendek

d. Pada tarap tertentu sudah mampu mengucapkan kalimat lengkap

2 8 tahun a. Mampu bercakap-cakap dengan menggunakan kosa kata yang di milikinya

b. Mampu mengemukakan ide dan pikirannya meskipun masih sering verbalisme.

3 10 tahun a. Mampu berbicara dalam waktu yang relative lama b. Mampu memahami pembicaraan

4 12 tahun a. Mampu menyerap 50.000 kata.

b. Mampu berbahasa seperti oaring dewasa.

Tabel 2.1 menjelaskan tentang kemampuan komunikasi anak usia SD. Kemampuan yang dapat dicapai berbeda-beda, dapat dilihat dari kemampuan menyerap kata.

2.1.3 Karakteristik Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Rendah

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa sehingga mampu berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan


(35)

apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia diharapkan terjadinya kegiatan berbahasa, yakni kegiatan menggunakan bahasa. Kegiatan berbahasa mencakup kegiatan mendengarkan, kegiatan berbicara, kegiatan membaca, dan kegiatan menulis (Suryaman, 2012: 19). Kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis itu digunakan dalam berkomunikasi, yaitu oleh seseorang dalam berhubungan dengan orang lain. Bahasa dalam berkomunikasi digunakan untuk bertukar pikiran, perasaan, pendapat imajinasi, dll, sehingga terjadi kegiatan sahut-menyahut.

Bahasa menunjang keberhasilan dalam pembelajaran agar dapat mempelajari dan menguasai semua mata pelajaran. Pelajaran bahasa di kelas-kelas rendah dalam pelaksanaannya tidak lepas dengan mata pelajaran lain seperti IPA, IPS, Matematika, dll. Sehingga, keempat aspek berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis sebaiknya mendapat porsi yang seimbang. Mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD bertujuan agar anak memiliki kemampuan sebagai berikut (Suryaman, 2012: 5) :

1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis,

2. Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara,

3. Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan,

4. Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial,


(36)

5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

Sedangkan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD untuk aspek menulis adalah agar siswa memiliki kemampuan melakukan berbagai jenis kegiatan menulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk karangan sederhana, petunjuk, surat, pengumuman, dialog, formulir, teks pidato, laporan, ringkasan, parafrase, serta berbagai karya sastra untuk anak berbentuk cerita, puisi, dan pantun.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah salah satu program yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa siswa, serta sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi anak untuk memhami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Harapan adanya standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia ini adalah (Suryaman, 2012: 4) :

1. Siswa dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkan penghargaan terhadap hasil karya kesastraan dan hasil intelektual bangsa sendiri.

2. Guru dapat memusatkan perhatian kepada pengembangan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dan sumber belajar.


(37)

3. Guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswanya.

4. Orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaan program kebahasaan daan kesastraan di sekolah.

5. Sekolah dapat menyusun program pendidikan tentang kebahasaan dan kesastraan sesuai dengan keadaan siswa dan sumber belajar yang tersedia. 6. Daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar kebahasaan dan

kesastraan sesuai dengan kondisi dan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

Berikut ini merupakan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) membaca dan menulis, dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III semester I.

Tabel 2.2 SK, KD Bahasa Indonesia Kurikulum KTSP

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Membaca 3. Memahami teks dengan membaca nyaring,

membaca intensif, dan membaca dongeng

3.1 Membaca nyaring teks (20-25 kalimat) dengan lafal dan intonasi yang tepat 3.2 Menjelaskan isi teks (100- 150 kata)

melalui membaca intensif

3.3 Menceritakan isi dongeng yang dibaca Menulis

4. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk paragraf dan puisi

4.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan

4.2 Melengkapi puisi anak berdasarkan gambar

Tabel 2.2 adalah SK (Standar Kompetensi), KD (Kompetensi Dasar) Bahasa Indonesia kelas III materi membaca dan menulis dari kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).


(38)

Berikut ini merupakan KD (Kompetensi Dasar), materi, dan Indikator dari kurikulum KBK

Tabel 2.3 KD, Materi, Indikator Bahasa Indonesia Kurikulum KBK

Kompetensi Dasar

Mendengarkan, mengikuti, dan mengingat cerita

Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar

Dongeng atau cerita rakyat Dapat menceritakan sifat pelaku, hal-hal yang menarik dari dongeng yang telah didengar dan menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri. Kompetensi Dasar

Bercerita

Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar

Pengalaman pribadi Dapat menceritakan pengalaman pribadi (yang berkesan, yang menarik, atau yang menyedihkan) secara berurutan, menggunakan kalimat lebih panjang daripada kelas II.

Kompetensi Dasar Membaca dalam hati (intensif)

Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar

 Teks sederhana yang terdiri atas dua atau tiga paragraf

 Cerita atau dongeng

 Dapat melengkapi jawaban pertanyaan atau menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

 Dapat menjawab pertanyaan, menyatakan pendapat atau perasaan dan dapat menyimpulkan isinya dalam satu kalimat. Kompetensi Dasar

Membaca denah

Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar

Denah sesuai petunjuk Dapat memahami isi denah dengan mengikuti petunjuk dan menjelaskan kepada orang lain Kompetensi Dasar

Membaca bersuara (nyaring)

Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar

 Tipe teks yang agak panjang daripada teks kelas I dan II, agak padat seperti surat sederhana, deskripsi, iklan, peraturan

 Kartu-kartu kalimat dan meyusunnya menjadi cerita

 Dapat membaca beragam teks dengan intonasi yang sesuai dengan isi teks sehinga dapat dipahami orang lain.

 Dapat meyusun kalimat-kalimat acak menjadi cerita yang runtut serta membacakannya.

Kompetensi Dasar Menerapkan EYD dalam menulis

Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar

 Huruf kapital

 Tanda titik

 Tanda hubung

 Menulis huruf kapital untuk nama suku bangsa, nama bangsa, nama judul karangan

 Memberi tanda titik untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik.

 Memberi tanda hubung untuk menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris

Kompetensi Dasar Menulis dari pikiran sendiri


(39)

Materi Pokok Indikator Pencapaian Hasil Belajar

 Karangan dari pikirannya sendiri seperti: diskripsi, surat, slogan

 Ringkasan dari ragam teks yang telah

 Dapat menulis berbagai bentuk tulisan dari pikirannya sendiri dalam beberapa kalimat atau beberapa paragraf pendek (kreativitas siswa diutamakan)

 Dapat menulis ringkasandalam beberapa kalimat, menggunakan kata-katanya sendiri

Tabel 2.3 merupakan KD, materi, dan indikator mata pelajaran Bahasa Indonesia materi membaca dan menulis dari KBK.

Pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya di kelas rendah, harus mempertimbangkan kesesuaian dengan perkembangan siswa sesuai kelasnya. Kualitas hasil pembelajaran Bahasa Indonesia dipengaruhi berbagai faktor. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah bahan ajar yang digunakan dalam proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Proses tersebut menyangkut pemberian materi ajar kepada siswa, kegiatan guru dan siswa, interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan bahan ajar, alat dan lingkungan belajar serta cara dan alat evaluasi dan kesesuaian dengan kebutuhan perkembangan anak itu sendiri. Guru sebagai model dalam berbahasa (membaca dan menulis) selama proses pembelajaran berlangsung serta bertindak sebagai fasilitator dan memberikan umpan balik yang positif.

2.1.4 Buku Suplemen

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas (National Center for Vocational Education Research Ltd dalam Prastowo, 2014: 138). Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis sehingga tercipta suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar (Prastowo, 2014: 138). Adapula yang berpendapat bahwa


(40)

bahan ajar adalah informasi, alat, dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Prastowo, 2014: 138). Pandangan ini dilengkapi oleh Pannen bahwa bahan ajar adalah bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa bahan ajar secara umum pada dasarnya merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran (Prastowo, 2014: 138).

Fungsi bahan ajar bagi guru adalah (Prastowo, 2014: 140) 1) sebagai pedoman bagi guru untuk mengarahkan semua aktivitas dalam proses pembelajara, 2) meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif, 3) mengubah peran pendidik dari pengajar menjadi seorang pendidik (Prastowo, 2014: 139). Sedangkan fungsi bahan ajar bagi siswa adalah 1) pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, 2) siswa dapat belajar mandiri, 3) siswa dapat belajar kapan saja dan dimana saja, 4) siswa dapat belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing.

Adapun bentuk-bentuk bahan ajar diantaranya hand out, buku ajar, modul, LKS (Lembar Kerja Siswa), leaflet, model/market, CD audio pembelajaran, kaset audio pembelajaran, video pembelajaran dan lain sebagainya (Prastowo, 2014: 149).


(41)

Buku merupakan bahan ajar yang berbasis cetak (Prastowo, 2014: 149). Bahan cetak (printed) adalah sejumlah bahan yang disiapkan dalam kertas, yang berfungsi untuk keperluan pembelajaran atau penyampaian informasi (Prastowo, 2014: 148). Sedangkan, pengertian suplemen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang ditambahkan untuk melengkapi atau tambahan. Sehingga dapat dijelaskan, buku suplemen adalah bahan ajar tambahan untuk melengkapi bahan ajar yang sudah ada, yang disiapkan dalam bentuk cetak (kertas) berfungsi untuk penyampaian informasi dalam pembelajaran.

Pengembangan bahan ajar melibatkan sejumlah langkah yang harus ditempuh oleh seorang pengembangan. Menurut Sudjana dalam Trianto (2009: 177) untuk melaksanakan pengembangan diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan sistem pendidikan. Dalam pengembangan perangkat pembelajaran (bahan ajar) dikenal tiga macam model pengembangan perangkat, yaitu: model Dick-Carey, model 4-D, dan model Kemp. Salah satu model pengembangan yang sering digunakan adalah model pengembangan Kemp.

Jerold E Kemp dalam Trianto (2009: 179), mengatakan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat dapat dimulai dari titik manapun di dalam siklus tersebut. Berikut ini akan dipaparkan tahapan model pengembangan menurut Jerold E Kemp yang telah direvisi oleh Trianto (Trianto, 2009: 179-186):


(42)

Gambar 2.1 Sistem Pengembangan Bahan Ajar Menurut Jerold E Kemp Berdasarkan gambar tersebut, unsur-unsur pengembangan bahan ajar menurut model Jerold E Kemp meliputi (Trianto, 2009: 180-186):

1. Identifikasi Masalah Pembelajaran (Instructional Problems)

Tahap ini bertujuan untuk mengindentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Bahan kajian, pokok bahasan, atau materi yang dikembangkan, selanjutnya alternatif atau cara pembelajaran yang sesuai dalam upaya pencapaian tujuan seperti yang diharapkan dalam kurikulum. 2. Analisis Siswa (Learner Characteristic)

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman baik individu maupun kelompok. Analisis siswa tersebut adalah:


(43)

a. Tingkah Laku Awal Siswa

Tingkah laku awal siswa diidentifikasi keterampilan-keterampilan khusus sebelum melaksanakan proses pembelajaran. Kardi dalam Trianto (2009: 180), mengatakan perlunya mengidentifikasi keterampilan khusus yang harus dapat siswa lakukan untuk memulai pembelajaran agar dapat berjalan lancar dan efektif serta efisien.

b. Karakteristik Siswa

Karakteristik siswa dianalisis dengan memperhatikan ciri, kemampuan, dan pengalaman siswa baik sebagai individu maupun kelompok. Menurut Ibrahim dalam Trianto (2009: 180), analisis karakteristik ini antara lain: kemampuan akademik, usia dan tingkat kedewasaan, motivasi terhadap mata pelajaran, pengalaman, keterampilan psikomotor, kemampuan bekerja sama, keterampilan sosial, dan sebagainya. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk menyiapkan perangkat pembelajaran.

3. Analisis Tugas (Task Analysis)

Jerold E Kemp dalam Trianto (2009: 181), mengatakan analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Analisis tugas ini dilakukan untuk mengetahui dan menentukan model pembelajaran untuk mencapai tujuan, sehingga analisis ini mencakup analisis isi pelajaran, konsep, prosedural, pemrosesan informasi yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).


(44)

Berikut ini diuraikan secara lengkap bagian dari analisis tugas : 1) Analisis struktur isi, dilakukan dengan mencermati kurikulum mulai dari bahan kajian, pokok bahasan, sub pokok bahasan, serta perincian isi pokok bahasan. 2) Analisis konsep, menurut Jerold E Kemp dalam Trianto (2009: 182), analisis konsep digunakan untuk mengidentifikasi fakta, konsep, prinsip, dan aturan yang dibutuhkan dalam pengajaran. 3) Analisis prosedural, dilakukan dengan mengidentifikasi tahap-tahap penyelesaian tugas sesuai dengan bahan kajian. 4) Analisis pemrosesan informasi, dilakukan untuk mengelompokan tugas-tugas yang dilaksanakan siswa selama pembelajaran dengan mempertimbangkan waktu. 4. Merumuskan Indikator (Instructional Objective)

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan. Menurut Kardi dalam Trianto (2009: 182) perumusan indikator didasarkan pada analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa. Secara spesifik tujuan pembelajaran dilakukan untuk mengkonversikan analisis tugas dan analisis konsep menjadi tujuan pembelajaran khusus yang lebih operasional.

5. Urutan Isi (Content Sequencing)

Menentukan urutan isi berdasarkan tingkat kesuitannya untuk membantu siswa dalam memahami pembelajaran.

6. Strategi Pembelajaran (Instructional Strategies)

Pemilihan strategi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan khusus yang akan dicapai. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan dan metode; pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.


(45)

7. Cara Penyampaian Pesan atau Isi Pembelajaran (Instructional Delivery)

Menyampaikan pembelajaran dengan menentukan gambar atau media yang akan digunakan dalam pembelajaran yang dapat membantu siswa memahami pengetahuan

8. Penyusunan Instrumen Evaluasi (Evaluation Instrument)

Penyusunan tes evaluasi hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikator dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab benar, dalam bidang pengujian dan pengukuran, hubungan ini merupakan petunjuk keabsahan soal ujian.

9. Pemilihan Media atau Sumber Pembelajaran (Instructional Resources)

Pemilihan media dan sumber belajar didasarkan hasil analisis tujuan, karakteristik siswa, dan tugas. Keberhasilan pembelajaran sangat bergantung pada penggunaan sumber belajar atau media yag dipilih.

10. Evaluasi Formatif

Penilaian formatif dilaksanakan selama pengebangan dan uji coba. Penilaian ini berfungsi untuk memberikan informasi tentang kelemahan dalam perncanaan pengajaran sehingga berbagai kekurangan dapat dihindari sebelum program terpakai secara luas.

11. Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran. Penilaian sumatif meliputi, hasil ujian akhir unit, dan uji akhir untuk pelajaran tertentu.


(46)

Bahan ajar yang telah dikembangkan memiliki manfaat baik bagi guru maupun siswa. Berikut ini dijelaskkan manfaat dari pengembangan bahan ajar bagi guru dan siswa. Manfaat bahan ajar bagi guru (Prastowo, 2014: 141) : 1) diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai kebutuhan siswa, 2) tidak lagi tergantung pada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, 3) bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan mengunakan berbagai referensi, 4) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, 5) bahan ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa karena siswa akan merasa lebih percaya diri kepada gurunya, 6) diperoleh bahan ajar yang dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang dibuat bervariasi memberikan manfaat bagi siswa, yaitu (Prastowo, 2014: 142) : 1) kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik, 2) akan lebih mendapatkan kesempatan untuk belajar secara mandiri dengan bimbingan pendidik, 3) akan mendapatkan kemudahan dalam memperlajari setiap kompetensi yang harus dikuasai.


(47)

2.2 Penelitian yang Relevan

Penelitian pengembangan bahan ajar membaca dan menulis permulaan mengacu pada Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai pada penelitian yang sebelumnya sudah pernah ada. Berikut ini merupakan tiga penelitian relevan yang sesuai dengan penelitian pengembangan bahan ajar.

Pertama, penelitian pengembangan berjudul “Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema meneladani sikap pahlawan bangsaku untuk siswa kelas IV sekolah dasar”, yang dilakukan oleh Wismantaka (2014). Penelitian ini menghasilkan produk bahan ajar yang mengacu pada kurikulum 2013 dan menggunakan pendekatan tematik integratif, pendekatan saintifik, pendidikan karakter berbasis budaya lokal, serta penilaian secara otentik pada kegiatan belajar untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Prosedur pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu memodifikasi model pegembangan Jeorld E Kemp yang telah direvisi dan langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall. Penelitian tersebut menghasilkan rerata skor 4,43 dan termasuk “sangat baik” setelah melakukan tahap uji coba di SD Pangudi Luhur Sedayu.

Kedua, jurnal artikel ilmiah yang ditulis oleh Langi, Tahir & Idris (2012) dengan judul “Peningkatan kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan kartu huruf di kelas 1 SD Negeri 2 Wombo”. Peneliti memaparkan bahwa kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas I SDN 2 Wombo dapat ditingkatkan dengan menggunakan kartu huruf. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah 1) lembar observasi guru, 2) lembar observasi siswa, dan 3) penilaian tes perorangan. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa


(48)

peningkatan kemampuan siswa membaca dan menulis permulaan dengan menggunakan media kartu huruf yakni dengan presentase peningkatan kemampuan siswa pada penelitian sebelum tindakan terdapat 5 siswa 33,33% yang termasuk dalam kategori kurang. Pada penelitian siklus I menunjukkan presentase aktivitas guru sebesar 89,28% (kriteria baik). Pada siklus II persentase penilaian aktivitas guru sebesar 98,21% (kriteria sangat baik). Dengan demikian, melalui media kartu huruf dapat meningkatkan kemampuan siswa membaca dan menulis pada siswa kelas I SDN 2 Wombo.

Ketiga, jurnal artikel ilmiah yang ditulis oleh Wibowo, (2012) dengan judul

“Pengembangan Buku Pelajaran Bahasa Indonesia Berdasarkan Kesantunan Subkultur Jawa-Negarigung Untuk Siswa Sd Kelas Vi Semester 1”. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan model Borg dan Gall. Berdasarkan teknik analisis kebutuhan dengan presentase, peneliti memaparkan bahwa siswa dan guru terbukti sangat membutuhkan buku pelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan kesantunan berbahasa, rerata skor kebutuhan 64,14 (siswa) dan 64,3 (guru). Dari hasil penelitian, disarankan pembelajaran Bahasa Indonesia menggunakan buku pelajaran yang memperhatikan kesantunan berbahasa dan penyusunan buku pelajaran Bahasa Indonesia untuk SD di wilayah subkultur Jawa-Negarigung menggunakan hasil penelitian ini sebagai panduan. Selain itu, produk penelitian ini hendaknya dijadikan model pengembangan buku pelajaran Bahasa Indonesia SD untuk wilayah subkultur Jawa-Negarigung dan penggunaan produk penelitian ini dalam pembelajaran perlu diuji tingkat keefektifannya.


(49)

Gambar 2.2 Literatur Map Penelitian yang Relevan Wismantaka (2014) dengan

judul “Pengembangan bahan ajar mengacu kurikulum 2013 subtema meneladani sikap pahlawan bangsaku untuk siswa

kelas IV sekolah dasar”.

Wibowo, (2012) dengan judul

“Pengembangan Buku Pelajaran

Bahasa Indonesia Berdasarkan Kesantunan Subkultur Jawa-Negarigung Untuk Siswa Sd Kelas Vi Semester 1”.

Langi, Tahir & Idris (2012) dengan judul “Peningkatan kemampuan membaca dan menulis dengan menggunakan kartu huruf di kelas 1 SD Negeri

2 Wombo”.

Witasari (2015) dengan judul Pengembangan buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswakelas III semester I di SD Negeri Somokaton I”.


(50)

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian di atas maka disusun kerangka berpikir tentang pengembangan bahan ajar berupa buku suplemen membaca dan menulis permulaan mengacu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) untuk siswa SD kelas III semester I. Bahan ajar yang digunakan untuk belajar membaca dan menulis kurang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan belajar siswa. Pemerintah sudah menerbitkan bahan ajar yang sesuai kurikulum, namun masih perlu adanya bahan ajar tambahan agar bahan ajar yang digunakan untuk siswa berlatih membaca dan menulis semakin layak dan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan belajar siswa.

Berdasarkan masalah tersebut peneliti berusaha mengembangkan bahan ajar yang diambil dengan menganalisis kurikulum KBK dan KTSP sehingga tersusunlah SK, KD dan indikator baru untuk siswa SD kelas III. Membaca menulis permulaan (MMP) merupakan modal awal bagi siswa kelas rendah untuk dapat belajar materi mata pelajaran yang lain ditingkat berikutnya. Peneliti menyusun bahan ajar berupa buku latihan yang diberi judul “Buku Suplemen MMP Bahasa Indonesia untuk siswa SD Kelas III Semester I”. Buku suplemen ini mengacu pada indikator baru yang dirumuskan dari perpaduan kurikulum KBK dan KTSP. Kegiatan belajar dalam buku suplemen ini disusun secara variatif dan menarik agar siswa tertarik untuk berlatih membaca dan menulis. Peneliti menyusun buku suplemen dengan menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan siswa kelas III. Penyusunan buku suplemen memperhatikan penggunaan bahasa


(51)

yang berpedoman pada EYD, selain itu kegiatan menulis siswa diarahkan dalam tulisan tegak bersambung.

Buku suplemen MMP ini tidak hanya menekankan pada kegiatan membaca dan menulis saja melainkan pendidikan karakter juga diperhatikan. Melalui bacaan-bacaan dan cerita yang disajikan menggandung pesan dan amanat bagi siswa. Bahan ajar yang ingin dikembangkan oleh penliti belum sempurna dan masih perlu perbaikan.

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian teori diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

2.4.1 Bagaimana mengembangkan buku suplemen membaca dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I SD Somokaton 1?

2.4.2 Bagaimana kualitas-kualitas buku suplemen membaca dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I SD Somokaton 1 menurut pakar Bahasa Indonesia SD?

2.4.3 Bagaimana kualitas buku suplemen membaca dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I SD Somokaton 1 menurut guru SD Bahasa Indonesia?

2.4.4 Bagaimana kualitas buku suplemen membaca dan menulis permulaan dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas III semester I SD Somokaton 1 menurut hasil uji coba terbatas?


(52)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III mengemukakan: 1) Jenis penelitian, 2) prosedur pengembangan, meliputi potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba desain, revisi desain 3) Jadwal pelaksanaan penelitian, 4) uji coba produk meliputi, desain uji coba, subjek uji coba, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan, yang biasanya lebih dikenal sebagai penelitian R&D (Research and Development). Menurut Sugiyono (2012: 297) Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Penelitian ini mengikuti langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall.

Menurut Borg dan Gall (Sugiyono, 2008: 298-311) ada langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Langkah-langkah Prosedur Pengembangan Menurut Borg dan Gall

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Revisi Desain Validasi

Desain Desain

Produk

Produk Masal Revisi

Produk

Revisi Produk Uji Coba

Pemakaian

Uji Coba Produk


(53)

Penelitian pengembangan buku suplemen ini menggunakan 7 langkah pengembangan dari 10 langkah yang dikemukakan oleh Borg dan Gall. Ketujuh langkah tersebut adalah

Gambar 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Buku Suplemen 1. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh informasi tentang masalah yang ada di lapangan. Peneliti melakukan wawancara dengan guru SD kelas III dan pengamatan masalah di lapangan.

2. Pengumpulan Data

Setelah menemukan potensi dan masalah langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Pengumpulan data untuk memperoleh informasi dilakukan melalui observasi, wawancara, dan kajian pustaka. Informasi yang diperoleh digunakan untuk perencanaan pembuatan produk untuk mengatasi masalah. 3. Desain Produk

Desain produk digunakan untuk pedoman atau acuan dalam penyusunan produk. Di dalam desain produk disertakan gambar kerja, bagan, atau uraian singkat untuk membantu pemahaman.

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Revisi Desain Validasi

Desain Desain

Produk

Revisi Produk Uji Coba


(54)

4. Validasi Desain

Produk yang telah dibuat selanjutnya divalidasi. Validasi desain merupakan kegiatan untuk menilai rancangan produk yang telah dibuat. Tujuan dari validasi adalah mengetahui kekurangan dan kelebihan produk untuk dapat diperbaiki. Validasi dilakukan kepada dua pakar Bahasa Indonesia dan dua guru SD yang berkompeten untuk menilai produk baru yang telah didesain.

5. Revisi Desain

Revisi desain produk dilakukan berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar dan guru. Dalam validasi pakar dan guru memberikan komentar dan saran perbaikan untuk produk yang dibuat. Saran yang diberikan tersebut dipergunakan untuk pedoman dalam memperbaiki produk. Selanjutnya, produk yang telah direvisi dipergunakan untuk uji coba produk di lapangan.

6. Uji Coba Produk

Uji coba produk dilaksanakan langsung kepada subyek penelitian terbatas di lapangan yaitu enam siswa SD kelas III. Produk kemudian dinilai dan diberi komentar dan saran perbaikan.

7. Revisi Produk

Revisi produk akhir dikerjakan berdasarkan hasil uji lapangan hingga menjadi produk siap jadi.

Penelitian menggunakan 7 langkah pengembangan karena pengembangan produk bahan ajar membaca dan menulis permulaan ini merupakan pengembangan secara terbatas dan masih memerlukan masukan serta saran dari semua pihak sehingga bahan ajar layak digunakan oleh siswa. Keterbatasan waktu


(55)

yang diberikan dari pihak sekolah untuk mengatur jadwal menyebabkan penelitian ini menggunakan 7 langkah pengembangan. Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa bahan ajar berupa buku suplemen.

3.2 Prosedur Pengembangan

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang mengikuti modifikasi antara model pengembangan Jerold E Kemp dan langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall. Penelitian ini menghasilkan desain produk hasil uji coba terbatas berupa bahan ajar berupa buku suplemen.

Prosedur pengembangan buku suplemen ini menggunakan modifikasi model pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan langkah-langkah pengembangan Borg dan Gall. Pengembangan buku ini melalui 7 langkah prosedur pengembangan, yaitu langkah 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi ahli, 5) revisi desain, 6) uji coba desain, 7) revisi desain sampai menghasilkan desain produk hasil uji coba terbatas yang berupa buku suplemen muatan pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa SD kelas III semester I. Peneliti akan menjelaskan ketujuh langkah tersebut dalam gambar lengkap dengan penjelasan di bawahnya:


(56)

Gambar 3.3 Langkah-langkah Pengembangan Buku Suplemen

LANGKAH 5 Revisi Desain Produk

LANGKAH 6 Uji Coba Produk Terbatas

Uji coba terbatas dilaksanakan pada siswa SD kelas III LANGKAH 4

Validasi Desain Produk

Dua pakar ahli Bahasa Indonesia SD Dua guru SD kelas III

LANGKAH 7 Revisi Produk

Revisi akhir untuk produk akhir berupa buku suplemenMMP kelas IIISD

Langkah 3 Desain Produk Analisis SK, KD kurikulum

KBK dan KTSP

Menyusun Indikator baru berdasarkan hasil analisis

Menyusun materi berdasarkan SK, KD dan indikator baru yang telah dirumuskan Analisis SK, KD

MMP kurikulum KBK kelas III semester I

Analisis SK, KD MMP kurikulum KTSP kelas III semester I

Menyusun desain produk LANGKAH 2 Pengumpulan Data

Data Hasil Wawancara


(57)

Gambar 3.3 menujukan langkah-langkah yang dilakukan peneliti intuk mengembangkan buku suplemen. Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya: 1) potensi masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi desain produk, 5) revisi desain produk, 6) uji coba terbatas, dan revisi produk.

3.2.1 Potensi dan Masalah

Penelitian yang peneliti lakukan bersumber dari adanya potensi dan masalah. Potensi dan masalah dapat peneliti ketahui dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilaksanakan dengan melakukan wawancara langsung dengan Ibu IH. selaku wali kelas III SD Negeri Somokaton I. Wawancara peneliti lakukan pada hari Senin, 6 April 2015 di SD Negeri Somokaton I. Wawancara ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas III di lapangan, menyangkut ketersediaan bahan ajar yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan wawancara diperoleh keterangan bahan ajar yang sudah ada kurang memenuhi kebutuhan belajar siswa sehingga diperlukan bahan ajar tambahan yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan belajar siswa tersebut. Berdasarkan analisis kebutuhan, peneliti berharap bahan ajar yang akan dikembangkan disusun sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan belajar siswa SD kelas III.

3.2.2 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara. Peneliti menyusun daftar pertanyaan yang akan digunakan untuk memperoleh informasi tentang kesulitan MMP untuk siswa SD kelas III. Hasil wawancara tersebut digunakan


(58)

sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan produk yang berupa bahan ajar berupa buku suplemen MMP untuk siswa SD kelas III. Pengumpulan data untuk pembuatan bahan ajar dilakukan dengan melakukan studi pustaka, mencari bahan melalui internet, dan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber.

3.2.3 Desain Produk

Desain produk dimulai dengan menentukan desain awal bahan ajar. Desain awal yang dilakukan adalah menganalisis Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkah satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia. Peneliti selanjutnya merumuskan indikator baru berdasarkan pada KD hasil analisis kurikulum KBK dan KTSP. Indikator baru yang telah dibuat dikelompokan dan disusun untuk menjadi rangkaian kegiatan belajar yang variatif bagi siswa.

Peneliti menyusun buku suplemen dengan kegiatan belajar yang berdasarkan pada indikator baru yang telah dibuat. Kegiatan belajar dibuat semenarik mungkin dengan kegiatan belajar yang variatif, gambar menarik, bacaan yang menarik, dan warna yang serasi. Peneliti mencantumkan riview diakhir kegiatan belajar untuk mengetahui ketercapaian tujuan belajar yang diharapkan dalam bahan ajar. Selain itu, diakhir kegiatan belajar diberikan refleksi bagi siswa untuk mengetahui suasana hati dan kepuasan siswa setelah belajar dengan buku suplemen ini.

3.2.4 Validasi Desain

Peneliti menggunakan validasi pakar (expert judgement) sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan bahan ajar. Produk yang


(59)

akan dikembangkan akan divalidasi oleh dua validator pakar Bahasa Indonesia yaitu dosen dan dua guru SD kelas III. Validasi produk ini bertujuan untuk memperoleh komentar dan saran perbaiakan serta penilaian produk yang dikembangkan oleh penliti. Komentar dan saran perbaikan tersebut untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan produk yang akan digunakan sebagai pedolaman dalam revisi terhadap produk.

3.2.5 Revisi Desain

Revisi desain dilakukan, setelah mendapatkan komentar dan saran perbaikan, peneliti melakukan revisi terhadap produk yang dibuat berdasarkan hasil validasi pakar baik dosen maupun guru SD. Revisi dilakukan untuk memperbaiki dan melengkapi kekurangan dari produk yang telah divalidasi oleh pakar, sehingga produk layak untuk dilakukan uji coba lapangan.

3.2.6 Uji Coba Desain

Setelah melakukan revisi maka produk yang sudah direvisi siap untuk diuji coba. Uji coba dilakukan kepada siswa kelas III SD Negeri Somokaton I. Selesai uji coba, siswa diberi kuesioner yang terdiri dari 13 butir pernyataan untuk menilai apakah produk yang dibuat sudah sesuai dan baik untuk siswa. Hasil uji coba ini merupakan evaluasi formatif 2 terhadap desain produk pengembangan bahan ajar berupa buku suplemen.

3.2.7 Revisi Desain

Revisi desain ini dilakukan setelah uji coba produk dilapangan. Produk yang sudah diujicobakan kepada siswa akan mendapatkan masukan dari siswa. Hasil revisi dari produk ini akan menjadi desain produk final bahan ajar berupa buku


(1)

Jelaskan denahmu secara singkat dalam tulisan tegak bersambung!

Jelaskan denahmu secara singkat dalam tulisan tegak bersambung!


(2)

Pilihlah gambar dengan memberi tanda (√) sesuai perasaan belajarmu hari ini!

REVIEW

REFLEKSI

Buatlah denah sekolahmu!

Pilihlah gambar dengan memberi tanda (√) sesuai perasaan belajarmu hari ini!

REVIEW

REFLEKSI

Buatlah denah sekolahmu!


(3)

Kompetensi Dasar

6. Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan

Indikator

6.6 Menulis paragraf dengan tegak bersambung berdasarkan susunan kartu kalimat dengan membenarkan penggunaan ejaan

Susunlah kalimat-kalimatyang tersedia ke dalam sebuah paragaraf yang baik dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar dengan tulisan tegak bersambung!

KEGIATAN BELAJAR 1

1 2 3

Keluarga Kebun

binatang Hari

Minggu

Waktu : 35 menit

Kompetensi Dasar

6. Menyusun paragraf berdasarkan bahan yang tersedia dengan memperhatikan penggunaan ejaan

Indikator

6.6 Menulis paragraf dengan tegak bersambung berdasarkan susunan kartu kalimat dengan membenarkan penggunaan ejaan

Susunlah kalimat-kalimatyang tersedia ke dalam sebuah paragaraf yang baik dengan memperhatikan penggunaan ejaan yang benar dengan tulisan tegak bersambung!

KEGIATAN BELAJAR 1

1 2 3

Keluarga Kebun

binatang Hari

Minggu


(4)

Susunlah kalimat-kalimat berikut menjadi sebuah cerita yang baik! 1. Di tempat umum kita juga harus memiliki sikap toleransi antar sesama. 2. Halte bis sangat ramai, ada seorang ibu yang menggendong anaknya.

3. Tempat duduk di halte bis sudah penuh orang, Ardi mempersilahkan ibu tersebut untuk duduk di tempat duduknya.

4. Pulang sekolah Ardi menunggu bis di halte.

REVIEW

Susunlah kalimat-kalimat berikut menjadi sebuah cerita yang baik! 1. Di tempat umum kita juga harus memiliki sikap toleransi antar sesama. 2. Halte bis sangat ramai, ada seorang ibu yang menggendong anaknya.

3. Tempat duduk di halte bis sudah penuh orang, Ardi mempersilahkan ibu tersebut untuk duduk di tempat duduknya.

4. Pulang sekolah Ardi menunggu bis di halte.


(5)

Pilihlah gambar dengan memberi tanda (√) sesuai perasaan belajarmu hari ini!


(6)

Tim Keluarga Mandiri. Panduan Belajar karakter Prima Bahasa Indonesia kelas 3 Semester 1. Sragen: CV Keluarga Mandiri.

Tim KKPS Kab. Sragen. Bahan Ajar Bahasa Indonesia kelas 3 semester 1. Sragen. Ismoyo, Romiyatun. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta :

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Nur’aini Umri.2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Darmadi, Kaswan. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Daftar Referensi

Tim Keluarga Mandiri. Panduan Belajar karakter Prima Bahasa Indonesia kelas 3

Semester 1. Sragen: CV Keluarga Mandiri.

Tim KKPS Kab. Sragen. Bahan Ajar Bahasa Indonesia kelas 3 semester 1. Sragen. Ismoyo, Romiyatun. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta :

Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Nur’aini Umri.2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : Pusat

Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Darmadi, Kaswan. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas III. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.